RASA SAYANG YANG BERLEBIH BISA MENGHANCURKAN

Rombongan Marquess Boryet telah menghilang dibalik pagar hitam yang menjulang tinggi didepan kediaman, namun semua orang masih berdiri mematung didalam ruang tamu.

Semuanya masih cukup syok akan peristiwa yang terjadi pagi ini di kediaman Gilbert. Sebuah peristiwa mencekam yang bisa mengancam keselamatan semua orang yang tinggal didalamnya.

Amora yang melihat semua orang terdiam, sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing, tak tahan dan segera bersuara.

"BODOH! DUNGU! ", Amora kembali mengumpat pada Regina.Dia sangat kesal setengah mati hingga tak sanggup menahan diri.

Apalagi melihat wajah polos Regina yang terlihat penuh kepalsuan, membuat Amora merasa semakin muak.

Baginya, wajah yang kakaknya tampilkan saat ini hanyalah topeng, demi mendapatkan perhatian dan sanjungan, Regina rela terus memakainya seakan topeng itu telah menyatu dalam dirinya,dan Amora sangat menyayangkan hal itu.

Regina selama ini selalu menjadi boneka yang harus bisa menyenangkan semua orang, tanpa bisa menolak karena semua aturan kolot yang selama ini menancap kuat dalam otaknya.

Viscounttes Sabrina yang mendengar mulut tajam dan pedas si bungsu pun merasa marah, apalagi dia melihat, saat ini wajah Regina semakin sendu setelah sang adik mengumpatinya.

"Amora!", tegur Viscountess Sabrina seraya melotot tajam.

Sementara itu,  Regina menunduk semkain dalam, merasa bersalah dan menyesali tindakan implusifnya yang berakibat bencana bagi keluarganya.

"Ibu,  putri kebanggaan anda mengacau.  Jadi kenapa tidak anda cambuk sebanyak lima puluh kali", ucap Amora penuh provokasi.

"Diamlah,  Amora! ", tegur Viscount Alexander keras, satu tangannya memijit dahinya karena terasa pening.

Pria itu sedang mencemaskan ancaman Marquess Boryet yang terdengar sangat serius namun para istri dan anaknya malah berkelahi dalam situasi genting seperti ini.

"Maafkan tindakan gegabah ku, ayah", Regina membungkuk,  dia siap jika memang harus menerima hukuman.

Viscount Alexander membuka mata, menatap kearah putri kesayangannya dengan tatapan penuh selidik.

"Kemarilah,  jelaskan pada ayah, kenapa kamu keluar dari kamar?", nada lembut Viscount Alexander membuat Amora mencebik bibir.

Dia terang-terangan menatap tidak suka kepada Regina hingga mendapatkan satu tamparan di bokongnya dari Viscountess Sabrina untuk memperingatkannya.

"Ayah,  aku terlalu bosan hingga memutuskan untuk bersantai dan melihat keindahan bunga ditaman. Aku tak tahu jika Marquess Boryat sedang berkunjung. Aku bergegas masuk kedalam rumah setelah mendengar suara menggelegar dari dalam dan mengira ayah sedang mendapatkan kesulitan. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat kondisi ayah pada saat itu sehingga melangkah masuk kedalam tanpa berpikir", ucapnya dengan kedua mata berkaca-kaca.

Amora mendecih sinis.  Saat ini dimata gadis itu,  Regina terlihat seperti gadis bodoh yang hanya bisa menyusahkan  orang saja. Semua perilaku dan ucapan sang kakak baginya terasa menyebalkan.

Bagaimana kepala itu terus menunduk sembari meremat-meremat jemarinya sendiri. Jika di ibaratkan seekor hewan,  Regina masuk dalam jenis anjing pudel kecil yang nakal. Yang saat ini tengah merayu pemiliknya agar tidak memarahinya setelah membuat  kekacauan yang hampir menyebabkan nyawa semua orang melayang.

"Astaga!  Maafkan ayah yang telah membuatmu khawatir", jawaban sang Viscount membuat Amora memutar bola matanya dengan malas.

"Tidak ayah,  akulah yang bersalah", ucap Regina hampir terisak.

Amora yang sudah tak tahan dengan drama anak yang manja dan ayah yang bodoh pun segera menyela, "Benar", sahut Amora menyetujui pengakuan Regina dengan wajah polos.

"Apa kau tidak bisa diam! ", hardik Viscountess Sabrina, satu cubitan melayang, membuat lengan si bungsu memerah seketika.

Amora memanyunkan bibirnya,  satu tangan lainnya mengusap bekas cubitan sang ibu yang meninggalkan bekas merah hampir keunguan disana.

"Regina sayang, tenang saja. Ayah tak akan membiarkan pria tua itu mendapatkanmu", jemari kokoh sang Viscount mengelus sayang surai si anak tengah.

Interaksi ayah dan anak tersebut, membuat Lucius yang sedari tadi sudah menahan diri untuk tak terlibat pembicaraan pada akhirnya bersuara, "Bagaimana dengan ancaman Marquess Boryet?", ucapnya mengingatkan sang ayah tentang ancaman yang Marquess Boryet layangkan tadi.

Lucius sangat tahu, ancaman Marquess Boryet bukanlah main-main. Pria tua itu pasti akan merealisasikan apa yang telah dia ucapkan, bagaimanapun caranya.

Mendengar ucapan sang kakak, Regina yang melihat wajah sang ayah kembali menegang pun berusaha untuk menghiburnya.

"Ayah tenang saja. Aku akan meminta bantuan temanku untuk melindungi keluarga kita", ujar Regina yang berencana akan meminta bantuan kekasihnya.

Dia percaya, prianya bersedia membantu terlebih jika dia mengatakan jika Marquess Boryet ingin menikahinya. Pria itu pasti akan langsung membantunya tanpa syarat karena tak ingin kehilangannya.

"Sayang, kamu tak perlu memusingkan masalah yang sedang ayah hadapi. Jalani saja hari-harimu seperti biasa. Lagipula kota ini bukan wilayah kekuasaan Marquess Boryet. Ancaman pria itu tak terlalu menakuti ayah", Viscount Alexander mengatakan kebohongan dengan sangat lancar.

Hal ini membuat Amora menghela nafas jengah, kemudian duduk menyandar dengan sembrono.

Begitu juga dengan Lucius, yang langsung menatap tajam sang ayah karena kembali mengucapkan kebohongan demi menjaga perasaan Regina.

Padahal, seharusnya sang ayah bicara jujur agar Regina bisa berpikir, jika setiap tindakan yang dilakukannya memiliki konsekuensi. Hal ini bisa membantu sang adik agar bisa bertindak lebih berhati-hati lagi dimasa depan.

Namun sayangnya, apa yang Lucius dan Amora pikirkan tak sama dengan apa yang Viscount Alexander dan Viscountess Sabrina pikirkan.

Keduanya terlalu menyayangi Regina, sehingga mareka tak ingin sang anak merasakan sedikitpun kekhawatiran dalam hatinya.

Yang mereka mau, Regina tumbuh menjadi gadis yang ceria tanpa beban karena sudah ada kedua orang tua yang akan selalu menjadi garda terdepan untuknya, mengatasi semua masalah yang ada agar jalan didepan gadis itu lurus dan nyaman tanpa ada sedikitpun goncangan yang mengganggu.

Hal ini jugalah yang membuat Regina terlambat dewasa dibandingkan dengan sang adik akibat rasa sayang dan tindakan protektiv yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

Mereka tak sadar jika apa yang mereka lakukan, atas dasar rasa sayang, bisa menghancurkan Regina.

Seperti tindakan implusifnya hari ini, akibat terlalu dimanja dan ingin selalu menonjol dihadapan kedua orang tuanya, Regina tak bisa membaca situasi hingga menyebabkan keluarganya berada dalam bahaya.

Viscount Sabrina yang melihat ketidak puasan diwajah putra sulungnya, tak berani berkomentar karena disini, Reginalah memang yang salah meski tidak mampu dia akui.

Tak bisa melampiaskan rasa kecewa dalam hatinya, Viscountess Sabrina yang melihat cara duduk si bungsu yang sembrono pun menampar pelan lengan Amora , "duduk dengan baik", perintahnya mutlak.

Amora kembali mendapatkan sasaran kritik sang ibu yang tak bisa melampiaskan rasa kecewa hatinya kepada Regina sehingga si bungsu yang kembali menjadi korban.

"Ibu, hanya ada keluarga kita disini. Untuk apa masih berpura-pura", ucap Amora blak-blakkan.

Melihat si bungsu kembali membantah, Viscountess Sabrina yang hendak melayangkan cubitan, mengalami kegagalan setelah Amora tiba-tiba berdiri dan membungkuk  kearahnya, dan dengan cepat melarikan diri.

Melihat kelakuan liar adiknya, kali ini Regina tak berani melotot tajam atau memberikan teguran seperti yang biasa dia lakukan.

Dia terlalu merasa bersalah atas tindakan implusif yang dilakukannya hari ini sehingga dalam hati Regina bertekad untuk meminta bantuan sang kekasih tanpa sepengetahuan ayahnya.

Regina merasa jika dirinyalah yang telah membuat kekacauan ini, jadi sudah sepatutnya dia jugalah yang membereskan kekacauan yang telah di buatnya.

Terpopuler

Comments

Lyvia

Lyvia

goblok

2025-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!