Temani dia

Dari jam delapan gak lolos jugaaaa, greget astagaaaa. Kapan lolosnya iniiii. Emosi, tapi sabaaar ...

Selamat membaca kawan ....

.

.

.

"Bagaimana?" Zion dan dokter psikiater itu kini duduk saling berhadapan di dalam ruang kerjanya. Suhu ruangan terasa sangat mencekam. Di tambah, tatapan Zion terlihat sangat dingin.

"Awal saya meminta Nona Naya untuk menjelaskan apa yang dia rasakan, tapi dia menolak. Setelah saya bujuk, akhirnya beliau mau menceritakan. Sebelumnya saya ingin bertanya, apa anda pernah melihat nona Naya bertingkah aneh?"

"Aneh?" Kening Zion mengerut dalam, dia tak mengerti maksud dokter di hadapannya.

"Maksudnya perbuatan reflek yang ia lakukan?"

Zion terdiam, ia kembali menarik waktu dimana Naya bertingkah aneh saat ia mengangkat tangannya di depan wanita itu. Seolah, Naya akan melindungi dirinya sendiri dari serangannya. Apa itu yang di maksud?

"Gerakan reflek seperti pertahanan diri, aku pernah melihatnya melakukannya." Ucap Zion.

"Hal itu menguatkan dugaan saya, Nona Naya mengalami kekeer4san fisik di pernikahan sebelumnya."

"Apa?" Zion tercengang, dia benar-benar tak menyangka dengan apa yang dokter itu katakan.

"Ya, Nona Naya terus mengatakan jika tak apa yang mencintainya. Dia dulu pernah memiliki cinta, tapi cinta itu pergi. Terus di lukaai tapi dia memilih bertahan berharap cinta itu kembali. Saya bertanya bagaimana hubungannya dengan mantan suaminya, dia hanya mengatakan hubungannya tidak baik. Nona Naya, bukan orang yang terbuka terhadap masalahnya."

Zion mendengarkan penjelasan dokter dengan seksama sembari dirinya mencerna semuanya. Jika memang Naya mengalami keker4san, kenapa wanita itu justru bertahan?

"Anda tidak mendesaknya menjawab semua pertanyaan anda? Kita butuh bukti dia mendapat keker4san bukan?" Tanya Zion dengan tatapan serius.

"Saya sudah berulang kali mencoba mendapat jawaban yang lebih mendalam, tapi Nona Naya hanya berakhir menangis. Kita tak bisa memaksanya untuk saat ini. Tuan, dia butuh anda di sampingnya. Dia butuh seseorang yang dia percayai menjadi tenpat dimana dirinya mengutarakan beban hatinya." Jelas dokter ritu kembali.

Zion mengangguk kaku, rasanya aneh dirinya yang nantinya akn selalu ada di samping Naya. Jika memang pernikahan Naya dengan Rayyan tidakkah harmonis, itu artinya ... dia salah mengambil langkah.

"Jika seperti itu ceritanya, itu artinya ... keputusanku menikah Naya salah besar?" Batin Zion.

"Jika terjadi sesuatu lagi pada Nona Naya, anda bisa menghubungi saya. Saya harap ... anda dapat menjadi pasangan hidup sekaligus teman. Saat ini, hanya anda lah orang terdekat yang dapat menjadi tenpat dia melupakan beban di hatinya."

.

.

.

Selama beberapa hari ke depan, Zion tak juga berangkat ke kantornya. Pria itu memilih diam di rumah, memantau keadaan Naya seperti apa yang dokter katakan. Selama itu pula, Zion tahu jika Zevan selalu terbangun di tengah malam untuk meminta asi. Dia sampai melihat betapa lelahnya Naya yang terpaksa terbangun untuk menyuusui bayinya.

"Minumlah." Zion tiba-tiba datang dan mengejutkan Naya yang sedang memberi asi untuk Zevan. Reflek, ia langsung menutup d4danya yang terbuka dengan tangan, walaupun mata Zion tak menatap ke arahnya.

"Santai saja, aku tak melihat." Ucap Zion yang membelakangi Naya.

Melihat segelas teh herbal hangat yang Zion buatkan untuknya, Naya pun memerimanya. Ia tak ingin menolak pemberian Zion karena khawatir keduanya akan berdebat dan nantinya Zevan akan terbangun. Lagian, dia juga butuh minuman hangat untuk sedikit menghangatkan tubuhnya. Apalagi, di luar sedang hujan besar.

"Aku sudah naikkan suhu AC nya agar Zevan dan kamu tidak kedinginan." Ucap Zion sembari mendudukkan tubuhnya di bawah ranjang. Ia masih menatap ke depan, sembari menikmati kaleng soda yang dirinya ambil dari kulkas tadi.

"Aku sempat memiliki keluarga yang lengkap, sebelum ayah dari Rayyan datang dan merebut mama dari papa. Aku dan Kak Raisa saat itu masih kecil, kami baru memasuki taman kanak-kanak. Papa tidak sanggup kehilangan mama, berakhir dia melenyapkan dirinya sendiri. Tak ada harta yang di tinggalkan, terpaksa aku dan Kak Raisa tinggal di panti."

Tiba-tiba sekali Zion bercerita hal seperti itu padanya. Padahal, Naya tak bertanya apapun. Entah mengapa, Zion memilih menceritakan hal yang membuatnya sakit.

Zion menghela nafas pelan, ia menyandarkan tubuhnya pada ranjang dan kembali menikmati sekaleng s0da di tangannya. Matanya menatap kedepan, menerawang apa yang terjadi saat dirinya kecil.

"Kak Raisa, sempat di adopsi oleh sepasang suami istri yang begitu baik. Aku merasa bahagia, dan sakit di waktu yang bersamaan. Kami terpaksa harus berpisah, dan tak lagi bertemu sampai dewasa." Lirih Zion, matanya kini sudah terlihat berkaca-kaca.

"Apa kamu di adopsi juga?" Naya mulai bertanya, ia sepertinya ingin tahu lebih banyak cerita Zion yang sangat menyentuh hatinya.

Zion tiba-tiba beranjak berdiri, tapi tetap ia tak berbalik menatap Naya. Hanya sekedar lirikan tipis saja, tanpa melihat apa yang sedang Naya lakukan pada Zevan.

"Sudah malam, tidurlah." Zion berlalu pergi, meninggalkan Naya yang harus memikirkan jawaban atas pertanyaannya sendiri.

"Dia memang aneh, sangat aneh." Gumam Naya.

"Ontyyyy!" Naya di kejutkan dengan kehadiran Zira yang memunculkan kepalanya dari balik pintu. Anak itu tersenyum lebar, ia melangkah masuk sembari memeluk bantal biru miliknya.

"0nty, Zila bawa g0cip baluuu!" Seru anak itu dan berusaha menaiki ranjang.

"Oh ya? Zira sudah pandai bergosip yah?" Naya terkekeh geli mendengar celotehan anak menggemaskan itu.

Zira mengangguk menggemaskan dengan senyuman lebar. Akan tetapi, senyumannya luntur saat melihat Zevan yang sedang menyuusu pada Naya. Sejenak, dia berpikir keras. Kedua alisnya menukik tajam, seakan-akan yang ia pikirkan adalah hal yang berat.

"Kata bunda Onty lagi cakit, kenapa kacih cucu ke Adek epan? Culuh lah om tliplek nyuuucuin, punya cucu juga kan? Dali pada cucunya ngaaanggul."

Mendengar itu, Naya tertawa lepas. Perutnya terasa geli mendengar celotehan Zira sambil membayangkan jika pria yang menyuusui bayi.

Tawanya yang lepas, tak luput dari pandangan Zion dan Raisa yang bersembunyi di balik pintu. Tak sadar Zion tersenyum, tawa Naya seolah candu baginya. Sampai-sampai, Raisa menjailinya.

"Ekhem, manis yah ketawanya?"

Senyuman Zion surut seketika, "A-apaan sih! Enggak yah!" Ketus Zion dan memilih pergi, meninggalkan Raisa yang menggelengkan kepalanya heran dengan sikap adiknya itu.

"Zion ... Zion ... kenapa gak sadar juga sih? Kamu tuh dari awal udah terpesona sama istri orang. Pake dalih balas dendam, ck."

_____

Di kalian muncul jam berapa? Ini mengalami keterlambatan lolos, mau kesal tapi yaudahlah greget ih pokoknyaaaa

Cerita nya sampai disini masih aman kan yah, masih seru jaya jaya jaya😆 Semoga kedepan nya tetap baik baik aja, terima kasih atas segala dukungannya kawan🤗

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

aku lihat jam 10 br muncul Author br selesai baca,ngakak 🤣🤣🤣Zila Om triplek g bs kasih cucu buat adik Epan ya g akan keluar ada" aja Zila buat hiburan tersendiri bagi Naya sampai Zion bs senyum eh malu ketahuan kakak🫣 sdh Zion kmsdh terpesona dg istri orang.

memang istri orang lebih mengoda pengalaman dan setelah jd Janda Naya menantang dr pd gadis 🤣🤣🤣🤣

2025-03-14

11

Mutiara Putri

Mutiara Putri

di Hongkong muncul jam 11/52 kakaknya

2025-03-13

5

jumirah slavina

jumirah slavina

tidak...

MENURUT AKU...
tindakan'mu sudah benar...
kamu menyelamatkan'y dr pernikahan toxic yg menghancurkan mental'y perlahan.....

tinggal tunjukan ketulusan'mu maka dia akan sembuh perlahan...

2025-03-14

5

lihat semua
Episodes
1 Dendam Seorang Zionathan Axelo
2 Menjadikanmu Tawanan
3 Cerai
4 Takut kamu kabur
5 Sulit di tebak
6 Terbayang terus
7 Sebaiknya kita tidak menikah
8 Hati yang terluka
9 Gaun pernikahan
10 Pernikahan
11 Keributan di malam pertama
12 Benarkah hanya sandiwara?
13 Permintaan Raisa
14 Zionathan Axelo, suami dari Naya
15 Bukan wanita yang baik?
16 Uluran tangan si kecil
17 Baby blues?
18 Karena kamu istriku
19 Temani dia
20 Hanya karena dasi
21 Pijat-pijat ehem
22 Gantian Demam
23 Mantan kadaluarsa!
24 Aku ingin memulainya~
25 Teman untuk hari ini
26 Mencoba mendekati
27 Karenamu, dia melakukannya
28 Seperti apa jatuh cinta?
29 Aku ingin kamu
30 Penyusup
31 Niatan yang selalu di gagalkan
32 Mas Zion
33 Rencana Zion
34 Pesona istri Zion Axelo
35 Apa sudah ada cinta?
36 Bunga yang aku berikan selalu
37 Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38 Tamu yang tak di undang
39 Janji Naya
40 Malam yang di nanti
41 Mulai nyaman
42 Menunda punya anak?
43 Gara-gara pesanan Zion
44 Bayi lucu Mama
45 Tingkah dua bocah menggemaskan
46 Daddy yang baik
47 Hadiah dari kakak ipar
48 Hasil yang samar
49 Harus merelakan
50 Keputusan yang berat
51 Usulan yang di setujui
52 Tambatan hati Xander
53 Tak mendapat restu
54 Hari keberangkatan
55 Tahun yang berlalu
56 Kehidupan yang baru
57 Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58 Naik odong-odong
59 Bayi tampan mama tak mau yang lain
60 Jailnya Zevan
61 Tuan Abercio
62 Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63 Hiduplah lebih lama
64 Pertama sekolah
65 Antri es krim
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Dendam Seorang Zionathan Axelo
2
Menjadikanmu Tawanan
3
Cerai
4
Takut kamu kabur
5
Sulit di tebak
6
Terbayang terus
7
Sebaiknya kita tidak menikah
8
Hati yang terluka
9
Gaun pernikahan
10
Pernikahan
11
Keributan di malam pertama
12
Benarkah hanya sandiwara?
13
Permintaan Raisa
14
Zionathan Axelo, suami dari Naya
15
Bukan wanita yang baik?
16
Uluran tangan si kecil
17
Baby blues?
18
Karena kamu istriku
19
Temani dia
20
Hanya karena dasi
21
Pijat-pijat ehem
22
Gantian Demam
23
Mantan kadaluarsa!
24
Aku ingin memulainya~
25
Teman untuk hari ini
26
Mencoba mendekati
27
Karenamu, dia melakukannya
28
Seperti apa jatuh cinta?
29
Aku ingin kamu
30
Penyusup
31
Niatan yang selalu di gagalkan
32
Mas Zion
33
Rencana Zion
34
Pesona istri Zion Axelo
35
Apa sudah ada cinta?
36
Bunga yang aku berikan selalu
37
Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38
Tamu yang tak di undang
39
Janji Naya
40
Malam yang di nanti
41
Mulai nyaman
42
Menunda punya anak?
43
Gara-gara pesanan Zion
44
Bayi lucu Mama
45
Tingkah dua bocah menggemaskan
46
Daddy yang baik
47
Hadiah dari kakak ipar
48
Hasil yang samar
49
Harus merelakan
50
Keputusan yang berat
51
Usulan yang di setujui
52
Tambatan hati Xander
53
Tak mendapat restu
54
Hari keberangkatan
55
Tahun yang berlalu
56
Kehidupan yang baru
57
Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58
Naik odong-odong
59
Bayi tampan mama tak mau yang lain
60
Jailnya Zevan
61
Tuan Abercio
62
Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63
Hiduplah lebih lama
64
Pertama sekolah
65
Antri es krim

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!