Mempermalukan

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tanpa Bulan sadari, Arneta telah sampai di atas panggung hingga dengan penuh percaya diri melenggang menghampirinya sembari bertepuk tangan.

PLOK PLOK PLOK

"Wah Indah sekali." Puji Arneta sembari melangkah menggeser tubuh Bulan dari depan Mikrofon.

Deg

Ekspresi Bulan nampak terkejut, hingga ia reflek menyingkir begitu saja tanpa perlu Arneta yang mendorongnya menjauh.

Seluruh tamu kini berangsur diam karena mengira jika sang pemilik acara akan mengumumkan sesuatu.

"Suara anda sangat indah Nona Bulan." Puji Arneta sembari menatap Bulan yang kini nampak tersenyum

"Terimakasih." Jawab Bulan dengan jumawa.

Di dalam hati, Bulan tertawa sinis. sebab, ia merasa lebih unggul dari Arneta dalam segala hal. ia merasa jika pesta itu lebih cocok sebagai pestanya. sebab, seluruh tamu justru begitu memuji kehebatannya dalam bernyanyi dan lebih antusias menatapnya dari pada sang pemilik Acara yaitu sang istri Sah.

"Melihat Nona Bulan menyanyi, Saya seolah terpanggil untuk menyanyikan sebuah lagu khusus di malam pesta ulang tahun pernikahan kami, apakah Bisa?

Arneta bertanya kepada para memain musik yang berada tepat di belakang Bulan.

Sontak permintaan Arneta membuat Bulan mengerutkan keningnya. ia merasa jika Arneta hanya akan mempermalukan diri sendiri jika suaranya tak sebanding dengan dirinya.

Tanpa di sadari Bulan, seluruh pemain musik justru kompak menganggukkan kepalanya hingga membuat Arneta tersenyum Puas.

"Terimakasih,"

Arneta lalu menyentuh Microphone yang ada di hadapannya. warnanya yang merah senada dengan baju bulan membuatnya yakin jika benda itu adalah milik selingkuhan suaminya itu.

"Boleh kah saya meminjam Microphone anda ini?"

"Tidak Boleh. anda bisa memakai microphone lain jika ingin bernyanyi!" jawab Bulan dengan ketus, lalu menyambar Microphone nya dari genggaman Arneta

Namun Justru benda itu jatuh begitu saja sebelum sempat mendarat di tangannya.

"Ahhhh" Pekik Arneta dan Bulan bersamaan.

"Upsss," Pekik Arneta dengan wajah penuh penyesalan sembari menutup mulutnya sendiri

"APA YANG KAU LAKUKAN? KAU PASTI SENGAJA KAN MELAKUKANNYA?" pekik Bulan marah

Buru-buru Ia mengambil benda penunjang performa nya itu, untuk mengeceknya apakah ada kerusakan.

"Ya tuhan, Microphone mahal ku." Gumam Bulan tanpa sadar.

Wanita itu sampai lupa diri hingga tidak sadar dengan apa yang ia lakukan, sebab Microphone mahalnya terjatuh.

Di sisi lain, Vincent dan Ragnar baru saja masuk kembali ke ruangan itu. namun, justru pemandangan kurang mengenakan yang mereka dapati.

Vincent terbelalak ketika Bulan tengah memaki-maki Arneta di depan seluruh kolega bisnisnya. hingga membuatnya buru-buru berlari ke arah panggung untuk menghampiri sang istri.

Bukan hanya kedua pria itu saja yang terkejut dengan keberanian Bulan. namun seluruh tamu undangan dan keluarga Ardiansyah pun juga bereaksi sama.

"Lihat ini! kau sadar dengan apa yang kau lakukan?apakah kau pikir, kau bisa menggantinya?" Ujar Bulan mulai semakin kesal, hingga ia lupa dengan siapa ia berhadapan saat ini.

Sembari memasang wajah penuh penyesalan, Arneta mengusap air matanya sendiri. "Aku tidak sengaja melakukannya. jika saja, kau tidak memaksa untuk merebutnya pasti benda itu tidak akan terjatuh." Jawab Arneta

"Apa kau bilang? jadi, kau menyalahkan ku begitu?" Ucap Bulan sembari bersiap mengangkat tangannya untuk menampar Arneta

Namun sayangnya tangan itu berhasil di tepis oleh Vincent yang lebih dulu sampai di sana.

Deg

Bulan terperangah ketika tangannya di tangkap oleh seseorang, terlebih seseorang itu adalah Vincent Ardiansyah, yang kini sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin.

"Beraninya kau melakukan itu pada istri ku," Ucap Vincent di sertai remasan pada lengan Bulan yang ia pegang, sehingga membuat wanita itu meringis menahan sakit

"Vin, apa yang kau lakukan? lepaskan! kau bisa melukainya." Jelas Ragnar sembari melepaskan tangan Bulan dari cengkeraman Vincent

Setelah cengkeraman itu terlepas, Ragnar menarik Bulan ke belakang tubuhnya demi menghindari kemarahan sang sahabat.

Tatapan Vincent menajam seolah ingin menguliti sahabatnya itu hidup-hidup. namun, tiba-tiba ia teringat dengan sesuatu yang lebih penting yaitu keadaan sang istri.

"kau baik-baik saja?" Vincent perlahan menarik Arneta ke dalam pelukannya, sebab wanita itu sejak tadi hanya diam.

Tangis Arneta pecah setelah berada dalam pelukan sang suami, Wanita itu merasa di permalukan di acaranya sendiri.

"Maafkan Aku, Vi. aku tidak sengaja membuat acara ini berantakan! aku hanya ingin membawakan sebuah lagu untukmu, tapi ma....... "

"Suttttttt........ " Potong Vincent sembari menempelkan jari telunjuknya pada bibir sang istri, hingga membuat Arneta tak dapat melanjutkan kata-katanya

Melihat sang istri menangis, Vincent berusaha untuk menenangkannya.

"Ini bukan salahmu, jangan menangis!" Ucapnya sembari mengusap Air mata sang istri,

Lalu, ia berbalik menatap Ragnar yang masih setia berdiri di depan Bulan yang kini nampak sangat ketakutan.

Wanita itu baru saja menyadari jika ia sudah berbuat kesalahan yang sangat fatal hingga membuat Vincent begitu marah padanya.

"Bawa wanita itu pegi dari sini, sebelum aku sendiri yang menyeretnya untuk keluar dari pesta kami!!

Deg

Bulan terkejut bukan main ketika jari Vincent tepat menunjuk ke arah wajahnya. terlebih, Pria itu dengan gamblang telah mengusirnya dari tempat itu tepat di hadapan banyak orang.

Kali ini, Bulan merasa telah di permalukan di depan umum oleh pria yang telah menjadikannya sebagai wanita simpanan. ia ingin sekali berteriak hingga membongkar rahasia mereka sekarang juga di depan keluarganya bahkan rekan kerja pria itu. namun sayangnya, ia tidak memiliki keberanian sebesar itu saat ini.

Bukan hanya Bulan yang terkejut, seluruh orang yang ada di ruangan itu

"Tunggu apa lagi? Bawa dia pergi! "

Dengan suara tegas, Vincent meminta Sang sahabat menggiring Bulan untuk pergi dari sana tanpa memikirkan perasaan wanita itu.

Yang ada di pikiran Vincent saat ini hanyalah keadaan Arneta, yang nampak begitu terpukul dengan apa yang baru saja ia alami.

Huhuuuuu

Suara sorakan dari para tamu mengiringi Bulan ketika di bawa keluar dari tempat itu. sementara itu, keluarga Ardiansyah kini berlari menghampiri menantu mereka yang sudah di permalukan di depan umum oleh seorang artis yang mereka sewa sebagai penghibur

Setelah kepergian Bulan, Arneta nampak tersenyum miring. Niatnya hanya ingin membuat Bulan kesal, namun ia justru berhasil membuat Bulan di permalukan di depan umum.

"Sayang, kau baik-baik saja? Bagaimana bisa wanita itu begitu berani membentak mu." Ucap kedua orang tua Vincent yang nampak begitu khawatir sekaligus kesal

"Aku baik-baik saja bu, terimakasih." Jawab Arneta dengan tersenyum

Di lain tempat, Bulan merasa kesal. sebab, Ragnar tak kunjung melepaskan dirinya dan membiarkannya pergi.

"Stop! lepaskan aku!" Pekik Bulan sembari berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Ragnar

"Diam lah Bulan! kau itu berisik sekali, jangan membuatku kesal dan ikuti saja aku."

"Tidak, lepaskan aku! kau mau bawa ke mana aku ini hah?" Bulan yang kesal memilih menggigit tangan dan perbuatannya itu berhasil membuat Pria itu melepaskan cengkeramannya.

"Ahhhhhh, Shit, apa yang kau lakukan, hah?" Bentak Ragnar sembari meringis menahan sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!