Kilas balik

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesampainya di halaman rumah megahnya, Arneta masuk ke dalam dengan langkah limbung. jiwanya seolah melayang jauh teringat masa lalunya yang begitu bahagia dengan sang suami sebelum fakta menyakitkan itu terungkap.

"Selamat malam nyonya," Sapa pelayan seperti biasa menyambut kepulangannya

Arneta menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan kosong, sehingga membuat sosok pelayan itu sedikit heran.

Setelah jarak mereka semakin dekat, pelayan itu kembali bersuara. "Akhirnya anda pulang juga Nyonya. tadi tuan berpesan jika tuan hari ini tidak bisa pulang sebab mendadak harus pergi keluar kota."

Deg

Arneta seketika menghentikan langkahnya. tubuhnya yang tadinya tak lagi bertenaga kini seolah kembali sehat, bahkan tangannya terlihat terkepal kuat.

Pemandangan itu membuat sang Pelayan semakin bingung. posisi Arneta yang membelakangi nya membuat pelayan itu tidak bisa melihat ekspresi wanita itu dengan jelas.

Atasannya itu tadinya pergi dari rumah untuk menghadiri sebuah pesta. namun, setelah pulang dari pesta sikapnya mulai berubah tak seperti biasanya.

Sikap diam Arneta membuat sang pelayan kembali bertanya. "Nyonya, apakah anda baik-baik saja? atau mungkin anda membutuhkan sesuatu?"

Tanpa berbalik Arneta menjawab, " Tidak perlu, aku hanya ingin segera istirahat di kamar." ucap Arneta, lalu melanjutkan langkahnya menuju anak tangga

****

Di dalam kamarnya, Arneta termenung ia menatap cincin pernikahannya dengan sang suami yang masih bertengger di jari manisnya.

Tak terasa air matanya luruh. tiga hari lagi adalah ulang tahun pernikahannya, namun justru ia mengetahui fakta menyakitkan jika selama ini sang suami telah tega menduakan cintanya.

"Kamu tega, Mas. apa salahku padamu? apakah karena belum hadirnya anak di antara kita, sehingga kau dengan tega melakukan ini padaku?"

Pekik Arneta sembari meremas dadanya sendiri.

Tubuhnya seketika luruh di pinggir ranjangnya, dadanya bergetar hebat. ia hanya ingin meluapkan rasa sesak di hatinya setelah mengetahui fakta menyakitkan setelah 3 tahun pernikahannya.

Di tengah-tengah kekalutan hatinya, Arneta teringat saat-saat manis ketika Vincent meyakinkannya untuk menikahinya.

Cup

Vincent mencium tangan Arneta ketika lamarannya di terima. malam itu, keduanya tengah makan malam mesra berdua di sebuah hotel mewah milih Vincent. hanya ada mereka berdua di suasana yang di sering begitu romantis oleh pria itu.

"Terimakasih sudah menerima lamaran ku sayang, aku berjanji akan setia dan selalu mencintaimu. akan ku hapus luka masa lalu di hatimu tentang ayahmu yang pengkhianat itu."

Mendengar itu, Arneta tersenyum sembari menitihkan air mata bahagianya.

Melihat itu, Reflek Vincent mengusap air mata Arneta hingga berakhir memeluknya. sikap manis Vincent membuat Arneta semakin yakin jika Vincent adalah pria yang tepat untuk dirinya.

"Terimakasih, terimakasih sudah mau menungguku." Ucap Arneta di sela-sela tangisnya saat berada di pelukan Vincent

Mendengar itu, Pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya.

Beberapa saat berlalu, Vincent mengantar Arneta pulang ke rumahnya dan di sambut oleh ibu Arneta, yang ternyata sudah menunggu mereka di depan rumah.

Ketika Vincent membukakan pintu untuk Arneta, Sang ibunda nampak tidak senang hingga memilih bangkit dari duduknya untuk menghampiri keduanya.

"Wah, wah, wah bagus. Dari mana saja Kalian? kenapa jam segini baru pulang?" Bentak sang ibu dengan tatapan tajam

Keduanya sontak terkejut, terutama Vincent yang tidak menyangka jika respon dari ibu Arneta akan se ketus itu padanya.

"Tante, maaf jika saya terlalu malam mengantarkan Arneta untuk pulang. saya......."

"Cukup! aku tidak butuh mendengar penjelasanmu." Potong Ibu Arneta, sembari menarik lengan sang Putri ke belakang tubuhnya

"Mom, kami hanya makan malam dan mas Vincent baru saja melamar Netta." Ucap Arneta sembari menunjukan jari kelingkingnya yang melingkar sebuah cincin berlian

Melihat itu, bukannya senang, sang ibu justru semakin murka hingga menarik tangan Arneta untuk melepaskan cincin itu dari jari putrinya.

"Mom, apa yang Mommy lakukan?"

"Lepaskan itu Netta! bukankah sudah Mommy katakan jika jangan percaya dengan ucapan seorang Pria. mereka semua pembohong, kau akan terluka jika terlibat dengan mereka."

"Mom, mas Vincent tidak seperti itu Mom." Ucap Arneta sembari berusaha untuk menghalangi sang ibu agar tidak merebut cincin itu

Vincent akhirnya turun tangan setelah melihat perdebatan yang terjadi di antara keduanya. "Tante, saya tau ketakutan tante di masa lalu. tapi saya sudah berjanji di depan Arneta jika saya akan selalu setia dan mencintai Arneta setulus hati saya. jadi, tante jangan khawatir!"

"BULLSHIT" Bentak sang Ibu, hingga membuat Vincent dan Arneta kompak terdiam

"Netta, Dengar ini baik-baik! Dia... " Tunjuk sang Ibu tepat di depan wajah Vincent, hingga pria itu reflek mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Dia itu tidak baik untuk mu. Mommy rasa, pria ini suatu saat akan menyakitimu seperti Ayahmu dulu... sudah Mommy ingatkan padamu, jangan sampai termakan ucapan manis laki-laki. Kenapa kau masih keras kepala?"

"Tidak Mom, Vincent tidak seperti itu. " Jawab Arneta tegas

"Ya tante, saya berjanji akan setia pada Arneta."

"Baiklah, jika kalian masih nekat untuk bersama, maka Arneta harus memilih antara laki-laki itu atau Mommy! Jika kau memilih dia, kau harus pergi dari rumah ini. tapi, jika kau memilih Mommy, kau harus memutuskan hubungan kalian. bagaimana?"

"Tidak Mom, mana mungkin Netta melakukan itu? mommy dan Vincent sama-sama berarti di hidup Netta, bagaimana mungkin Netta memilih satu di antara kalian?"

"TIDAK. kau harus memilih."

Ibu Arneta kembali berteriak hingga membuat Vincent hampir putus asa

Sedangkan Arneta hanya bisa menangis mendengar syarat yang di berikan sang ibu. di sisi lain, ia takut pada sang ibu. namun di sisi lainnya, ia mencintai Vincent. ini pilihan yang cukup sulit dan berat untuknya.

"Aku tidak bisa Mom." Jawab Arneta dengan menggeleng lemah

Ibu Arneta hanya tersenyum kecut melihat reaksi putrinya. ia semakin yakin, sikap Arneta yang pembangkang di sebabkan pengaruh dari Vincent hingga membuatnya memutuskan untuk bersikap tegas.

Buru-buru ia masuk ke dalam rumah tanpa sepatah kata pun, hingga membuat Vincent dapat bernafas lega. sebab, ia berfikir pertengkaran ibu dan anak itu sudah berakhir.

Namun, sayangnya ketenangan itu hanya berlangsung sementara. sebab, Ibu Arneta kembali keluar namun kali ini dengan membawa dua koper dan tas milik Arneta yang akhirnya di lemparnya keluar.

Brak

Arneta terkejut hingga berusaha untuk menghampiri sang Mommy, meskipun dengan tegas sang ibu menepis tangannya hingga tubuhnya hampir saja tersungkur jika Vincent tidak segera menangkap tubuhnya.

"Pergi dari sini! sikap ragu-ragu mu itu membuat Mommy yakin jika kau lebih memilih laki-laki itu di Banding Mommy."

"Tidak Mom, ini salah paham. biar aku jelaskan!"

Arneta kembali mencoba mendekat, namun Sang ibu justru kembali menepis tangannya sembari berteriak sebelum pergi dari tempat itu.

"Pergi! Dan ingat baik-baik kata-kata Mommy ini Netta! Pria itu suatu saat akan mengkhianati mu, dan saat itu tiba, kau pasti akan menangis kembali ke pada Mommy."

Duarrrrr

Terpopuler

Comments

Ratna Ningsih

Ratna Ningsih

traumanya dan firasat seorg ibu untuk menjaga putrinya dri rasa sakit. tpi sang putri kurang memahami 🤦🤦

2025-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal ketahuan
2 Undangan menyakitkan
3 Kilas balik
4 Firasat
5 Bangkit
6 Drama sang Gundik
7 Kecewa
8 Tipu muslihat
9 Sukses
10 Rasa bersalah
11 Kemunculan yang tak terduga
12 Mempermalukan
13 Pengusiran
14 Ancaman
15 Sesuai rencana
16 Kecurigaan
17 Kekesalan
18 Siasat
19 Menghindar & visual
20 Gugatan
21 Gugatan 2
22 Perasaan Reyhan sesungguhnya
23 Reyhan Asegaf
24 Viral
25 Penyesalan Arneta
26 Kemarahan Arneta
27 Rencana sang Gundik
28 Putusan
29 Sikap Nyonya Ardiansyah
30 Reyhan Vs Vincent
31 Usaha untuk Rujuk
32 Awal Mulanya Kehancuran Vincent
33 Siasat Nyonya Caterina
34 Memohon maaf sang Ibu (1)
35 Berdamai
36 Kegilaan Vincent
37 Semakin dekat
38 Bejatnya Susan
39 Ancaman
40 Akal licik
41 Akal licik Vincent
42 Perhatian
43 Kisah para pelakor
44 Kekecewaan Arneta
45 Pertemuan tidak terduga
46 Romeo Vz Juliet
47 Rencana licik
48 Teror
49 Khawatir
50 Kebohongan
51 Kekhawatiran
52 Adu domba
53 Kegaduhan
54 Penyesalan
55 Ketegasan seorang IBu
56 Pelaku Utama
57 Tertangkap basah
58 Kejutan
59 Kejutan Yang membuat terkejut
60 Lamaran
61 Melupakan
62 Bertemu kembali
63 Upaya pencarian
64 Ancaman
65 penyelidikan
66 Mulai Gila
67 Bimbang
68 Hari yang di tunggu
69 Hilang
70 Penculikan
71 Kegaduhan
72 Bukti
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Awal ketahuan
2
Undangan menyakitkan
3
Kilas balik
4
Firasat
5
Bangkit
6
Drama sang Gundik
7
Kecewa
8
Tipu muslihat
9
Sukses
10
Rasa bersalah
11
Kemunculan yang tak terduga
12
Mempermalukan
13
Pengusiran
14
Ancaman
15
Sesuai rencana
16
Kecurigaan
17
Kekesalan
18
Siasat
19
Menghindar & visual
20
Gugatan
21
Gugatan 2
22
Perasaan Reyhan sesungguhnya
23
Reyhan Asegaf
24
Viral
25
Penyesalan Arneta
26
Kemarahan Arneta
27
Rencana sang Gundik
28
Putusan
29
Sikap Nyonya Ardiansyah
30
Reyhan Vs Vincent
31
Usaha untuk Rujuk
32
Awal Mulanya Kehancuran Vincent
33
Siasat Nyonya Caterina
34
Memohon maaf sang Ibu (1)
35
Berdamai
36
Kegilaan Vincent
37
Semakin dekat
38
Bejatnya Susan
39
Ancaman
40
Akal licik
41
Akal licik Vincent
42
Perhatian
43
Kisah para pelakor
44
Kekecewaan Arneta
45
Pertemuan tidak terduga
46
Romeo Vz Juliet
47
Rencana licik
48
Teror
49
Khawatir
50
Kebohongan
51
Kekhawatiran
52
Adu domba
53
Kegaduhan
54
Penyesalan
55
Ketegasan seorang IBu
56
Pelaku Utama
57
Tertangkap basah
58
Kejutan
59
Kejutan Yang membuat terkejut
60
Lamaran
61
Melupakan
62
Bertemu kembali
63
Upaya pencarian
64
Ancaman
65
penyelidikan
66
Mulai Gila
67
Bimbang
68
Hari yang di tunggu
69
Hilang
70
Penculikan
71
Kegaduhan
72
Bukti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!