perasaan yang saling terhubung

Di dalam kantor ruang guru. Alana yang sudah selesai mengurus semua pendaftaran sekolah si kembar lantas bergegas keluar.

Tapi saat langkah Alana sampai di pintu keluar dengan wajah menunduk, ia terhenti seketika saat tiba-tiba ia menabrak seorang lelaki dengan tubuh tegap nya membuat Alana terpelanting.

"aduh..?" rintih Alana yang terduduk.

Lelaki yang di tabrak Alana bukan nya menolong malah berkata dengan kasar."Kamu itu, kalau jalan pakai mata. Gak lihat ada orang di sini. Cepat minggir. Aku mau masuk.!" sarkas lelaki itu yang ternyata Ronal.

Alana yang mendengar perkataan lelaki itu langsung mendongak. Alangkah terkejutnya dirinya saat melihat wajah lelaki yang baru membentak nya.

"Tu-tuan Ronal.!" Gumam Alana tanpa sadar.

Sedangkan Ronal yang tidak mengenal Alana. Ia mengerutkan kening nya. Karena memang penampilan Alana saat ini berbeda jauh dari dulu saat kejadian panas malam itu. Apa lagi saat itu Ronal dengan keadaan mabuk. Jelas saja pengelihatan Ronal samar. sedangkan Alana saat ini, ia menggunakan  pakaian yang begitu mewah dan glamor. Tentu saja Ronal tidak mengenali alana. Karena Alana yang ia tiduri dulu. Tidak berpakaian glamor seperti saat ini

Sedangkan Ronal yang mendengar gumam an Alana menyebut nama nya, bersikap biasa-biasa saja. Bagi nya sudah terbiasa Ronal melihat tatapan seperti yang di tatap kan Alana kepada dirinya. Karena tatapan Alana seperti wanita-wanita lain nya yang bertemu ronal. tatapan terpana..apa lagi Ronal tau wajah nya sering muncul di majalah bisnis dan berita.

"Apa kamu tidak punya telinga. Aku mau masuk.!" Kata Ronal kembali yang menyadarkan Alana.

"Eh maaf tuan. Kalau begitu silahkan.!" Ucap Alana yang langsung berdiri dan memberi jalan kepada Ronal.

Saat ronal berjalan di samping Alana. Alana buru-buru menundukkan wajahnya dan melangkah ke samping, memberikan jalan bagi Ronal untuk masuk. Jantungnya berdebar kencang, tangannya sedikit gemetar,  ia mengepal kan erat jemarinya. "Kenapa harus bertemu dia di sini? Kenapa sekarang?" Batin Alana.

Sementara itu, Ronal melangkah melewatinya tanpa sedikit pun mengenali siapa wanita di hadapannya. Baginya, Alana hanyalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengenal namanya karena statusnya sebagai pengusaha sukses.

Namun, saat ia melangkah masuk bersama Meilin, sesaat ia melirik ke arah Alana yang baru saja memberi nya jalan. Tiba-tiba Ronal merasakan sesuatu yang terasa familiar, tapi ia tidak bisa mengingatnya. Pikirannya terlalu sibuk dengan urusan bisnis dan tanggung jawab lainnya. Tidak mau ambil pusing Ronal melangkah masuk.

Sedangkan Alana yang melihat Ronal melangkah masuk. menatap punggung Ronal yang semakin menjauh masuk ke dalam ruangan. dengan perasaan campur aduk. Dan juga lega karena Ronal tidak mengenalinya, tetapi di sisi lain, ada perasaan sakit yang menusuk seolah-olah keberadaannya sama sekali tidak berarti bagi ronal.

“Baguslah… lebih baik dia tidak tahu siapa aku, dan seperti nya dia sudah berkeluarga dan itu pasti anak nya.,” batin Alana.

memikirkan itu Alana. menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum melangkah menuju tempat Andra dan Dira berada. Bagaimanapun juga, fokus utamanya saat ini adalah kebahagiaan kedua anaknya, bukan masa lalu yang sudah ia kubur selama beberapa tahun tahun terakhir ini.

Melvin dan Melinda yang melihat cara jalan Alana dari tempat nya duduk. yang terlihat gelisah mengeryitkan kening nya.

"Alana ada apa dengan kamu. Kenapa kamu seperti habis lihat hantu ?" Tanya Melvin kepada Alana saat Alana sudah sampai di hadapan nya.

Alana yang mendengar pertanyaan Melvin langsung berdiri dalam keterkejutan. Sebelum akhirnya menggelengkan kepala nya. "Gak ada apa-apa kok vin." Jawab Alana.

Saat Melvin dan Melinda kembali ingin berbicara tiba-tiba Alana menyela. "Oh iya Vin tolong jaga anak-anak ya. Aku mau menemui seseorang bersama Melinda gak apa-apa kan.!"

"emang mau kemana kalian.!" Tanya Melvin.

"Sayang aku lupa buat beri tau kamu tadi. Kalau hari ini aku ada janji mau ketemuan sama collaborative design process. Untuk mengenalkan desain-desain kami ke mereka!" Potong Melinda.

"Oh ya sudah kalau begitu hati-hati di jalan.!" Kata Melvin.

Alana kemudian memanggil putra dan putri nya."Sayang kesini bentar.!"

Dira dan Andra yang di panggil mommy nya langsung berlari.

"Ada apa mommy.?" Tanya si kembar.

"Sayang kalian sama om Melvin dulu ya. mommy mau pergi sebentar mengurus sesuatu sama aunty." jawab Alana.

Dira dan Andra yang memang faham sejak masih di Korea mommy nya selalu sibuk berkerja hanya mengangguk.

"Iya mommy gak apa-apa kok.!" Jawab Andra dan dira barengan.

Setelah mendapatkan izin dari dua malaikat nya alana langsung pergi. Tak berselang lama setelah Alana dan Melinda pergi.

Ronal keluar dari ruang guru dengan meilin.

Ronal yang berjalan, sesaat berhenti saat berada di dekat taman anak-anak. Ronal menatap seorang anak kecil yang sedang bermain perosotan dengan perasaan yang aneh. Namun semua itu di buyarkan saat tiba-tiba ada anak laki-laki yang menabrak nya.

"Aduh..?" rintih anak lelaki itu yang terjatuh.

Ronal yang di tabrak anak kecil itu langsung berkata "Hey bocah kalau jalan hati-hati.!" Kemudian Ronal berjongkok hendak menolong anak kecil itu yang sedang menunduk memegangi lututnya.

"Iya om maaf om. Tadi saya kesandung.!" Jawab anak lelaki itu yang memegangi lututnya yang berdarah.

"ya sudah sini om bantu berdiiri." Kata Ronal. Tapi saat melihat wajah anak kecil itu ia langsung tertegun. Saat melihat wajah masa kecil nya dulu ada di anak kecil ini.

Sesaat raut wajah  Ronal berubah saat melihat wajah anak kecil yang ada di hadapannya itu. Yang tidak lain Andra. "Kenapa..? Kenapa wajah bocah ini terasa begitu familiar? Kenapa Hati ku tiba-tiba berdesir aneh saat melihat sorot mata tajam anak ini, bukan kah mata ini sangat mirip dengan mata ku sendiri di.!" batin Ronal..

Namun, lamunannya itu buyar ketika seorang pria, Melvin. berlari menghampiri bocah yang ada di hadapan nya ini dengan ekspresi khawatir.

"Andra, kamu nggak apa-apa?" tanya Melvin sambil berjongkok di samping anak itu, memeriksa lututnya yang sedikit lecet.

"Andra…?" Nama itu bergema di kepala Ronal, tapi ia masih mencoba mengabaikan perasaan aneh yang menyelimutinya.

"Om aku nggak apa-apa kok," jawab Andra, suaranya terdengar tegar meski wajahnya menahan sakit.

Melvin menoleh ke arah Ronal. "Maaf ya, Tuan. Keponakan saya ceroboh."

"Keponakan?" gumam Ronal. tidak mau terlibat terlalu jauh. Ronal mengangkat sebelah alisnya, tapi ia memilih diam. Ia hanya mengangguk singkat sebelum berdiri dan menggandeng tangan Meilin.

"Lain kali hati-hati," ujar Ronal datar sebelum melangkah pergi, namun dalam hatinya, masih ada kegelisahan yang mengganggunya terhadap Andra.

Sementara itu, Melvin membantu Andra berdiri, lalu mengusap pelan kepala bocah itu.

"Kamu harus lebih hati-hati Andra. Ayo kita bersihin lukamu dulu." ucap Melvin.

Andra mengangguk, lalu berjalan di samping Melvin. Namun, sebelum benar-benar menjauh, tanpa sadar menatap punggung Ronal yang sudah menjauh. "Dedy.?" gumam Andra tanpa sadar.

"Andra apa yang baru saja kamu katakan Dedy. Dia itu bukan Dedy kamu. Lihat dia bersama anak nya.!" sahut Melvin.

"oh iya om maaf." jawab Andra.

"ya sudah kalau begitu ayo kita pulang." ajak Melvin.

Di kejauhan sendiri, Ronal pun tanpa sadar melakukan hal yang sama, ia melirik sekilas ke arah Andra sebelum akhirnya kembali berbalik. Dengan perasaan aneh, Ada sesuatu yang mengusik hatinya. Entah apa, tapi untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, ia merasa ada yang janggal…

Sedangkan Andra yang masih menatap Ronal yang sudah menjauh. Dengan perasaan yang aneh tersadarkan saat terdengar seruan Dira.

"Kak kamu gak apa-apa.?" Tanya Dira.

"Gak apa-apa kok.!" Jawab Andra.

"Tapi lutut kakak berdarah." Tunjuk Dira.

"Dira ini GaK apa-apa kok. Kakak kamu kan jagoan luka kecil begini GaK akan membuat nya sakit." Potong Melvin.

Dira yang masih khawatir melihat lutut Andra yang sedikit terluka, tetap saja tampak cemas. "Tapi kan darahnya..." ujar Dira dengan ragu.

Melvin yang masih melihat kecemasan di wajah Dira, segera membungkuk dan memegang kedua bahu Dira dengan lembut. "Dira, dengar ya, Kak Andra itu jagoan. Luka kecil seperti ini nggak akan bikin dia sakit. Sekarang kita bawa Andra ke mobil, nanti om kasih obat biar cepat sembuh." Ucap Melvin menenangkan Dira.

Andra yang mendengar perkataan Melvin, langsung menimpali "Iya, Dira. Nggak perlu khawatir, aku baik-baik aja kok."

Dira pun akhirnya mengangguk, meski masih tampak cemas. "Ya udah deh, kalau gitu."

Melvin langsung menggendong Andra,  kembali ke mobil. Di ikuti Dira dari belakang.

Episodes
1 cinta 1 malam dengan presdir kejam
2 terusir dari rumah sendiri
3 kecemasan Alana karena mual
4 hamil
5 meninggalkan semua nya dan pergi ke luar negri
6 kelahiran 2 malaikat kecil
7 kembali ke kampung halaman
8 sikap lucu si kembar
9 di mana Dedy mommy
10 apakah dia Dedy ku
11 perasaan yang saling terhubung
12 apakah dia benar-benar tidak mengenaliku
13 perlakukan lembut Ronal ke alana
14 Ronal mulai mencari identitas Alana
15 siapa Dira siapa Andra. semakin curiga
16 kepedulian sahabat
17 jadi dia anak ku
18 pertemuan cucu dan nenek
19 ketidak sabaran ronal
20 akhirnya kebenaran terungkap
21 jadi mereka cucuku
22 hasil tes DNA
23 aku akan menikahi kamu alana
24 keberanian si kembar melindungi mama nya
25 25 mencoba memberi kesempatan
26 bab 26
27 apakah dia menyerah
28 aku mencintai mu
29 tidak membutuhkan pernikahan
30 hampir menabrak orang
31 bertemu sahabat lama
32 datang kembali ke rumah alana
33 aku ingin Deddy dan mommy bersama
34 orang misterius
35 apa tujuan reza
36 Alana dalam masalah
37 Alana kecelakaan
38 Alana kritis
39 Ronal menuju rumah sakit
40 perseteruan Ronal dan reza
41 Ronal murka
42 Alana lumpuh
43 penyesalan Alicia
44 perseteruan 2 sahabat
45 Alana sadar
46 apakah aku lumpuh
47 tolong bawa anak-anak
48 perubahan sikap ibu Ronal mengetahui Alana lumpuh
49 sifat asli Bu alea
50 mau kah kamu menikah dengan ku
51 kepedihan si kembar
52 mimpi buruk alana
53 Alana kembali pergi
54 pertengkaran Ronal dan ibu nya
Episodes

Updated 54 Episodes

1
cinta 1 malam dengan presdir kejam
2
terusir dari rumah sendiri
3
kecemasan Alana karena mual
4
hamil
5
meninggalkan semua nya dan pergi ke luar negri
6
kelahiran 2 malaikat kecil
7
kembali ke kampung halaman
8
sikap lucu si kembar
9
di mana Dedy mommy
10
apakah dia Dedy ku
11
perasaan yang saling terhubung
12
apakah dia benar-benar tidak mengenaliku
13
perlakukan lembut Ronal ke alana
14
Ronal mulai mencari identitas Alana
15
siapa Dira siapa Andra. semakin curiga
16
kepedulian sahabat
17
jadi dia anak ku
18
pertemuan cucu dan nenek
19
ketidak sabaran ronal
20
akhirnya kebenaran terungkap
21
jadi mereka cucuku
22
hasil tes DNA
23
aku akan menikahi kamu alana
24
keberanian si kembar melindungi mama nya
25
25 mencoba memberi kesempatan
26
bab 26
27
apakah dia menyerah
28
aku mencintai mu
29
tidak membutuhkan pernikahan
30
hampir menabrak orang
31
bertemu sahabat lama
32
datang kembali ke rumah alana
33
aku ingin Deddy dan mommy bersama
34
orang misterius
35
apa tujuan reza
36
Alana dalam masalah
37
Alana kecelakaan
38
Alana kritis
39
Ronal menuju rumah sakit
40
perseteruan Ronal dan reza
41
Ronal murka
42
Alana lumpuh
43
penyesalan Alicia
44
perseteruan 2 sahabat
45
Alana sadar
46
apakah aku lumpuh
47
tolong bawa anak-anak
48
perubahan sikap ibu Ronal mengetahui Alana lumpuh
49
sifat asli Bu alea
50
mau kah kamu menikah dengan ku
51
kepedihan si kembar
52
mimpi buruk alana
53
Alana kembali pergi
54
pertengkaran Ronal dan ibu nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!