Beginilah kondisi rumah baru sehari saja Andin berkunjung ke rumah orangtuanya. Bungkus makanan dimana-mana, cucian piring menggunung sampai berbau busuk, cucian baju banyak yang kotor.
Bangun tidur, Firman kesusahan mencari bajunya yang bersih. Karena sebagian baju masih berada di keranjang kotor.
"G*la baru sehari udah kerepotan begini" gumamnya pada diri sendiri.
Mau tak mau Firman harus menyetrika bajunya sendiri sebelum berangkat bekerja. Sesampainya di ruang tamu, ia tak mendapati ibu dan adiknya. Entah adiknya itu dimana berada. Sudah beberapa hari ini tidak pulang. Ibunya bahkan tidak khawatir sama sekali.
Firman pun berangkat kerja dengan perasaan dongkol yang berlebih, tidak sarapan, hampir telat karena harus menyetrika baju terlebih dahulu. Entahlah, saat ia melihat istrinya di rumah seakan-akan ia tidak minat lagi pada istrinya. Namun baru ditinggal sehari saja ia sudah keteteran.
Apalagi hari ini ia harus menjemput kekasihnya dahulu, Shela.
"Kok baru dateng sih masss, lihat hampir telat Loh aku" gerutu Shela saat baru memasuki mobil Firman.
"Maaf, tadi mas harus nyetrika baju dulu"
"Eh istrimu itu ga nyetrika semua bajumu sebelum dia pulang kampung? "
"Hmmm" hanya gelengan saja Firman menjawab pertanyaan Shela.
**
Hal berbeda dirasakan Andin yang saat ini sedang memasak bersama mamanya di kediaman orangtuanya.
"Maa, aku seneeeng banget bisa masak bareng sama mama, kangen banget tau akuu" ucap Andin sembari memeluk mamanya dari belakang.
"Mama juga kangeen sama adek. Oh iya semalem kakakmu telpon mama, mama bilang kalo kamu pulang ke rumah. Dia exited dong. Pengen buru-buru kesini. Tapi mama bilang buat gausah dipaksain. Kasihan anaknya"
"Pasti lucu banget ya maa anaknya ka Dewa, jadi pengen lihat"
"Haha asal kamu sering-sering kesini juga nanti ketemu"
Sedangkan di ruang keluarga, pak Budi dan Fara sedang menonton TV bersama. Mereka benar-benar menikmati momen antara cucu dan opa. Lihatlah, betapa bahagia opa2 tampan satu itu.
"Sarapan sudah siaaappp, ayo pa ajak cucunya sarapan dulu" ucap Bu Margareth dari ruang makan.
"Yeeee, sarapan siappp" jawab Fara dengan riangnya.
Mereka menikmati sarapan dalam diam. Karena sudah menjadi kebiasaan jika makan tidak boleh ada yang berbicara. Tak lupa ibu margareth menyuruh para asisten rumah tangga untuk sekalian sarapan. Menu makanan pun tak ia beda-bedakan. Hanya tempatnya saja yang berbeda. Para majikan berada di ruang makan, dan para asisten rumah tangga berada di dapur.
30 menit berlalu, sarapan mereka telah selesai. Rencananya, hari ini opa dan oma akan mengajak Fara jalan-jalan ke kebun binatang. Namun Andin menolah ikut dengan alasan ingin bermalas-malasan saja di rumah.
**
"Tomi, hari ini ada meeting dimana? " tanyanya pada sangat asisten pribadi.
Hingga kini, Alex sama sekali belum menemukan sekretaris yang baru. Bahkan sekretarisnya yang lama dua hari yang lalu telah resign. Karena kehamilannya sudah menjelang hpl.
"Jadwal bapak hari ini hanya memiliki satu janjian meeting dengan bapak Bram dari perusahaan X. Namun ia meminta kita untuk meeting di luar kota. Dan itu memakan waktu sampai 3 jam jika menggunakan jalur darat"
"Kapan aku menyetujui kita akan meeting di luar kota? " tanyanya cukup heran. Ia lupa pernah mengiyakan permintaan client nya itu.
"Emmm, sebelumya mohon maaf Pak, bapak memang pernah mengiyakan permintaan client kita beberapa hari yang lalu. Beliau sebenarnya ingin kesini. Namun suatu kendala menyebabkan beliau tidak bisa hadir. Jadi anda yang mengalah untuk mendatangi beliau"
Alis Alex terangkat sebelah menandakan ia sedikit keberatan dengan permintaan client nya tersebut. Namun, demi keprofesionalan pekerjaan akhirnya ia menyetujui. Ia akan menggunakan pesawat pribadinya menuju kota X hari ini juga.
Tepat pukul 10 WIB, pesawat yang ditumpangi Alex telah sampai di bandara.
Tomi segera memesan taxi untuk mengantar mereka ke tempat pertemuan.
Cafe yang baru buka menjadi pilihan client Alex untuk mengadakan pertemuan. Cafe tersebut memiliki ruang rapat pribadi dengan segala fasilitas yang lumayan apik. Sudah selayaknya ruang pertemuan di kantor-kantor. Bedanya, di pojok ruangan terdapat sebuah bar yang menyediakan berbagai sloki minuman.
"Selamat datang Tuan Alex, mohon maaf saya harus membuat Anda terbang kesini mendadak" sapa seorang laki-laki berperawakan sedikit gempal dengan perut yang buncit, kepala plontos dan kulit sedikit eksotis.
"Anda adalah pak Bram? " tanya Alex saat ia sudah berada tepat di depan pal Bram.
"Iya, saya Bramantyo, sering dipanggil om Bram. Hahaha"
Alis Alex sedikit terangkat mendengar kata-kata pak Bram.
"Orang ini kelihatan sehat, apa yang mendasari ia membatalkan kedatangannya ke perusahaan ku" batin Alex.
"Mari-mari duduk tuan Alex, saya akan mentraktir anda dengan berbagai minuman yang tersedia" tunjukkan pada sederet minuman yang tersedia di bar.
"Maaf, saya tidak minum" tolak Alex dengan halus
"Oh maaf sebelumnya. Saya tidak tahu" sengir pak Bram.
Tak tak tak.
Tak lama muncullah seorang wanita dengan tubuh tinggi semampai, make up tebal, rambut pirang dan baju yang kekurangan bahan.
"Ahhh my princess" sapa pak Bram pada Listi, yang tak lain adalah putrinya. Ia langsung menarik lengan Listi untuk duduk di sebelahnya. Tepat di sebrang Alex.
Dasar Bram ini si paling tidak mau rugi, ia sengaja mengajak putrinya untuk ikut dalam pertemuan kali ini, ia berharap Alex akan tertarik dengan putrinya. Sehingga kedepannya ia bisa menguasai perusahaan yang Alex pimpin.
Alex yang mengetahui niat licik pak Bram hanya tersenyum simpul dan memberi kode pada Tomi. Tomi yang sudah hafal dengan segala kode yang diberikan oleh Alex hanya menganggukkan kepala.
"Pelayan" teriak pak Bram pada pelayan yang memang sudah menunggu para petinggi itu untuk memesan makanan.
"Silahkan pak Alex, anda pesan terlebih dahulu"
"Saya pesan kopi hitam saja, Tomi?" Tanyanya pada sangat asisten
"Samakan saja pak"
"Serius tuan? Anda hanya memesan kopi hitam? Bukankah perjalanan anda sedikit membuat penat? " tanya pak Bram sedikit curiga.
"Syaa tidak suka makan di depan orang asing dan tidak ada kepentingan" jawab Alex sembari melirik tajam Listi.
Listi yang diberi tatapan tajam tersebut hanya mendengus kesal.
"Haha baiklah tuan, bagaimana, apakah kita akan langsung pada intinya? "
"Ya silahkan jelaskan apa membuat Anda ingin bekerja sama dengan perusahaan saya" jawab Alex dengan santainya.
Sepanjang rapat, sebenarnya tidak ada kendala. Pak Bram adalah orang yang cukup profesional dalam menjalankan pekerjaan ini. Namun yang membuat Alex sedikit terganggu adalah tatapan dari putri Bramantyo ini. Lihatlah. Betapa mata k*ranjangnya tatapannya. Alex yakin pasti sudah banyak sekali pria yang diajak t*dur dengannya.
"Stop! " henti Alex.
Sekretaris pak Bram yang masih menjelaskan point-point pun seketika berhenti.
"Saya setuju dengan kerja sama ini. Semoga kedepannya bisa mnguntungkan kedua belah pihak. Namun pak Bram, alangkah baiknya anda bisa memperhatikan sedikit perilaku putri anda. Jujur saya kurang nyaman dengan tatapannya" selesai mengatakan itu, tanpa pamit Alex segera keluar dari ruang rapat. Tomi dengan sigap mengurus semua berkas yang diperlukan untuk kerja sama kedua perusahaan tersebut.
"Saya mohon maaf atas nama pak Alex" ucap Tomi dengan sopannya pada pak Bram.
Bram yang melihat kepergian Alex sebenarnya sedikit kesal. Ia bahkan tak melirik sama sekali dengan putrinya.
"Kurang aj*r" geramnya dan langsung ikut keluar dari ruang rapat meninggalkan putri serta sekretaris nya.
"Papaaaaaa" rengek Listi dan mengejar papa nya.
**
Sesampainya di dalam mobil, Alex tah henti-hentinya menggerutu.
"S*alan, hatiku semakin buruk saja setelah melihat perempuan jelek tadi. Apa yang ada di fikiran pak tua itu. Kenapa mengajak putrinya yang jelek. Sangat tidak profesional" dengus Alex ,Tomi yang mendengar hanya bisa menggelengkan kepala. Ia baru saja masuk ke dalam taxi yang sebelumnya sudah ia pesan saat masih di ruang rapat.
"Jalan pak" suruh Tomi pada pak sopir.
**
Di tengah perjalanan menuju bandara. Entah mengapa Alex seperti melihat perempuan yang tempo hari ia temui kembali di sebuah cafe.
Ya itu Andin, tak salah lagi, perempuan yang ia lihat di toko kue itu Andin.
"Berhentiii!! " teriak Alex pada pak sopir. Sopir yang terkejut segera menekan rem. Beruntung di belakang mereka tidak ada mobil yang sedang melaju.
"Kenapa Paa.. " belum sempat menanyakan alasan Alex menyuruh sopir berhenti, Alex sudah lebih dulu keluar dari dalam mobil dan berlari menuju toko kue.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments