kecemasan Alana karena mual

Tanpa terasa Alana yang diam seribu bahasa dalam perjalan menuju rumah melvin.

Tanpa di sadari Alana Mobil Melvin sudah masuk ke halaman rumah melvin.

"Lana ayo turun !" kata Melvin dengan suara lirih.

"oh iya vin." jawab Alana.

Setelah mereka turun. Melvin membantu membawa ransel Alana. Untuk masuk ke dalam rumah melvin.

Setelah Alana sudah berada di dalam rumah Melvin, ia merasa sedikit lega. Melvin mengantarnya ke sebuah kamar yang tampaknya sudah tidak asing baginya.

"Alana..? kamu istirahat aja dulu. Kamarnya masih sama seperti dulu, nggak banyak berubah," ucap Melvin dengan nada lembut.

Alana mengangguk pelan, menatap Melvin dengan mata yang masih sembab karena tangis. "Terima kasih, Vin," jawabnya singkat.

"iya sudah aku keluar dulu ya." ucap Melvin yang langsung berbalik.

Melvin yang sudah keluar, meninggalkan dirinya sendiri di kamar.

Di dalam kamar, Alana duduk di tepi ranjang, memandangi ruangan yang penuh kenangan masa remaja nya bersama Melvin. Di mana dulu sebelum mama nya Melvin pergi ke luar negri ikut suami baru nya. Alana sering menginap di rumah ini waktu masih SMA, Alana yang mengenang masa lalu itu, ia menarik napas panjang, mencoba mengusir semua rasa sakit dan pikiran buruk yang menghantui benaknya.

Sementara itu, di tempat lain, suasana jauh berbeda. Di sebuah ruangan kerja mewah dengan dinding kaca yang memandang kota Beijing, seorang lelaki tampan dengan jas tuxedo duduk di kursi besar. Wajahnya merah, matanya menyiratkan amarah yang tak terkendali.

"Kalian itu bodoh!" bentaknya kepada orang-orang kepercayaannya yang berdiri di depannya. "Menemukan wanita seperti itu saja kalian nggak becus. Periksa CCTV hotel, telusuri setiap lorong dan jalan, cari dia, di mana pun dia berada!"

Tomy, asisten paling setia Ronal, menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Tuan, kami sudah memeriksa CCTV hotel, tapi wanita itu pergi tanpa meninggalkan jejak. Kami tidak bisa menemukan ke mana dia pergi," jawabnya dengan suara pelan, takut memperparah kemarahan Ronal.

Ronal mengepalkan tangannya di atas meja, menahan diri untuk tidak melempar sesuatu. "Aku nggak peduli! Aku nggak mau dengar alasan kamu. Gunakan semua cara, cari dia di seluruh kota ini! Aku ingin dia ditemukan secepat mungkin," katanya dengan nada yang lebih tegas.

Tomy mencoba menyembunyikan keterkejutannya, tetapi memberanikan diri untuk bertanya, "Tuan, jika kami menemukannya, apa yang akan Anda lakukan terhadap wanita itu?"

Ronal menatap Tomy tajam, lalu menjawab dengan suara yang keras dan jelas, "Aku akan menikahinya. Aku sudah mengambil kesuciannya, jadi aku akan bertanggung jawab." Kata Ronal dengan padat. "tugas kamu cukup temukan keberadaan wanita itu. Jangan banyak tanya." kata Ronal yang tak mau di bantah.

Tomy terbelalak mendengar jawaban itu. Tuan muda Ronal, yang selama ini dikenal sebagai pria dingin, kejam, dan penuh ambisi, ingin menikahi seorang wanita yang bahkan tidak ia kenal hanya karena sebuah insiden kecil yang tanpa di sengaja. Memikirkan itu Tomy merasa kalau keputusan tuan muda nya itu konyol. Tetapi Tomy tahu, mempertanyakan keputusan Ronal hanya akan membuatnya tuan nya itu semakin marah.

"Baik, Tuan. Saya akan melakukan apa pun untuk menemukan wanita itu," kata Tomy akhirnya sambil menunduk hormat.

"Bagus. Jangan kembali sebelum kau menemukannya," ucap Ronal tajam sebelum mengusir Tomy keluar dari ruangan an nya

Setelah Tomy pergi, Ronal bersandar di kursinya, wajahnya sedikit melunak saat pikirannya kembali ke malam sebelumnya. Ia teringat bagaimana dirinya bersikap kasar, lalu bagaimana wanita itu menangis di bawahnya.

"Kenapa dia pergi tanpa membangunkan ku? Apakah dia bodoh, atau dia tidak ingin aku bertanggung jawab?" gumam Ronal, matanya penuh dengan kekesalan terhadap alana. pandangan mata Ronal sangat merah.

Di sisi lain, Alana mulai menata hatinya di kamar Melvin, tanpa menyadari bahwa di luar sana ada seorang pria yang sedang memburunya, siap mengubah hidupnya sekali lagi.

***

Berminggu-minggu telah berlalu sejak malam yang mengubah hidup Ronal dan Alana., selama itu pula, Ronal terus diliputi kegelisahan. Emosi kekesalan. Usahanya menemukan Alana berujung sia-sia, dan setiap kali Tomy melaporkan kegagalannya, Ronal semakin tak bisa menahan emosi.

"Tomy, aku nggak mau dengar alasan lagi! Aku mau dia ditemukan, apa pun caranya!" bentak Ronal pada asistennya  di ruang kerjanya.

Tomy, dengan wajah lelah, hanya menunduk. "Kami sudah menyisir semua tempat yang mungkin wanita yang tuan maksud berada Tuan. Tapi kota ini terlalu besar, dan wanita itu tidak meninggalkan jejak yang jelas. Sehingga menyulitkan kan kami untuk menemukan keberadaan nya." jawab Tomy tak berdaya.

"Aku nggak peduli! Cari lagi! Cari sampai dapat." ujar Ronal sambil menghempaskan dokumen kerja di atas mejanya.

Di sisi lain, hidup Alana perlahan mulai beranjak normal meski hatinya masih penuh luka. Dalam beberapa minggu terakhir, ia bekerja di sebuah restoran kecil sebagai pelayan. Alana berusaha keras menyembunyikan masa lalunya dan menjalani hidup sederhana, menghindari siapa pun yang mungkin mengenalnya.

Namun, malam-malam sering kali menjadi waktu terberat bagi Alana. Saat Melvin sudah tidur, ia sering duduk di balkon kamar kecilnya di rumah Melvin, menatap bintang sambil memikirkan kejadian yang terus menghantuinya.

Sementara itu, di rumah keluarga Alfaris, suasana canggung mulai terasa. Pak Renaldi Alfaris, ayah Ronal, memperhatikan perubahan perilaku putranya merasa ada yang aneh dengan ronal. hingga akhirnya ia memanggil Ronal ke ruang kerja keluarga.

setelah menunggu beberapa waktu akhirnya Ronal datang. "ada apa pa. Kenapa mencari ku.!" tanya Ronal datar. Dan langsung duduk di depan papa nya.

"Ronal, sebenarnya ada apa dengan kamu akhir-akhir ini?" tanya Pak Renaldi sambil menatap anaknya tajam. "Papa lihat kamu sering memarahi Tomy. Apa yang kamu sembunyikan dari Papa dan Mama?"

Ronal yang baru saja duduk, tertegun. Ia tahu cepat atau lambat pertanyaan ini akan muncul. Namun, ia masih belum siap untuk mengungkapkan semuanya. "Nggak ada apa-apa, Pa," jawabnya singkat sambil menggelengkan kepala.

Pak Renaldi mengerutkan alis tak percaya begitu saja dengan jawaban putra nya. "Ronal, kamu pikir Papa nggak tahu? Kamu terlihat jelas sedang menutupi sesuatu. dari sikapmu ke Tomy papa tau itu . Kalau kamu ada masalah, jadi lebih baik kamu cerita sekarang." kata pak Alfaris

Ronal menggigit bibirnya, berpikir keras. "Ini cuma soal pekerjaan Pa. Ada beberapa proyek yang belum berjalan sesuai rencana. Nggak perlu khawatir," katanya dengan nada yang dipaksakan tenang.

Pak Renaldi menghela napas, menyadari Ronal belum mau terbuka. "Baiklah, kalau kamu nggak mau cerita sekarang, Papa nggak akan paksa. Tapi ingat, selama ini papa mengenal kamu tumbuh dewasa memiliki keegoisan yang tinggi, keinginan yang tak bisa di kacau kan. apa pun yang kamu mau,, pasti kamu mendapatkan nya. Jadi sikap seperti ini bukan lah kamu.." kata pak Alfaris kepada Ronal.

Ronal yang mendengar perkataan papa nya, diam tak menanggapi nya. Justru Ronal keluar dari ruang kerja papa nya.

Pak Renaldi yang melihat kepergian putra semata wayang nya. Hanya bisa menghela nafas panjang. kemudian pak Alfaris berjalan  ke jendela. menatap ke luar jendela. Nalurinya mengatakan bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar urusan pekerjaan yang di hadapi putra nya.

Di sisi lain, Tomy tidak berhenti mencari Alana. Dengan waktu yang terus berjalan, akankah takdir kembali mempertemukan mereka? Atau justru Alana akan menemukan jalan hidup baru tanpa Ronal?

***

Dua minggu kembali berlalu dengan begitu cepat. Ronal masih belum mendapatkan kabar apa pun tentang Alana, dan itu semakin membuat emosinya tak terkendali. Setiap laporan dari Tomy yang berisi kegagalan hanya menambah rasa frustrasi di hatinya.

“Tomy, berapa lama lagi aku harus menunggu? Kamu dan anak buah kamu benar-benar nggak berguna!” bentak Ronal sambil membanting telepon ke meja.

Sementara itu, di sisi lain kota, Alana juga menghadapi tantangan baru dalam hidupnya. Akhir-akhir ini, tubuhnya sering terasa lemas, dan rasa mual hampir selalu menyapanya di pagi hari. Namun, ia berusaha menyembunyikan kondisinya, terutama di tempat kerja.

"Alana, kamu yakin baik-baik saja? Akhir-akhir ini kamu sering kelihatan pucat," tanya Meri, rekan kerjanya yang juga mulai khawatir.

Alana memaksakan senyum. "Aku nggak apa-apa kok Meri. Mungkin cuma masuk angin. Nanti juga sembuh sendiri." jawab Alana.

Namun, Meri mengerutkan dahi, tak yakin dengan jawaban alana. "Kalau kamu terus begini, kamu bisa jatuh sakit Lana. Harusnya kamu periksa ke dokter ini sudah beberapa hari loh aku lihat wajah kamu pucat dan sering ingin muntah." kata Meri menasehati Alana.

Alana yang mendengar nasehat Meri, hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. Dalam hatinya, ia juga merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, tetapi ia terlalu takut untuk mencari tahu.

Malam itu, setelah pulang kerja, Alana duduk di tepi tempat tidurnya, memegang perutnya yang terasa aneh. Ia mencoba mengingat kembali siklus terakhirnya. Semuanya terasa kabur sejak kejadian malam itu.

"Jangan-jangan.." gumam Alana. " nggak..! itu gak mungkin mungkin," gumamnya sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.

Pikiran itu membuat Alana gelisah sepanjang malam. Ia tidak tahu harus bagaimana jika kemungkinan itu benar. Hidupnya sudah cukup sulit, dan ia tak yakin bagaimana menghadapi masalah yang lebih besar lagi jika kecurigaan nya benar. "jangan..! Jangan sampai aku hamil." gumam Alana enggan untuk menerima jika itu benar-benar terjadi.

Episodes
1 cinta 1 malam dengan presdir kejam
2 terusir dari rumah sendiri
3 kecemasan Alana karena mual
4 hamil
5 meninggalkan semua nya dan pergi ke luar negri
6 kelahiran 2 malaikat kecil
7 kembali ke kampung halaman
8 sikap lucu si kembar
9 di mana Dedy mommy
10 apakah dia Dedy ku
11 perasaan yang saling terhubung
12 apakah dia benar-benar tidak mengenaliku
13 perlakukan lembut Ronal ke alana
14 Ronal mulai mencari identitas Alana
15 siapa Dira siapa Andra. semakin curiga
16 kepedulian sahabat
17 jadi dia anak ku
18 pertemuan cucu dan nenek
19 ketidak sabaran ronal
20 akhirnya kebenaran terungkap
21 jadi mereka cucuku
22 hasil tes DNA
23 aku akan menikahi kamu alana
24 keberanian si kembar melindungi mama nya
25 25 mencoba memberi kesempatan
26 bab 26
27 apakah dia menyerah
28 aku mencintai mu
29 tidak membutuhkan pernikahan
30 hampir menabrak orang
31 bertemu sahabat lama
32 datang kembali ke rumah alana
33 aku ingin Deddy dan mommy bersama
34 orang misterius
35 apa tujuan reza
36 Alana dalam masalah
37 Alana kecelakaan
38 Alana kritis
39 Ronal menuju rumah sakit
40 perseteruan Ronal dan reza
41 Ronal murka
42 Alana lumpuh
43 penyesalan Alicia
44 perseteruan 2 sahabat
45 Alana sadar
46 apakah aku lumpuh
47 tolong bawa anak-anak
48 perubahan sikap ibu Ronal mengetahui Alana lumpuh
49 sifat asli Bu alea
50 mau kah kamu menikah dengan ku
51 kepedihan si kembar
52 mimpi buruk alana
53 Alana kembali pergi
54 pertengkaran Ronal dan ibu nya
Episodes

Updated 54 Episodes

1
cinta 1 malam dengan presdir kejam
2
terusir dari rumah sendiri
3
kecemasan Alana karena mual
4
hamil
5
meninggalkan semua nya dan pergi ke luar negri
6
kelahiran 2 malaikat kecil
7
kembali ke kampung halaman
8
sikap lucu si kembar
9
di mana Dedy mommy
10
apakah dia Dedy ku
11
perasaan yang saling terhubung
12
apakah dia benar-benar tidak mengenaliku
13
perlakukan lembut Ronal ke alana
14
Ronal mulai mencari identitas Alana
15
siapa Dira siapa Andra. semakin curiga
16
kepedulian sahabat
17
jadi dia anak ku
18
pertemuan cucu dan nenek
19
ketidak sabaran ronal
20
akhirnya kebenaran terungkap
21
jadi mereka cucuku
22
hasil tes DNA
23
aku akan menikahi kamu alana
24
keberanian si kembar melindungi mama nya
25
25 mencoba memberi kesempatan
26
bab 26
27
apakah dia menyerah
28
aku mencintai mu
29
tidak membutuhkan pernikahan
30
hampir menabrak orang
31
bertemu sahabat lama
32
datang kembali ke rumah alana
33
aku ingin Deddy dan mommy bersama
34
orang misterius
35
apa tujuan reza
36
Alana dalam masalah
37
Alana kecelakaan
38
Alana kritis
39
Ronal menuju rumah sakit
40
perseteruan Ronal dan reza
41
Ronal murka
42
Alana lumpuh
43
penyesalan Alicia
44
perseteruan 2 sahabat
45
Alana sadar
46
apakah aku lumpuh
47
tolong bawa anak-anak
48
perubahan sikap ibu Ronal mengetahui Alana lumpuh
49
sifat asli Bu alea
50
mau kah kamu menikah dengan ku
51
kepedihan si kembar
52
mimpi buruk alana
53
Alana kembali pergi
54
pertengkaran Ronal dan ibu nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!