Bab 13 Kedatangan Ipar

Air mata terus saja mendesak keluar dari tempatnya. Jujur, ia masih sangat merasa sakit atas perbuatan suaminya. 9 tahun bukan waktu yang singkat.

Ia rela keluar dari keluarganya demi bisa bersama sang pujaan, namun semua angan-angan itu seketika hilang.

Perasaan yang awalnya menggebu ingin hidup hingga tua bersama suaminya perlahan hilang. Menguap seiring hembusan nafas berat Andin malam itu.

Ponsel dalam genggaman Andin perlahan mengendur, lalu terjatuh.

Ia akan tangis menyayat hati dari bibir Andin tidak dapat ter elakkan. Bahunya berguncang seirama dengan air mata yang terus saja menetes.

Beruntung saat ini ia berada di balkon kamarnya. Sendirian, karena mama, papa serta Fara sedang keluar mencari angin malam.

Sudah cukup, ini kali terakhir Andin akan menangis si br*ngsek Firman.

Besok, ia akan kembali menjadi Andin yang ceria seperti dulu. Biarlah malam ini ia sendirian menanggung sakit hati yang kian menggerogoti.

**

Pagi hari, selepas sholat subuh, Andin telah bersiap dengan pakaian olahraga nya.

Ia bertekad akan merubah penampilan nya sedikit demi sedikit.

Ia berencana untuk jogging di sekitar taman. Butuh waktu 15menit dari rumah menuju taman.

Pluk

Saat Andin sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba ia dilempar sebuah botol minuman.

"Kupikir kamu sudah kembali ke Jakarta" tanyanya pada laki-laki yang tak lain adalah Alex.

"Tadinya mau kemarin tapi masih pengen jalan-jalan di sini, mau ke gym? " tawar Alex.

"Engga, udah engap hahaha"

"Baiklah, mungkin lain kali"

"InsyaAllah"

**

Di tempat berbeda, dua insan manusia tanpa ikatan Pernikahan itu masih saja bergelung di balik selimut. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7.

Tok tok tok

"Firmann, bangun. Kamu kerja apa tidakk? " panggil bu Winda sambil mengetik pintu kamar Firman.

Shela yang pertama mendengar gedoran pintu menggoyangkan bahu Firman berharap si empu segera bangun.

"Masa, suara ibu kamu tuhh"

"Buka lahh Shela" jawab Firman masihs stengah tertidur.

"Tapi ini udah jam setengah 7 mass"

Mendengar jam yang Shela sebutkan, Firman bergegas bangun lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia tak menghiraukan kondisi tubuhnya yang masih b*gil tanpa sehelai benangpun.

Shela yang melihat itu hanya meringis saja.

Krieettt.

Shela membuka pintu kamar. Namun sebelum ia membuka, ia masih sempat mengenakan seluruh pakaiannya. Karena ia yakin di depan pintu ibu Firman masih ada. Dan benar saja. Baru saja Shela membuka pintu ia langsung memgomel. Namun posisi bu Winda yang membelakangi pintu tidak melihat siapa yang membuka.

"Kamu ini, untung tadi ibu sudah bangun dari pagi. Risih lihat rumah berantakan. Jadi ibu... " belum sempat bu Winda melanjutkan kata-katanya ia dibuat terkejut dengan sesorang yang keluar dari dalam kamar putranya.

"Siapa kamu? "Tanyanya heran.

"Perkenalkan bu, aku Shela, kekasih mas Firman" ucap Shela dan menyodorkan tangannya. Berharap bu Winda mau menyambut ukuran tangannya.

Mau tak mau bu Winda harus menyambut ukuran tangan Shela. Setelahnya ia berbalik pergi dari hadapan Shela.

"Dasar tua bangk*tannn" gerutu Shela.

Setelahnya Shela berinisiatif untuk keluar rumah guna mencari sarapan untuknya dan mas Firman. Tak lupa untuk ibu Firman. Ia berencana akan mengambil hati ibu Firman. Agar bisa menguasai semua kekayaan kekasihnya itu.

15menit kemudian, Shela telah kembali dari tempat ia mencari sarapan. Ia telah mendapatkan tiga bungkus nasi uduk. Kebetulan, di depan komplek, tak jauh dari rumah Firman. Terdapat kedai yang menyediakan nasi uduk, nasi kuning dan nasi campur. Ia memilih nasi uduk untuk sarapan paginya.

Memasuki rumah. Shela berpapasan dengan Firman yang telah siap dengan setelan kantornya.

"Kamu dari mana Shela?" Tanyanya.

"Nih cari sarapan" jawabnya sambil mengangkat tentengan di tangannya.

"Dia siapa kamu fir? " tanya bu Winda menyela percakapan anaknya dan perempuan itu.

"Kekasih Firman bu" jawab Firman seadanya.

Sontak jawaban Firman itu berhasil membuat mata bu Winda melotot sampai-sampai mau keluar dari tempatnya.

"Jangan ngaco kamu fir, terus Andin mau kamu kemanakan? Yaa meskipun ibu tidak terlalu suka dengan istrimu itu tapi kann"

"Udahlah bu, aku sekarang akan memprioritaskan Shela. Dia punya pekerjaan sebagai sekretaris boss di perusahaan X"

"Yang benar fir? " tanya bu Winda penuh antusias.

"Iya Buu, dan hari ini aku mau berangkat kerja bareng mas Firman. Jadi ayo kita makan nasi uduk ini terus aku mau berangkat" jawab Shela tiba-tiba .

Setelah mereka bertiga menghabiskan sarapannya. Firman segera berpamitan kepada ibunya untuk berangkat kerja.

"Gapapa deh anakku selingkuh, asal selingkuhan nya lebih baik dari istrinya"

Gumam bu Winda.

Sepeninggal Firman dan Shela. Bu Winda kembali lagi masuk ke dalam kamar. Ia sangat jarang mau membersihkan rumah. Sehingga rumah kondisinya tak se bersih saat Andin ada di rumah.

Tok tok tok

Terdengar bunyi ketukan pintu dari luar. Bu Winda yang baru saja naik ke ranjangnya seketika bangun kembali hendak membuka pintu. Namun ia tak lupa sambil memggerutu. Karena menurutnya orang ini sudah mengganggu aktivitas bersantainya.

Bu Winda membuka pintu utama dan seketika terkejut dengan tamunya.

"Retnooo! Sugeng!! Kalian ngapain kesini? "Tanya bu Winda

"Biar aku sama mas Sugeng masuk dulu Buu, lihat nih Chika capek seharian di perjalanan" ucap Retno yang mana ia saat ini sedang menggendong putrinya.

Ia benar-benar merasa lelah sekarang. Terlebih ia dan Sugeng baru saja melakukan perjalanan sekitar 4 jam"

"Yaudah masukk" ujar bu Winda dan mulai membuka pintu untuk anaknya masuk.

Setelah membaringkan Chika di kamar Fara, Retno mulai menemui ibunya yang saat ini masih duduk di ruang tamu menunggu Retno bercerita.

"Rumahku disita bank bu" ucapnya dengan kepala menunduk.

"Apaaa!! Apa kamu bilang!??! B*d*h kamu Ret. Apa maksudmu disita? Itu rumah peninggalan Almarhum ayahmu, sengaja ibu berikan padamu daripada Firman dan Mulan. Sekarang disita bank? Kenapa bisaa" ucap bu Winda dengan memegangi dadanya yang tiba-tiba saja merasa nyeri. Sungguh, ia sangat terkejut dengan fakta yang baru saja ia dengar.

"Ini semua karena aku sudah tertipu dengan seseorang buuu huhuuu, orang itu menjanjikan keuntungan yang banyak apabila aku mau berinvestasi dengan uang yang banyak. Aku di iming-iming i keuntungan 70% dari investasi yang aku berikan padanya. Hingga aku dengan b*d*hnya menggadaikan sertifikat rumah itu buuu. Maafkan akuuu" tangis Retno yang langsung bersimpuh di kaki bu Winda.

"Itulah bu, sudah aku bilang. Jangan percaya dengan orang yang menawarkan keuntungan dari berinvestasi. Apalagi ia tidak membawa embel-embel perusahaan yang akan menjamin keuntungan yang didapat"

"Diam kamu masss! Ini semua tidak akan terjadi jika kamu bisa menghidupi aku dengan layak. Aku minta uang buat arisan saja kamu tidak kasihh!! " bentak Retno pada suaminya.

Sugeng yang mendengar dirinya disalahkam hanya bisa mendengus kesal dan berlalu dari hadapan istri serta mertuanya. Selama ini ia yang berprofesi sebagai guru honorer memang memiliki gaji yang tak seberapa. Apalagi harus menyanggupi gaya hidup istrinya yang terbilang hedon. Istrinya itu sering mengutang sana sini demi gaya hidupnya. Lalu yang akan direpotkan dengan orang-orang yang menagih hutang adalah suaminya.

Bahkan selepas mengajar, Sugeng sendiri mencari pekerjaan sampingan dengan menjadi seorang ojek online. Lagi-lagi semua gaji ia berikan pada Retno.

"Maafkan Retno buuu" tangis Retno kembali terdengar.

"Sudah-sudah, bawa ibu kembali ke kamar. Ibu mau istirahat dulu. Ibu masih syok"

"Baik bu"

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!