Sulit di tebak

Zion melihat Naya tengah membuka tasnya, wanita itu lalu mengeluarkan barang-barangnya. Zion heran, kehadirannya di abaikan olehnya. Naya sama sekali tak menegurnya ataupun menanyakan keberadaannya. Tapi tiba-tiba, Naya menoleh menatapnya.

"Pakaianku yang ada di kost bagaimana? Aku harus kembali untuk mengambilnya." Ujar Naya yang teringat akan barang-barangnya yang masih ada di kost nya.

"Buang saja, kamu bisa membeli yang baru." Melihat Naya yang menghela nafas kasar, Zion kembali membuka suara, "Kenapa? Tidak suka usulanku huh?"

"Bukan." Jawab Naya dengan lirih. Ia sudah sangat lelah dan tak sanggup membalas perkataan Zion.

"Kamu bisa memakai lemari itu untuk meletakkan barang-barangmu." Ucap Zion sembari memainkan ponselnya.

Naya menatap lemari putih di sebelahnya, ia pun membawa barang-barang kebutuhan bayinya menuju lemari itu. Saat akan membukanya, ternyata ia kesulitan. Berulang kali mencoba tapi hasilnya nihil.

"Kenapa sulit sekali sih." Gumam Naya.

Melihat Naya yang kesulitan, Zion menghela nafas kasar. Satu hal yang dia herankan, Naya selalu gengsi meminta tolong padanya. Atau karena takut mungkin? Entahlah, Zion memilih berjalan menghampiri Naya guna membantunya membuka lemari.

Namun saat tangannya terulur pada pintu lemari itu, tiba-tiba Naya menarik tangannya dan menutup wajahnya dengan lengannya. Padahal Zion hanya berniat memegang gagang pintu, tapi wanita itu berpikir dirinya seolah ingin memukulnya.

"Tidak perlu lebay seperti itu." Ketus Zion sembari membuka lemari itu.

Pintu lemari terbuka, Naya melihat Zion hanya membuka pintu lemari itu untuknya. Dengan tatapan sedikit takut, Naya mengangkat pandangannya. Tatapan keduanya kembali bertemu, Zion jelas meliat ketakutan yang ada di mata Naya.

"Apa dia berpikir aku akan memukuulnya? Memangnya, aku terlihat seperti penjahat wanita? Yah memang aku menjadikannya tawanan disini tapi untuk membuat Rayyan hancur, bukan juga menghancurkannya." Batin Zion.

"Terima kasih." Lirih Naya dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Zion mengangguk, ia berbalik dan berniat keluar dari kamar. Namun, langkahnya terhenti saat sudut matanya menangkap kehadiran seorang bayi yang tengah tertidur pulas di atas ranjang. Zion menatapnya sebentar sebelum berlalu pergi.

Menyadari kepergian Zion, akhirnya Naya bisa bernafas dengan lega. "Pria itu benar-benar sulit di tebak." Gumam Naya.

Tok!

Tok!

Naya menoleh, matanya menangkap kehadiran Raisa yang berdiri di ambang pintu. Melihat wanita itu, Naya langsung berbalik dan memasang ekspresi tegang.

Perlahan, Raisa melangkah mendekatinya dengan anggun. Raut wajahnya tak menunjukkan tatapan ramah ataupun marah. Naya merasa Raisa tak suka kehadirannya, membuatnya kembali merasa tidak nyaman.

"Aku sebenarnya terkejut melihat Zion pulang dengan membawa seorang wanita dan seorang bayi. Bahkan, dia mengatakan jika kamu calon istrinya." Raisa melangkah menuju ranjang, menatap lekat bayi yang tengah tertidur pulas itu. Tanpa mengatakan apapun, Raisa duduk di tepi rajang dengan tatapan yang tak lepas dari Zevan.

"Kenapa kamu mau menerima tawaran yang Zion ajukan?" Tanya Raisa dengan nada penuh tekanan.

Naya menunduk, memainkan jari jemarinya. Melihat Naya yang seperti itu, Raisa menarik satu sudut bibirnya. "Zion tak suka wanita lemah, ada apa dengannya sampai mau menikah dengan wanita di hadapanku ini demi balas dendam?" Batin Raisa.

"Aku butuh uang untuk pengobatan bayiku di ruang NICU, biayanya tidak sedikit."

"Bukankah mertuamu ada? Orang tuamu? Kemana mereka semua?" Tanya Raisa kembali sembari mengangkat satu alisnya.

"Orang tuaku sudah tidak ada, ibu mertuaku ... aku sudah menghubunginya berapa kali tapi dia tak menjawabnya sama sekali. Aku tak memiliki apapun untuk membayar biaya rumah sakit." Jawaban Naya membuat Raisa merubah tatapannya.

"Tidak ada sama sekali? Bukankah dia istri dari aktor terkenal? Aku sering melihatnya mengenakan pakaian bagus dan perhiasan indah. Kemana itu semua? Ada yang aneh," Pikir Raisa, ia di landa kebingungan saat ini.

Zevan tiba-tiba menangis, Naya yang melihat itu segera mendekat dan meraihnya dalam gendongannya. Raisa melihat Naya yang sepertinya kesulitan menyusui Zevan. Entah kenapa, bayi itu tak mau menyusu dan justru semakin menangis.

"Duduklah dengan tenang baru kamu susui dia." Raisa meminta Naya untun duduk, ia juga memposisikan Zevan di pangkuan Naya agar bayi itu merasa nyaman.

"Kamu harus sedikit mengangkat kepalanya agar dia tak tersedak, nah ... seperti itu." Tak sadar, Raisa tersenyum melihat Zevan yang sudah mau menyuusu.

"Terima kasih," ujar Naya tak lupa dia mengatakannya.

Raisa mengangguk, "Aku keluar dulu." Pamitnya. dan meninggalkan Naya yang menyuusui bayinya. Sebenarnya ia perlu bertanya lebih banyak lagi dengan Naya tapi, dirinya memilih membiarkan wanita itu menyusui bayinya lebih dulu.

.

.

.

Malam hari, Zion berada di ruang kerjanya, ia tengah melamun sembari mengetuk jari jemarinya di atas meja kerjanya. Pandangannya terlihat kosong, tetapi otaknya tengah berpikir keras mengenai rencana dia kedepannya. Sampai, tiba-tiba pintu terbuka dan terlihatlah Raisa datang menghampirinya.

"Apa lagi?" Tanya Zion dengan malas.

Raisa berdecak kesal, ia datang menghampiri Zion yang masih tetap tenang duduk di kursinya. "Apa kamu harus menikahinya Zion? Sesuatu yang di awali tidak baik, pasti akan berakhir tidak baik juga! Aku memperingatimu dari sekarang, jangan main-main dengan sebuah pernikahan!" Seru Raisa.

"Jangan campuri urusanku Kak! Aku tak meminta pendapat kakak apalagi izin, ini adalah kehidupanku." Balas Zion, tatapannya terlihat tajam.

Raisa menghela nafas pelan, ia memegang sisi meja sembari menundukkan wajahnya. Matanya menatap lekat adiknya yang masih menatapnya. "Kamu tak berencana untuk melenyapkan bayinya bukan?"

Zion tersenyum, ia meraih r0k0k miliknya dan menyalakannya. Pria itu menghiisap benda itu dan menghembuskan kepulan asapnya ke samping. Raisa langsung menutup hidungnya, ingin sekali rasanya dia menepuk kepala kembarannya itu.

"Menurut kakak, bagaimana? Jika perceraiannya dengan Naya membuatnya menangis air mata, kem4tian bayinya akan membuatnya menangis darah. Hais, aku ingin lihat bagaimana ekspresi wanita yang kamu sebut mama itu hancur melihat kehancuran anak kesayangannya."

Raisa mengepalkan tangannya, ia menepuk keras bahu kembarannya itu. "Jangan macam-macam Zion! Aku orang pertama yang akan menghalangimu melakukannya!" Unjuk Raisa pada wajah Zion sebelum melangkah pergi. Meninggalkan pria itu dengan emosi yang membara dalam hatinya.

Zion, dia hanya tersenyum sembari membayangkan kehancuran Rayyan. Pria itu pun memilih mem4tikan r0k0knya dan beranjak dari ruang kerjanya. Saat melewati kamar Naya, entah kenapa dia berinisiatif membuka pintu itu.

Cklek!

Melihat Naya yang tengah menyuusui bayinya, sontak Zion membulatkan matanya. Mendadak, tubuhnya mematung. Begitu juga dengan Naya, dia reflek berbalik dan memunggungi Zion yang belum berbalik juga.

Tersadar, Zion segera berbalik pergi. Tak lupa, ia menutup pintu kamar Naya. Dia bersandar di pintu sembari menutup wajahnya dengan telapak tangan besarnya. "A-apa yang baru saja aku lihat tadi?"

"Tuan saya ...,"

"AAAA!" Zion berteriak kaget saat tiba-tiba Xander berada di sebelahnya. Nafas Zion terdenqar memburu, dia memegangi d4danya yang berdetak tak karuan.

"Kau ... aku akan memotong gajimu!" Zion beranjak pergi dalam keadaan kesal. Meninggalkan Xander yang terbengong dengan tingkah bos nya itu.

"Potong gaji? Memangnya apa salahku?" Gumam Xander.

"Calahna Om Calden itu ... belnapas!"

Xander menunduk, menatap bocah menggemaskan yang sedang asik memakan es krimnya. "Eeeh gentong kerucut dasar!" Desis Xander sebelum berlalu pergi meninggalkan Zira yang mengerjapkan matanya.

"Gentong kelucut? Lontong cayul kali." Gumamnya.

______

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Raisa dan Zion satu Orang tua beda kepribadian, Raisa pembawannya dewasa dan bijaksana sedangkan Zion pemarah dan selalu bertindak semaunya.
Tapi Zion belum tahu betul kehidupan Naya yang sesungguhnya seperti apa.
Rasanya Naya hanya Istri diatas kertas saja. Bisa jadi Naya ditipu habis2an awal mula menikah bersama Rayyan mungkin sikap dia baik sampai Naya hamil baru watak Rayyan kelihatan aslinya..
Atau mungkin Rayyan memang benar2 tulus dengan Naya, tapi mereka berdua dikendalikan Rhea. Didepan Media hanya formalitas saja, Tapi Naya kaya sering mengalami kdrt🤔 Hmmm cosplay jadi detektif🤣🤣

2025-03-09

19

Nurlaela

Nurlaela

penasaran soal kehidupan naya, apa di kamera cuma kamuflase saja demi menarik pemirsa atau ada rahasia tersembunyi, haluku mengatakan zedan sebenarnya putra zion dari ons akibat sesuatu karena satu jebakan Batman otakku kemana mana, ... maaf tunggu authorr up lagi deh🤭😂😂😂😂...zira, zira, kaya jelangkung buat om calden pulang tak dijemput datang tak diundang langsung nongol saja...🤣🤣🤣🤣🤦jantungan om calden

2025-03-09

5

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

Zira suka lontong sayul ya minta om calden mu beliin pasti mau,Raisa kan perempuan seorang kakak pula punya anak perempuan dn urus sendiri tanpa suami,mungkin takut kl Zion main main dlm pernikahan dg Naya takut berimbas pada putrinya x,Raisalebih dewasa dan bijak agar tdk ada yg terulang dg kisah Ayah ibunya.gmn tu nasib Rayyan yg dipenjara setelah istri nya menceraikan dan anak di bawa gmn hancurnya Rayyan dan lg kl Zion jd bunuh bayinya yg ada di Naya seberapa hancurnya Rayyan ,Zion sdh di liputi dendam kesumat.

2025-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Dendam Seorang Zionathan Axelo
2 Menjadikanmu Tawanan
3 Cerai
4 Takut kamu kabur
5 Sulit di tebak
6 Terbayang terus
7 Sebaiknya kita tidak menikah
8 Hati yang terluka
9 Gaun pernikahan
10 Pernikahan
11 Keributan di malam pertama
12 Benarkah hanya sandiwara?
13 Permintaan Raisa
14 Zionathan Axelo, suami dari Naya
15 Bukan wanita yang baik?
16 Uluran tangan si kecil
17 Baby blues?
18 Karena kamu istriku
19 Temani dia
20 Hanya karena dasi
21 Pijat-pijat ehem
22 Gantian Demam
23 Mantan kadaluarsa!
24 Aku ingin memulainya~
25 Teman untuk hari ini
26 Mencoba mendekati
27 Karenamu, dia melakukannya
28 Seperti apa jatuh cinta?
29 Aku ingin kamu
30 Penyusup
31 Niatan yang selalu di gagalkan
32 Mas Zion
33 Rencana Zion
34 Pesona istri Zion Axelo
35 Apa sudah ada cinta?
36 Bunga yang aku berikan selalu
37 Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38 Tamu yang tak di undang
39 Janji Naya
40 Malam yang di nanti
41 Mulai nyaman
42 Menunda punya anak?
43 Gara-gara pesanan Zion
44 Bayi lucu Mama
45 Tingkah dua bocah menggemaskan
46 Daddy yang baik
47 Hadiah dari kakak ipar
48 Hasil yang samar
49 Harus merelakan
50 Keputusan yang berat
51 Usulan yang di setujui
52 Tambatan hati Xander
53 Tak mendapat restu
54 Hari keberangkatan
55 Tahun yang berlalu
56 Kehidupan yang baru
57 Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58 Naik odong-odong
59 Bayi tampan mama tak mau yang lain
60 Jailnya Zevan
61 Tuan Abercio
62 Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63 Hiduplah lebih lama
64 Pertama sekolah
65 Antri es krim
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Dendam Seorang Zionathan Axelo
2
Menjadikanmu Tawanan
3
Cerai
4
Takut kamu kabur
5
Sulit di tebak
6
Terbayang terus
7
Sebaiknya kita tidak menikah
8
Hati yang terluka
9
Gaun pernikahan
10
Pernikahan
11
Keributan di malam pertama
12
Benarkah hanya sandiwara?
13
Permintaan Raisa
14
Zionathan Axelo, suami dari Naya
15
Bukan wanita yang baik?
16
Uluran tangan si kecil
17
Baby blues?
18
Karena kamu istriku
19
Temani dia
20
Hanya karena dasi
21
Pijat-pijat ehem
22
Gantian Demam
23
Mantan kadaluarsa!
24
Aku ingin memulainya~
25
Teman untuk hari ini
26
Mencoba mendekati
27
Karenamu, dia melakukannya
28
Seperti apa jatuh cinta?
29
Aku ingin kamu
30
Penyusup
31
Niatan yang selalu di gagalkan
32
Mas Zion
33
Rencana Zion
34
Pesona istri Zion Axelo
35
Apa sudah ada cinta?
36
Bunga yang aku berikan selalu
37
Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38
Tamu yang tak di undang
39
Janji Naya
40
Malam yang di nanti
41
Mulai nyaman
42
Menunda punya anak?
43
Gara-gara pesanan Zion
44
Bayi lucu Mama
45
Tingkah dua bocah menggemaskan
46
Daddy yang baik
47
Hadiah dari kakak ipar
48
Hasil yang samar
49
Harus merelakan
50
Keputusan yang berat
51
Usulan yang di setujui
52
Tambatan hati Xander
53
Tak mendapat restu
54
Hari keberangkatan
55
Tahun yang berlalu
56
Kehidupan yang baru
57
Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58
Naik odong-odong
59
Bayi tampan mama tak mau yang lain
60
Jailnya Zevan
61
Tuan Abercio
62
Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63
Hiduplah lebih lama
64
Pertama sekolah
65
Antri es krim

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!