...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah sempat mengasingkan diri dari kerumunan tamu, Arneta dan Vincent kini kembali bercengkrama dengan seluruh tamu undangan yang hadir.
Mereka nampak terlibat dengan obrolan seru dengan para kolega bisnis dan teman-teman mereka yang datang. hingga keduanya tidak menyadari jika Bulan sudah berada di atas panggung untuk menghibur mereka.
"Selamat malam,"
Deg
Vincent membeku di tempatnya berdiri sembari mengarahkan tatapan matanya ke arah panggung. Ia jelas sangat mengenali suara itu dan nampak terkejut ketika melihat sendiri sosok itu telah berdiri di atas panggung dengan gaun merah yang nampak mencolok di pandangannya.
"Bulan, sedang apa dia di sini?" Gumam Vincent dengan lirih
"kau bicara sesuatu, Vi?" Tanya Arneta sembari menoleh ke arahnya
Deg
Untuk kedua kalinya Vincent di buat terkejut dengan sebuah suara. namun kali ini suara itu adalah milik istrinya yang sejak tadi berdiri di sampingnya.
Dengan wajah pucat pasi, Vincent mencoba untuk bersikap tenang agar sang istri tidak mencurigai dirinya.
"A.. apa? Bicara apa sayang, mungkin kau salah dengar." Jawab Vincent dengan tergagap
Hal itu membuat Arneta tersenyum licik, lalu kembali mengarahkan tatapan matanya ke arah panggung. "Dia..., bukankah dia artis yang sedang naik daun itu? Apakah kau juga yang membooking nya untuk kesenangan mu."
Deg
Vincent sedikit menganga hingga kembali ingin menyanggah ucapan sang istri. namun niatnya itu urung setelah Arneta memilih untuk melangkah pergi.
kepergian Arneta menuju ke arah panggung membuat Vincent sedikit gugup, sebab ia tidak tau apa yang akan di lakukan istrinya itu setelah ini.
"A... ku tidak salak dengar kan tadi? Dia bilang apakah aku membooking Bulan untuk kesenangan ku?" Ujar Vincent bermonolog
"Ya Itu Benar. "
Deg
Tanpa ia duga seorang pria tiba-tiba muncul di samping tubuhnya hingga membuat Vincent terhenyak kaget. entah sudah keberapa kakinya hari ini ia di buat terkejut. namun Vincent merasa bersukur sebab ia tidak memiliki penyakit jantung
"Ragnar kau...... "
Pria tadi kini menoleh ke pada Vincent sembari tersenyum. "Ya ini aku, kenapa kau terkejut seperti itu?"
"Tunggu-tunggu dulu!" Ucap Vincent sembari mengucek matanya sendiri, " Aku tidak salah lihat kan? kau benar-benar Ragnar?" imbuhnya dengan mulut yang menjaga lebar
Sebenernya kemunculan sahabatnya itu secara tiba-tiba membuat Vincent sejenak melupakan kemunculan Bulan dan kemana perginya Arneta.
" Ya ini aku, ada apa? Apa sebenarnya masalahmu?" Tegur Ragnar, pria itu sedikit risih dengan sikap Vincent yang sejak tadi terus menatapnya tak percaya
Perlahan Vincent mulai sadar jika yang ia lihat itu benar-benar sahabatnya, hingga tanpa pikir panjang Ia langsung menarik sahabatnya itu dalam pelukannya.
"Hei, apa ini?" Pekik Ragnar dengan ekspresi terkejut. namun ketika Vincent memeluknya ia baru sadar jika sahabatnya itu hanya ingin meluapkan kerinduan nya.
Ragnar membalas pelukan itu dengan sebuah elusan di punggung Vincent, Hingga pria itu akhirnya mengurai pelukannya sendiri.
"sudah puas memeluk ku? Kalau belum, kau bisa memeluk lagi sampai puas!" Dengan mata terpejam, Ragnar sembari mengepakkan kedua tangannya seolah menunggu Vincent kembali memeluknya
"NAJIS.. .. " Umpat Vincent dengan wajah mual bercampur geli
Sementara Ragnar sang sahabat justru tertawa Terpingkal-pingkal setelah berhasil menggoda sahabatnya itu.
Pria itu meraih sebuah gelas yang di bawa di atas nampan oleh seorang pelayan, sembari melirik ke arah panggung.
"kau sama sekali tidak berubah, Vin. aku pikir setelah menikah kau akan berubah semakin baik. tapi nyatanya, kau semakin parah." Cibir Ragnar , lalu menenggak minuman yang ada di tangannya hingga tandas
"Apa maksudmu? memangnya apa yang kau harapkan dariku?"
"Kesetiaan."
Deg
Wajah Vincent semakin berubah pucat pasi setelah mendengar itu dari mulut sahabatnya sendiri. hingga Vincent di buat menoleh ke sana kemari dengan harapan tak ada satupun orang yang telah mendengar ucapan sahabatnya itu.
Melihat Vincent yang hanya diam, Ragnar kembali menoleh ke arahnya. "Ayolah, jangan gugup seperti itu! jangan bilang jika selama ini tidak ada orang yang tau sifatmu itu selain aku. "
"Diam!! kau sudah membuatku kesal."
Vincent yang tak mau rahasianya di bongkar oleh sang sahabat kini berupaya untuk mendorong Ragnar menjauh dari keramaian demi membuatnya diam.
Pria itu mengangkat kedua tangannya sembari berusaha untuk membuat Vincent melepaskan nya, "Wow wow wow, tenanglah Brow! Kenapa kau membawaku ke sini?" Tanya Ragnar dengan wajah tak mengerti
"Diam atau aku akan menghajar mu hingga babak belur!" terang Vincent dengan wajah geram
"Cih, Aku hanya bicara fakta. kenapa kau se-takut itu? toh, tidak ada yang tau cerita sebenarnya selain aku.... "
"Shut Up!!!!" Bentak Vincent hingga membuat Ragnar terdiam
Pria itu pun sebenarnya tidak mau melakukan ini, hanya saja dirinya di buat kesal sebab Vincent tak mau membantunya mendekati Bulan dengan berbagai macam alasan.
Ragnar tidak tau saja jika Bulan adalah selingkuhan Vincent, hingga pria itu melakukan berbagai cara agar Ragnar tak dapat mendekati Bulan.
Meskipun sebenarnya, keduanya sama saja sebab Ragnar adalah mantan kekasih Bulan di masa lalu.
Ragnar kesulitan mendekati Bulan, sebab wanita itu terus menghindari nya. bukan hanya itu, Ragnar merasa ada kekuatan besar yang seolah melindungi wanita itu.
"Dengar! Akun tegaskan padamu untuk kesekian kalinya..... " Ucap Vincent, lalu menjeda ucapannya sesaat untuk menarik nafas. "Jangan ilangi lagi bicara sembarang, terlebih jika ada Arneta dan keluarga ku di tempat itu! kau tau apa yang bisa aku lakukan padamu jika sampai rahasia ini di ketahui banyak pihak. kau mengerti? "
Tegas, Vincent tak mau semua orang tau tentang rahasia kelamnya hingga ia tega mengancam sahabatnya sendiri.
Ragnar hanya tersenyum, inilah watak asli Vincent yang selalu arogan dan keras kepala.
Ketika Vincent akan beranjak pergi, Ragnar dengan sigap menghentikannya. "Tunggu dulu!"
Deg
Vincent reflek menghentikan laju kakinya hanya untuk mendengar apa yang di ucapkan Ragnar padanya.
"Aku baru saja tiba dari Kota S, bukankah seharunya kau menjamu ku dengan baik! kenapa kau malah mengancam ku dan meninggalkan sahabatmu ini di sini?"
Vincent kembali menarik nafasnya gusar sembari mengusap wajahnya dengan sangat kasar. "Sorry, aku terbawa emosi. maafkan aku!"
Vincent melunak, Ia mencoba mendekati sahabatnya lalu memeluknya. Ragnar pun demikian, ia tak bermaksud mengulik masa lalu sang sahabat. hanya saja, Vincent bereaksi berlebihan hingga menimbulkan sedikit perdebatan di antara keduanya.
"Ayo kita masuk!" Ajak Vincent hingga keduanya kini berjalan beriringan tanpa beban
Di tempat lain, Bulan baru saja menyelesaikan perform nya dengan di sambut tepukan tangan dan pujian dari para tamu undangan.
Bulan tersenyum jumawa, nyatanya popularitasnya melejit setelah menjadi simpanan seorang Vincent Ardiansyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments