...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Terbesit senyum sinis di wajah Bulan ketika menatap foto yang di kirimkan seseorang yang ia bayar kusus untuk membuntuti Vincent.
"Kalian pikir bisa bahagia di atas penderitaanku, begitu? cih, jangan mimpi!" Gumam Bulan sembari meremas ponselnya
Lalu dia berusaha memutar otak untuk membuat hari bahagia Vincent dan Arneta berantakan. setelah beberapa saat berfikir akhirnya Bulan menemukan cara agar bisa menghancurkan makan malam mereka malam ini.
Sembari tersenyum sinis, Bulan mengetikkan sebuh pesan untuk ia kirimkan pada Arneta.
*****
...Di lain tempat, Arneta baru saja selesai membereskan berkas-berkas nya sebelum ia pergi pulang....
Sembari merenggangkan tubuhnya Arneta mendengar ponselnya bergetar beberapa kali. Ia menduga jika Vincent lah yang tengah mengirim pesan untuknya sehingga tanpa rasa curiga ia langsung menyambar ponselnya yang masih berada di atas meja.
Ketika pesan itu terbuka, Kening Arneta mengerut sinis. sebab, lagi dan lagi yang mengirim pesan padanya adalah Bulan.
Isi pesan itu pun membuatnya Shock sebab Bulan tau tentang hari pernikahannya.
"kau pasti sedang bersiap untuk makan malam bersama Calon suamiku kan? Nikmatilah selagi bisa! karena jika sekali saja aku menghubunginya untuk datang ke padaku, maka perayaan kalian akan gagal. sebab, dia pasti akan lebih memilih ku dan anak kami."
sembari membaca pesan itu, Arneta tersenyum sinis. ia sudah menduga jika Bulan akan melakukan ini, sepertinya memang tidak ada harapan lagi tentang hubungannya dengan Vincent. pria itu bahkan mengatakan tentang rencana perayaan ulang tahun pernikahan mereka nanti malam kepada selingkuhannya yang tidak tahu malu itu.
Dan itu adalah fakta yang sungguh membuatnya makin kecewa.
Dret dret
Lagi dan lagi, Bulan kembali mengirimkan sebuah pesan yang bernada ejekan padanya.
..."kau pasti tidak percaya jika aku mengatakan bahwa akulah yang merencanakan konsep acara makan malam kalian hari ini."...
Dan kali ini, Arneta terketuk untuk membalas pesannya.
"Aku tidak perduli. lakukan apa yang ingin kau lakukan jika kau yakin itu akan berhasil!!" Isi pesan Arneta untuk membalas pesan dari Bulan
Deg
Bulan yang membaca itu seketika terbelalak tak percaya dengan reaksi Arneta yang nampak begitu tenang, padahal dirinya sudah berusaha untuk memprovokasi nya.
Seketika itu pula Bulan langsung menghubungi Arneta via telepon.
"Ayolah, kenapa tidak terhubung?" Guman Bulan hingga terus mencoba untuk kembali menghubungi Arneta. namun sayangnya, panggilan itu tak kunjung terhubung karena Arneta sudah lebih dulu menonaktifkan ponselnya.
BRANG
Karena emosi, Bulan melempar ponselnya dengan sangat kasar sembari berteriak melampiaskan kekesalannya.
"Ahhhhh awas kau Arneta, beraninya kau mematikan ponselmu." Pekik Bulan dengan nada tinggi
Wanita itu seperti orang yang tidak waras sebab ia merupakan merusak apa saja yang ada di kamarnya demi memuaskan amarahnya.
"Baiklah, jangan salahkan aku jika aku akan merusak hari ulang tahun pernikahanmu hari ini dengan kedatangan ku ke sana. ini sebab kau yang sudah berani menantang ku." Gumam Bulan dengan tangan terkenal kuat
Sedangkan di tempat lain, Setelah mematikan ponselnya, Arneta kini beranjak untuk pulang ke rumah sebab ini memang sudah jam pulang kantor.
Tak seperti biasanya, ia selalu semangat untuk pulang apalagi jika di hari malam ulang tahun pernikahannya seperti ini. biasanya, ia sangat antusias menyiapkan makan malam romantis bersama Vincent.
Tapi tidak untuk saat ini, rasanya Arneta seperti telah mati rasa sehingga tidak begitu bersemangat bertemu sang suami. jika bukan demi memuluskan rencananya, ia tidak sudi merayakan hari pernikahan mereka yang ternyata hasil kerja keras Bulan.
Meskipun semua yang di katakan bulan padanya hanyalah sebuah tipuan. sebab, seluruh persiapan acara di lakukan oleh Vincent sendiri demi membuat sang istri terkesan.
Ketika Arneta keluar dari ruangannya, Ia berpapasan dengan Mira hingga asisten pribadinya itu langka mengikutinya dari belakang.
"Apakah semuanya sudah siap?" Tanya Arneta dengan berbisik
"Sudah Nona." Jawab Mira dengan yakin
Sembari menatap penampilan Arneta dari ujung kaki hingga ujung kepala, Mira benar-benar di buat takjub dengan totalitas yang di tunjukkan Arneta.
Tidak seperti di dalam novel-novel yang selalu menceritakan seorang istri yang di selingkuhi akan terlihat lemah. Arneta justru nampak tegar bahkan bisa merencanakan pembalasan sakit hatinya sendiri tanpa ada drama keterpurukan.
"Bagus, kau ikut denganku kan?"
"Benar, tapi saya hanya akan menunggu anda dari kejauhan. jika sudah selesai, saya akan mengambilnya dan menyerahkannya langsung pada pengacara kita Nona."
Setelah mengatakan itu tak ada jawaban dari Arneta karena wanita itu sudah sepenuhnya percaya dengan rencana yang di susun Mira untuk nya.
*****
Malam harinya
Di sebuah hotel milik keluarga Ardiansyah,
Setelah empat puluh menit, mobil yang di tumpangi keduanya sudah tiba di depan lobby.
Kaki jenjang Arneta baru saja turun setelah pintu mobil di buka oleh salah satu staff hotel yang menyambut kedatangannya.
Hampir semua karyawan hotel itu mengenali dirinya sebagai istri dari Tuan Vincent Ardiansyah. apalagi hari ini adalah hari special yang di rayakan setiap tahunnya oleh atasan mereka demi membahagiakan sang istri, membuat seluruh Karyawan semakin takjub dengan pesona yang di miliki Arneta.
Langkah kaki Arneta di iringi dengan celotehan para Karyawan yang berjejer rapi menyambut kedatangannya.
"Lihatlah! Nyonya Vincent memang sangat cantik."
"Ya kau benar. pantas saja tuan Vincent begitu mencintainya hingga rela turun tangan sendiri untuk menyiapkan pesta ulang tahun pernikahan mereka."
"Ya aku setuju."
Kasak kusuk yang terjadi di antara para Karyawan itu sebenarnya di dengar oleh Arneta. namun bukannya senang, wanita itu justru semakin tertampar akan kenyataan jika kehidupannya tak seperti yang di bayangkan oleh semua orang.
Jika Vincent mencintainya, mana mungkin pria itu dengan tega menghianati ikatan suci pernikahan mereka. apalagi, sekarang pria itu akan segera mendapatkan keturunan dari orang lain.
Akan seperti apa penilaian mereka semua jika mereka melihat fakta kehidupannya tak seindah yang terlihat di mata mereka sekarang.
Membayangkannya saja membuat hati Arneta seketika sesak.
Perubahan sikap Arneta nyatanya terpantau jelas oleh Mira, yang kini tengah menyentuh Bahunya setelah mereka sampai di dalam lift untuk naik ke lantas paling atas di mana pesta sedang berlangsung.
"Nona, anda baik-baik saja?"
Deg
Arneta seketika menghapus air matanya yang sempat menetes, lalu tersenyum ke arah Mira yang kini menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Apa kau dengar apa yang mereka katakan tadi?" Tanya Arneta
Dengan tak enak hati, Mira mengangguk mengiyakan.
"Lucu sekali. aku bahkan sulit membedakan apakah yang mereka katakan tadi adalah sebuah pujian, atau sebuah ejekan? Mengingat, perselingkuhan mereka pun terjadi di hotel ini. lucu bukan?
Imbuh Arneta lagi sembari menahan diri untuk tidak menangis.
Kini Mira berusaha untuk menenangkan atasannya itu dengan cara mengelus bahunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments