Bab 3 Bertemu

Minggu pagi,Andin memilih untuk bersantai di dalam rumah. Tentunya dengan semua pekerjaan rumah yang sudah selesai.

"Enak banget mba kamu ongkang2 kaki kaya gitu. Bagi duit dong" sambil mengadahkan tangan Mulan meminta uang pada Andin.

"Gada Lan, kamu kan tahu mba cuma dikasih uang 400ribu sama masmu. Itupun masih kurang buat kebutuhan rumah"

"Kurang apanya mbak. Tadi pagi saja sarapan cuma sama nasi goreng tidak ada campurannya. Udah pokonya aku minta duit!"tegas Mulan pada Andin.

"Ada apa sih teriak2. Masih pagi loh" saut bu Winda dari dalam kamar.

"Pagi menjelang siang buuu"bisik Mulan pada ibunya

"Ohya? Jam berapa ini? Kamu udah masak Ndin?"tanya bu Winda pada menantunya

"Sudah Buu, tapi ya seadanya. Karena uang dari mas Firman mau habis"

"Mau habis? Memang boros kamu ini. Harusnya kamu lebih bisa mengatur keuangan lah. Jangan boros boros jadi istri! " marah bu Winda pada Andin.

"Buu, uang 400ribu sebulan ya.. "

"Sudahh! Sini mana uangnya biar ibu saja yang mengatur semua pengeluaran termasuk uang belanja! Kamu tinggal memasak!" Ucap bu Winda sambil masuk ke ruang makan.

"Tapi buuu,, memangnya ibu mau menginap berapa hari?

"Suka suka saya mau nginap berapa hari. Mana uangnya!!" Tegas bu Winda

Akhirnya dengan berat hari Andin memberikan uang 300ribu untuk bu Winda.

"Kok cuma 300ribu? Mana yang seratus?"

"Buat belanja Buu. Sudah sekarang ibu atur saja bagaimana baiknya. Uang segitu apa yang mau direbutkan!"

Brakk. Andin membanting pintu kamar putrinya

"Huh dasar menantu kurang ajarin" omel bu Winda.

Sebenarnya bisa saja Andin mendebat ibu mertuanya, tetapi ia lebih memilih berlalu menuju kamar putrinya. Mungkin saja putrinya itu sudah bangun.

Uang 400ribu sebulan. Pasti kurang untuk kehidupan di kota zaman sekarang. Tanpa sepengetahuan Firman, Andin sering menulis novel yang bayarannya lumayan. Jadi ia sering menggunakan bayarannya tersebut untuk menutupi semua kekurangan biaya hidup.

Termasuk tagihan listrik dan lain-lain.

"Eh putri ibu sudah bangun. Mau mandi dulu atau sarapan dulu. Baiknya mandi dulu yaa"

Fara hanya menjawab dengan senyuman dan langsung meminta gendong pada ibunya.

"Buu, habis sarapan Jalan-jalan ke taman yuk? "

"Eh Fara mau ke taman? Bolehh" Selesai memandikan Fara, Andin segera mengajak putrinya untuk sarapan.

Namun, saat sampai di meja makan. Ia sungguh terkejut lantaran semua lauk yang ia masak sudah habis. Tanpa ia tahu pun suaminya sudah bangun saat ia memandikan Fara. Lalu ia ikut memakan sarapan yang Andin buat hingga menghabiskannya.

Tak memikirkan anaknya. Bapak laknat memang

"Mas, kok lauknya habis, anakmu belum sarapan loh" tanya Andin pada suaminya yang sedang merokok di depan TV.

"Eh maaf mas gatau. Yaudah kamu goreng telur saja buat Fara"sahut Firman tanpa menoleh pada istrinya.

Geram sekali Andin mendengar penuturan suaminya. Lauk segitu banyak mereka habiskan. Tanpa menyisihkan sedikit untuk anak dan cucu bu Winda. Astagfirullah.

"Buu, makan di luar aja yukk, Fara gapapa"ucap Fara tiba-tiba mengejutkan Andin.

"Eh iya sayang, ayo kita cari sarapan di luar saja"

Bu Winda yang mendengar menantu dan cucunya hendak makan di luar seketika merasa jengkel. "Jangan manja Fara, makan apa yang ada di rumah! Jangan boros-boros kamu! "

"Buuuu" adu Fara pada ibunya dengan menahan air mata.

"Buuu, Fara ini hanya mau makan di luar sekali. Bahkan selama ini sampai umurnya 8tahun ia sangaat jarang untuk makan di luar. Apa salahnya sekarang Andin menuruti kemauan Fara, lagipun makanan yg Andin masak sudah habis dimakan kalian!" Jelas Andin panjang lebar sembari melirik suaminya yang hanya diam saja melihat anaknya menangis karena ibunya.

"Sudah bu biarkan mereka makan di luar sekali kali" ucap Firman yang mengejutkan ibu serta adiknya.

"Firrr... "

"Sudah Buu" potong Firman pada ibunya mengedipkan mata pada ibunya

Andin dan Fara pun akhirnya bergegas keluar dari dalam rumah, tapi sebelum itu Andin mengambil jilbab instan yang tergantung di dalam kamar.

"Kamu ini apa-apaan Firman, istrimu itu jika dibiarkan pasti semakin boros! Harusnya kamu tahan" tahukah bu Winda.

..

..

"Enak bu pecel lelenyaa" celoteh Fara pada ibunya .

"Fara suka ya? Yasudah habiskan. Setelah ini mau kemana?" Tanya Andin pada putrinya

"Ke taman boleh bu? "

"Bolehh"

Selesai makan, Andin dan Fara berjalan menuju taman yang letaknya tidak jauh dari warung nasi pecel tempat mereka makan.

"Wahhh banyak anak2 seumuran Fara ya buuu"teriak Fara kegirangan

"Iya kak. Yasudah kamu main sana, ibu tunggu di sini"

Andin kemudian duduk di salah satu bangku taman sambil mengawasi putrinya bermain dengan anak2 lain.

Tak lupa ia mengecek HP nya karena dari pagi ia tidak membuka gawai pintarnya itu.

Kemudian fokusnya teralihkan saat ia melihat satu postingan di media sosial.

Disana ia melihat ada foto siluet seorang laki-laki bersama perempuan di sebuah cafe dengan memamerkan kemesraan mereka. Namun, Andin hanya terfokus pada pria di foto itu

"Kenapa mirip mas Firman, siapa perempuan ini?" Batin Andin

Tak mau berspekulasi yang buruk. Andin buru-buru mengecek daftar followers si perempuan.

Dan benar

Disana ada nama sang suami sedang memfollow akun si perempuan

"Ada apa ini mas? Kenapa perasaan ku tidak enak"lirih Andin.

Lamunannya buyar saat putrinya tiba-tiba mendekat dan meminta air untuknya minum.

" Ah ini sayang airnya. Maaf ibu melamun"

"Eh, kamu Andin ya? "

Tiba-tiba dari sampin kiri Andin muncul seorang wanita berparas cantik dengan rambut sebahu dan tubuh langsingnya.

"Eh iya, dengan siapa ya? " tanya Andin pada perempuan itu.

"Aku Diandra. Temen sma kamu dulu"

"Oh maaf Di aku lupa. Yaudah duduk yuk" tawar Andin pada Diandra untuk duduk di sebelahnya.

"Bagaimana kabarmu Ndin? Tamat SMA bukannya kamu meneruskan kuliah di LN ya? "

"Eh kamu tahu kabar itu? "

"Hehe tau dong. Kan aku orangnya sangat up-to-date hehe"

"Ahah iya dulu aku sempat kuliah di LN"jawab Andin sedikit ragu.

Andin memang selepas SMA dikuliahkan di Luar Negeri oleh orangtuanya. Ia lulus kuliah dengan IPK 4,00 dan hanya memakan waktu 3,5 tahun. Tergolong cerdas Andin ini, hingga orangtuanya berniat menjadikan Andin seorang manager keuangan kala itu di salah satu perusahaan orangtuanya.

Namun takdir berkata lain, saat Andin berniat refresing setelah lulus kuliah ia malah dipertemukan dengan Firman di pulau dewata yang saat itu Firman sendiri sedang ikut bosnya berlibur. Firman dulunya hanya seorang supir. Ia dan Firman bertemu di sebuah warung pinggir pantai.

Mulanya mereka hanya saling sapa lalu bertukar nomor dan akhirnya menjalin hubungan. Memang dasarnya si Firman  ini mata k*ranjang. Ia sangat terpesona dengan kecantikan Andin kala itu. Firman sendiri tergolong lumayan tampan, dengan kulit eksotisnya, rambut lurus lebat dan hidung bangir membuat Andin juga menyukai Firman.

Ia setuju menikah dengan Firman saat Firman mengutarakan niatnya meminang Andin. Namun, orangtua Andin kurang suka pada Firman. Karena Firman ini cenderung sedikit sombong.

Orangtua Andin sangat menentang pernikahannya dengan Firman, sehingga saat itu lantaran kecewa. Orangtua Andin tidak memberi modal sedikitpun pada Andin untuk menikah. Akhirnya Andin menikah dengan Firman hanya sekedar ijab kabul di masjid dekat rumah Firman.

Namun orangtua Andin tetap menghadiri pernikahan putrinya. Mereka hanya memakai pakaian sederhana dan menaiki sepeda motor. Tanpa mengundang kerabat Andin yang lain.

"Ngomong-ngomong kamu sekarang kerja dimana? Eh maaf menyinggung. Kok kamu sekarang sedikit.. " Diandra tak melanjutkan ucapannya. Ia hanya menggembungkan pipi pertanda bobot tubuh yang bertambah.

"Haha ini karena aku terlalu bahagia jadi bengkak deh. Aku udah ga kerja. Udah punya anak juga"

"Oh yaa mana anakmu? " tanya Diandra penasaran terhadap anak Andin.

"Itu lagi main di sana" tunjuk Andin pada Fara yang sedang bermain di perosotan. Diandra hanya menganggukkan kepala.

"Diandraaaaaaaa" tiba-tiba dari arah belakang mereka terdengar suara nyaring perempuan sedang memanggil Diandra.

Diandra dan Andin serempak menoleh pada asal suara.

Deghh

"Perempuan ini kan yang ada di foto bersama dengan laki-laki yang mirip mas firman" sejenak Andin membeku melihat perempuan yang tadi memanggil Diandra.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

kadang aku bingung dicerita novel nafkah empat ratus ribu sebulan rumah ngontrak kok bisa gmn bayar sewa rumah sedangkan suami gak peduli

2025-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nafkah 400ribu
2 Bab 2 Kedatangan Perusuh
3 Bab 3 Bertemu
4 Bab 4 Mulai Curiga
5 Bab 5 Mengikuti
6 Bab 6 Mertua Julid
7 Bab 7 Orang Di Masa Lalu
8 Bab 8 Bukti
9 Bab Bertemu?
10 Bab 10 Firman semakin gila
11 Bab 11
12 Bab 12 Bertemu lagi
13 Bab 13 Kedatangan Ipar
14 Bab 14 Andin Pulang
15 Bab 15 Bukti
16 Bab 16 Dilabrak
17 Bab 17 Semakin Pandai berbohong
18 Bab 18 Alex Si Dingin
19 Bab 19 Fara Dan Alex Bertemu
20 Bab 20 Andin Mulai Pintar
21 Bab 21 Andin Bekerja
22 Bab 22 Hari-hari Andin di kantor
23 Bab 23 Bertemu Pak Ridwan
24 Bab 24 Rencana Andin
25 Bab 25 Di Kampung
26 Bab 26 Keputusan Andin
27 Bab 27 Hilang
28 Bab 28
29 Bab 29 Andin Dibully
30 Bab 30
31 Bab 31 Menemui Andin
32 Bab 32
33 Bab 33 Rusuh
34 BAB 34 Saling Jambak
35 Bab 35 Paket
36 Bab 36 Terbongkar
37 Bab 37 Hilang
38 Bab 38 Hari menuju Bebas
39 Bab 39 Tak Mau Terima
40 Bab 40 Bebas
41 Bab 41 Bu Winda Kelabakan
42 Bab 42 Semua Berubah
43 Bab 43 Kedua Kalinya
44 Bab 44 Kejadian Lagi
45 Bab 45 Dipecat
46 Bab 46 Kejadian Tak Terduga
47 Bab 47
48 Bab 48 Ternyata?
49 Bab 49
50 Bab 50 Ribut
51 Bab 51 Perusuh
52 Bab 52
53 Bab 53 Baru
54 Bab 54 Andin Tahu
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57 Tak Tahu Malu
58 Bab 58 Kaget
59 Bab 59 Sakit
60 Bab 60 Restu
61 Bab 61 siapa?
62 Bab 62
63 Bab 63 Teman Saja?
64 Bab 64 Pesta
65 Bab 65 Kau?
66 Bab 66
67 Bab 67 Manusia Ini Lagi
68 Bab 68 Huru Hara Di Kantor
69 Bab 69
70 Bab 70 Ke Bali
71 Bab 71
72 Bab 72 Datang Lagi
73 Bab 73
74 Bab 74 Bukti
75 Bab 75 Tahu Sesuatu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Nafkah 400ribu
2
Bab 2 Kedatangan Perusuh
3
Bab 3 Bertemu
4
Bab 4 Mulai Curiga
5
Bab 5 Mengikuti
6
Bab 6 Mertua Julid
7
Bab 7 Orang Di Masa Lalu
8
Bab 8 Bukti
9
Bab Bertemu?
10
Bab 10 Firman semakin gila
11
Bab 11
12
Bab 12 Bertemu lagi
13
Bab 13 Kedatangan Ipar
14
Bab 14 Andin Pulang
15
Bab 15 Bukti
16
Bab 16 Dilabrak
17
Bab 17 Semakin Pandai berbohong
18
Bab 18 Alex Si Dingin
19
Bab 19 Fara Dan Alex Bertemu
20
Bab 20 Andin Mulai Pintar
21
Bab 21 Andin Bekerja
22
Bab 22 Hari-hari Andin di kantor
23
Bab 23 Bertemu Pak Ridwan
24
Bab 24 Rencana Andin
25
Bab 25 Di Kampung
26
Bab 26 Keputusan Andin
27
Bab 27 Hilang
28
Bab 28
29
Bab 29 Andin Dibully
30
Bab 30
31
Bab 31 Menemui Andin
32
Bab 32
33
Bab 33 Rusuh
34
BAB 34 Saling Jambak
35
Bab 35 Paket
36
Bab 36 Terbongkar
37
Bab 37 Hilang
38
Bab 38 Hari menuju Bebas
39
Bab 39 Tak Mau Terima
40
Bab 40 Bebas
41
Bab 41 Bu Winda Kelabakan
42
Bab 42 Semua Berubah
43
Bab 43 Kedua Kalinya
44
Bab 44 Kejadian Lagi
45
Bab 45 Dipecat
46
Bab 46 Kejadian Tak Terduga
47
Bab 47
48
Bab 48 Ternyata?
49
Bab 49
50
Bab 50 Ribut
51
Bab 51 Perusuh
52
Bab 52
53
Bab 53 Baru
54
Bab 54 Andin Tahu
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57 Tak Tahu Malu
58
Bab 58 Kaget
59
Bab 59 Sakit
60
Bab 60 Restu
61
Bab 61 siapa?
62
Bab 62
63
Bab 63 Teman Saja?
64
Bab 64 Pesta
65
Bab 65 Kau?
66
Bab 66
67
Bab 67 Manusia Ini Lagi
68
Bab 68 Huru Hara Di Kantor
69
Bab 69
70
Bab 70 Ke Bali
71
Bab 71
72
Bab 72 Datang Lagi
73
Bab 73
74
Bab 74 Bukti
75
Bab 75 Tahu Sesuatu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!