perlakukan lembut Ronal ke alana

Hingga akhirnya Tanpa terasa hal meneggang kan bagi alana berlangsung begitu cepat. Di mana ia selesai menyuarakan desainnya.

"Livia saya sudah mencatat siapa yang bisa bekerja sama dengan perusahan kita. Dan nanti kamu antarkan ke ruangan ku dan sekalian bawakan kontrak yang sudah di persiapkan sebelum nya.!" Kata Ronal yang langsung pergi meninggalkan ruangan dengan meninggalkan kan kebingungan buat para tamu. Tapi karena mereka sadar siapa Ronal. Mereka tak berani menanyakan nya.

Livia yang melihat perubahan suasana di dalam ruangan mulai membuka suara. "Maaf semuanya. tuan Ronal sudah menjelaskan sebelum nya. Dan di sini beliau sudah memilih. Bahwa Miss Alana lah yang memenangkan kerja sama ini. Untuk yang lain nya mohon maaf desain kalian belom memenuhi syarat dari tuan Ronal. Dan pertemuan, saya akhiri sekarang.!" Kata Livia yang membuat wajah semua tamu sangat suram. Kecuali Alana dan Melinda.

"Alana kita menang al. Kita menang.!" Kata Melinda dengan semangat.

Sedangkan Alana tak menghiraukan perkataan sahabat nya. Fikiran nya begitu kalut. Jika dirinya memenangkan ini. Arti nya dirinya akan dekat dengan Ronal. "Apa yang harus aku lakukan. bagai mana jika nanti dia lama-lama mengenaliku " Pikir Alana dengan kalut

"Alana, Alana kamu kenapa.?" Tanya Melinda yang menyadarkan Alana.

"Eh maaf Mel tadi aku mikirin anak-anak.?" Jawab Alana mengelak.

"Alana mereka bersama Melvin. Kamu tidak perlu khawatir." bisik Melinda menenangkan Alana

"Maaf miss Alana, Miss Melinda. Mari ikut saya ke ruangan tuan Ronal.!" Kata Livia dari samping dengan sopan membuyarkan lamunan Alana.

akhirnya mereka pergi ke ruangan Ronal dengan di antar Livia.

Saat mereka tiba di depan ruangan Ronal, Alana bisa merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. Tangannya sedikit gemetar, tapi ia berusaha tetap tenang.

"Tenang, Alana. Ini hanya urusan bisnis. Jangan tunjukkan kalau kamu ibu dari anak nya. Kesucian mu yang di ambil oleh nya tanpa sadar dulu," batinnya mengingatkan diri sendiri.

Livia mengetuk pintu dan membukanya. "Tuan Ronal, Miss Alana dan Miss Melinda sudah tiba." kata Livia sang sekretaris Ronal.

Tanpa menoleh, Ronal yang sedang duduk di belakang meja kerjanya dengan tangan yang sibuk membuka dokumen hanya mengangguk. "Silakan masuk." ucap Ronal dengan datar.

Alana dan Melinda melangkah masuk, lalu duduk di kursi yang disediakan di hadapan Ronal.

Ronal akhirnya mengangkat wajahnya, menatap Alana dengan ekspresi datar. Namun, matanya terlihat lebih tajam dari sebelumnya, seolah sedang mengamati sesuatu dengan seksama.

"Selamat, Miss Alana. Desain Anda cukup menarik perhatian saya," ucap Ronal dengan nada formal. melupakan kejadian di sekolahan tadi.

Alana menelan ludah. Ia bisa merasakan hawa dingin dalam nada suara Ronal. "Terima kasih Tuan Ronal. Saya sangat menghargai kesempatan ini." Jawab Alana.

Melinda yang tidak menyadari ketegangan di antara mereka justru tersenyum lebar. "Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan perusahaan sebesar ini. Saya yakin ini akan menjadi langkah besar bagi kami tuan. Terima kasih atas kesempatan nya." Potong Melinda.

Ronal mengabaikan Melinda sejenak, tatapannya masih terfokus pada Alana. Kemudian, ia mengambil sebuah map dan mendorongnya ke arah mereka.

"Ini kontraknya. Baca dengan baik sebelum menandatangani." Kata Ronal dengan datar.

Alana mengambil map itu, mencoba berkonsentrasi pada isi dokumen. Tapi, pikirannya justru berkecamuk.

"Apakah dia benar-benar tidak mengenaliku? Atau dia hanya berpura-pura?" Pikir Alana yang tidak bisa fokus.

Tiba-tiba, Ronal bersandar di kursinya, lalu bertanya dengan nada santai namun menusuk, "By the way, nama Alana Falencia... terdengar familiar. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ronal menatap Alana dengan telisik.

Sekejap, Alana merasakan dunianya berhenti. Tatapannya bertemu dengan mata Ronal yang penuh kecurigaan.

Melinda yang tidak menyadari perubahan atmosfer hanya tertawa kecil. "Haha, mungkin Tuan Ronal pernah melihat Alana di Korea. Dia sempat terkenal di sana sebagai desainer muda berbakat."

Alana segera mengangguk, "Ya, mungkin dari situ." sahut Alana gugup.

Ronal tersenyum kecil, tapi bukan senyum ramah. Lebih seperti senyum penuh arti. "Mungkin."

Alana tahu, ini baru permulaan. Antara hubungan nya dan ayah biologis anak kembar nya.

Saat mereka tengah asik mengobrol tiba-tiba datang Livia dengan wajah panik tanpa mengetuk pintu dulu. "Tuan Ronal. Nona meilin tuan. Nona meilin.?" Kata Livia dengan panik.

Ronal yang mendengar nama keponakan nya di sebut langsung berdiri. "Ada apa dengan meilin Livia.!" Tanya Ronal dengan cemas. Meski selama ini Ronal tidak pernah memperlihatkan rasa sayang nya kepada keponakan nya itu, tapi di dalam hati nya Ronal sangat menyayangi meilin.

"Nona meilin terjatuh dari ayunan taman depan gedung tuan.?" Jawab Livia.

"Bagai Bana bisa. Emang nya kemana anak buah kamu. Bukan kah aku sudah bilang jaga betul-betul anak itu." bentak Ronal .

Tanpa pikir panjang lagi. Ronal langsung melangkah cepat keluar ruangan tanpa memedulikan siapa pun, termasuk Alana dan Melinda yang masih duduk di sana. Ekspresinya dingin, tetapi ada kegelisahan yang jelas di matanya.

Alana dan Melinda saling berpandangan sebelum akhirnya berdiri dan mengikuti Ronal keluar.

Saat mereka tiba di taman depan gedung, beberapa karyawan sudah berkumpul, dan di tengah-tengah mereka, Meilin terduduk di tanah sambil menangis pelan. Lutut kecilnya berdarah, dan wajahnya terlihat kesakitan.

Ronal segera berjongkok di hadapan Meilin. "Mei, kamu baik-baik saja?" Suaranya masih terdengar tegas, tapi kali ini ada kelembutan yang jarang terdengar dari seorang Ronal.

Meilin menahan isak nya, tetapi air matanya tetap mengalir. "Om, sakit..." rengeknya pelan.

Tanpa berpikir dua kali, Ronal mengangkat tubuh kecil Meilin ke dalam gendongannya. "Kita ke rumah sakit sekarang." teriak Ronal.

"Tuan tunggu tuan" Seru Alana tiba-tiba.

"Ada apa miss Alana. Kita bicarakan nanti kalau soal kerja sama kita!" Ucap Ronal.

Alana menggeleng cepat, lalu melangkah maju. "Saya bukan mau membahas kerja sama, tapi soal Meilin. Saya bisa mengobati luka kecilnya. Tidak perlu ke rumah sakit jika hanya lecet seperti itu." Ucap Alana.

Ronal menatap Alana dengan tatapan tajam. "Dan bagaimana kamu tahu kalau ini hanya luka kecil?"

Alana menghela napas, lalu berjongkok di samping Ronal. "Saya sering menghadapi anak-anak Tuan Ronal. Luka seperti ini sering terjadi pada anak-anak. Jika hanya lecet dan sedikit memar, cukup dibersihkan dan diberi antiseptik. Tidak perlu berlebihan membawanya ke rumah sakit, kecuali ada cedera serius." ungkap Alana meyakinkan Ronal.

Ronal terdiam sejenak, mempertimbangkan kata-kata Alana.

Sementara itu, Meilin menatap Alana dengan mata berair, lalu berkata dengan pelan, "Tante bisa obati Mei?"

Alana tersenyum lembut. "Tentu saja, sayang. Tante punya obat luka di dalam tas. Sini sama Tante. Tante gendong." Jawab Alana yang langsung mengambil meilin dari gendongan Ronal.

Awalnya Ronal masih ragu, tetapi melihat Meilin yang mulai tenang di pelukan Alana, akhirnya ia mengangguk. "Baiklah. Tapi jika setelah ini masih ada keluhan, kita tetap ke rumah sakit."

Melinda yang sejak tadi diam segera mengambil tisu dan botol antiseptik dari tas Alana, lalu menyerahkannya. Dengan hati-hati, Alana membersihkan luka di lutut Meilin, meniupnya perlahan agar tidak terlalu perih.

Meilin sedikit meringis tetapi tetap diam. Setelah selesai, Alana menempelkan plester kecil di atas lukanya. "Nah, sudah selesai. Mei anak kuat, kan?"

Meilin mengangguk pelan, lalu tersenyum tipis. "Terima kasih, Tante, ini gak sakit lagi.!" Kata meilin dengan polos.

Ronal memperhatikan semua itu dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada sesuatu dalam cara Alana menangani Meilin yang membuat hatinya terasa aneh, hangat sekaligus merasakan hal lain terhadap Alana.

"Andai saja jika perempuan itu tidak pergi, pasti kami sudah memiliki anak. Dan dia akan merawat anak ku dengan baik.!" Pikir Ronal yang tiba-tiba memikirkan Alana. yang dulu ia ambil kesucian nya dengan keadaan tanpa sadar.

Tapi setelah Ronal tersadar atas apa yang di pikirkan nya. Buru-buru Ronal menggelengkan kepala nya. Menyadarkan dirinya kalau Alana bukan wanita yang ia renggut kesucian nya. Dan wanita yang telah mengisi hati iya itu sudah hidup bersama lelaki lain.

Setelah memastikan Meilin benar-benar baik-baik saja, Ronal akhirnya menatap Alana. "Terima kasih." ucap Ronal lembut kepada Alana

Alana sedikit terkejut mendengar ucapan itu. Pria angkuh seperti Ronal mengucapkan terima kasih? Ini benar-benar di luar dugaan.

Namun, sebelum Alana sempat menjawab, Ronal melanjutkan, "Tapi jangan berpikir aku akan lunak dalam kerja sama kita hanya karena ini Miss Alana." kata Ronal.

Alana terkekeh kecil. "Tentu saja tidak Tuan Ronal. Bisnis tetaplah bisnis." Jawab Alana. Dan mereka kembali keruangan Ronal. Dengan meilin yang berada di gendongan Alana.

Episodes
1 cinta 1 malam dengan presdir kejam
2 terusir dari rumah sendiri
3 kecemasan Alana karena mual
4 hamil
5 meninggalkan semua nya dan pergi ke luar negri
6 kelahiran 2 malaikat kecil
7 kembali ke kampung halaman
8 sikap lucu si kembar
9 di mana Dedy mommy
10 apakah dia Dedy ku
11 perasaan yang saling terhubung
12 apakah dia benar-benar tidak mengenaliku
13 perlakukan lembut Ronal ke alana
14 Ronal mulai mencari identitas Alana
15 siapa Dira siapa Andra. semakin curiga
16 kepedulian sahabat
17 jadi dia anak ku
18 pertemuan cucu dan nenek
19 ketidak sabaran ronal
20 akhirnya kebenaran terungkap
21 jadi mereka cucuku
22 hasil tes DNA
23 aku akan menikahi kamu alana
24 keberanian si kembar melindungi mama nya
25 25 mencoba memberi kesempatan
26 bab 26
27 apakah dia menyerah
28 aku mencintai mu
29 tidak membutuhkan pernikahan
30 hampir menabrak orang
31 bertemu sahabat lama
32 datang kembali ke rumah alana
33 aku ingin Deddy dan mommy bersama
34 orang misterius
35 apa tujuan reza
36 Alana dalam masalah
37 Alana kecelakaan
38 Alana kritis
39 Ronal menuju rumah sakit
40 perseteruan Ronal dan reza
41 Ronal murka
42 Alana lumpuh
43 penyesalan Alicia
44 perseteruan 2 sahabat
45 Alana sadar
46 apakah aku lumpuh
47 tolong bawa anak-anak
48 perubahan sikap ibu Ronal mengetahui Alana lumpuh
49 sifat asli Bu alea
50 mau kah kamu menikah dengan ku
51 kepedihan si kembar
52 mimpi buruk alana
53 Alana kembali pergi
54 pertengkaran Ronal dan ibu nya
Episodes

Updated 54 Episodes

1
cinta 1 malam dengan presdir kejam
2
terusir dari rumah sendiri
3
kecemasan Alana karena mual
4
hamil
5
meninggalkan semua nya dan pergi ke luar negri
6
kelahiran 2 malaikat kecil
7
kembali ke kampung halaman
8
sikap lucu si kembar
9
di mana Dedy mommy
10
apakah dia Dedy ku
11
perasaan yang saling terhubung
12
apakah dia benar-benar tidak mengenaliku
13
perlakukan lembut Ronal ke alana
14
Ronal mulai mencari identitas Alana
15
siapa Dira siapa Andra. semakin curiga
16
kepedulian sahabat
17
jadi dia anak ku
18
pertemuan cucu dan nenek
19
ketidak sabaran ronal
20
akhirnya kebenaran terungkap
21
jadi mereka cucuku
22
hasil tes DNA
23
aku akan menikahi kamu alana
24
keberanian si kembar melindungi mama nya
25
25 mencoba memberi kesempatan
26
bab 26
27
apakah dia menyerah
28
aku mencintai mu
29
tidak membutuhkan pernikahan
30
hampir menabrak orang
31
bertemu sahabat lama
32
datang kembali ke rumah alana
33
aku ingin Deddy dan mommy bersama
34
orang misterius
35
apa tujuan reza
36
Alana dalam masalah
37
Alana kecelakaan
38
Alana kritis
39
Ronal menuju rumah sakit
40
perseteruan Ronal dan reza
41
Ronal murka
42
Alana lumpuh
43
penyesalan Alicia
44
perseteruan 2 sahabat
45
Alana sadar
46
apakah aku lumpuh
47
tolong bawa anak-anak
48
perubahan sikap ibu Ronal mengetahui Alana lumpuh
49
sifat asli Bu alea
50
mau kah kamu menikah dengan ku
51
kepedihan si kembar
52
mimpi buruk alana
53
Alana kembali pergi
54
pertengkaran Ronal dan ibu nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!