Benarkah hanya sandiwara?

Zion akan bersiap berangkat ke kantornya, tapi tak sengaja ia lewat di depan kamar Naya yang masih tertutup. Telinganya menangkap tangisan bayi walau terdengar samar. Zion mencoba memastikannya dengan menempelkan telinganya ke pintu.

"Kemana Naya? Kenapa bayinya menangis terus?" Gumam Zion.

Tanpa pikiran panjang, Zion membuka pintu kamar. Terlihat, di kamar tidak ada keberadaan Naya. Namun, pintu kamar mandi tertutup dan terdengar suara gemericik air darinya. Pantas saja, wanita itu tak mendengar suara tangis bayinya.

"Kenapa menangis?" Zion datang menghampiri Zevan yang masih menangis.

Mendengar suara Zion, tangisan Zevan seketika langsung terhenti. Seolah, bayi itu mengenali suara pria yang saat ini mendekat padanya. Suara Zion bagaikan sebuah penenang untuk ketakutan bayi kecil itu.

"Ada apa? Mommy mu sedang mandi, kenapa menangis hm?" Zion mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang, ia lalu menatap Zevan yang saat ini menatap nya.

Bayi itu mengerucutkan bibirnya, dan mengeluarkan suara menggemaskan. Seolah, ia dapat berkomunikasi dengan Zion dengan bahasa bayinya. Zion yang melihat itu tak sadar tersenyum, ternyata Zevan sangat menggemaskan.

Namun, mengingat tentang status bayi itu membuat Zion melunturkan senyumnya. Mendadak, pikiran negatif kembali menghantuinya. "Bayi ini adalah putra Rayyan, bukankah aku seharusnya membencinya? Dia anak yang Rayyan nantikan di setiap cerita kebahagiaannya."

Zevan terlihat antusias melihat Zion, sampai-sampai dia menghentakkan kedua kakinya dengan semangat. Gerakan Zevan mengalihkan perhatian Zion padanya. Untunglah, Zion tak lagi memikirkan pikiran buruknya.

"Kamu sangat menggemaskan, tapi kenapa kamu bisa menjadi putra dari pria yang aku benci hm?" Bisik Zion sembari tangannya meraih tangan kecil Zevan dan mengelusnya.

Tangan Zevan menggenggam erat jari telunjuk yang Zion sodorkan padanya. Bayi menggemaskan itu berusaha memasukkan tangan Zion ke dalam mulutnya. Tapi tentu saja Zion menghalanginya karena tahu tangannya tidak steril.

"Ngapain kamu disini?!"

Suara lantang Naya mengejutkan Zion. Ia langsung berbalik dan tertegun melihat penampilan wanita itu yang hanya mengenakan handuk. Seketika, Zion mematung melihat rambut Naya yang masih basah. Apalagi, wanita itu bukan memakai bathrobe melainkan hanya mengenakan handuk biasa yang melilit tubuhnya.

"Ehm itu ...." J4kun Zion bergerak naik turun saat tatapannya turun menatap paha putih Naya yang mampu membangkitkan jiwa nya yang lain.

"Ngapain masih disini?! Keluar! Keluar gak!" Naya meraih bantal sofa dan berniat akan melemparnya pada Zion.

"Eeeh bentaaaar! Tadi aku masuk karena bayi ini menangis! Kamu tidak ada, jadi aku tenangkan! Seharusnya, kamu berterima kasih padaku! Lagi-lagi, aku menolongmu!" Pekik Zion yang panik

Seharusnya dia tidak panik bukan? Hanya bantal, itu tidak menyakitkan. Tapi, kenapa dirinya takut melihat kemarahan wanita itu?

"Keluar! Kamu akan menyakiti putraku kan? Keluar sekarang! Putraku tak ada urusan dengan masalahmu dan Mas Rayyan, dia tidak tahu apapun!" Seru Naya dan berjalan cepat menghampiri ranjang untuk mengambil putranya.

"Aku tak ada niat mencelakainya!" Zion yang merasa tertuduh akhirnya membela diri.

Naya hanya meliriknya sekilas sebelum membawa bayinya menjauh dari Zion. Seolah, dirinya takut Zion akan berbuat hal jahat pada Zevan. Zion pun tak mengerti akan kewaspadaan Naya pada kehadirannya.

"Oke, maafkan aku." Zion memutuskan untuk keluar dari kamar Naya sebelum keadaan semakin rumit.

Setelah mendengar pintu kembali tertutup rapat, barulah Naya berbalik. Ia menundukkan kepalanya menatap bayinya yang sedang menatap nya. Sorot mata Zevan seolah mengisyaratkan jika dirinya baik-baik saja.

"Maafkan Mama sayang." Lirih Naya.

Sementara itu, Zion berangkat ke kantornya dengan perasaan yang kesal. Naya menuduhnya akan menyakitinya Zevan, padahal dia hanya melihat bayi itu yang menangis. Kenapa tidak enak sekali tertuduh seperti ini? Dia hanya berniat baik tapi malah di curigai oleh wanita itu.

"Apa kamu tahu orang bernama Rayyan?" Tanya Zion pada supirnya yang tengah fokus menyetir.

"Tahu Tuan, dia itu aktor yang lagi kesandung kasus itu kan? Maaf Tuan, saya sempat kaget saat tahu anda menikah dengan mantan istri aktor itu." Jawab supir itu.

"Menurutmu, hubungan keduanya sebelumnya bagaimana? Dari yang kamu lihat di sosial media?" Zion tengah mencari tahu keraguannya. siapa tahu sang supir dapat memberikan dirinya jawaban.

Supir Zion itu tersenyum, "Ya gimana yah Tuan, saya gak bisa menggambarkan hubungan keduanya hanya dari media sosial saja. Bisa jadi, hubungan keduanya hanya manis di depan kamera, di belakang kamera belum tentu. Kehidupan artis itu penuh dengan pencitraan Tuan."

Zion terdiam, penjelasan supirnya itu seolah menampar dirinya. Bagaimana bisa dia menggambarkan sesuatu hanya dari sebuah gambar yang bisa saja hanya sekedar sandiwara? Kenapa dia tidak memperhatikan hal sedetail itu.

"Lama sekali sandiwaranya, apa benar hanya sebuah pencitraan saja?" Batin Zion.

"Tapi kalau Rayyan dan Nona itu selalu di kenal sebagai pasutri paling romantis. Cerita keduanya selalu meramaikan media sosial, semua orang selalu menunggu-nunggu cerita kehidupan keduanya." Lanjut sang supir.

"Kalau denganku?"

"Eh? Kalau dengan tuan ... ehm, tentu saja romantis, yah ... sangat romantis!" Seru supir itu takut saat melihat lirikan tajam Zion padanya lewat spion tengah mobilnya.

"Harusnya yah seperti i ... apa ini?" Zion kaget melihat gedung perkantorannya sudah ramai oleh orang-orang dari banyak awak media yang sedang menunggunya. Melihat keramaian yang ada, Zion hanya bisa memasang wajah pucatnya.

"Bas, hubungi bodyguard sekarang!"

"Ba-baik Tuan!"

.

.

.

Raisa baru saja melayani pasiennya yang terakhir, barulah setelah ini dia akan pulang. Menjadi dokter kandungan membuatnya sibuk dan selalu bekerja di luar jam kerja untuk menangani proses persalinan. Tapi, hal itu tak membuatnya merasa berat. Ini adalah impiannya, menjadi seorang dokter dan akan menolong banyak orang.

"Dokter Raisa, apa setelah ini kamu ada kesibukan?" Tiba-tiba seorang pria berjas dokter datang menghampirinya dengan senyuman ramah.

"Maaf Dokter Gavin, sepertinya setelah ini aku harus pulang. Sebab, aku sudah janji pada putriku akan menemaninya tidur. Jika aku melanggar janji, dia pasti akan merajuk kembali. Agak sedikit sulit membujuknya." Terang Raisa.

"Oooh begitu, lain kali saja tidak papa. Kamu bisa mengajak putrimu juga, dia sangat menggemaskan." Ucap Dokter Gavin, seorang dokter ahli bedah. Penolakan Raisa, membuat Gavin memutuskan untuk pergi.

Raisa keluar dari ruang prakteknya, ia berjalan santai menyusuri lobi rumah sakit sembari memainkan ponselnya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti saat seorang wanita paruh baya tiba-tiba ada di hadapannya mencegah kepergiannya.

"Raisa, akhirnya bisa ketemu kamu juga!"

"Ma-Mama?!"

Terpopuler

Comments

Aluna_21

Aluna_21

Naya malah gak takut sama Zion,, dan Zion juga gak tegaan dengan Naya

2025-03-12

11

Aluna_21

Aluna_21

Fakta bangeet kita juga suka lihat keharmonisan para artis di tv seperti apa,, eh tapi banyak yg ujung²nya berceraii juga,,

2025-03-12

8

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

eh eh ngapain Rhea temui Raisa ?🤔pasti mau minta tolong buat bebasin Rayyan dr penjara g th diri banget tu Rhea dl tega tinggalin g peduli eh begitu sukses s3mua mau minta tolong,kabur aja Raisa dan gbusah ditolong tu Rhea mamamu yg sdh tega terlantarkan km dan adikmu Zion aja ogah.

2025-03-12

3

lihat semua
Episodes
1 Dendam Seorang Zionathan Axelo
2 Menjadikanmu Tawanan
3 Cerai
4 Takut kamu kabur
5 Sulit di tebak
6 Terbayang terus
7 Sebaiknya kita tidak menikah
8 Hati yang terluka
9 Gaun pernikahan
10 Pernikahan
11 Keributan di malam pertama
12 Benarkah hanya sandiwara?
13 Permintaan Raisa
14 Zionathan Axelo, suami dari Naya
15 Bukan wanita yang baik?
16 Uluran tangan si kecil
17 Baby blues?
18 Karena kamu istriku
19 Temani dia
20 Hanya karena dasi
21 Pijat-pijat ehem
22 Gantian Demam
23 Mantan kadaluarsa!
24 Aku ingin memulainya~
25 Teman untuk hari ini
26 Mencoba mendekati
27 Karenamu, dia melakukannya
28 Seperti apa jatuh cinta?
29 Aku ingin kamu
30 Penyusup
31 Niatan yang selalu di gagalkan
32 Mas Zion
33 Rencana Zion
34 Pesona istri Zion Axelo
35 Apa sudah ada cinta?
36 Bunga yang aku berikan selalu
37 Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38 Tamu yang tak di undang
39 Janji Naya
40 Malam yang di nanti
41 Mulai nyaman
42 Menunda punya anak?
43 Gara-gara pesanan Zion
44 Bayi lucu Mama
45 Tingkah dua bocah menggemaskan
46 Daddy yang baik
47 Hadiah dari kakak ipar
48 Hasil yang samar
49 Harus merelakan
50 Keputusan yang berat
51 Usulan yang di setujui
52 Tambatan hati Xander
53 Tak mendapat restu
54 Hari keberangkatan
55 Tahun yang berlalu
56 Kehidupan yang baru
57 Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58 Naik odong-odong
59 Bayi tampan mama tak mau yang lain
60 Jailnya Zevan
61 Tuan Abercio
62 Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63 Hiduplah lebih lama
64 Pertama sekolah
65 Antri es krim
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Dendam Seorang Zionathan Axelo
2
Menjadikanmu Tawanan
3
Cerai
4
Takut kamu kabur
5
Sulit di tebak
6
Terbayang terus
7
Sebaiknya kita tidak menikah
8
Hati yang terluka
9
Gaun pernikahan
10
Pernikahan
11
Keributan di malam pertama
12
Benarkah hanya sandiwara?
13
Permintaan Raisa
14
Zionathan Axelo, suami dari Naya
15
Bukan wanita yang baik?
16
Uluran tangan si kecil
17
Baby blues?
18
Karena kamu istriku
19
Temani dia
20
Hanya karena dasi
21
Pijat-pijat ehem
22
Gantian Demam
23
Mantan kadaluarsa!
24
Aku ingin memulainya~
25
Teman untuk hari ini
26
Mencoba mendekati
27
Karenamu, dia melakukannya
28
Seperti apa jatuh cinta?
29
Aku ingin kamu
30
Penyusup
31
Niatan yang selalu di gagalkan
32
Mas Zion
33
Rencana Zion
34
Pesona istri Zion Axelo
35
Apa sudah ada cinta?
36
Bunga yang aku berikan selalu
37
Kamu adalah istri seorang Zion Axelo
38
Tamu yang tak di undang
39
Janji Naya
40
Malam yang di nanti
41
Mulai nyaman
42
Menunda punya anak?
43
Gara-gara pesanan Zion
44
Bayi lucu Mama
45
Tingkah dua bocah menggemaskan
46
Daddy yang baik
47
Hadiah dari kakak ipar
48
Hasil yang samar
49
Harus merelakan
50
Keputusan yang berat
51
Usulan yang di setujui
52
Tambatan hati Xander
53
Tak mendapat restu
54
Hari keberangkatan
55
Tahun yang berlalu
56
Kehidupan yang baru
57
Ingin mengungkapkan, tapi sudah di patahkan
58
Naik odong-odong
59
Bayi tampan mama tak mau yang lain
60
Jailnya Zevan
61
Tuan Abercio
62
Apa aku ini sangat tidak berguna menjadi suami?
63
Hiduplah lebih lama
64
Pertama sekolah
65
Antri es krim

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!