Terbayang terus

Zion tak bisa tidur malam ini, bayangan Naya memenuhi isi pikirannya. Dirinya tak sengaja melihat aset wanita itu, tapi justru sekarang merasa bersalah. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul tiga malam. Tapi lihatlah, dia masih tetap membuka matanya sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Apa semesta akan menghukumku karena sudah melihat aset seorang wanita tanpa sengaja? Astaga, kenapa aku selalu kepikiran terus dengannya." Geram Zion sembari menepuk keningnya.

Pria itu memilih beranjak duduk, berniat akan meraih segelas air yang ada di atas nakas guna membasahi kerongkongannya. Tapi sayangnya, ia lupa mengisinya dengan air. Zion berdecak kesal melihat hal itu, terpaksa dia harus ke dapur untuk mengambilnya.

Langkah Zion terhenti saat melihat Naya yang tengah memanaskan air. Wanita itu dengan cekatan mematikan kompor dan menuangkan air yang mendidih itu ke dalam gelasnya. Zion heran melihat Naya mau keluar kamar. Karena saat makan malam, wanita itu tak keluar dan Zion berpikir jika Naya tak nyaman dengannya.

"Ngapain?"

Suara Zion mengangetkan Naya, hingga tak sengaja wanita itu menyiram tangannya dengan air panas tersebut. Tangannya seolah terasa terbakar, Naya dengan cepat mengibas tangannya sembari menahan rasa perih.

Melihat Naya kesakitan, Zion langsung menarik tangannya dan membasahinya dengan air mengalir dari keran wastafel. Naya masih meringis kesakitan, bahkan air matanya sempat luruh karena tak tahan menahan rasa pedih.

"Apa kamu orang yang sangat ceroboh?! Kenapa bisa sampai menyiram tanganmu sendiri huh?!" Sentak Zion dengan kesal. Sedangkan Naya, dia hanya meringis kesakitan.

Setelah di rasa reda, Naya menarik tangannya. Dia mengecek kemerahan yang ada di kulitnya, berharap setelah ini kulitnya tidak melepuh. Tangannya pun di keringkan dengan tisu yang Zion berikan. Naya baru menyadari, perbuatan Zion padanya tadi.

"Dia ... membantuku?" Gumam Naya sembari tatapannya memantap ke arah Zion yang sedang mengelap lantai yang basah.

Zion masih fokus dengan kegiatannya, sehingga dia tak menyadari Naya melihatnya. Setelah selesai, ia menatap gelas air panas. Zion berinisiatif akan memberikannya pada Naya. Namun, saat akan memberikannya, lagi-lagi Naya menutup wajahnya dengan lengannya.

"Astagaaa ... apa kamu berpikir aku akan menyirammu dengan air panas? Aku masih punya akal yang sehat untuk melakukan hal itu!" Sentak Zion dengan mata membulat sempurna.

Naya menarik kembali lengannya, ia menatap wajah Zion dan gelas itu secara bergantian. Akhirnya, Naya memutuskan untuk mengambil gelas itu dari Zion walau dengan perasaan yang ragu. Takut-takut, Zion akan menyiramnya dengan air panas itu.

Naya bukan berpikiran buruk pada Zion, ia hanya merasa takut kejadian lalu terulang. Dimana, saat dirinya tak sengaja menumpahkan air panas ke lantai dan menyebabkan Rayyan hampir terjatuh. Pria itu bukannya membantunya seperti Zion tapi malah menghaardiknya.

"Apa kamu tidak bisa bekerja dengan benar? Lihat, aku hampir terpeleset karena air yang tumpah!"

"Maaf, aku tak sengaja, aku ...,"

"Arghh! Sakit, Mas apa yang kamu lakukan, ini sangat panas!"

Melihat Naya yang lagi-lagi melamun, Zion lun menjentikkan jarinya. Dalam seperkian detik, Naya sadar dari lamunannya. Matanya langsung menatap kaget ke arah Zion yang sedang menatapnya bingung.

"Jangan sering melamun, di rumah ini banyak setannya." Ucap Zion menakut-nakuti Naya.

"Terima kasih." Kata Naya dengan kepala tertunduk.

Zion mengangguk, tapi tak sengaja matanya menangkap baju Naya yang basah. Mengingat kejadian tadi malam, Zion membuang wajahnya. Pipinya bersemu merah dan terasa panas. Dia sempat melupakannya, tapi gara-gara itu dia jadi kembali mengingatnya.

"Zevan menangis, aku harus kembali ke kamar."

Setelah kepergian Naya, Zion langsung bersandar pada pintu kulkas sembari memegangi d4danya, pria itu memcoba mengatur nafasnya. Rasanya tiba-tiba d4danya terasa sangat sesak karena menahan gejolak aneh di tubuhnya.

"Hais, apa yang kamu pikirkan Zioon! Bukannya kamu sudah terbiasa melihat hal seperti itu? Kenapa kamu menjadi seperti ini siiih!" Zion memukul kepalanya, merutuki kebodohannya saat ini.

.

.

.

Pagi hari, Raisa sudah di buat riweh dengan rengekan putrinya yang minta di buatkan pan cake. Ia yang berprofesi sebagai dokter dan memiliki jadwal pagi ini, tentu saja tak bisa membuatkannya. Dia bahkan hampir terlambat, tapi lihat putrinya itu justri menangis karena penolakannya.

"Zira, minta di buatkan bibi kan bisa? Bunda lagi gak bisa, sebentar lagi kan harus ke rumah sakit." Raisa berusaha membujuk putrinya yang sedang menangis itu.

"Pokoknya Zila mau loti g0c0ng cebelaaaah! Pokoknya Zila mau Bunda yang buat hiks ...,"

Raisa menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, "Zira bisa di bilangin gak?! Bunda sibuk, ngerti?!" Tangisan Zira terhenti sesaat, ia merasa kecewa karena sang bunda membentaknya.

Menyadari kesalahannya, Raisa melunakkkan tatapannya. Ia berniat akan menyentuh wajah Zira, tetapi gadis kecil itu justru menepisnya dengan sedikit kasar.

"ZILA MAU CAMA AYAH AJA, BUNDA CIBUK ULUCIN OLANG!"

"Zira, kembali Ziraaa!" Saat Raisa akan mengejarnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Itu adalah panggilan dari rumah sakit, dia tak bisa mengabaikannya tapi dia juga tak bisa mengabaikan Zira.

"Ck, aku harus bagaimana ini?" Gumam Raisa yang pusing antara memilih pekerjaannya ataukan Zira. Sampai, tatapannya terhenti saat melihat Naya yang melihat perdebatannya dengan sang putri.

"Naya ....,"

"Maaf, tadi aku baru buatkan sarapan. Tak sengaja aku dengar Zira mau pancake, boleh aku yang buatkan saja? Kebetulan, itu juga makanan kesukaanku." Naya mengusulkan agar dirinya saja yang membuatkan pancake.

Raisa tak enak meminta tolong pada Naya, lebih tepatnya merasa gengsi. Namun, ia juga tak bisa meninggalkan pekerjaannya. Pasiennya sudah menunggu, dia tak bisa terlambat begitu saja. Akhirnya, dia memutuskan untuk menurunkan gengsinya.

"Baiklah, kamu bisa membuatkan pancake untuk Zira. Maaf, kalau merepotkanmu. Aku titip Zira padamu yah, baby sitter nya sedang ambil cuti jadi tak bisa menemaninya. Sementara ayahnya ...." Raisa menghembuskan nafas kasar kala mengingat kejadian pedih di kehidupannya.

"Sudah gugur di medan perang."

Kedua alis Naya terangkat, ia merasa kaget mendengar Zira yang sudah tak memiliki seorang ayah. Pantas, dari kemarin Naya tak melihat suami dari Raisa. Ternyata, sudah meninggal. Tak heran jika Raisa dan Zira tinggal bersama dengan Zion di rumah ini.

"Aku pergi dulu." Raisa sempat mengelus lengan Naya sebelum pergi.

Sementara itu di kamarnya, Zion terbangun karena mendengar suara tangis bayi yang amat nyaring. Dia baru saja tidur satu jam yang lalu, dan kini harus terbangun karena suara tangis bayi.

"Bayi siapa sih?! Kenapa gak di buang aja tuh bayi? Ganggu tidur orang tahu gak!" Gerutu Zion yang belum sadar sepenuhnya. Karena tangisan bayi itu tak berhenti juga, akhirnya Zion memilih menghampiri asal suaranya.

Terlihat, Zevan terbangun di atas ranjang dan menangis dengan keras. Sementara, Naya tak ada di sisi bayi itu. Zion bingung kemana perginya Naya? Apa wanita itu tak mendengar suara tangis bayinya?

"Astaga ... kenapa kamu menangis? Diamlah, ikut tidur bersamaku saja, ayo." Bukannya menenangkan Zevan, Zion justru tidur di samping bayi itu. Tidak hanya itu saja, pria itu menarik Zevan ke dalam pelukannya. Tapi ajaibnya, bayi itu langsung diam saat lengan Zion berada di atas tubuhnya.

"Nah, tidurlah bayi kecil. Setelah bangun, baru minta susu pada mommy mu. Jangan lupa bagi aku juga." Gumam Zion dengan kesadaran yang hampir hilang.

___

Tadinya ragu mau lanjutin nih cerita tapi kok ya yang komen makin rame😭

Oh ya, jud ul nya di rev1si yah, biar gak serem banget. Sin0psis nya juga, pa rt satu juga. Kalian bisa baca ulang, buat menjawab sebagian teka teki kalian😁

Terpopuler

Comments

Alistalita

Alistalita

Nikah dulu ya Om baru bisa berbagi sumber kehidupan Zevan. Wkwkwk
Zevan langsung diam saat berada dipelukan Zion, Kira2 kenapa ya🤔 seperti ada ikatan batin gitu. Apa karena dia pamannya atau jangan2.....
Rayyan ternyata suka kdrt dihh, Naya pasti aman tinggal dengan Zion🤭

Oalah Suaminya Raisa dan meningg4l, pantas saja tidak terlihat. Kasihan Zira harus tumbuh tanpa seorang Ayah dan Raisa juga sibuk bekerja. Tapi bersyukur juga ada Om triplek dan Om calden yang masih bisa diandalkan..

Semangat Kak Ra, efek puasa sedikit oleh toh🤣✌

2025-03-09

27

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

pantas Raisa tinggal dg Zion sang Adik bersama Zira kasihan sdh g ada Ayah nya sdh gugur di medan perang,ajaib Zion saat Zevan Bangun tidur nangis dg kencang dan Zion datang memeluknya malah diam dan ikut tidur lg ,Zion cocok jd Ayah sambung Zevan pantas Raisa bilang sdh g mau kehilangan orang yg di sayang lg ini alasannya krn kehilangan suami tercinta saat sang putri masih balita(kecil)yg masih butuh sosok sang Ayah di samping nya😭😭terharu,halalin dl Naya nya Zion mau main nyosor aja main minta bagi sm Zevan susu Mommy.

2025-03-09

6

Neng Duwi

Neng Duwi

cerita sebagus ini gak di lanjut? rugi dong!!! justru novel Kak ken paling aku tunggu bngtt, aku pembaca setia mu kak, jarang Nemu novel yg ada Perbocilan dengan bahasa cadelnya yg seper gemes, pokoknya kak Thor harus semangat lgi berkaryanya, nulis di NT nya jngn sampe putus, tamat cerita satu, nulis lagi karya baru itu mau ku sih🤣 soalnya cerita kak ken paling di tunggu 😁

2025-03-10

6

lihat semua
Episodes
1 Dendam Seorang Zionathan Axelo
2 Menjadikanmu Tawanan
3 Cerai
4 Takut kamu kabur
5 Sulit di tebak
6 Terbayang terus
7 Sebaiknya kita tidak menikah
8 Hati yang terluka
9 Gaun pernikahan
10 Pernikahan
11 Keributan di malam pertama
12 Benarkah hanya sandiwara?
13 Permintaan Raisa
14 Zionathan Axelo, suami dari Naya
15 Bukan wanita yang baik?
16 Uluran tangan si kecil
17 Baby blues?
18 Karena kamu istriku
19 Temani dia
20 Hanya karena dasi
21 Pijat-pijat ehem
22 Gantian Demam
23 Mantan kadaluarsa!
24 Aku ingin memulainya~
25 Teman untuk hari ini
26 Mencoba mendekati
27 Karenamu, dia melakukannya
28 Seperti apa jatuh cinta?
29 Aku ingin kamu
30 Penyusup
31 Niatan yang selalu di gagalkan
32 Mas Zion
33 Rencana Zion
34 Pesona istri Zion Axelo
35 Apa sudah ada cinta?
36 Bunga yang aku berikan selalu
37 Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38 Tamu yang tak di undang
39 Janji Naya
40 Malam yang di nanti
41 Mulai nyaman
42 Menunda punya anak?
43 Gara-gara pesanan Zion
44 Bayi lucu Mama
45 Tingkah dua bocah menggemaskan
46 Daddy yang baik
47 Hadiah dari kakak ipar
48 Hasil yang samar
49 Harus merelakan
50 Keputusan yang berat
51 Usulan yang di setujui
52 Tambatan hati Xander
53 Tak mendapat restu
54 Hari keberangkatan
55 Tahun yang berlalu
56 Kehidupan yang baru
57 Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58 Naik odong-odong
59 Bayi tampan mama tak mau yang lain
60 Jailnya Zevan
61 Tuan Abercio
62 Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63 Hiduplah lebih lama
64 Pertama sekolah
65 Antri es krim
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Dendam Seorang Zionathan Axelo
2
Menjadikanmu Tawanan
3
Cerai
4
Takut kamu kabur
5
Sulit di tebak
6
Terbayang terus
7
Sebaiknya kita tidak menikah
8
Hati yang terluka
9
Gaun pernikahan
10
Pernikahan
11
Keributan di malam pertama
12
Benarkah hanya sandiwara?
13
Permintaan Raisa
14
Zionathan Axelo, suami dari Naya
15
Bukan wanita yang baik?
16
Uluran tangan si kecil
17
Baby blues?
18
Karena kamu istriku
19
Temani dia
20
Hanya karena dasi
21
Pijat-pijat ehem
22
Gantian Demam
23
Mantan kadaluarsa!
24
Aku ingin memulainya~
25
Teman untuk hari ini
26
Mencoba mendekati
27
Karenamu, dia melakukannya
28
Seperti apa jatuh cinta?
29
Aku ingin kamu
30
Penyusup
31
Niatan yang selalu di gagalkan
32
Mas Zion
33
Rencana Zion
34
Pesona istri Zion Axelo
35
Apa sudah ada cinta?
36
Bunga yang aku berikan selalu
37
Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38
Tamu yang tak di undang
39
Janji Naya
40
Malam yang di nanti
41
Mulai nyaman
42
Menunda punya anak?
43
Gara-gara pesanan Zion
44
Bayi lucu Mama
45
Tingkah dua bocah menggemaskan
46
Daddy yang baik
47
Hadiah dari kakak ipar
48
Hasil yang samar
49
Harus merelakan
50
Keputusan yang berat
51
Usulan yang di setujui
52
Tambatan hati Xander
53
Tak mendapat restu
54
Hari keberangkatan
55
Tahun yang berlalu
56
Kehidupan yang baru
57
Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58
Naik odong-odong
59
Bayi tampan mama tak mau yang lain
60
Jailnya Zevan
61
Tuan Abercio
62
Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63
Hiduplah lebih lama
64
Pertama sekolah
65
Antri es krim

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!