Hipnotis

...Keesokan harinya, dengan hati cemas, mereka membawa Amina menemui psikolog. Stevan bahkan mengesampingkan pekerjaannya, memilih untuk menunda jam kantor demi mendampingi adiknya dalam pemeriksaan yang terasa berat ini....

Ceklek.

Pintu ruangan praktik terbuka, dan Tuan Hernando serta Nyonya Elsa segera menghambur ke arah sang psikolog. "Bagaimana hasilnya, Dok?" tanya mereka penuh harap dan kecemasan.

Dokter itu menghela napas panjang, raut wajahnya menunjukkan kelelahan. "Ini tidak mudah, Tuan dan Nyonya. Pasien sama sekali menolak untuk berkomunikasi," jawabnya dengan nada lesu.

"Lalu, apa yang harus kami lakukan?" Stevan bertanya, suaranya terdengar khawatir saat ia muncul dari belakang kedua orang tuanya.

"Jika Tuan dan Nyonya tidak keberatan, saya mengusulkan untuk melakukan hipnotis. Tujuannya adalah membantu pasien melupakan kejadian traumatis yang menimpanya," ujar sang dokter dengan nada hati-hati.

"Apa tidak ada alternatif lain, Dok?" tanya Stevan dengan nada keberatan.

"Maaf, Tuan, tidak ada," jawab dokter sambil menggeleng pelan.

...Dalam situasi yang mendesak, Nyonya Elsa memberanikan diri mengambil keputusan....

"Lakukanlah, Dok," perintahnya dengan tegas.

"Ma," ucap Stevan dan Tuan Hernando bersamaan, menunjukkan keterkejutan mereka.

"Ini adalah pilihan terbaik untuk putriku. Jika dia tidak bisa sembuh sepenuhnya, setidaknya dia bisa melupakan trauma ini," tegas Nyonya Elsa dengan keyakinan.

...Tuan Hernando dan Stevan terdiam, membiarkan keputusan itu diambil. Kemudian, dokter meminta Stevan untuk ikut masuk ke dalam ruangan. Alasannya, saat kejadian terakhir, hanya Stevan yang berhasil berkomunikasi dengan Amina....

...Proses hipnotis pun dimulai dengan kehati-hatian. Stevan dengan sabar duduk di sisi Amina, terus menggenggam erat tangannya seolah menyalurkan kekuatan....

"Kembalilah padaku," bisik Stevan lirih, matanya berkaca-kaca menatap wajah Amina yang kini dipenuhi keringat dingin.

"Aarrrgg! Aku tidak bersalah! Kumohon, jangan ganggu aku!" teriak Amina histeris, tubuhnya meronta-ronta.

"Ssttss... sayang, kembalilah padaku," bisik Stevan lembut di telinga Amina, kemudian mencium punggung tangannya dengan penuh kasih sayang dan harap.

...(Di benak Amina)...

...Kilasan kejadian perundungan itu kembali menyeruak. Tiba-tiba, suasana di sekitarnya berubah menjadi gelap gulita. Amina meringkuk seorang diri di tengah ruangan yang pekat dan mencekam....

...Tubuhnya menggigil hebat, dan suara-suara ejekan yang menyakitkan menggema di sekelilingnya. Namun, di tengah kebisingan itu, samar-samar ia mendengar suara lembut Stevan, "Kembalilah kepadaku, Amina." Perlahan, Amina mengangkat kepalanya, berusaha melihat menembus kegelapan yang mengurungnya....

"Kakak?" panggil Amina lirih, suaranya bergetar penuh harap sambil menoleh ke sana kemari, mencari sosok Stevan di tengah kegelapan.

"Amina, ikut suara Kakak," ucap Stevan samar.

"Kakak... Amina takut, mereka jahat Kak," lirih Amina bangkit dari duduknya berlari ke arah sumber suara.

"Kakak... Amina takut, mereka jahat, Kak," lirih Amina, bangkit dengan lemah dari posisi meringkuknya dan berlari tertatih ke arah sumber suara yang samar.

...Namun, sekuat tenaga Amina berlari, suara Stevan justru kian menjauh, membuatnya dilanda keputusasaan yang mendalam. Ia terhenti, berdiri membeku dengan kepala tertunduk, dan isak tangis pilu mulai mengguncang tubuhnya....

"Kakak... jangan tinggalkan Amina... Amina janji akan menjadi adik yang baik," rintih Amina di antara sesenggukan tangisnya yang memilukan.

"Amina...."

...Mendengar namanya dipanggil, Amina segera mendongak, air mata terus mengalir deras di pipinya....

"Kakak... kamu di mana?" panggilnya dengan suara serak dan penuh harap.

Tap.

Tap.

Tap.

...Suara langkah sepatu yang asing menggema dalam kegelapan, membuat Amina semakin ketakutan. Ia perlahan mundur selangkah demi selangkah. Sosok itu terus bertransformasi di matanya, bergantian menjadi Kevin dan Stevan seiring mendekat, hingga akhirnya berdiri tepat di hadapannya....

"S~siapa kamu?" tanya Amina dengan suara tercekat, diliputi ketakutan yang mendalam.

...Sosok itu mengulurkan tangannya perlahan, lalu mengusap lembut kepala Amina....

"Ini aku, Kakakmu," jawab Stevan dengan suara penuh kasih sayang.

...Ekspresi takut dan sedih yang sebelumnya membayangi wajah Amina seketika luntur, digantikan oleh senyuman lega dan bahagia yang tulus......

"Kakak!" seru Amina penuh kerinduan, langsung berhambur memeluk Stevan erat.

...Tangis yang tertahan akhirnya pecah di dalam pelukan Stevan. Stevan menghela napas lega, merasakan beban di hatinya sedikit terangkat, lalu membalas pelukan adiknya dengan erat....

"Ayo kita pulang, Mama dan Papa sudah menunggu kita," ajak Stevan lembut, lalu menggendong Amina ala bride style. Bersama, mereka berjalan menuju cahaya terang yang tiba-tiba muncul di kejauhan.

...(Kembali ke dunia nyata)...

Perlahan, kelopak mata Amina terbuka, menatap kosong langit-langit ruangan.

"Amina..." panggil Stevan lirih, suaranya sarat kekhawatiran.

Amina tersentak kecil, lalu menoleh ke samping. Air mata kembali membanjiri pipinya, dan bibirnya bergetar hebat.

"Kakak..." lirih Amina dengan suara lemah.

Stevan segera melepaskan genggaman tangannya, yang sedari tadi erat menggenggam tangan Amina, dan menarik adiknya ke dalam pelukannya.

"Maafkan Kakak... Kakak janji tidak akan mengganggumu lagi, maafkan Kakak," bisik Stevan penuh penyesalan.

...Semua kejadian selama proses hipnotis itu menyadarkan Stevan betapa ia juga telah menyakiti Amina. Penyesalan mendalam menghantamnya. Sejak saat itu, Stevan berjanji dalam hati akan merelakan Amina dan menyayanginya sepenuhnya sebagai seorang adik....

"Apa maksud Kakak? Apa Kakak tidak mau melihat Amina lagi?" tanya Amina, tampak telah melupakan semua kengerian yang telah Stevan lakukan.

Stevan tersenyum getir, lalu melepaskan pelukannya. "Tidak apa-apa, Sayang. Mulai hari ini, Kakak berjanji tidak akan menekanmu lagi." Dengan lembut, Stevan mengusap air mata yang terus mengalir di pipi Amina.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Yara

Yara

berbalik nih kayanya yg ngejar 😊😊

2025-04-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!