Mobil mewah pun sudah sampai di halaman rumah ibu Leni. Meika dan ibunya mengintip dibalik tirai jendela dan melihat seksama Qinan telah diantar oleh pria tampan dan sepertinya bukan orang biasa fikir Meika dan ibunya.
"Ma.. lihat tuh Qinan pulang malam malam gini, katanya mencari pekerjaan tapi masa iya selarut ini. Jangan jangan Qinan bekerja di tempat yang tidak benar, tuh lihat tiba tiba pulang dengan pria tajir kan ma,pasti tidak ada yang beres dengan Qinan." Ucap Meika dengan curiga.
"Benar juga katamu sayang, lihat saja akan Mama tegur, bahkan akan mama hukum." Jawab ibu Leni sengit.
"Terimakasih ya kak sudah mau mengantar Qinan, dan terimakasih juga atas pekerjaannya." Ucap Qinan lembut.
"Sama sama Qinan, sudah malam masuk lah, kak Ferdi pulang dulu ya, sampai ketemu besok di Restauran." Jawab Ferdi.
Ferdi pun melajukan mobilnya segera pulang karena waktu sudah larut malam.
Qinan segera masuk rumah dan mengetuk ngetuk pintu rumah namun tidak ada yang membukakan pintu. Qinan menunggu cukup lama menunggu diluar. sedangkan Meika dan ibunya tertawa tipis agar tidak didengar oleh Qinan. setelah cukup lama Meika membuka pintu dan menyuruh Qinan untuk masuk.
"Wah wah... rupanya pekerjaan kamu sangat menjijikan ya, sampai sampai larut malam begini baru pulang." Ucap Meika sadis.
"Maafkan Qinan bu, tadi yang mengantar pulang adalah bos Qinan. Tadi Qinan sempat pingsan dipinggir jalan tepatnya di depan Restauran bos nya Qinan. karena tadi Qinan mencari pekerjaan tidak nemu, karena kelelahan Qinan pingsan,lalu yang menolong dan yang mengantar Qinan adalah bos nya Qinan bu," ucap Qinan dengan perasaan takut.
"Terserah kamu saja, yang terpenting kamu mendapatkan uang." Ucap Ibu Leni sengit.
Qinan langsung masuk kamar lalu membersihkan diri, setelah itu langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Sangat melelahkan seharian ini, kebetulan besok pagi jadwal kampus masih kosong jadi aku bisa menyempatkan diri untuk pergi ke panti sebelum berangkat kerja. Aku sangat merindukan dengan sosok sahabat sahabatku Zio dan Tiara. tidak terasa hampir 4 tahun tidak pernah berjumpa, apa kabarnya mereka berdua ya.. pasti mereka melanjutkan kuliah nya di luar negeri, karena kata ibu Reni, Zio dan Tiara hidupnya sangat tercukupi orang tuanya memiliki perusahaan. Sedangkan aku hanya setetes air, menyedihkan. Gumam Qinan dengan perasaan sedih.
Pagi hari setelah Qinan membantu kesibukan dapur Qinan langsung mandi dan bersiap siap untuk pergi ke panti langsung menuju tempat Qinan bekerja.
"Tumben jam segini sudah rapi mau kemana kamu Qin, bukannya pagi ini jadwal kampus kosong. Apa mau berangkat kerja? " tanya Meika curiga dan tatapan sinis.
"Aku mau pergi ke panti, kebetulan jadwal kosong dan sekalian berangkat kerja." Jawab Qinan santai.
"Kamu tidak bosan kah sering datang ke panti, kamu saja belum sukses bikin malu saja." Ucap Meika sinis.
Kenapa mesti malu, bukankah aku berasal dari panti. Jugaan tidak hina hina juga kok Meika, sukses juga butuh waktu bekerja saja baru mau aku mulai. Masa iya harus secepat itu langsung sukses,semua itu butuh proses. Jawab Qinan dengan percaya diri meski sering di hina dan dicaci maki, tetapi Qinan tidak mempedulikannya karena hanya membuat mental jadi kendor.
"Bu.. Qinan berangkat dulu ya bu, doakan Qinan agar dapat bekerja dengan baik." Ucap Qinan sembari mencium punggung tangan ibu Leni.
"Iya, jangan lupa kalau dapat tambahan lembur kasih ke ibu untuk tambahan uang belanja dapur." Jawab ibu Leni, sedangkan Qinan hanya mengangguk.
Tibalah Qinan dihalaman Panti Asuhan, perasaan Qinan sangat merindukan sahabat sahabat nya. Namun apa daya keadaan yang harus merubahnya. Qinan pun dikagetkan suara anak kecil yang memanggilnya. Perasaan Qinan sangat senang disaat itu juga.
"Kak Qinan... sapa anak anak panti dengan ramah, Qinan pun membalasnya dengan merangkul anak anak panti. Namun ada yang berbeda dari salah satu anak panti yang menyendiri disudut ruangan. Qinan langsung menghampiri anak tersebut dan menyapanya.
"Nara.. apa kabarnya sayang," sapa Qinan lembut, Nara masih saja diam tidak menjawab sapaan Qinan.
Kamu kenapa tidak menjawabnya, apakah kamu sedang marah Dengan kakak, atau.. Nara sedang ada masalah. katakan jangan diam mematung sayang kakak kesini mau memberi kabar baik," apakah kamu mau mendengarkannya? " ucap Qinan lembut duduk disamping Nara.
Nara langsung berbalik dan memeluk Qinan.
"Cerita lah sama kakak jika kamu sedang bersedih." Ucap Qinan meyakinkan.
"Kak Zio pergi sangat jauh kak, dan entah kapan akan kembali lagi. Nara sedih karena hanya kak Zio pengganti seorang ayah, Nara tahu kalau kak Zio masih muda. Tetapi sosok kak Zio sangat penyayang, kak Zio selalu memberi hadiah untuk Nara." Ucap Nara polos, sedangkan Qinan hanya diam karena tidak bisa berbuat apa apa , jangankan buat membeli hadiah untuk kebutuhan sehari hari terpenuhi saja sudah sangat cukup. Fikir Qinan.
"Maafkan kakak ya sayang, jika kak Qinan belum bisa membuatmu bahagia. Tapi kakak ada kejutan buat kamu, mulai nanti kak Qinan sudah bisa bekerja. Kalau kak Qinan sudah mendapatkan gajih kak Qinan akan sering memberi hadiah untuk Nara." Ucap Qinan menenangkan suasana hati Nara.
"Bener nih kalau kak Qinan sudah mendapatkan pekerjaan, hore,,, Nara senang, Nara doakan agar kak Qinan cepat sukses seperti kak Zio dan kak Tiara." Ucap Nara ceria.
"Terimakasih sayang, ya sudah kamu bermain sama teman teman kamu karena ingin menemui ibu Reni dan mau bekerja, kakak takut telat nanti pecat bagaimana? kan sayang baru memberi kejutan tiba tiba tidak mendapatkan apa apa." Ucap Qinan.
"Baik kak Qinan, sampai ketemu dilain waktu." Ucap Nara sembari pergi meninggalkan Qinan.
"Ibu.. apa kabar nya?" Qinan ada kabar baik bu, apakah ibu mau mendengarkannya?" sapa Qinan.
"Kabar ibu sangat baik Nak, apa kamu sedang bahagia atau sedang mendapat hoki." Jawab ibu Reni.
"Qinan sedang bahagia berlipat lipat bu, pertama Qinan diterima di kampus Xxx yang kedua Qinan sudah mendapatkan pekerjaan dan yang ke tiga Qinan bisa datang ke panti bu," ucap Qinan dengan perasaan bahagia.
"Syukurlah nak jika kamu mulai menggapai impian kamu, dan kini kamu bisa berdiri kokoh tanpa sahabatmu. Dan sekarang kamu jauh lebih baik dari yang sebelumnya, ibu sangat bangga padamu. dari dulu kamu selalu menyembunyikan kemampuanmu, kamu selalu tersenyum meski hatimu sedang tidak bersahabat. ibu sangat bahagia mendengarnya, semoga kamu jauh lebih sukses dari yang lainnya." Ucap bu Reni.
"Aaah ibu berlebihan memuji Qinan." Jawab Qinan malu malu.
"Nak, ada pesan dari Zio. Sebelum Zio berpamitan untuk pergi, Zio memberikan kertas ini kepada ibu untuk disampaikan kepadamu. Ibu tidak berani membukanya, karena pesan untukmu. Ambillah jangan takut untuk membukanya, siapa tau ada pesan penting untukmu Nak, percayalah Zio memberi pesan ini pasti isi pesannya baik." Ucap Ibu Reni.
Dengan berat hati Qinan mengambil kertas dari tangan bu Reni. Dengan sangat pelan Qinan membuka isi kertas tersebut dengan melangkah pelan pelan menuju kamar tempat dimana Zio, Tiara dan Qinan datang.
***
Dear Qinan..
"Qinan gadis yang cantik, apa kabarmu saat ini?" baik baik saja, kah?" Sudah lama aku tidak pernah berjumpa denganmu, aku tidak pernah mengetahui kabar darimu. Ibu Reni selalu diam, jika ku menanyakan tentang dirimu. Ibu Reni selalu menjawab dengan jawaban yang selalu sama. Aku khawatir akan dirimu, sebenarnya aku ingin mengajakmu untuk tinggal bersamaku, namun kamu tidak bisa aku temukan. Maafkan aku Qinan, jika untuk beberapa tahun ini aku tidak bisa pulang, mungkin saat kamu membaca surat dariku,aku sekarang sudah ada dinegeri orang. Tepatnya aku di Amerika, orang tuaku menyuruhku untuk melanjutkan kuliahku di Amerika. Percayalah aku akan pulang dan akan menjemputmu, jagalah perasaanku dengan baik, Karena aku akan setia menjaga perasaanku ini untukmu. Bersabarlah aku akan kembali, jagalah dirimu dengan baik, dan maafkan aku jika aku jauh darimu."
" Zio"
Air mata Qinan mengalir deras tanpa disadari ada ibu Reni di belakang Qinan untuk memeluknya dan menenangkan qinan dari perasaan sedihnya.
"Kenapa kamu menangis Nak.. apakah sesakit inikah perasaanmu kepada Zio. Bersabarlah itu kunci kepercayaan, ibu percaya kamu pasti bisa melewatinya. Kamu wanita yang kuat dan juga tegar, jadi bersabarlah." Ucap Ibu Reni menenangkan perasaan sedih Qinan.
Qinan hanya mengangguk, dan pamit untuk pergi berangkat bekerja. Diperjalanan Qinan masih memikirkan surat dari Zio. Qinan tidak menyangka jika Zio mempunyai perasaan kepada Qinan. Qinan sendiri bingung apakah ada perasaan yang sama dengan Zio, atau bertepuk sebelah tangan. Fikir Qinan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Wirda Wati
lanjuut
2023-01-31
0
Asih Ningsih
iya dgn di perlakukan kyk pembantu lebih baik keluar dari rumah itu aja.
2022-08-09
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
ea kalo jodoh gak bakalan kemana sih hanya yang di atas yang maha mengatur
2022-05-13
0