Bab 3 Dituduh Mencuri

Sora jatuh terduduk karena terlalu terkesima dengan pemandangan yang ada didepannya.

Sora tidak memperhatikan jalan dengan benar. Dia menabrak sekumpulan wanita yang memakai pakaian cantik dan terlihat mewah.

"Kau tidak punya mata ya!" marahnya.

Seorang wanita berambut merah dan mata berwarna hijau itu menatap Sora dengan sinis.

"Nona gaunmu kotor." timpal seorang wanita di belakangnya.

"Apa? Ini adalah gaun yang baru aku beli."

keluh wanita itu.

Sora melihat ada noda kecil karena terkena cipratan tanah. Nodanya kecil sekali tapi wanita itu bersikap seperti itu adalah noda besar.

Sora langsung bangkit, membersihkan bajunya dari debu dan membungkuk meminta maaf.

"Maafkan aku."

"Apa dengan minta maaf saja bisa memperbaiki gaunku. Kau tau berapa mahal harga gaunku ini. Jika kau bekerja seumur hidup pun tidak akan bisa membelinya." ucapnya sambil meremehkan.

Matanya menatap Sora dengan tajam, alisnya mengkerut. Darahnya memanas. la terlihat sangat marah.

Sora hanya terdiam. Jika dilihat gaun itu memang terlihat mahal. Mungkin terbuat dari bahan yang berkualitas. Apalagi saat ini dia tidak memiliki uang sama sekali. Ia memang tidak akan bisa memberikan uang ganti rugi.

"Lihat, nona. Pakaiannya terlihat aneh. Mungkin dia bukan orang sini." ujar seorang dibelakangnya.

"Benar. Pakaian itu terlihat aneh. Aku dengar baru-baru ini orang pulau berdatangan ke kota. Mungkin dia salah satunya." sahut yang lainnya.

Wanita berambut merah itu melemparkan pandangannya ke arah Sora. Memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Pandangannya terlihat jijik.

"Sudahlah, nona. Untuk apa berurusan dengan orang rendahan sepertinya. Bikin sakit mata saja." sindir wanita lainnya.

"Benar, Bukankah kita harus segera pergi ke teater. Kita bisa terlambat." timpal yang lainnya.

Sora melihat 5 orang wanita yang berdiri dibelakang wanita berambut merah. Ketiga wanita itu memakai gaun yang mahal juga. 2 orang lainnya memakai pakaian yang lebih simpel. Sepertinya 2 orang itu pelayannya.

"Kau benar. Kau beruntung karena aku sedang sibuk." tuturnya. "Ayo kita pergi."

Wanita itu melangkahkan kakinya, berjalan pergi meninggalkan Sora diikuti 5 orang dibelakangnya. Mereka terlihat seperti seekor anak bebek yang mengikuti induknya.

"Gadis Pulau?" gumam Sora.

Sora kembali memperhatikan pakaiannya, mereka mengatakan pakaiannya aneh dan kemungkinan dia berasal dari pulau.

"Pulau? Pulau apa yang dimaksud?"

Sora berfikir untuk mencari tahu maksud dari perkataan para wanita itu. Tapi hal pertama yang harus dia lakukan adalah memikirkan cara untuk bertahan hidup disini. Ia tidak tau sedang ada dimana mungkin dunia lain tapi jika mau berusaha pasti ada hal yang bisa dia lakukan.

Hal pertama yang harus Sora lakukan adalah mencari pekerjaan. Jika memiliki uang dia tidak perlu pusing mencari tempat tinggal ataupun makan.

"Semangat! Aku pasti bisa melakukannya." ujarnya menyemangati dirinya.

...****************...

"Tunggu!" teriak gadis berambut merah yang belum berjalan terlalu jauh.

"Ada apa, nona?"

"Gelangku hilang?!" Wajahnya terlihat panik karena mendapati gelang ditangannya yang kosong.

"Gelang itu sangat berharga. Gelang itu pemberian tunanganku." ujarnya.

"Mungkin tertinggal di kamar nona." ujar pelayannya.

"Tidak! Aku yakin aku memakainya hari ini." kekehnya.

Semua orang mencari-cari keberadaan gelang itu. Mereka berfikir mungkin terjatuh disekitar.

"Tunggu!" Henti salah satu wanita lainnya. "Mungkin gadis pulau itu mencurinya. Dia sengaja menabrakmu untuk mengambil gelangmu." tuduhnya.

"Kau benar." setujunya. "Berhenti kau, Gadis Pulau." hentinya.

Dua orang wanita berlari kearah Sora dan menahan kedua tangannya.

"Apa-apaan ini? Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!" Sora memberontak.

Sora tidak mengerti apa yang diinginkan mereka. Bukankah masalah gaunnya sudah selesai. Tapi kenapa sekarang mereka menahannya.

"Kurang ajar!"

Wanita berambut merah itu menampar pipi Sora. Tamparannya sangat kuat membuat pipinya menjadi merah dan membuatnya terluka karena terkena kukunya.

"Dasar pencuri! Kembalikan gelangku!" tuduhnya.

"Gelang? Gelang apa yang anda maksud?"

Sora tidak mengerti gelang apa yang dimaksud wanita itu hingga membuatnya sangat marah.

"Jangan belagak bodoh. Aku tau kau sudah mencuri gelangku. Kau sengaja menabrakku agar aku bisa lengah dan dengan mudahnya mencurinya."

Sora membantah ucapan wanita itu. "Mencuri? Aku tidak mencuri apapun."

"Geledah gadis itu!" perintahnya.

Dengan kasarnya kedua wanita yang tadi memegangi tangan Sora langsung menggeledah tubuhnya. Merogoh kantung roknya.

"Maaf, Nona. Tidak ada." ujarnya setelah selesai menggeledah dan tidak menemukan apapun.

"Tentu saja tidak ada. karena aku tidak pernah mencurinya." Sora berusaha membela diri.

"Geledah yang benar." Wanita itu tidak percaya.

"Apa mungkin ia sudah memberikan ke temannya?" timpal yang lain.

"Benar. Itu sebabnya kita tidak bisa menemukannya." sahut yang satunya.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita bawa dia ke kantor keamanan. Kita bisa meminta bantuan penjaga disana."

"Kau benar. Bawa gadis itu."

Mereka menarik tangan Sora, berusaha menyeretnya ke suatu tempat.

"Tunggu. Aku tidak mencuri apapun."

Sora terus memberontak. Ini adalah hal yang tidak adil. Dia baru saja mengalami hal menakutkan semalam tapi sekarang ia harus mengalami hal buruk lainnya.

"Beri Jalan!"

Tiba-tiba datang segerombolan ksatria berbaju zirah datang. Di bagian terdepan terlihat 3 orang yang menunggangi kuda, mengawal sebuah kereta kuda yang tampak mewah.

Keretanya berwarna hitam dengan ukiran emas disekelilingnya. Dibagian pintunya ada sebuah lambang berbentuk ular yang melingkari pedang.

Di bagian belakangnya terlihat para pasukan prajurit membawa pedang dan tombak. Mereka berjalan mengikuti keretanya.

"Beri jalan!"

Semua orang menyingkir dari jalanan.

Berkerumun di tepian sambil bersorak memberi dukungan untuk mereka.

"Hei, bukankah itu kereta kuda milik Jendral Ashley?" ujarnya saat melihat lambang Keluarga di pintu kereta.

"Benar. Itu milik Jendral Ashley." sahutnya "Aku tidak menyangka bisa bertemu dengannya."

"Seorang Jendral gagah berani yang sudah memiliki gelar duke sejak umur 15 tahun dan menjadi Jendral dari umur 17 tahun."

"Bukan hanya itu, wajahnya itu sungguh rupawan. Wanita mana yang tidak akan jatuh cinta dengannya."

Semua orang memuji-muji kehebatan serta ketampanannya dan bersorak-sorak saat keretanya lewat.

Rombongan pasukan itu tiba setelah dari kunjungannya ke istana kerajaan. Mereka adalah pasukan gagah berani yang baru saja berperang di utara. Melawan sekumpulan penyihir hitam yang mengendalikan para monster.

Kehadiran para penyihir hitam sangat

meresahkan. Mereka menyerang para warga tak bersalah, memporak-porandakan desa dengan mengendalikan para monster.

Dengan perintah dari Raja pasukan itu berangkat dari setengah tahun yang lalu dan membunuh para penyihir hitam serta para monster.

"Tunggu, Jendral!"

Tiba-tiba wanita berambut merah menghentikan pasukan itu.

"Apa yang kau lakukan?!" teriak seorang ksatria berkuda. "Beraninya kau menghentikan kereta milik Jendral!" bentaknya.

"Saya sedang memiliki masalah. Maukah anda membantu masalah saya." ujarnya.

"Jendral sangat sibuk dengan urusannya.

Bagaimana bisa mengurusi hal kecil. Sebaiknya anda meminta bantuan petugas keamanan kota." tukas Ksatria itu.

"Katakan masalah apa yang kau miliki?"

terdengar sahutan dari dalam kereta. Suaranya berat dan tegas. Sora merasa suaranya tak asing didengar.

"Terima kasih karena anda mau mendengarkan masalah saya." ujar wanita itu, lalu berjalan mendekati kereta.

"Berhenti disitu! Jangan mendekat lebih dari itu!"

Sang ksatria turun dari atas kudanya menghentikan langkah wanita itu. Wajah wanita itu terlihat kesal dan memandang tajam ke arahnya ksatria.

"Perkenalkan nama saya Arabella Prison dari Count Prison." salamnya.

"Saya ingin meminta keadilan." ujarnya.

"Keadilan apa yang anda maksud?" sahut suara dari dalam kereta.

"Gadis itu telah mencuri gelang kesayanganku." keluhnya.

Jari telunjuk nya menunjuk ke arah Sora. Wanita ini benar-benar tidak mau mengakui kesalahannya. la tetap menuduhnya padahal tak ada bukti.

"Masalah sepele seperti ini. Kenapa Jendral harus membantumu. Masalah seperti ini petugas keamanan bisa membantumu!" seru sang ksatria.

Terdengar lagi suara dari dalam kereta. "Tak apa. Masalah ini tidak memakan waktu. Aku akan membantumu, nona." ujarnya.

"Bawa gadis itu mendekat!" perintahnya.

Kedua pelayan yang sedari tadi memegangi tangan Sora langsung mendorongnya ke arah kereta. Karena dorongannya terlalu kuat, membuat Sora jatuh terduduk dan melukai lutut kakinya yang membuatnya berdarah.

"Kau!" Sang ksatria menarik tangan Sora.

"Javier! Lepaskan!" hentinya. Volume suaranya meninggi. Ksatria itu langsung melepaskan tangan Sora.

Sekilas Sora melihat bayangan berwarna merah di mata ksatria itu. Sora memperhatikannya lagi tapi saat dia melihatnya matanya masih berwarna hitam.

'Sepertinya itu hanya halusinasiku saja.' batin Sora.

"Apa kau yakin gadis ini yang sudah mencuri barang milikmu?" Suaranya kembali normal. Berat dan tenang.

"Iya aku yakin!" sahut wanita itu.

Sora melirik ke arah kereta. Disela-sela tirainya, dia melihat sepasang bola mata hitam sedang memandanginya. Tatapannya tajam, membuat bulu kuduknya sedikit berdiri. Sora pernah melihat pandangan mata itu.

"Javier!" Panggilnya.

"Bawa gadis itu ke camp. Aku akan mengintrogasi nya sendiri!" perintahnya.

"Baik Jendral!" sahut Javier.

Ksatria itu membantu Sora berdiri, mengajak Sora masuk kedalam kumpulan pasukan prajurit dibelakang kereta.

"Tunggu, Jendral!" Arabella menghentikan keretanya lagi.

"Ada apa lagi?" Javier kembali menghadang Arabella.

"Apakah saya boleh ikut dengan anda."

pintanya. "Karena ini menyangkut barang milik saya, jadi izinkan saya untuk menjadi sanksi. Karena hanya saya yang tahu bagaimana bentuknya." jelasnya.

Terlihat jelas keinginan wanita itu bukanlah gelang itu, melainkan orang yang ada didalam kereta. Wanita itu ingin mendekati Jendral dan berharap bisa menjalin hubungan dengannya. la memanfaatkan kasus ini untuk bisa dekat dengannya.

"Tidak perlu!" tolaknya "Camp pelatihan bukanlah tempat yang cocok untuk wanita terhormat untuk anda." tutur suara dari dalam kereta.

Kekecewaan tampak jelas di wajah wanita itu. Ia mengerutkan alisnya sambil mengepalkan tangannya.

"Anda benar. Saya berterima kasih atas bantuan anda dan berharap anda dapat menemukan gelang saya." jawabnya.

"Javier, Ayo berangkat!"

"Baik!"

Javier naik ke atas kudanya dan kembali

Memimpin rombongan.

Wajah wanita itu masih cemberut. Apa yang diinginkannya tidak terwujud. Sora tertawa kecil.

Entah mengapa itu membuatnya senang bisa melihat wajah marah wanita itu.

Sora berjalan mengikuti rombongan, melewati hiruk pikuk orang-orang yang bersorak menyambut rombongan itu.

Semakin lama rombongan itu menjauh dari keramaian dan berjalan keluar kota. Mereka masuk kedalam hutan di sisi timur. Hutannya tidak begitu lebat, pohon-pohon pinus menjulang tinggi.

Jalanannya sudah ditata rapi sehingga kereta kuda bisa melewatinya dengan mudah.

"Kita mau kemana?" tanya Sora.

"Apakah kau tadi tidak mendengarnya? Kita mau ke camp pelatihan." sahut seorang ksatria yang berdiri disebelahnya.

"Camp pelatihan?"

Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 Dunia Asing
3 Bab 3 Dituduh Mencuri
4 Bab 4 Camp Pelatihan
5 Bab 5 Hari Pertama Bekerja
6 Bab 6 Kerajaan Altair
7 Bab 7 Kita Bertemu Lagi
8 Bab 8 Berjanjilah Padaku
9 Bab 9 Budak Darah
10 Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh
11 Bab 11 Orang Baru, Aldrich
12 Bab 12 Ciuman Pertama
13 Bab 13 Menjadi Asisten Jendral
14 Bab 14 Permen Langka
15 Bab 15 Buku Setan
16 Bab 16 Keadilan Akan Datang
17 Bab 17 Masuk Penjara
18 Bab 18 Introgasi
19 Bab 19 Serangan Monster
20 Bab 20 Pria Yang Hebat
21 Bab 21 Ashley Berubah
22 Bab 22 Elena Bertindak
23 Bab 23 Festival Gifu
24 Bab 24 Ashley Cemburu
25 Bab 25 Batu Setan
26 Bab 26 Hukuman
27 Bab 27 Asal Kutukan
28 Bab 28 Menyatakan Cinta
29 Bab 29 Sekelompok Pembelot
30 BAB 30 Acara Berburu
31 Bab 31 Memberikan Hasil Buruan
32 BAB 32 Monster Beruang
33 Bab 33 Tunangan Ashley
34 Bab 34 Akeelah Pertama
35 Bab 35 Anggota Baru
36 Bab 36 Kesombongan Aster
37 Bab 37 Bulan Purnama
38 Bab 38 Kenyataan Tak Terduga
39 Bab 39 Berlatih Memanah
40 Bab 40 Kediaman Duke Ashley
41 Bab 41 Paman Ashley
42 Bab 42 Pesta Teh
43 Bab 43 Serangan Tak Terduga
44 Bab 44 Penyihir Hitam
45 Bab 45 Demam
46 BAB 46 Surat Ancaman
47 Bab 47 Ksatria Liam
48 Bab 48 Hasrat Terpendam
49 Bab 49 Tinggal Dikediaman Ashley
50 Bab 50 Malam Bulan Purnama
51 Bab 51 Perjanjian?
52 Bab 52 Air Suci
53 Bab 53 Aku Mencintaimu
54 Bab 54 Mencari Hadiah
55 Bab 55 Hari Ulang Tahun
56 Bab 56 Pesta Di Camp
57 Bab 57 Putri Datang!
58 Bab 58 Penculikan
59 Bab 59 Kemarahan Sang Putri
60 Bab 60 Kabar Mengejutkan
61 Bab 61 Aku Bukan Penyihir Hitam
62 Bab 62 Kedatangan Ramsey
63 Bab 63 Aku Akan Melindungimu
64 Bab 64 Ayah Pemilik Asli
65 Bab 65 Evander Altair
66 Bab 66 Apa Kau Tidak Puas
67 Bab 67 Aku Membencimu
68 Bab 68 Kembali Ke Rumah
69 Bab 69 Merla Part 1
70 Bab 70 Merla Part 2
71 Bab 71 POV Merla
72 Bab 72 Kekuatanmu Sudah Bangkit
73 Bab 73 Kebenaran Terungkap
74 Bab 74 Monster Banteng
75 Bab 75 Ayah Sudah Sadar
76 Bab 76 Kita Adalah Orang Asing
77 Bab 77 Putra Mahkota
78 Bab 78 Berbelanja
79 Bab 79 Pesta Putra Mahkota
80 Bab 80 Berdansa
81 Bab 81 Ia Datang
82 Bab 82 Pemberontak Muncul Lagi
83 Bab 83 Belajar
84 Bab 84 Bertemu Clare
85 Bab 85 Aku Harus Mendapatkannya
86 Bab 86 Aku Bisa Bantu Kalian
87 Bab 87 Bertemu Kembali
88 Bab 88 Aku Merindukanmu
89 Bab 89 Rumor
90 Bab 90 Taman Bunga [End]
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 Dunia Asing
3
Bab 3 Dituduh Mencuri
4
Bab 4 Camp Pelatihan
5
Bab 5 Hari Pertama Bekerja
6
Bab 6 Kerajaan Altair
7
Bab 7 Kita Bertemu Lagi
8
Bab 8 Berjanjilah Padaku
9
Bab 9 Budak Darah
10
Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh
11
Bab 11 Orang Baru, Aldrich
12
Bab 12 Ciuman Pertama
13
Bab 13 Menjadi Asisten Jendral
14
Bab 14 Permen Langka
15
Bab 15 Buku Setan
16
Bab 16 Keadilan Akan Datang
17
Bab 17 Masuk Penjara
18
Bab 18 Introgasi
19
Bab 19 Serangan Monster
20
Bab 20 Pria Yang Hebat
21
Bab 21 Ashley Berubah
22
Bab 22 Elena Bertindak
23
Bab 23 Festival Gifu
24
Bab 24 Ashley Cemburu
25
Bab 25 Batu Setan
26
Bab 26 Hukuman
27
Bab 27 Asal Kutukan
28
Bab 28 Menyatakan Cinta
29
Bab 29 Sekelompok Pembelot
30
BAB 30 Acara Berburu
31
Bab 31 Memberikan Hasil Buruan
32
BAB 32 Monster Beruang
33
Bab 33 Tunangan Ashley
34
Bab 34 Akeelah Pertama
35
Bab 35 Anggota Baru
36
Bab 36 Kesombongan Aster
37
Bab 37 Bulan Purnama
38
Bab 38 Kenyataan Tak Terduga
39
Bab 39 Berlatih Memanah
40
Bab 40 Kediaman Duke Ashley
41
Bab 41 Paman Ashley
42
Bab 42 Pesta Teh
43
Bab 43 Serangan Tak Terduga
44
Bab 44 Penyihir Hitam
45
Bab 45 Demam
46
BAB 46 Surat Ancaman
47
Bab 47 Ksatria Liam
48
Bab 48 Hasrat Terpendam
49
Bab 49 Tinggal Dikediaman Ashley
50
Bab 50 Malam Bulan Purnama
51
Bab 51 Perjanjian?
52
Bab 52 Air Suci
53
Bab 53 Aku Mencintaimu
54
Bab 54 Mencari Hadiah
55
Bab 55 Hari Ulang Tahun
56
Bab 56 Pesta Di Camp
57
Bab 57 Putri Datang!
58
Bab 58 Penculikan
59
Bab 59 Kemarahan Sang Putri
60
Bab 60 Kabar Mengejutkan
61
Bab 61 Aku Bukan Penyihir Hitam
62
Bab 62 Kedatangan Ramsey
63
Bab 63 Aku Akan Melindungimu
64
Bab 64 Ayah Pemilik Asli
65
Bab 65 Evander Altair
66
Bab 66 Apa Kau Tidak Puas
67
Bab 67 Aku Membencimu
68
Bab 68 Kembali Ke Rumah
69
Bab 69 Merla Part 1
70
Bab 70 Merla Part 2
71
Bab 71 POV Merla
72
Bab 72 Kekuatanmu Sudah Bangkit
73
Bab 73 Kebenaran Terungkap
74
Bab 74 Monster Banteng
75
Bab 75 Ayah Sudah Sadar
76
Bab 76 Kita Adalah Orang Asing
77
Bab 77 Putra Mahkota
78
Bab 78 Berbelanja
79
Bab 79 Pesta Putra Mahkota
80
Bab 80 Berdansa
81
Bab 81 Ia Datang
82
Bab 82 Pemberontak Muncul Lagi
83
Bab 83 Belajar
84
Bab 84 Bertemu Clare
85
Bab 85 Aku Harus Mendapatkannya
86
Bab 86 Aku Bisa Bantu Kalian
87
Bab 87 Bertemu Kembali
88
Bab 88 Aku Merindukanmu
89
Bab 89 Rumor
90
Bab 90 Taman Bunga [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!