Awan gelap seolah telah menyelimuti seorang Aditama, ia diam sambil termenung, rasanya kilatan petir telah berhasil menyambar dirinya, marah, kecewa, sakit hati serta rasa sesal yang kian menusuk relung hatinya paling dalam, ingin rasanya malam itu juga ia menghabisi Bella dan pria tua bangka yang hampir saja menggagahinya. Beruntungnya ada Damar, ia berusaha menyadarkan Sang Kombespol yang hampir diluar kendali.
Ingin rasanya Tama mengamuk di tempat itu, dan ia pun di sadarkan kembali oleh sang sahabat.
"lo jangan cari mati Tama, ingat jika istrimu hanya Hanum seorang, sudah kuduga jika istri siri mu itu bermasalah dan dia adalah j*lang murahan yang dengan mudahnya bisa di jamah tubuhnya oleh banyak pria, dan sekarang buka matamu lebar-lebar Kombespol Aditama, lihat wanita yang kau bela setengah mati, wanita yang selalu kau banggakan dan kau agungkan, tidak lebih dari wanita sampah!" Damar duduk di samping Aditama, ia berusaha untuk menyadarkan Tama yang tidak bergeming sedikitpun, tatapan kedua bola matanya kosong, ia tidak habis pikir jika pilihan hatinya selama ini adalah salah besar, dan secara tiba-tiba Tama teringat Hanum.
Disekitar koridor kamar hotel, Tama mulai bangkit dari duduknya di atas lantai.
"Kau mau kemana Tama?" tanya Damar dengan kepala mendongak ke atas
"Aku akan pergi menemui wanita yang sepantasnya aku cintai!" Tama tersenyum senang, menurutnya hanya Hanum lah yang pantas untuknya.
"Hey, wanita manalagi yang kau maksud Tama? Kau ini dasar pria playboy....istrimu mau kau kemana kan?" tanyanya geram.
Dengan langkahnya yang santai, Tama malah pergi meninggalkan area Hotel Panama dan menghiraukan Damar begitu saja.
Misi kali ini telah sukses besar, para pelaku telah diamankan di kantor polisi termasuk Bella.
......................
Sinar mentari pagi yang menyilaukan telah memasuki setip celah kamar.
lagi-lagi Hanum kembali termenung, ia tidak bisa melupakan pengkhianatan yang telah dilakukan oleh suaminya sendiri, ingin sekali ia menceritakan segala keluh kesahnya terhadap keluarganya, namun Hanum tidak tega melakukan hal itu, mengingat kedua orangtuanya sangat menginginkan perjodohan ini sedari dulu, Hanum sendiri sempat ingin menceritakan kepada sang Kakak, namun lagi-lagi ia urungkan. Sedangkan Faiz sendiri, ia mulai curiga atas apa yang telah menimpa adiknya, menurutnya jika sang adik sedang memiliki masalah dengan suaminya, apalagi mereka menikah karena perjodohan, pastinya keduanya tidak akan mudah untuk bisa bersatu begitu saja, pasti akan ada kendala di dalamnya.
"Num, boleh Mas Faiz masuk?" pintanya sambil mengetuk pintu.
Mengetahui Kakaknya berada di balik pintu kamarnya, Hanum buru-buru menyusut air matanya yang terus saja berjatuhan.
"Iya kak, sebentar!" jawabnya dari balik pintu kamar.
Lalu Hanum bergegas membuka pintu kamarnya.
"kak Faiz, masuk kak!"
Kemudian Faiz masuk ke dalam kamar adiknya dan ia duduk di kursi samping meja belajar.
Sedangkan Hanum duduk kembali di atas tempat tidurnya.
"Num, kedatangan Mas Faiz kesini karena Mas mulai mengkhawatirkan kamu, Mas tahu jika kamu dan suamimu sedang ada masalah, dan Mas juga tahu kalau kamu tidak ingin menceritakan masalahmu itu kepada Abi dan juga umi, bukannya Mas Faiz mau ikut campur biduk rumah tanggamu Num, akan tetapi jika kamu benar-benar sedang ada masalah, ceritakan lah sedikit kepadaku, agar beban serta perasaanmu sedikit lebih lega, Mas Faiz tidak ingin kamu menderita gara-gara pernikahan ini!" tegasnya.
Seketika Hanum tidak bisa lagi membendung air matanya, ia terus saja menangis sampai terisak. Kemudian Faiz berpindah tempat yakni duduk di samping adiknya, ia tahu jika sang adik akan membutuhkan bahunya untuk bersandar
"Hiks..hiks...hatiku benar-benar sakit Mas, wanita mana yang tidak sakit hati ketika tahu Suaminya masih berhubungan dengan wanita lain." jawabnya pasrah. Kali ini Hanum sudah tidak bisa menyimpan masalahnya seorang diri, baginya Hanya kakaknya yang bisa mengerti keadaannya saat ini.
Faiz merangkul kuat pundak sang adik yang terus saja menangis.
"Adikku, kau tidak pantas di perlakukan seperti ini, usiamu masih sangat belia untuk menanggung serta merasakan beban berat masalah ini, Mas Faiz tidak akan tinggal diam Num, kau ingat jika Mas Faiz akan selalu melindungi Hanum sampai kapan pun? harusnya saat Abi dan Umi menjodohkan kamu dengan putranya Pak Cahyo, Mas Faiz selidiki dulu calon suamimu itu, tolong maafkan Masmu ini Num, Mas sudah gagal menjadi seorang kakak untukmu." ucapnya penuh penyesalan.
Hanum malah menggeleng cepat, baginya tidak ada yang perlu di sesali disini. Menurutnya kakaknya adalah yang terbaik yang selalu mengerti keadaannya, Hanum pun merasa kehilangan sosok sanga Kakak ketika Faiz menikah dengan wanita berkebangsaan Mesir dan lebih memilih untuk tinggal disana dan mengelola usahanya.
Tidak lama kemudian dari halaman pekarangan rumahnya yang masih satu area dengan pondok pesantren Darrusalam, muncul sebuah mobil sedan berwarna hitam.
Abi dan umi yang sedang berada di teras rumah, cukup terkejut dengan kedatangan seseorang yang sudah tidak asing bagi mereka.
"Assalamualaikum Abi, Umi!" sapa Aditama
"Waalaikumsalam salam, eh ada Nak Aditama! Ayo Nak masuklah kedalam..pasti mau jemput Hanum ya?" tanya Abi sambil menepuk punggung menantunya.
"Hanum pasti senang sekali melihat Nak Tama datang kesini, sebentar ya, Umi panggilkan Hanum dulu di kamarnya!" ujar Umi Syarifah yang bergegas menuju kamar putrinya.
"Terimakasih umi!" jawab Tama tersenyum senang.
Ia sendiri sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Hanum.
Saat Umi Syarifah tiba di depan kamar Hanum, ia sempat terkejut karena mendapati Faiz berada di sana.
Beruntungnya kali ini Hanum sudah tidak dalam keadaan menangis.
"Num, ada suamimu datang untuk menjemput mu, ayo gih segera kau temui!" perintahnya, kemudian Umi bergegas pergi begitu saja.
Hanum cukup terkejut atas kedatangan suaminya yang secara tiba-tiba, kemudian Hanum menatap lekat wajah sang Kakak.
"Temui saja Num, jangan sampai kamu membuat Abi dan Umi curiga, bukankah kamu bilang ingin merahasiakan maslah ini terhadap Abi dan Umi?" ucapnya meyakinkan sang adik.
Sambil menghela nafasnya pelan, akhirnya Hanum menemui suaminya yang sudah menunggunya di ruang tamu, dan Hanum ingin Kakaknya ikut menemaninya, usia Hanum yang masih berusia dua puluh tahun, sifat manjanya terhadap kakaknya memang belum bisa ia hilangkan meskipun ia sudah menikah.
Tama sempat terkejut ketika melihat Hanum datang bersama seorang pria yang tidak ia kenal, ditambah Hanum malah menggandeng tangan pria tersebut yang tidak lain adalah Kakaknya sendiri dan Tama tidak mengetahui akan hal itu. Tama yang sedang duduk seorang diri tanpa di temani Abi dan Umi, ia langsung beranjak dari tempat duduknya, sebuah tatapan tidak sukanya ia tunjukan kepada pria disamping istrinya, sosok pria yang usianya tidak berbeda jauh dengannya.
"Num, siapa pria disebelah mu? Oh jadi kau pergi ke sini karena demi menemui laki-laki itu hah?" tanyanya membentak. Kali ini Tama tidak bisa mengendalikan emosinya, apalagi setelah kejadian tadi malam, ia benar-benar sudah sangat kecewa atas penghianatan Bella dan kali ini di depan matanya sendiri ia melihat istrinya sedang bersama pria lain juga.
melihat Tama berkata seperti itu, tubuh Hanum semakin beringsut dibuatnya, ia seolah ingin bersembunyi di balik tubuh kakaknya, dan Hanum pun semakin erat menggandeng tangan sang Kakak, baginya hanya kak Faiz yang bisa melindunginya.
Kemudian Tama mencoba mendekat, dan dengan sikapnya yang cukup kasar, ia berusaha meraih pergelangan tangan Hanum.
Faiz yang menyaksikan langsung sikap Tama yang seperti itu terhadap adik kesayangannya, seolah ia tidak terima, akhirnya ia pun mulai bertindak atas kelakuan Tama yang menurutnya kasar dan tidak terpuji.
"Lepaskan tangan adikku, kau pria yang tidak pantas untuknya!" bentaknya dengan suara bariton nya.
Seketika Tama terkejut saat pria di samping istrinya mengatakan hal demikian.
'Apa? Jadi pria di hadapanku ini adalah kakaknya Hanum? Dasar sial!' umpatnya dalam hati.
Bersambung...
⭐⭐⭐⭐⭐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
partini
dah lihat dah tau yg di elu elukan bikin sakit hati,,balik ke istri
behhh rakusnya
untung cuma di dunia novel fakta nya cuma segelintir orang yg bisa balik lagi ,itu pun karena sudah ada anak
2025-04-15
1
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
hahaha org bodoh seperti Tama emangnya kayak gitu ya..terlalu cpt berprasangka pd istrinya.
2025-04-15
1
Nar Sih
karena kebwa emosi dan marah dgn kejadian bela pujaan mu kebawa kesel mu ke hanum dan slh paham dgn kakak nya ,siap,,kmu dpt marah dri kakak ipar mu tama
2025-04-15
1