kampus

...Amina tiba di kampus dan langsung melihat Kevin serta Amel yang sudah menunggunya. Mereka bertiga berjalan menyusuri lorong yang ramai menuju kelas masing-masing....

"Bye, Kak Kevin!" Amel melambaikan tangan sebelum menghilang di balik pintu kelas.

"A~aku-" Belum sempat Amina menyelesaikan perkataannya, Kevin sudah menariknya perlahan ke dalam dekapannya.

"Semangat belajar, sayang," bisik Kevin lembut.

"I~iya, Kak," jawab Amina dengan gugup.

...Kevin melepaskan pelukannya, mengusap pipi Amina yang bersemu merah dengan senyum hangat, lalu berpamitan. Setelah Kevin pergi, Amina menarik napas dalam dan memasuki kelasnya....

🌺

🌺

🌺

...Beberapa jam terasa singkat, dan tanpa terasa bel istirahat berbunyi. Kevin menggandeng Amel dan Amina, membawa mereka menuju ramainya kantin....

"Wah, Kak, ternyata makanannya enak-enak semua!" seru Amel antusias, matanya berbinar-binar melihat berbagai hidangan yang tertata rapi di dalam lemari kaca.

"Boleh saja makan banyak, asal jangan lupa sisakan buat kami juga," goda Kevin sambil tertawa ringan.

...Sontak, wajah Amel berubah masam menatap Kevin. Amina yang melihat itu ikut tertawa geli. Ia maklum, Amel memang sangat suka makan dan akan merasa nyaman di mana saja jika ada makanan lezat, bahkan seandainya mereka berada di tengah medan perang....

... Wajah Amel tertekuk masam. Dengan langkah cepat, ia memilih makanan dan berlalu dari hadapan Amina dan Kevin yang masih tergelak, kemudian duduk sendirian di meja....

"Ck! Bikin naik darah saja," gumam Amel seraya mulai makan.

...Kekesalan tak menghalanginya untuk menikmati makanan. Tak berapa lama, Kevin dan Amina menghampirinya dan duduk di kedua sisinya....

"Amel, lihat! Aku ada udang goreng lebih buat kamu," kata Amina sambil menyodorkan piringnya.

"Benarkah?" Mata Amel yang tadinya merengut langsung berbinar menatap udang di piring Amina.

"Iya, ini buat kamu. Aku tahu kamu paling suka seafood," ucap Amina sambil memindahkan udang goreng itu ke atas nasi Amel.

...Tak lama berselang, mereka kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran hingga selesai. Saat jam kuliah berakhir, Amel dan Amina berjalan beriringan menyusuri koridor kampus menuju parkiran. Tiba-tiba,...

Vroom!

...Raungan motor sport berwarna hitam memecah keheningan, berhenti persis di depan Amel dan Amina....

"Hai, sayang," sapa Kevin, membuka pelan kaca helm full face-nya dan menatap lembut Amina.

"Oke deh, aku cabut duluan ya!" celetuk Amel sambil mempercepat langkah menuju mobil, tak ingin menjadi "obat nyamuk" bagi keromantisan Amina dan Kevin.

"Mau aku antar pulang?" tanya Kevin dengan senyum.

...Pipi Amina bersemu merah saat membalas senyum Kevin dan berjalan mendekat. Namun, sebelum kakinya sempat melangkah naik ke motor, suara nada dering ponsel menghentikannya....

"Kak, tunggu sebentar ya, ada telepon," kata Amina sambil merogoh tasnya untuk mengambil ponsel.

...Amina mengeluarkan ponsel dari tasnya dan melihat nama yang tertera di layar....

"Kakak..." bisiknya sebelum menjawab panggilan dengan mengusap ikon hijau.

"Halo, selamat siang," ucap Amina lembut.

Suara tegas Stevan terdengar dari seberang, "Asistenku sudah menunggumu di parkiran. Segera naik mobilnya dan datang ke apartemenku."

Mata Amina menyapu area parkiran. Ia melihat sebuah mobil mewah yang familiar terparkir tak jauh di belakang Kevin. Itu pasti mobil Stevan.

"Baik, Kak," kata Amina singkat, mengakhiri panggilan, dan kemudian menatap Kevin dengan ekspresi yang sulit dibaca.

"Kak, maaf, sepertinya aku tidak bisa ikut," ucap Amina sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Kenapa?" tanya Kevin dengan bingung.

"Itu... mobil Kak Stevan sudah di sini untuk menjemputku," jawab Amina.

...Kevin kemudian menoleh ke sekeliling, lalu melihat ke arah belakang mereka dan mendapati mobil milik Stevan terparkir di sana. Keningnya berkerut, timbul rasa curiga, namun ia berusaha untuk tidak terburu-buru menuduh....

"Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan," ucap Kevin sambil tersenyum getir.

...Amina hanya mengangguk singkat dan segera berjalan meninggalkan Kevin menuju mobil Stevan, lalu masuk ke dalamnya. Tanpa menunda, asisten Stevan segera menjalankan mobil tersebut, meninggalkan area kampus menuju apartemen Stevan....

...Setibanya di apartemen, Amina segera turun dari mobil dan berjalan seorang diri menuju lift, lalu naik ke lantai atas....

Ting!

Pintu lift terbuka, dan Amina bergegas keluar menuju pintu apartemen Stevan.

Tok.

Tok.

Ceklek.

"Kak," sapa Amina dengan senyum saat Stevan membuka pintu.

"Masuk," titah Stevan dingin, berbalik dan melangkah pergi.

...Senyum yang tadinya menghiasi bibir Amina seketika memudar, digantikan rasa takut dan cemas setelah melihat raut wajah Stevan yang dingin....

"Semoga aku selamat," gumam Amina lirih sambil melangkah masuk ke dalam apartemen dengan berat hati, lalu menutup pintu.

...Mata Amina mengamati sekeliling apartemen mewah itu sambil melangkah mendekati Stevan yang kini duduk membelakanginya di sofa ruang tamu....

(Bersambung)

...(Bonus)...

(Visual Kevin)

(Visual Amel)

Terpopuler

Comments

asihh..💖

asihh..💖

next Thor ikutan kesel deh ma Stevan posesif bgt gak bs liat Amina seneng dikit...

2025-04-05

1

sullycungliiie

sullycungliiie

Thor jangan sampai amena hilang keperawanannya gara2 Steven ya thor

2025-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!