Dikamar yang luasnya hanya sederhana tempat Qinan menggantungkan hidupnya, kini seakan menjadi saksi bisu perjuangan Qinan untuk menata masa depannya yang sirna.Mentari pagi yang hangat masih tetap saja tidak membangkitkan energi untuk Qinan. Qinan hanya berdiam mematung, melamun, dan mengingat satu demi satu kenangan semasa kecil hingga kini tumbuh dewasa. Semua hanya halusinasi untuk mewujudkannya, Qinan hanya pasrah dan mungkin hanya keajaiban yang bisa merubahnya. Fikir Qinan dalam lamunannya.
ndrettt ndreeet.... suara getaran ponsel terdengar oleh Qinan meski sedang tidak fokus dengan kenyataan. Qinan mengambil ponselnya lalu membuka pesan masuk yang tidak lain dari Ferdi.
***
* Ferdi
"Selamat pagi Qinan... sudah 2 hari ini kamu tidak menggangguku, apakah kamu marah terhadap kakak waktu makan malam bersama sahabat kakak?" pesan Ferdi.
*Qinan
"Kabar Qinan baik kak, maafkan Qinan jika mulai besok Qinan tidak bisa bekerja lagi ditempat kak Ferdi, karena Qinan pindah tempat untuk bekerja." Jawab Qinan.
Ferdi lalu membuka pesan dari Qinan, kedua mata Ferdi terkejut melihat pesan dari Qinan.
Maksudnya apa ini, kenapa Qinan balas pesanku jauh dari dugaanku. Apakah beneran marah, tapi kenapa harus pindah bekerja. Sepertinya ada sesuatu deh, apa Ibu nya menyakitinya. Apa sebaiknya aku kerumahnya untuk memastikan keadaan Qinan ,apa beneran marah atau ada masalah lainnya. Tapi malam ini adalah pernikahan Angga, mana mungkin aku akan mengabaikannya. Gumam Ferdi.
Dengan perasaan yang khawatir akan Qinan yang tiba tiba berubah drastis akan sikapnya membuat Ferdi menjadi resah. Ferdi berhenti sejenak memikirkan Qinan, karena masih ada tanggung jawab yang harus Ferdi lakukan demi sahabatnya bahagia dihari pernikahannya.
Ferdi langsung melajukan mobilnya untuk datang kerumah Angga sahabatnya. Ferdi harus menghibur Angga agar tidak menjadi setres karena pernikahannya yang tidak diharapkan. Karena Angga tidak ingin menyakiti perasaan Ayah nya maka apapun yang diminta Ayah nya Angga menerimanya. Begitu juga Ayah nya selalu menuruti keinginan Angga.
Tidak terasa waktu begitu cepat sore hari sudah berganti malam, Qinan yang sedari tadi berada dikamar untuk berdandan dan memakai baju pernikahan, air mata Qinan tidak henti hentinya mengalir. Rasa sesak didada kini bergemuruh menggoncangkan perasaannya, ingin berlari dan berteriak sekuat tenaga namun tidak kuasa. Qinan hanya menahan rasa sakit yang teramat dalam demi seseorang yang berstatus menjadi seorang Ibu.
Sedangkan Angga kini sudah duduk rapih ditemani sahabatnya yang tidak lain adalah Ferdi yang sedang menunggu calon pengantin wanita, rasa penasaran pun kini terbayang bayang oleh Angga maupun Ferdi.
Mana ada wanita mau menikah denganku kalau bukan harta dan tahta dari keluarga Wilyam. Aku yakin wanita yang akan mendampingiku yang tidak lain adalah wanita pembohong. Gumam Angga dengan perasaan kesal.
Sedangkan Ferdi berbeda pemikirannya dengan Angga.
Aku yakin wanita yang akan menjadi istri Angga orang yang baik,bertanggung jawab dan tulus. Karena aku percaya dengan Tuan Wilyam untuk mencarikan pendamping hidup putra nya tidak sembarang wanita, kamu pasti akan beruntung setelah menikah nanti sahabatku. Bukankah ucapanmu kini telah terbukti dengan kekuranganmu kamu akan menemukan wanita yang jujur bukan pembohong, dan yang pastinya tidak silau dengan Harta dan Tahta. Gumam Ferdi dengan yakin.
Kini Qinan telah selesai mengubah dirinya dengan penampilan yang baru,Qinan terlihat Anggun memakai kebaya pengantin warna putih yang serasi dengan warna kulitnya. Dengan pelan Qinan melangkahkan kakinya menuruni tangga satu persatu, orang orang yang dibawah memandangnya dengan perasaan takjub akan keanggunan Qinan termasuk Angga terpesona akan penampilan Qinan yang membuat Angga menjadi terpanah. Namun tidak bagi Angga dan Ferdi setelah Terlihat jelas siapa calon pengantin wanita nya, wajah keduanya terlihat pucat karena tidak menyangka yang akan dinikahi Angga adalah Qinan.
Keduanya sontak kaget dan orang orang menengok kesumber suara dari keduanya.
"Apa...!! " ucap Angga kaget dan kesal setelah mengetahui siapa calon istrinya ternyata adalah wanita yang sudah membuat Angga kesal.
"Qinan....!!" ucap Ferdi shok. Bagaimana tidak shok, Ferdi tanpa diberi tahu jika mau menikah, ditambah lagi mengundurkan diri dari pekerjaannya dan mengatakan pindah kerja. Dan ternyata Qinan menikah dengan sahabatnya yaitu Angga.
Sedangkan Qinan pun kaget setelah melihat calon suaminya yang tidak lain adalah Angga sahabat Ferdi yang sudah kesal terhadap Qinan karena masalah di restauran.
Mereka berdua pun dibuat kikuk antara Qinan dan Angga, ingin membatalkan pernikahannya namun sama sama tidak kuasa. Akhirnya keduanya pasrah akan nasib mereka masing masing setelah menikah, fikir keduanya.
Setelah pengucapan ijab Qobul diucapkan oleh Angga, kini Qinan sudah sah menjadi istri Angga menurut Agama dan Hukum.
Ferdi dengan ragu akhirnya mendekati Qinan dengan perasaan senang dan sedih.
"Qinan," selamat atas pernikahanmu, semoga bahagia menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah." Ucap Ferdi dengan lesu.
"Terimakasih kak," ucap Qinan dengan perasaan tidak enak.
"Dan buat kamu Angga," selamat atas pernikahanmu, semoga kamu bisa menjadi imam yang baik untuk Qinan, jaga dia dengan baik. Semoga rumah tangga kalian bahagia menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah." Ucap Ferdi sedikit lesu.
"Baik fer," terimakasih atas ucapannya, semoga kamu segera menyusul." Ucap Angga datar.
Setelah semuanya menikmati hidangan yang disajikan dan satu persatu berpamitan untuk pulang,karena waktu pun sudah larut malam.Qinan bingung harus berbuat apa, dengan mengatur nafasnya pelan pelan Qinan memberanikan diri untuk mendekati suaminya yaitu Angga.
"Maaf Tuan," mari saya antar ke kamar untuk beristirahat. Ucap Qinan dengan malu karena didekat Angga ada Ayah mertua.
"Kenapa kamu panggil suamimu dengan sebutan Tuan, Nak...?" panggil saja suamiku, dan panggil juga papa untuk papa Angga,karena kamu sudah sah menjadi istri Angga." ucap Ayah Angga.
Sedangkan Angga hanya geram dalam hati, tidak berani membantah ucapan orang tuanya. Karena akan menimbulkan masalah baru, fikir Angga.
"Baik pa... " jawab Qinan dengan malu dan Qinan langsung pamit untuk masuk kamar dan mendorong pelan kursi roda yang diduduki Angga.
Setelah berada dikamar Qinan ingin membantu Angga naik diatas tempat tidur namun ditepis nya oleh Angga.
"Kamu jangan sentuh anggota tubuhku." ucap Angga lantang.
Sedangkan Qinan hanya diam menuruti kemauan suaminya, bahkan Qinan tidak merasa disakiti karena diperlakukan kasar oleh suaminya. Dalam fikiran Qinan untuk bekerja merawat orang sakit, karena Qinan menyadari bahwa pernikahan ini hanya didasari pembayaran. Meski Qinan tidak menikmatinya, dan hanya akan menjadi pelampiasan amarah suaminya Qinan sudah siap menerima resiko nya apa yang akan menimpanya. Fikir Qinan.
"Dan jangan lupa bahwa kamu tidurnya di sofa, bukan diatas tempat tidurku ini,dan jangan bermimpi untuk tidur bersamaku diatas ranjang ini. Karena terlalu kotor jika kamu tidur bersamaku," ucap Angga dengan sadis.
Tetapi Qinan tidak meresponnya, karena hanya akan menambah perdebatan saja, jadi Qinan cukup berdiam diri tanpa peduli sakitnya di hina, dicaci bahkan lebih sakit dari itu. Fikir Qinan dengan perasaan yang sudah mati rasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Wirda Wati
tunggu azabmu ibu Leni...sedih juga lihat qinnan😭😭😭
2023-01-31
0
Asih Ningsih
sedih juga bacanya sabar ya kinan suatu hari dgn kesabaranmu angga akan bucin ama kamu.
2022-08-10
0
Milhiyah
Terlalu tukang adopsix, tunggu aja azabnya dan akan berimbas ke maika pastinya .....ya kan thor
2022-07-12
0