Penghianatan

Seminggu kemudian, Hanum merasa cemas karena sudah dua hari Suaminya belum pulang dari tugasnya di luar kota, bahkan ia tidak mendapatkan kabar apapun dari Suaminya.

" Ngapain juga aku mesti cemas, toh Mas Tama juga tidak peduli denganku!" ujarnya bermonolog.

Kini Hanum bergegas tidur setelah menyelesaikan solat malamnya.

"Mas, kau mau pergi kemana? Siapa wanita yang berada di sampingmu?" tanyanya sambil mengucek kedua matanya.

"Bukan urusanmu, sebaiknya kau diam!" jawab Tama, kemudian ia pergi sambil bergandengan tangan dengan seorang wanita yang memiliki rambut panjang sampai pinggang.

"Mas Tama....!" panggil Hanum.

Ia pun terbangun dari mimpinya."Astaghfirullah, ternyata hanya mimpi! Tapi kenapa rasanya seperti nyata!" ucapnya sembari mengelus dadanya pelan.

......................

Villa Teratai

Di tempat inilah telah menjadi saksi bisu pernikahan secara siri antara Aditama dan Bella, kali ini pernikahan keduanya hanya di hadiri oleh penghulu, dua orang saksi serta Ayah kandung Bella.

Dan di tempat inilah Tama dan Bella melakukan malam pengantin mereka.

sedangkan di tempat lain yang letaknya berada di sebrang Villa, sosok seorang pria paruh baya tengah asik menikmati secangkir kopi sambil pandangannya tertuju ke arah Villa.

"Akhirnya aku berhasil menaklukan putramu, Cahyo! Aku sudah pernah bilang jika kau akan di hancurkan dan tercoreng nama baikmu oleh kelakuan putramu sendiri, ha..ha..ha..ha!" tukas Armando, yakni Papahnya Bella.

Menjelang pagi, kedua insan yang merasa sudah menjadi pasangan halal, kembali melakukan aktivitas yang sangat memabukkan, Bella pun sempat di buat kewalahan oleh seorang Aditama yang begitu gagah perkasa

"Sudah cukup Mas, kau mau membuatku kesulitan berjalan hah!" jawab Bella sembari menatap lekat Suaminya.

"Aku hanya sudah tidak sabar ingin segera memiliki seorang anak darimu, Sayang! Aku ingin kau yang menjadi ibu untuk anakku kelak!" jawabnya sembari mengusap dengan lembut kening istrinya yang di penuhi oleh keringat.

Sontak Bella langsung terdiam sejenak.

'Maafkan aku Mas Tama, aku tidak bisa memberimu seorang anak, ini semua demi karirku dan juga rencana yang sudah aku buat bersama Papah, semoga kau bisa mengerti di kemudian hari.' ujarnya dalam hati

Sore ini Tama memutuskan untuk kembali ke rumah orangtuanya, ia pun memberikan pengertian terhadap Bella, yakni istri sirinya jika dirinya tidak bisa setiap saat berada disisinya, mengingat Tama sudah menikah dengan Hanum, istri sahnya di mata hukum, namun Bella pun sangat mengerti akan posisi dirinya.

"Kamu jangan khawatir Mas, aku tidak mempermasalahkan hal itu, lagian bulan-bulan ini aku akan sibuk dengan syuting sinetron dan juga beberapa pemotretan." jawabnya yang kemudian memeluk suaminya.

"Terimakasih atas perhatianmu Sayang, aku janji akan meluangkan waktu lebih banyak denganmu setelah aku dan Hanum pindah dari rumah kedua orangtuaku, jadi aku bisa lebih leluasa bertemu denganmu dan tentunya bebas dari pengawasan Papah!"

"Semoga secepatnya ya Mas, yang terpenting kau tidak menyentuh wanita itu, aku tidak akan rela jika suamiku tidur dengan wanita lain selain aku, meskipun wanita itu adalah istrimu!" pintanya sambil mengerucutkan bibirnya.

Mendengar hal itu, sontak Tama malah tertawa terbahak-bahak.

"Kau jangan pernah memiliki pikiran sampai kesitu, Sayang...mana mungkin aku mau menyentuh wanita buruk rupa itu, yang ada aku sudah jijik duluan, ya sudahlah kau tidak usah membahas wanita itu lagi." pintanya yang kemudian kembali memeluk Bella.

Sore menjelang magrib akhirnya Tama tiba di rumahnya, rasa cemas dan khawatir yang telah di rasakan oleh Hanum kini telah sirna, sedangkan Pak Cahyo saat ini sedang melaksanakan tugasnya di Kota Palembang selama satu minggu dan tidak lupa istrinya ikut mendampingi sang suami, mengingat sebentar lagi Komjen Cahyo Pradipta akan menjabat sebagai Wakapolri di negeri ini menggantikan Wakapolri sebelumnya yakni masih kerabat dekatnya sendiri, dan semua itu tinggal menunggu sampai bulan depan.

Seperti biasa Hanum menyambut hangat suaminya, ia berusaha melayaninya dengan baik.

"Num tolong siapkan air hangat untukku, aku merasa sangat lelah, dan apakah kau sudah masak? Setelah mandi aku ingin makan malam bersamamu!" rupanya Tama sengaja bersikap baik terhadap Hanum agar istrinya tidak mencurigainya, tapi justru dengan sikapnya yang seperti itu, Hanum malah menaruh curiga padanya.

'Kenapa aku merasa Mas Tama telah menyembunyikan sesuatu dariku? Entah itu apa, tapi sepertinya ada kaitannya dengan mimpiku kemarin, ck...sudahlah sebaiknya aku positif thinking saja!' batinnya mencoba menepisnya.

Selesai mandi dan makan malam bersama, Tama pun memutuskan untuk tidur di kursi sofa dan membiarkan Hanum tidur seorang diri di atas ranjang tempat tidur miliknya.

"Num, apakah kau sudah tidur? Tanya Tama sambil menatap langit-langit di kamarnya.

"Belum Mas, memangnya kenapa?" jawab Hanum yang ternyata sama-sama sedang menatap langit-langit di kamarnya.

"Tidak apa-apa kok, emmhhh....besok jangan lupa kau bangunkan aku sebelum subuh, soalnya sebelum jam enam pagi, aku harus sudah berada di Mabes!" pintanya kepada Hanum.

"Baik Mas, nanti aku bangunkan kamu sebelum waktu subuh!"

Kemudian susana kamar mendadak menjadi hening, rupanya Tama sudah tertidur dengan lelap.

Sebelum menjelang subuh Tama sudah bersiap-siap untuk pergi ke Markas Besar Polisi Jakarta pusat, mengingat pagi ini akan diadakannya apel gabungan dari beberapa anggota polisi lainnya.

Tama sempat terkejut saat Hanum memberikannya sebuah kotak bekal makanan untuknya.

"Apa ini Num?"

"Itu nasi goreng ayam kampung, Mas. Aku juga sudah buatkan acar dan aku taruh di dalamnya, semoga kau suka dengan masakanku!" ujarnya sembari menatap wajah suaminya.

Tanpa berkomentar apapun, entah kenapa Tama merasa bersalah terhadap Hanum, padahal Hanum berusaha menjadi istri yang patuh dan baik untuknya, namun dirinya malah diam-diam telah menusuknya dari belakang, yakni dengan sebuah penghianatan.

Setibanya di Mabes, rupanya sudah banyak anggota Polisi yang berkumpul di lapangan Mabes Polri Jakarta pusat, mereka pun sudah mengatur barisan dengan sangat rapih, dan saat Tama bergegas menuju lapangan, para anggota polisi lainnya serempak menyapanya dan memberinya hormat.

Setelah apel pagi selesai, Tama merasakan perutnya yang keroncongan, kemudian ia teringat akan kotak bekal makannya dari Hanum.

"Wah, tumben sekali Pak Kombes tidak sarapan di kantin, eh malah bawa kotak bekal makanan." ejek Damar.

"Diam kau Damar, aku terpaksa saja memakan makanan ini, sebagai rasa hormatku atas kerja keras serta usaha istriku membuatkan aku sarapan." jawabnya sambil mendengus kesal.

"Oh iya ya aku lupa kalau pak Kombes ini sudah menikah, bahkan pak Kombes menikahi dua orang wanita dalam jangka waktu yang cukup dekat." celetuk Damar dengan sengaja memelankan intonasi suaranya.

Deg!

Sontak Tama terkejut atas perkataan dari Damar, sahabat dekatnya.

"Dari mana kau bisa tahu semua itu Damar?" tanya Tama sambil menengok ke arah kanan dan kiri, ia takut ada orang lain yang menguping percakapan mereka.

"Villa yang Pak Kombes sewa untuk acara pernikahan siri sekaligus malam pengantin kalian, adalah Villa milik Pamanku dan salah satu saksi pernikahan kalian adalah pamanku juga, kenapa Pak Kombes tega melakukan hal ini? Istrimu terlalu berharga untuk di sakiti dan di khianati olehmu Kombespol Aditama Putra Pradipta." cetusnya, kali ini Damar benar-benar kecewa atas sikap sahabatnya yang menurutnya sangat tidak berperasaan.

'Kenapa bisa menjadi seperti ini? Aku harus bisa membuat Damar bungkam, sungguh sial!' umpatnya dalam hati.

Bersambung....

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

kamu sangat kurang ajarrr keterlaluan sekali pa kombespol aku jadi hilang respek nih sama abdy negaraa kamu itu harus nya menjadi panutan masyarakat tapi kamu malah menjadi kan dirimu sendiri jadi cacian kuu aditama aaa aku bencii kau pa kombespoll

2025-04-11

1

retiijmg retiijmg

retiijmg retiijmg

semoga hanum nanti dpt ganti yg lbh baik dari tama.
masa hanum dapat bekasnya bella sih.
lanjut kak.
ceritanya sll bikin penasaran

2025-04-10

2

Ma Em

Ma Em

Hanum sdh dapat ilham dari mimpinya bahwa Tama sdh punya wanita lain semoga Hanum segera mengetahui perselingkuhan Tama dgn Shela jgn lama2 thor cepat beritahu Hanum agar Hanum segera bertindak.

2025-04-10

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!