Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh

"Ibu, Ayah orangnya seperti apa?"

Seorang gadis kecil berambut merah muda menghampiri ibunya.

"Ada apa ini, kenapa tiba-tiba kamu menanyakan ayahmu?" ucap ibunya dengan raut wajah masam.

Sepertinya sang ibu tidak terlalu suka membicarakan sang ayah. Itu yang selalu membuat gadis kecil itu semakin penasaran.

"Hari ini saat sedang bermain, semua temanku, mereka semua membicarakan kehebatan ayah mereka." ucapnya sedih.

Padangannya terlihat sedih karena ia tidak tahu wajah ayahnya seperti apa, sifatnya, bahkan pekerjaannya. Tidak ada satupun yang ia ketahui.

Sang ibu hanya menghela nafas dan ia berjalan menuju sebuah laci dikamar tidurnya. Mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam laci.

Dia mengeluarkan selembar kertas yang sudah usang tapi masih terawat.

"Ini adalah ayahmu."

Sang ibu menunjukkan selembar fotonya bersama seorang pria di sampingnya. Warna fotonya sedikit pudar. Tapi gadis kecil itu tahu kalau itu pasti ayahnya, ayahnya sangat tampan!

Didalam foto itu, mereka berdua terlihat sangat bahagia. Senyum lebar tampak terpancar di wajah keduanya.

"Ayahmu memiliki mata berwarna biru langit yang cerah seperti warna matamu."

"Lalu apa warna rambut ayah? Apa sama sepertiku juga." tanya gadis itu.

"Rambut ayahmu berwarna kuning keemasan seperti warna matahari. Warnanya akan bersinar jika terkena cahaya matahari." ucap ibunya sambil mengingat kenangan dulu.

Raut wajah wanita itu terlihat sendu. la terlihat sangat ingin bertemu dengan suaminya. Gadis kecil itu merasakan kesedihan ibunya.

Gadis kecil itu langsung memeluk ibunya. "Ibu ... jangan menangis."

Wanita itu memandangi anaknya, pandangan sedihnya seketika menghilang dan digantikan dengan senyuman lembut.

"Ayahmu adalah pria terkeren yang pernah ibu temui, ayahmu adalah seorang ksatria gagah berani."

"Lalu dimana ayah sekarang?" Dengan wajah polosnya, gadis itu menanyakan hal yang sensitif bagi ibunya. Wajah sendu tampak lagi di wajah wanita itu.

Wanita itu terdiam sejenak sambil memandangi wajah anaknya yang menunggu jawaban.

Wanita itu menjawab dengan nada sedih. "Ayahmu sudah meninggal. Ayahmu meninggal karena sakit ...."

Wanita itu meneteskan air mata, ia terlihat sangat sedih. Air matanya terus mengalir, ia tidak bisa menahan kesedihan di dalam hatinya.

"Ibu ... jangan menangis." Gadis kecil itu ikut menangis sambil memeluk ibunya. Wanita itu memeluk anaknya dengan erat.

"Ayahmu adalah orang terpandang. Nama ayahmu adalah ...."

Tiba-tiba suara wanita itu tidak terdengar. la mengucapkan beberapa kata tapi tidak ada suara yang terdengar.

...****************...

"Sora ... Sora ...."

Flora mengguncangkan tubuh Sora sambil terus memanggil namanya.

Sora membuka matanya.

"Mimpi apa itu?" Sora bergumam pelan.

Entah sudah beberapa hari ini ia selalu bermimpi aneh. Bermimpi tentang seorang gadis kecil berambut merah muda yang sedang bersama ibunya.

Mimpi itu terasa sangat nyata, hingga Sora menganggap kalau dia sendiri yang mengalaminya. Ia merasakan semua hal yang gadis kecil itu rasakan.

"Ayo Sora, sudah waktunya bekerja."

Sora mengikuti flora. Pergi ke kamar mandi, makan di ruang makan bersama pelayan lain dan melanjutkan pekerjaannya.

Hari ini Sora memcuci baju sendirian.

Flora memiliki pekerjaan di tempat lain. Untungnya cucian hari ini tidak begitu banyak, saat siang hari semua pekerjaannya sudah selesai.

"Akhirnya selesai juga." ujarnya sambil meregangkan tubuh. Tubuhnya sedikit pegal karena harus membungkuk sejak pagi.

Karena tidak ada pekerjaan yang bisa ia kerjakan lagi. Sora memutuskan untuk pergi ke belakang camp.

Di sana ada sebuah danau kecil yang jernih. Letaknya sangat terpencil, danaunya di kelilingi pohon lebat. Sepertinya tidak ada yang tahu tentang danau itu. Mengingat tempatnya yang sepi. Wajar saja karena letaknya di paling ujung camp.

Sora juga menemukannya secara tidak sengaja karena letaknya tidak jauh dari tempat biasa ia menjemur pakaian.

Sora melepaskan sepatu dikakinya dan langsung merendam kakinya disungai. "Ah ... segarnya!"

Airnya dingin serta hembusan angin membuat tubuh Sora menjadi rileks, menghilangkan rasa lelahnya.

Tidak ada siapa-siapa disana, tempatnya sepi dan tenang. Hanya ada suara gemerisik air, suara kicauan burung, serta suara gesekan dedaunan yang terkena hembusan angin.

Suasananya sangat tenang. Sora berbaring diatas rerumputan sambil memejamkan matanya menikmati suara alam yang indah.

'Srak ... srak ... srak ....'

"Siapa itu?"

Sora mendengar sebuah suara di balik semak-semak di belakangnya. Suaranya seperti ada seseorang disana.

"Siapa disana?" Sora berteriak lagi. tapi tidak ada sahutan sama sekali. Suara gesekan daun juga menghilang. Suasana nya kembali tenang.

"Mungkin itu tupai!" Sora mencoba berfikir positif.

Sora kembali membaringkan tubuhnya sambil menikmati dinginnya air danau yang menggelitik kakinya.

'Srak ... srak ....'

Suara gesekan itu kembali terdengar. Sora mulai merasa tak nyaman.

"Siapa kau? Keluarlah!"

Sora mengambil batu kerikil dan melemparkannya kearah semak itu.

"Aww ...."

Terdengar suara rintihan seseorang. Sepertinya batu yang dilemparnya tepat sasaran. Seorang pria keluar dari semak-semak sambil mengelus kepalanya yang sakit karena terkena lemparan batu.

"Siapa kau?" tanya Sora lagi. Ia memasang wajah waspada, sambil mengangkat tangannya hendak mengarah ke Pria itu bermaksud melemparkan batu lagi.

"Tunggu! Aku hanya orang yang kebetulan ada disini, tidak bermaksud untuk mengintip atau mengganggumu." ucapnya sambil memberikan penjelasan.

Sora memandangi Pria itu dengan tatapan tidak percaya. Jika dia seorang prajurit seharusnya dia berada di tempat latihan bukannya bersembunyi di balik semak-semak.

"Aku adalah orang baru. Hari ini aku di beri waktu isitirahat. Aku tidak sengaja menemukan tempat ini karena merasa tenang, akupun memutuskan untuk tidur sebentar disini."

Pria itu menjelaskannya dengan detail, seperti bisa membaca pikiran Sora.

Sora menyipitkan matanya tak percaya dengan perkataan Pria itu.

"Kau tidur di balik semak-semak?" ucap Sora bingung.

Jika ia orang normal bukankah tidak akan nyaman jika tidur disitu. Jika itu Sora, dia akan memilih tidur dipinggiran danau.

"Karena aku tidak ingin ada yang menggangguku. Jadi aku tidur disana. Jika ada seseorang yang datang, mereka tidak akan tahu kalau ada seseorang disini dan tidak akan mengganggu tidur siangku."

"Aku bukanlah orang jahat." ucapnya lagi meyakinkan gadis didepannya.

Sora tidak menemukan hal yang aneh pada Pria itu. Tapi bukan berarti ia mempercayainya. Sora membuang batu yang ada ditangannya dan memakai sepatu dikakinya, lalu beranjak pergi.

"Tunggu!" Pria itu menarik tangan Sora menghentikan langkah kakinya.

"Kau mau kemana?" tanyanya. Tatapannya seperti orang yang merasa bersalah.

"Tentu saja kembali." jawab Sora singkat.

"Aku minta maaf jika sudah mengganggu waktumu. Aku tidak bermaksud untuk melakukannya." ucapnya lagi.

"Iya."

Sora tidak ingin berurusan dengan Pria itu. Wajah pria itu tampak terlihat seperti pria yang disukai banyak wanita. Jika ia berurusan dengannya mungkin nantinya akan dapat masalah dengan Elena ataupun yang lainnya.

"Aku harus pergi! Ada pekerjaan yang harus aku lakukan." Sora menarik tangannya dari genggaman Pria itu.

"Apa aku boleh tahu namamu?" Ia menatap Sora dengan tatapan tak sabar, menantikan jawabannya.

"Sora. Namaku Sora."

"Nama yang cantik. Dalam bahasa kuno nama Sora berarti langit. Orang tuamu memberikan nama itu pasti mereka sangat menyayangimu. Memberikan nama yang melambangkan sesuatu yang besar. Sepertinya mereka berharap kau akan menjadi orang yang selalu cerah." ucapnya sambil tersenyum manis.

"Aku baru tahu kalau namaku berasal dari bahasa kuno." ucap Sora dengan matanya menatap Pria itu penasaran.

"Tidak banyak yang tahu tentang bahasa kuno kecuali bangsawan ataupun seorang penjelajah. Mereka harus mempelajari bahasa kuno karena untuk membaca sejarah dunia yang biasanya tertulis dalam bahasa kuno." sambungnya.

Sora terdiam. Semua orang mengatakan ia bukan orang yang cocok sebagai rakyat biasa. Mereka selalu mengatakan kalau ia lebih cocok hidup sebagai seorang bangsawan.

Sora tidak tahu tentang hal itu. Ternyata perbedaan rakyat biasa dengan bangsawan sangat terlihat jelas. Dia yang berasal dari dunia lain mau tidak mau harus menyesuaikan diri dan bisa berbaur dengan baik.

"Kenalkan namaku Aldrich. Dalam bahasa kuno artinya pemimpin yang bijaksana. Orang tuaku berharap aku bisa menjadi seorang pemimpin yang adil dan bijaksana." timpalnya. "Mulai besok aku akan bergabung bersama pasukan ini."

Pria itu mengulurkan tangannya. Sora

menyambut uluran tangannya.

"Salam kenal." jawab Sora.

Pria itu tersenyum. la terlihat sangat bahagia hanya karena menerima sambutan darinya?

"Orang yang aneh!" gumam Sora pelan.

Sora: "Sudah waktunya makan siang. Aku harus pergi."

"Iya. Sampai jumpa lagi." sahutnya.

Sora melangkahkan kakinya meninggalkan Pria itu. Pria itu terus melambaikan tangannya sambil terus tersenyum.

Awal pertemuan itu cukup aneh tapi tidak sampai membuatnya merasa tak nyaman.

Sora senang bisa bertemu dengannya. Pria yang selalu tersenyum dan ceria.

Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 Dunia Asing
3 Bab 3 Dituduh Mencuri
4 Bab 4 Camp Pelatihan
5 Bab 5 Hari Pertama Bekerja
6 Bab 6 Kerajaan Altair
7 Bab 7 Kita Bertemu Lagi
8 Bab 8 Berjanjilah Padaku
9 Bab 9 Budak Darah
10 Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh
11 Bab 11 Orang Baru, Aldrich
12 Bab 12 Ciuman Pertama
13 Bab 13 Menjadi Asisten Jendral
14 Bab 14 Permen Langka
15 Bab 15 Buku Setan
16 Bab 16 Keadilan Akan Datang
17 Bab 17 Masuk Penjara
18 Bab 18 Introgasi
19 Bab 19 Serangan Monster
20 Bab 20 Pria Yang Hebat
21 Bab 21 Ashley Berubah
22 Bab 22 Elena Bertindak
23 Bab 23 Festival Gifu
24 Bab 24 Ashley Cemburu
25 Bab 25 Batu Setan
26 Bab 26 Hukuman
27 Bab 27 Asal Kutukan
28 Bab 28 Menyatakan Cinta
29 Bab 29 Sekelompok Pembelot
30 BAB 30 Acara Berburu
31 Bab 31 Memberikan Hasil Buruan
32 BAB 32 Monster Beruang
33 Bab 33 Tunangan Ashley
34 Bab 34 Akeelah Pertama
35 Bab 35 Anggota Baru
36 Bab 36 Kesombongan Aster
37 Bab 37 Bulan Purnama
38 Bab 38 Kenyataan Tak Terduga
39 Bab 39 Berlatih Memanah
40 Bab 40 Kediaman Duke Ashley
41 Bab 41 Paman Ashley
42 Bab 42 Pesta Teh
43 Bab 43 Serangan Tak Terduga
44 Bab 44 Penyihir Hitam
45 Bab 45 Demam
46 BAB 46 Surat Ancaman
47 Bab 47 Ksatria Liam
48 Bab 48 Hasrat Terpendam
49 Bab 49 Tinggal Dikediaman Ashley
50 Bab 50 Malam Bulan Purnama
51 Bab 51 Perjanjian?
52 Bab 52 Air Suci
53 Bab 53 Aku Mencintaimu
54 Bab 54 Mencari Hadiah
55 Bab 55 Hari Ulang Tahun
56 Bab 56 Pesta Di Camp
57 Bab 57 Putri Datang!
58 Bab 58 Penculikan
59 Bab 59 Kemarahan Sang Putri
60 Bab 60 Kabar Mengejutkan
61 Bab 61 Aku Bukan Penyihir Hitam
62 Bab 62 Kedatangan Ramsey
63 Bab 63 Aku Akan Melindungimu
64 Bab 64 Ayah Pemilik Asli
65 Bab 65 Evander Altair
66 Bab 66 Apa Kau Tidak Puas
67 Bab 67 Aku Membencimu
68 Bab 68 Kembali Ke Rumah
69 Bab 69 Merla Part 1
70 Bab 70 Merla Part 2
71 Bab 71 POV Merla
72 Bab 72 Kekuatanmu Sudah Bangkit
73 Bab 73 Kebenaran Terungkap
74 Bab 74 Monster Banteng
75 Bab 75 Ayah Sudah Sadar
76 Bab 76 Kita Adalah Orang Asing
77 Bab 77 Putra Mahkota
78 Bab 78 Berbelanja
79 Bab 79 Pesta Putra Mahkota
80 Bab 80 Berdansa
81 Bab 81 Ia Datang
82 Bab 82 Pemberontak Muncul Lagi
83 Bab 83 Belajar
84 Bab 84 Bertemu Clare
85 Bab 85 Aku Harus Mendapatkannya
86 Bab 86 Aku Bisa Bantu Kalian
87 Bab 87 Bertemu Kembali
88 Bab 88 Aku Merindukanmu
89 Bab 89 Rumor
90 Bab 90 Taman Bunga [End]
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 Dunia Asing
3
Bab 3 Dituduh Mencuri
4
Bab 4 Camp Pelatihan
5
Bab 5 Hari Pertama Bekerja
6
Bab 6 Kerajaan Altair
7
Bab 7 Kita Bertemu Lagi
8
Bab 8 Berjanjilah Padaku
9
Bab 9 Budak Darah
10
Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh
11
Bab 11 Orang Baru, Aldrich
12
Bab 12 Ciuman Pertama
13
Bab 13 Menjadi Asisten Jendral
14
Bab 14 Permen Langka
15
Bab 15 Buku Setan
16
Bab 16 Keadilan Akan Datang
17
Bab 17 Masuk Penjara
18
Bab 18 Introgasi
19
Bab 19 Serangan Monster
20
Bab 20 Pria Yang Hebat
21
Bab 21 Ashley Berubah
22
Bab 22 Elena Bertindak
23
Bab 23 Festival Gifu
24
Bab 24 Ashley Cemburu
25
Bab 25 Batu Setan
26
Bab 26 Hukuman
27
Bab 27 Asal Kutukan
28
Bab 28 Menyatakan Cinta
29
Bab 29 Sekelompok Pembelot
30
BAB 30 Acara Berburu
31
Bab 31 Memberikan Hasil Buruan
32
BAB 32 Monster Beruang
33
Bab 33 Tunangan Ashley
34
Bab 34 Akeelah Pertama
35
Bab 35 Anggota Baru
36
Bab 36 Kesombongan Aster
37
Bab 37 Bulan Purnama
38
Bab 38 Kenyataan Tak Terduga
39
Bab 39 Berlatih Memanah
40
Bab 40 Kediaman Duke Ashley
41
Bab 41 Paman Ashley
42
Bab 42 Pesta Teh
43
Bab 43 Serangan Tak Terduga
44
Bab 44 Penyihir Hitam
45
Bab 45 Demam
46
BAB 46 Surat Ancaman
47
Bab 47 Ksatria Liam
48
Bab 48 Hasrat Terpendam
49
Bab 49 Tinggal Dikediaman Ashley
50
Bab 50 Malam Bulan Purnama
51
Bab 51 Perjanjian?
52
Bab 52 Air Suci
53
Bab 53 Aku Mencintaimu
54
Bab 54 Mencari Hadiah
55
Bab 55 Hari Ulang Tahun
56
Bab 56 Pesta Di Camp
57
Bab 57 Putri Datang!
58
Bab 58 Penculikan
59
Bab 59 Kemarahan Sang Putri
60
Bab 60 Kabar Mengejutkan
61
Bab 61 Aku Bukan Penyihir Hitam
62
Bab 62 Kedatangan Ramsey
63
Bab 63 Aku Akan Melindungimu
64
Bab 64 Ayah Pemilik Asli
65
Bab 65 Evander Altair
66
Bab 66 Apa Kau Tidak Puas
67
Bab 67 Aku Membencimu
68
Bab 68 Kembali Ke Rumah
69
Bab 69 Merla Part 1
70
Bab 70 Merla Part 2
71
Bab 71 POV Merla
72
Bab 72 Kekuatanmu Sudah Bangkit
73
Bab 73 Kebenaran Terungkap
74
Bab 74 Monster Banteng
75
Bab 75 Ayah Sudah Sadar
76
Bab 76 Kita Adalah Orang Asing
77
Bab 77 Putra Mahkota
78
Bab 78 Berbelanja
79
Bab 79 Pesta Putra Mahkota
80
Bab 80 Berdansa
81
Bab 81 Ia Datang
82
Bab 82 Pemberontak Muncul Lagi
83
Bab 83 Belajar
84
Bab 84 Bertemu Clare
85
Bab 85 Aku Harus Mendapatkannya
86
Bab 86 Aku Bisa Bantu Kalian
87
Bab 87 Bertemu Kembali
88
Bab 88 Aku Merindukanmu
89
Bab 89 Rumor
90
Bab 90 Taman Bunga [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!