hasutan.

...Di lobi perusahaan yang ramai oleh karyawan, pemandangan Amina yang tergeletak tak sadarkan diri menciptakan keheningan yang mencekam. Tiba-tiba, pintu lift terbuka dan Stevan muncul, suaranya memecah kesunyian dengan teriakan lantang....

"Amina!"

...Suara Stevan yang menggelegar sontak mengagetkan semua orang, membuat mereka terperanjat dan reflek mundur beberapa langkah....

...Tanpa ragu, Stevan berlari menghampiri Amina, mengangkat tubuhnya dengan sigap, lalu menatap tajam ke sekeliling karyawan dengan sorot mata penuh amarah....

"Siapa di antara kalian yang menyebabkan ini?" tanya Stevan dengan nada membentak.

...Mereka semua memilih menunduk dalam ketakutan dan tak berani bersuara, membuat Stevan semakin murka....

"Jika kalian tidak menjawab, aku sendiri yang akan memeriksa rekaman CCTV," ancam Stevan dengan tatapan tajam menyapu seluruh karyawan.

...Akhirnya, seorang karyawan memberanikan diri maju dan berdiri di hadapan Stevan....

"Tuan," ucapnya dengan suara gemetar sambil menunduk, "tadi Nona Amina datang untuk bertemu Tuan, namun resepsionis membentaknya."

...Stevan tersentak, lalu dengan cepat menoleh ke arah resepsionis. Wanita itu membungkuk dalam ketakutan yang begitu dalam hingga keringat membasahi pelipisnya dan tubuhnya bergetar tak terkendali....

"Berani-"

"Tuan, ampun... saya hanya menjalankan prosedur. Nona ini datang tanpa pemberitahuan, saya tidak tahu siapa dia, jadi saya menyuruhnya menunggu, tapi tiba-tiba dia jatuh pingsan," sergah resepsionis dengan nada panik yang kentara.

Tiba-tiba, Asisten Stevan muncul, membelah kerumunan dan menghampiri Stevan yang memangku tubuh Amina. "Tuan," katanya dengan suara mantap, "kami punya bukti rekaman CCTV. Nona Amina pingsan karena syok setelah dibentak oleh resepsionis."

"Pecat wanita itu dan sebarkan informasi ke perusahaan lain agar tidak mempekerjakannya," titah Stevan dingin, lalu beranjak membawa Amina dalam pelukannya.

"Tidak!! Tuan, maafkan saya!" jerit resepsionis histeris ketika petugas keamanan menariknya paksa keluar dari gedung.

...Saksikan adegan itu, para karyawan lain segera membubarkan diri dan kembali ke meja kerja mereka masing-masing, bayangan akan nasib serupa menghantui pikiran mereka....

...Setelah tiba di ruangan, Stevan segera membawa Amina dengan hati-hati ke ruang privatnya, lalu merebahkannya di kasur....

...Kemudian ia duduk di tepi ranjang, terdiam menatap wajah cantik Amina yang sangat dirindukannya....

"Sayang," bisiknya pelan sambil mengusap pipi mulus Amina.

...(Di sisi lain)...

...Di depan gerbang kampus, Kevin terus berjalan gelisah sambil melihat jam tangannya. Ia bertanya-tanya mengapa Amina belum juga muncul, padahal ia sudah bersemangat untuk mengajak gadis itu ke taman nanti siang....

"Kak, Kevin," sapa Amel yang datang dari arah belakang Kevin.

Kevin berbalik. "Amel? Kamu di sini? Lalu, Amina mana?" tanyanya dengan nada bingung.

"Kurasa Amina pergi ke perusahaan kakaknya," jawab Amel.

"Perusahaan?" Kevin mengerutkan kening. "Ada urusan apa dia ke sana?" tanyanya, rasa ingin tahu terpancar dari wajahnya.

"Amina menghubungiku semalam," Amel menjelaskan, "dia bilang sedang sedih karena merasa diabaikan oleh kakaknya."

"Jadi, kamu yang menyuruhnya menemui kakaknya yang posesif itu?" Kevin menebak dengan tepat.

"Iya... habis bagaimana lagi," jawab Amel. "Dia bilang sedih bukan karena lupa sama kamu, tapi justru karena kakaknya sendiri yang mengabaikannya. Jadi, ya sudah..."

"Kamu keterlaluan, Amel! Kamu tahu persis bagaimana Stevan memperlakukan Amina, tapi kamu malah menyuruhnya menemui kakaknya yang bahkan tidak menganggapnya adik!" bentak Kevin dengan nada tinggi.

"Ih! Kenapa Kak Kevin malah membentakku! Aku kan cuma mau bantu, salahku apa!" pekik Amel, matanya mulai berkaca-kaca, menatap Kevin dengan raut kecewa.

"Ah... maaf, aku hanya-"

"Sudahlah... lebih baik aku masuk kelas saja," potong Amel dengan nada dingin, lalu berbalik dan berjalan menjauhi Kevin.

...Lorong sambil mengusap air mata yang lolos membasahi pipinya, tiba-tiba......

"Kasihan sekali kamu..." ejek seorang siswi penggemar berat Kevin. Ia menatap Amel dengan tatapan penuh kepura-puraan.

"Amina, si yatim piatu itu, tidak kekurangan kasih sayang dari Kevin maupun kakak angkatnya. Sedangkan kamu..."

"Cih! Itu bukan urusanmu," desis Amel kesal.

"Aahh... terserah kamu. Tapi, aku hanya ingin memberitahumu, kalau Amina berhasil mendapatkan Kevin, kamu akan ditinggalkan begitu saja oleh mereka. Bye..." Gadis itu pergi sambil melambaikan tangan ke arah Amel dengan senyum mengejek.

...Amel terpaku di tempat, merenungkan kata-kata gadis itu. Ia setuju. Selama ini, Kevin hanya fokus pada Amina. Sementara itu, Amina tidak kekurangan kasih sayang dari kedua orang tua dan kakak angkatnya, bahkan Kevin juga turut memperhatikannya. Sedangkan dirinya? Diabaikan oleh semua orang, termasuk kedua orang tuanya sendiri....

"Amina, untuk kali ini aku tidak akan mengalah lagi," gumam Amel, mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Wajahnya kini memancarkan kebencian yang mendalam.

...Hari ini, Amel bertekad untuk meraih kebahagiaannya dengan caranya sendiri. Meskipun persahabatan harus hancur, ia tidak peduli lagi. ...

(Bersambung)

... ...

... ...

... ...

Terpopuler

Comments

Myra Myra

Myra Myra

kamu mudah mkn hasutan...PD perempuan mcm tu ...

2025-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!