Apa kamu tau arti pacaran?

...Sesuai dengan arahan Stevan, setelah Amina menyelesaikan pengecekan hasil ujiannya, ia segera dijemput oleh Erik, asisten Stevan, untuk menuju perusahaan keluarga Salvador....

...Setibanya di sana, Erik dengan sigap mengantarkan Amina menuju pintu ruang kerja Stevan....

Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk," jawab Stevan dari dalam ruangan.

Ceklek.

"Nona, silakan masuk," ujar Erik mempersilakan.

"Terima kasih," balas Amina dengan senyum hangat.

...Ia pun melangkah masuk, dan Erik segera menutup pintu ruangan di belakangnya....

"Duduklah di sana," perintah Stevan tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas di tangannya.

"Baik, Kak," jawab Amina seraya menghampiri sofa dan duduk.

...Beberapa menit berlalu, Stevan akhirnya meletakkan berkas dari tangannya. Ia bangkit berdiri, lalu berjalan mendekati Amina dan duduk di sofa yang berhadapan dengannya....

"Kemarilah, duduk di sini," perintah Stevan sambil menepuk pelan pahanya.

...Dengan kepolosan yang terpancar, Amina hanya mengangguk. Ia menuruti arahan Stevan, sebuah kebiasaan sejak kecil di mana ia seringkali duduk di pangkuan kakaknya itu....

"Kenapa kamu ingin berpacaran? Apa kasih sayang Kakak selama ini kurang bagimu?" bisik Stevan lirih, sembari membelai lembut pipi Amina dengan gerakan sensual yang terasa menggelitik.

...Tatapan matanya begitu dalam dan sarat akan makna tersembunyi. Nafasnya terdengar sedikit memberat, seolah ia sedang berjuang menahan sesuatu dalam dirinya....

"A-aku... sudah lama menyukainya, Kak. Dan hari ini, dia baru saja mengajakku," jawab Amina dengan suara pelan, menundukkan kepala karena malu, kedua pipinya merona merah.

...Stevan menghela napas berat, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Amina....

"Apa kamu tahu arti kata pacaran?" bisik Stevan rendah, sesekali mengecup lembut daun telinga Amina yang kini terasa panas dan memerah.

Amina menggeleng pelan, rasa malu menjalari tubuhnya. "Tidak, Kak," jawabnya lirih.

"Sini." Stevan meraih lembut tengkuk Amina, mengarahkan wajah gadis itu agar menatapnya. "Ini arti pacaran orang dewasa," bisiknya lagi, sebelum bibirnya perlahan mendekat ke bibir Amina.

...Lalu, bibir Stevan menyentuh dan melumat bibir Amina. Kedua mata Amina terbelalak sempurna karena terkejut, dan ia refleks menjauhkan diri....

"Kak... itu ciuman pertamaku," ucap Amina dengan suara bergetar, menatap Stevan dengan mata yang berkaca-kaca, penuh keterkejutan dan rasa tak percaya.

"Aku tahu," desis Stevan, tatapannya menggelap. "Dan jika kamu menolak seperti itu, maka dia akan membanting tubuhmu seperti ini."

...Dengan gerakan cepat dan kasar, Stevan merebahkan tubuh mungil Amina di sofa, lalu menindihnya tanpa ampun....

"Kak! Hentikan!" pekik Amina, suaranya bergetar hebat karena panik yang mulai mencengkeram.

"Dan akan mengunci kedua tanganmu seperti ini," lanjut Stevan dengan dingin, menggenggam pergelangan tangan Amina dan membawanya ke atas kepalanya, menguncinya dengan kuat.

"Kak, aku takut, hentikan, aku mohon..." lirih Amina dengan air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Laki-laki yang sedang menginginkan sesuatu tidak akan mendengarkanmu, Amina," bisik Stevan dengan suara serak yang berbahaya.

...Perlahan, tangannya yang besar menyentuh salah satu paha Amina, membelainya dengan gerakan lambat namun penuh ancaman, naik semakin tinggi. Kemudian, tanpa menunggu, tangannya menyusup masuk ke dalam lipatan dress Amina....

"Kak, hentikan!" seru Amina dengan suara tercekat.

"Lalu, dia akan membenamkan wajah di dadamu dan berbisik, 'Aku menginginkanmu, sayang'," bisik Stevan dengan suara rendah yang berbahaya, lalu tanpa menunggu, ia membenamkan wajahnya di antara kedua gundukan dada Amina yang terasa penuh.

...Di bawah sana, tangan Stevan terus bergerak semakin dalam, berusaha merobek pertahanan dalaman Amina....

"Kak ... Hiks... hiks... hiks," tangis Amina pecah, meronta di bawa kungkungan Stevan dengan susah payah. Tubuhnya gemetar hebat, diliputi ketakutan yang tak terperi.

...Stevan menarik tangannya keluar, menatap Amina dengan senyum yang dipaksakan namun terlihat lembut, kemudian mengusap air mata yang membasahi pipi gadis itu....

"Itulah yang akan terjadi saat kamu berpacaran, Amina. Jadi, dengarkan Kakak," bujuk Stevan dengan nada persuasif.

"Baik, Kak," jawab Amina dengan anggukan patuh yang rapuh. Ia lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Stevan, terisak hebat dalam pelukan posesif kakaknya.

"Pria bajingan, kamu mencoba mengambil wanitaku, jangan harap," batin Stevan menatap Amina yang tenga menangis dengan tajam.

...Kelelahan dan air mata akhirnya membawa Amina terlelap dalam pelukan Stevan. Dengan gerakan lembut dan penuh kehati-hatian, Stevan menggendong tubuh ringkih Amina, membawanya masuk ke ruangan privatnya, dan merebahkannya perlahan di atas kasur....

"Amina... kamu benar-benar membuatku gila," bisik Stevan lirih, mengusap lembut pipi gadis itu yang tampak damai dalam tidurnya.

...Stevan mengeram frustrasi. Alih-alih membangunkan Amina, ia memilih melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Di sana, ia melampiaskan hasratnya seorang diri, menjadikan sosok polos Amina sebagai objek dalam fantasi liarnya yang terpendam....

(Bersambung)

...(Bonus)...

(Visual Stevan)

(Visual Amina)

Terpopuler

Comments

asihh..💖

asihh..💖

tak kasih kopi mom biar kuat melek buat up trs mom😁😁

2025-04-04

2

Yara

Yara

😍😍😍😍😍😍😘😘😘

2025-04-07

1

Yeni Astriani

Yeni Astriani

keren Thor visualnya

2025-04-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!