Bab 14 Permen Langka

Hari telah berganti, seperti perjanjian. Mulai hari ini Sora akan bekerja sebagai Asisten Jendral.

Setelah sarapan Sora langsung pergi menuju ruangan Jendral. Javier sudah menunggu di depan pintu.

"Masuklah!" Javier membukakan pintu.

Dengan perasaan gugup Sora masuk kedalam. Jendral sedang duduk di meja kerjanya di ujung ruangan. Ada banyak kertas yang menumpuk di atas meja.

"Kau sudah datang." sambut Ashley ketika ia melihat Sora datang. lalu kembali bekerja. Tangannya tidak berhenti bekerja.

"Mari nona. Saya sudah menyiapkan meja kerja khusus untuk anda."

Javier mengarahkan Sora ke meja kerja yang terlihat baru. Letaknya tak jauh dari meja Jendral, diletakkan di sebelah kiri.

"Javier berikan dokumen ini." tunjuk Ashley.

Javier membawakan setumpuk dokumen itu dan meletakkannya diatas meja Sora.

"Kau hanya perlu menyusun dokumen-dokumen itu." ucap Ashley.

Hari pertama bekerja sebagai asisten tidak terlalu sulit. Sora hanya menyusunnya berdasarkan judul serta tahunnya. Seperti kembali ke sekolah, melakukan hal ini cukup menyenangkan.

Javier menuangkan segelas teh di meja Sora dan memberikan sepiring kue kering yang terlihat enak.

"Selamat bekerja, nona." ujar Javier menyemangati.

"Terima kasih!"

Perkerjaan terus diberikan kepadanya, dokumen-dokumen terus menumpuk di atas meja Sora. Dokumen dimeja Jendral juga masih banyak.

'Apa ia selalu mengerjakan pekerjaan sebanyak ini?' batin Sora.

Jendral Ashley adalah seorang duke dan juga seorang pemimpin dari pasukan. Selain mengurusi beberapa dokumen, kadang kala ia turut ikut adil dalam perburuan. la terlihat sangat sibuk.

"Sudah waktunya makan siang." ucap Javier saat mendengar suara seseorang mengetuk pintu.

Dibukanya pintu itu, seorang pelayan datang dan membawakan nampan berisi makanan. Javier membawanya masuk dan menatanya di atas meja makan.

"Istirahatlah!" ujar Jendral. la meletakkan penanya dan berjalan menuju meja makan. Sora mengikutinya, Sora merapikan dokumen dan berjalan keluar.

Ketika Ashley melihat Sora berjalan keluar ia bingung. Ia pun berkata, "Tunggu! Kau mau kemana?"

Sora memandangi Ashley dengan tatapan bingung. "Tentu saja untuk makan siang." jawab Sora.

"Kau tidak perlu ke tempat itu lagi." ujar Ashley.

"Kenapa?"

'Apa aku harus menunggunya selesai makan baru bisa makan juga.' batin Sora.

"Mulai hari ini kau akan makan siang disini." tutur Ashley.

"Apa?!" Sora terkejut. Apa maksudnya dengan makan siang disini? Apa ia akan makan bersama dengannya?

"Duduklah, Nona." ucap Javier.

Javier menyajikan dua buah piring steak daging di atas meja.

"Apa ini untukku?" tunjuk Sora ragu.

"Tentu saja."

"Lalu bagaimana dengan Javier? Apa anda tidak makan?"

"Saya akan makan setelah kalian selesai makan." ujarnya.

Javier adalah seorang wakil jendral tapi ia bersikap layaknya pelayan pribadi. Apa memang seperti itu tugasnya. Sora mengira wakil jendral hanya membantu mengurusi urusan camp disaat Jendral tidak ada di tempat tapi ternyata ia mengurusi hal-hal pribadi juga.

"Sepertinya makanan ini terlalu mewah untukku." tolak Sora.

Sora merasa tak enak dengan pelayan lain. Mereka sama-sama pelayan tapi apa hanya ia yang bisa merasakan makanan mewah seperti ini. Sora jadi teringat kepada Flora yang sangat menginginkan makanan itu.

"Itu untuk perbaikan gizi."

"Perbaikan gizi?"

"Apa kau tidak lihat tubuhmu yang kurus seperti papan. Rata dan tak berbentuk sama sekali." ujar Ashley santai.

Sora memperhatikan tubuhnya. Tubuhnya memang kecil tapi tidak sampai kurus seperti yang ia katakan.

"Anggap saja ini sebagai bentuk perhatianku. Aku tidak ingin kau mati saat aku meminum darahmu. Dengan kondisi tubuhmu seperti itu, kau tidak akan bisa bertahan lebih dari beberapa bulan."

Ketika Sora mendengar ucapan Ashley ia cemberut kesal.

Tanpa ragu Sora duduk, duduk ditempat yang sama seperti kemarin. Sora melihat steaknya yang sudah di potong kecil-kecil.

Sora senang melihatnya, ia memasukkan daging itu kedalam mulutnya. Rasanya tidak berubah, rasanya sangat nikmat. Rasa gurih menyebar didalam mulutnya.

Setelah makan siang selesai, Sora membantu Javier merapikan mejanya. Javier keluar ruangan, Sora dan Ashley kembali menyelesaikan dokumen itu.

Sora makan disini dua kali sehari, makan siang dan malam. Ia kembali di malam hari dan hanya bisa bertemu Flora sebelum waktu tidur.

"Flora!" Sora langsung memeluk temannya. "Bagaimana harimu?"

"Seperti biasa. Tidak ada yang istimewa."

sahutnya.

"Bagaimana denganmu?" tanya Flora balik.

"Sangat berat. Aku harus berhadapan dengan tumpukan kertas yang tingginya hampir setinggi diriku." ucap Sora sambil menghela nafas panjang.

Sora menyenderkan tubuhnya mendekati Flora, Flora hanya mengelus punggungnya dengan lembut.

"Apa kau sudah makan? Aku tidak melihatmu di jam makan siang ataupun makan malam." ucap Flora dengan nada khawatir.

"Jendral menyiapkan makan siang dan makan malam di ruangannya." jelas Sora.

"Kau makan bersamanya?" Sora mengangguk kepalanya, mengiyakan.

Wajah Flora terlihat tampak tak percaya sekaligus bingung. "Kenapa?"

"Agar tidak menghabiskan waktu. Kau tahu, pekerjaan jendral sangat banyak. Jadi untuk mempersingkat waktu, aku disuruh makan bersamanya." ujar Sora.

"Oh iya, Aku membawakan kue untukmu."

Sora berusaha mengalihkan perhatian Flora. Ia mengeluarkan kue kering yang sudah ia bungkus dengan sapu tangannya. Menyodorkannya ke arah Flora.

"Makanlah!"

"Enak banget!" la terlihat sangat menyukainya. "Kuenya sangat manis dan wangi butternya sangat harum."

Sora merasa senang karena temannya menyukai kue yang dia bawa.

"Lain kali akan kubawakan lagi." ujar Sora.

Berhari-hari Sora berkecimpung dengan tumpukan dokumen. Rasanya dokumen itu tidak berkurang.

Sora melihat Jendral yang bekerja tak kenal lelah, setiap hari ia melihat banyak orang masuk silih berganti memberikan informasi tentang camp ataupun kemunculan monster.

Ketika seseorang masuk keruangan Jendral. Mereka selalu melirik melihat ke arah Sora. Melihatnya yang sedang sibuk bekerja.

Lambat laun rumor tentang dirinya yang benar-benar bekerja mengurusi dokumen tersebar dan menutupi rumor buruk itu.

Beberapa orang mulai memperlakukannya seperti biasanya. Beberapa dari mereka juga meminta maaf padanya. Hanya pengikut Elena yang tidak mau mengakuinya.

Setiap kali Sora berpapasan dengan Elena, raut wajahnya tampak buruk. la terlihat sangat kesal.

Selain mengurusi dokumen, perjanjian utamanya adalah memberikan darah. Hampir seminggu sekali, kutukan Jendral kambuh. la akan berperilaku layaknya hewan buas dan menyerangnya dengan kasar.

la terus menggigitnya dan menghisap darahnya.

Javier selalu ada disana dan menghentikan Jendral agar tidak meminum terlalu banyak sesuai perintahnya. la tahu kalau ia tidak selamanya bisa mengendalikan diri.

"Minumlah obatmu!"

Ashley memberikan botol kecil itu lagi. Sora hanya memandanginya, tak ingin mengambil atau meminumnya.

"Hah!"

Ashley hanya bisa menghela nafasnya, ia meneguk obat itu dan memasukan kedalam mulut Sora melalui mulutnya. la terus melakukannya karena Sora selalu menolak untuk meminumnya.

Sora masih tidak bisa terbiasa dengan rasa pahit dan amisnya. Ia melihat kesekeliling mencari gula. ingin langsung mengemut gula itu.

"Makanlah ini!" Ashley menyodorkan sebuah permen berbentuk bulat warna-warni yang diletakkan didalam toples kecil. Sora mengambil permen itu dan memasukkannya kedalam mulutnya.

"Manis!"

Rasa manis menyebar didalam mulutnya.

Tekstur permennya lembut dan langsung meleleh di mulut. Rasa pahitnya hilang digantikan rasa manis dari permen.

"Enak?" tanya Ashley karena melihat ekspresi wajah Sora yang terlihat sangat menyukainya.

"Enak sekali!" Sora mengacungkan jempolnya.

Ashley menjadi tertarik, ia mengambil sedikit permen dari toples dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Ukh!" Ekspresi wajahnya berbeda, Ashley tidak menyukainya. "Terlalu manis!"

Sora hanya bisa tertawa melihat tingkahnya.

Semenjak bekerja bersamanya, Sora jadi mengetahui beberapa hal tentangnya. Jendral Ashley tidak terlalu menyeramkan seperti saat pertama kali mereka bertemu. Tatapannya terkadang dingin tapi kadang kala bisa lembut.

la juga pemilih. Banyak makanan yang tidak ia sukai, seperti sayuran ataupun makanan manis. Sora selalu memperhatikannya dan menganggapnya lucu.

"Darimana mendapatkan permen ini?" tanya Sora.

"Seseorang memberikannya. Aku tidak menyukai makanan manis jadi kamu bisa memilikinya." tutur Ashley.

"Benarkah?"

Sora melompat kegirangan. Ia akan membagikannya kepada Flora. Ia tidak bisa membayangkan wajah apa yang akan Flora tunjukkan.

"Kau menyukainya?"

"Iya!"

Sora melihat sudut bibir Ashley terangkat, ia tersenyum saat melihat senyuman nya? Senyumannya sangat indah, membuat jantung Sora tiba-tiba berdetak kencang.

"Kau sakit?" tanya Ashley ketika Ia melihat wajah Sora yang memerah.

"Tidak. Aku sehat." ucap Sora cepat.

Sora tidak bisa memberitahunya kalau wajahnya memerah saat melihat senyuman Pria itu.

...****************...

Malam telah datang, Sora langsung

menghampiri Flora yang sudah ada di dalam kamar.

"Flora, Aku membawakanmu permen."

Sora menyodorkan setoples permen itu. Flora terdiam, ia bolak-balik memandangi Sora dan permen.

"Darimana kau mendapatkannya?" tanya Flora dengan raut wajah terkejut.

"Dari Jendral. Kenapa?" tanya Sora yang menyadari ekspresi aneh temannya itu.

"Kudengar permen ini adalah permen langka. Tidak banyak bangsawan yang bisa mendapatkannya. Mereka harus menunggu hingga 3 bulan hanya untuk permen ini."

"3 bulan?"

Sora tidak tahu kalau permen ini ternyata sangat berharga. Bagaimana bisa sebuah permen menjadi barang langka.

"Aku melihat Elena memamerkan permen itu dan meledek semuanya karena tidak bisa memakannya." ujar Flora.

"Cobalah!" Sora memberikan permen itu, memasukkannya langsung kedalam mulut Flora.

"Enak banget!"

Ekspresi Flora sama seperti ekspresinya saat pertama kali memakannya.

"Makanlah lagi." tawar Sora lagi.

"Rasanya aku ingin menyombongkan diri ke Elena dan memamerkannya. Aku tidak bisa membayangkan ekspresinya seperti apa." ucap Flora dengan nada menggebu-gebu.

Sora memikirkan hal yang sama. Ia juga sangat ingin melihat ekspresi Elena seperti apa.

.

.

.

Seminggu telah berlalu, Sora kembali

mengerjakan dokumen-dokumen itu. Tumpukan dokumen sudah berkurang, mejanya sudah tampak lebih luas.

"Kotak apa itu?"

Sora melihat Javier masuk kedalam dan membawa kotak yang cukup besar ditangannya.

Dibukanya kotak itu, membuat mata Sora terbelalak. Didalamnya berisi beberapa toples permen. Jika dihitung ada sekitar 10 toples.

"Banyak sekali!" ujar Sora.

"Karena nona terlihat menyukai permennya. jadi jendral secara khusus membelinya lagi." Javier menjelaskan.

Sora bisa melihat tatapan puas di wajah Ashley.

"Tapi ini terlalu banyak. Kata Flora permen ini sulit di dapatkan, bagaimana bisa anda mendapatkan sebanyak ini?" protes Sora, ia merasa tidak nyaman.

"Tentu saja dengan menemui pemiliknya dan memberikan harga yang pantas." jelas Ashley santai.

'Flora bilang kalau para bangsawan harus menunggu selama 3 bulan hanya untuk mendapatkannya. Tapi Jendral bisa mendapatkannya hanya dalam waktu seminggu dan dalam jumlah banyak. Bagaimana reaksi para bangsawan itu jika mengetahuinya.'

"Kau bisa berbagi dengan temanmu."

tawarnya.

Ketika Sora mendengar itu ia merasa senang. Dan langsung berterima kasih kepada Ashley.

...****************...

Sora membawa 3 toples permen dan

memberikannya kepada Flora. Wajahnya terkejut hingga mulutnya terbuka.

"Apa Jendral memberikan semua ini?"

kaget Flora.

"Iya. Semuanya untukmu." ucap Sora antusias.

"Semuanya?!" Ekspresi wajah senang Flora tidak bisa ditutupi, ia memandangi temannya dengan tatapan tak percaya.

"Lalu bagaimana denganmu? Kau tidak ingin permennya?"

"Masih ada beberapa di ruangan Jendral." sambung Sora.

"Masih ada!" ekspresi tak percaya kembali terpancar diwajahnya.

"Ada sekitar 7 toples lagi."

"Jendral memberikanmu banyak permen?"

"Iya. Aku hanya mengatakan kalau aku suka permennya dan dia malah memberiku lebih banyak lagi. Padahal aku tidak butuh sebanyak ini!" protes Sora. Tapi ia juga berterima kasih dengannya dengan tulus.

"Kau bisa memberikannya kepada

teman-teman. Bukankah kau bilang ingin melihat reaksi Elena." ucap Sora menggoda temannya.

"Apa kau tidak merasa jendral terlalu perhatian padamu?"

Tiba-tiba Flora mengatakan hal yang aneh. Sora memandanginya dengan mata yang terbuka lebar.

"Itu karena aku adalah asistennya." sanggah Sora santai.

"Tidak! Sikapnya terhadapmu sedikit berbeda. Sebelumnya, jendral tidak pernah peduli dengan sekitarnya ataupun yang lainnya."

Flora berusaha menjelaskan. tapi Sora tidak bisa memberitahu temannya. Perhatian itu hanya untuk mempertahankan hidupnya karena jendral butuh darahnya.

"Itu tidak mungkin." Sora berusaha menyanggah tanggapan temannya itu. Ada hal yang tidak temannya ketahui dan ia tidak bisa memberitahunya. Jadi tentu saja kalau Flora beranggapan hal-hal aneh tentang jendral dan dirinya.

Meskipun sikap jendral sudah sedikit melunak tapi ia tetaplah seorang vampire, mahluk berdarah dingin yang kapan saja bisa membunuhnya.

Perhatian itu hanyalah sementara.

Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 Dunia Asing
3 Bab 3 Dituduh Mencuri
4 Bab 4 Camp Pelatihan
5 Bab 5 Hari Pertama Bekerja
6 Bab 6 Kerajaan Altair
7 Bab 7 Kita Bertemu Lagi
8 Bab 8 Berjanjilah Padaku
9 Bab 9 Budak Darah
10 Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh
11 Bab 11 Orang Baru, Aldrich
12 Bab 12 Ciuman Pertama
13 Bab 13 Menjadi Asisten Jendral
14 Bab 14 Permen Langka
15 Bab 15 Buku Setan
16 Bab 16 Keadilan Akan Datang
17 Bab 17 Masuk Penjara
18 Bab 18 Introgasi
19 Bab 19 Serangan Monster
20 Bab 20 Pria Yang Hebat
21 Bab 21 Ashley Berubah
22 Bab 22 Elena Bertindak
23 Bab 23 Festival Gifu
24 Bab 24 Ashley Cemburu
25 Bab 25 Batu Setan
26 Bab 26 Hukuman
27 Bab 27 Asal Kutukan
28 Bab 28 Menyatakan Cinta
29 Bab 29 Sekelompok Pembelot
30 BAB 30 Acara Berburu
31 Bab 31 Memberikan Hasil Buruan
32 BAB 32 Monster Beruang
33 Bab 33 Tunangan Ashley
34 Bab 34 Akeelah Pertama
35 Bab 35 Anggota Baru
36 Bab 36 Kesombongan Aster
37 Bab 37 Bulan Purnama
38 Bab 38 Kenyataan Tak Terduga
39 Bab 39 Berlatih Memanah
40 Bab 40 Kediaman Duke Ashley
41 Bab 41 Paman Ashley
42 Bab 42 Pesta Teh
43 Bab 43 Serangan Tak Terduga
44 Bab 44 Penyihir Hitam
45 Bab 45 Demam
46 BAB 46 Surat Ancaman
47 Bab 47 Ksatria Liam
48 Bab 48 Hasrat Terpendam
49 Bab 49 Tinggal Dikediaman Ashley
50 Bab 50 Malam Bulan Purnama
51 Bab 51 Perjanjian?
52 Bab 52 Air Suci
53 Bab 53 Aku Mencintaimu
54 Bab 54 Mencari Hadiah
55 Bab 55 Hari Ulang Tahun
56 Bab 56 Pesta Di Camp
57 Bab 57 Putri Datang!
58 Bab 58 Penculikan
59 Bab 59 Kemarahan Sang Putri
60 Bab 60 Kabar Mengejutkan
61 Bab 61 Aku Bukan Penyihir Hitam
62 Bab 62 Kedatangan Ramsey
63 Bab 63 Aku Akan Melindungimu
64 Bab 64 Ayah Pemilik Asli
65 Bab 65 Evander Altair
66 Bab 66 Apa Kau Tidak Puas
67 Bab 67 Aku Membencimu
68 Bab 68 Kembali Ke Rumah
69 Bab 69 Merla Part 1
70 Bab 70 Merla Part 2
71 Bab 71 POV Merla
72 Bab 72 Kekuatanmu Sudah Bangkit
73 Bab 73 Kebenaran Terungkap
74 Bab 74 Monster Banteng
75 Bab 75 Ayah Sudah Sadar
76 Bab 76 Kita Adalah Orang Asing
77 Bab 77 Putra Mahkota
78 Bab 78 Berbelanja
79 Bab 79 Pesta Putra Mahkota
80 Bab 80 Berdansa
81 Bab 81 Ia Datang
82 Bab 82 Pemberontak Muncul Lagi
83 Bab 83 Belajar
84 Bab 84 Bertemu Clare
85 Bab 85 Aku Harus Mendapatkannya
86 Bab 86 Aku Bisa Bantu Kalian
87 Bab 87 Bertemu Kembali
88 Bab 88 Aku Merindukanmu
89 Bab 89 Rumor
90 Bab 90 Taman Bunga [End]
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 Dunia Asing
3
Bab 3 Dituduh Mencuri
4
Bab 4 Camp Pelatihan
5
Bab 5 Hari Pertama Bekerja
6
Bab 6 Kerajaan Altair
7
Bab 7 Kita Bertemu Lagi
8
Bab 8 Berjanjilah Padaku
9
Bab 9 Budak Darah
10
Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh
11
Bab 11 Orang Baru, Aldrich
12
Bab 12 Ciuman Pertama
13
Bab 13 Menjadi Asisten Jendral
14
Bab 14 Permen Langka
15
Bab 15 Buku Setan
16
Bab 16 Keadilan Akan Datang
17
Bab 17 Masuk Penjara
18
Bab 18 Introgasi
19
Bab 19 Serangan Monster
20
Bab 20 Pria Yang Hebat
21
Bab 21 Ashley Berubah
22
Bab 22 Elena Bertindak
23
Bab 23 Festival Gifu
24
Bab 24 Ashley Cemburu
25
Bab 25 Batu Setan
26
Bab 26 Hukuman
27
Bab 27 Asal Kutukan
28
Bab 28 Menyatakan Cinta
29
Bab 29 Sekelompok Pembelot
30
BAB 30 Acara Berburu
31
Bab 31 Memberikan Hasil Buruan
32
BAB 32 Monster Beruang
33
Bab 33 Tunangan Ashley
34
Bab 34 Akeelah Pertama
35
Bab 35 Anggota Baru
36
Bab 36 Kesombongan Aster
37
Bab 37 Bulan Purnama
38
Bab 38 Kenyataan Tak Terduga
39
Bab 39 Berlatih Memanah
40
Bab 40 Kediaman Duke Ashley
41
Bab 41 Paman Ashley
42
Bab 42 Pesta Teh
43
Bab 43 Serangan Tak Terduga
44
Bab 44 Penyihir Hitam
45
Bab 45 Demam
46
BAB 46 Surat Ancaman
47
Bab 47 Ksatria Liam
48
Bab 48 Hasrat Terpendam
49
Bab 49 Tinggal Dikediaman Ashley
50
Bab 50 Malam Bulan Purnama
51
Bab 51 Perjanjian?
52
Bab 52 Air Suci
53
Bab 53 Aku Mencintaimu
54
Bab 54 Mencari Hadiah
55
Bab 55 Hari Ulang Tahun
56
Bab 56 Pesta Di Camp
57
Bab 57 Putri Datang!
58
Bab 58 Penculikan
59
Bab 59 Kemarahan Sang Putri
60
Bab 60 Kabar Mengejutkan
61
Bab 61 Aku Bukan Penyihir Hitam
62
Bab 62 Kedatangan Ramsey
63
Bab 63 Aku Akan Melindungimu
64
Bab 64 Ayah Pemilik Asli
65
Bab 65 Evander Altair
66
Bab 66 Apa Kau Tidak Puas
67
Bab 67 Aku Membencimu
68
Bab 68 Kembali Ke Rumah
69
Bab 69 Merla Part 1
70
Bab 70 Merla Part 2
71
Bab 71 POV Merla
72
Bab 72 Kekuatanmu Sudah Bangkit
73
Bab 73 Kebenaran Terungkap
74
Bab 74 Monster Banteng
75
Bab 75 Ayah Sudah Sadar
76
Bab 76 Kita Adalah Orang Asing
77
Bab 77 Putra Mahkota
78
Bab 78 Berbelanja
79
Bab 79 Pesta Putra Mahkota
80
Bab 80 Berdansa
81
Bab 81 Ia Datang
82
Bab 82 Pemberontak Muncul Lagi
83
Bab 83 Belajar
84
Bab 84 Bertemu Clare
85
Bab 85 Aku Harus Mendapatkannya
86
Bab 86 Aku Bisa Bantu Kalian
87
Bab 87 Bertemu Kembali
88
Bab 88 Aku Merindukanmu
89
Bab 89 Rumor
90
Bab 90 Taman Bunga [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!