****
Dirumah ibu Leni.
Tok tok tok.. suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamar, ibu Leni segera menghampiri siapa yang datang kerumahnya dan membukakan pintunya.
Siapa lagi yang datang pagi pagi gini, Qinan dan Meika baru saja berangkat masa iya balik lagi. Gumam ibu Leni.
"iya sebentar," ucap Ibu Leni.
"Selamat pagi bu Leni," sapa seorang ibu paruh baya.
"Selamat pagi juga bu Eni, silahkan masuk,dan silahkan duduk, kok tumben pagi pagi gini ibu Eni datang kerumah," jawab ibu Leni penasaran.
"Maaf bu, jika kedatangan saya kemari mengganggu bu Leni. Saya ingin menyampaikan pesan ini untuk ibu, kemarin suami saya pulang lalu bercerita dengan saya,kalau majikan suami saya sedang mencari calon menantu. Dan saya mengetahui bahwa ibu Leni mempunyai 2 gadis yang cantik cantik dan cerdas, tapi.. tiba tiba kalimat ibu Eni berhenti.
"Tapi kenapa bu," jawab ibu Leni penasaran.
"Maaf bu,sebenarnya putra dari majikan suami cacat karena mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya dan tangan sebelah kirinya bu,dan jika bersedia ibu Leni akan mendapatkan uang sebanyak diatas sekian bahkan lebih." ucap ibu Eni menjelaskan.
Sedangkan ibu Leni membulatkan kedua bola matanya ketika mendengar nominal yang disebutkan oleh ibu Eni dan jiwa keuangannya bu Leni langsung panas.
Ada Qinan yang bisa kujadikan umpan, kapan lagi aku akan menjadi kaya kalau bukan dengan cara menikahkan Qinan. Mau tidak mau Qinan harus nurut denganku, bila perlu akan aku ancam. Gumam ibu Leni.
"Apakah yang kamu katakan itu benar bu Eni, kalau begitu aku menerimanya. Tetapi kapan akan dipertemukan antara putriku dengan majikan suami ibu Eni." Jawab ibu Leni perasaan senang.
"Benarkah ibu menerima tawaran dari saya, kalau begitu nanti akan saya sampaikan kepada suami saya.Karena ibu menyetujuinya maka saya pamit pulang agar berita ini cepat aku sampaikan." Ucap ibu Eni.
Akhirnya aku bisa menemukan gadis untuk tuan muda. Gumam ibu Eni.
Waktu pun sudah Siang seperti biasa setelah pulang kuliah Qinan langsung berangkat bekerja di rumah Ferdi,namun tidak dengan Meika. Justru Meika langsung pulang atau pergi bermain bersama teman temannya, karena didikan dari ibu nya Meika selalu enggan untuk melakukan pekerjaan. Sedangkan Qinan sudah terbiasa melakukan pekerjaan karena sudah terbiasa dari panti asuhan.
Terlihat jelas perbedaan dari keduanya, namun meski Qinan selalu berusaha berbuat baik untuk ibu asuhnya, Qinan tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Qinan merasa dirinya seperti penuh hutang yang harus melunasinya. Qinan tetap berbakti meski perasaannya yang dikorbankan.
Ibu Leni yang sedang sibuk belajar untuk menghadapi calon besan, tiba tiba suara pintu yang dibuka oleh putrinya tidak merubah konsentrasi ibu Leni karena sedang fokus.
"Mama," ucap Meika dengan heran memandangi ekspresi ibunya yang sepertinya sedang belajar berdialog.
"Meika, sejak kapan kamu berdiri didepan pintu." jawab ibu Leni kaget.
"Sejak mama bisa bicara sendiri tanpa ada lawan bicara." Ucap Meika heran.
"Mama ada kejutan untukmu sayang," jawab ibu Leni dengan perasaan senang.
"Kejutan apa lagi sih ma, paling juga Qinan sudah gajian." Ucap Meika datar.
"Bukan itu sayang, tetapi ini jauh lebih besar nominalnya. Apakah kamu mau mendukung mama," jawab ibu Leni meyakinkan.
"Tergantung hasilnya ma, jika tidak meyakinkan lebih baik tidak usah kasih tahu ke Meika." Ucap Meika.
"Mama ingin menikahkan Qinan dengan anak konglomerat tapi putranya cacat dan lumpuh kedua kakinya dan tangan kirinya. Dan mama akan mendapatkan bayaran diatas sekian,kita bisa beli apa yang kita mau, bahkan mobil pun bisa kita beli,bagaimana menurutmu sayang," jawab ibu Leni.
"Tumben mama mempunyai ide yang cemerlang, sayangnya lumpuh kalau tidak Meika pasti mau," Ucap Meika.
"Apa kata orang jika kamu menikah dengan pria yang tidak bisa apa apa sayang, bikin malu saja," jawab ibu Leni.
Malam pun telah tiba suara khas motor Qinan telah memasuki halaman rumah ibu Leni, dengan pelan Qinan melangkahkan kakinya, agar tidak mengganggu ibu Leni dan Meika yang mungkin saja sedang istirahat. Fikir Qinan.
"Ehem ehem," suara Deheman mengagetkan langkah Qinan.
"Tumben jam segini kamu baru pulang, begitu nyamankah kamu berlama lama dirumah majikan kamu,sampai sampai kamu telat untuk pulang." Ucap ibu Leni penuh selidik.
"Maafkan Qinan bu," jawab Qinan singkat.
"Maaf kata kamu, ibu akan memaafkan kamu jika kamu mau mengabulkan permintaan ibu, dan sekarang masuk ke kamar dan istirahatlah karena besok ibu akan berbicara penting denganmu." Titah ibu Leni membuat Qinan penasaran.
"Baik bu," jawab Qinan lesu langsung pergi menuju kamar karena lelah harus mendorong motor sampai bengkel untuk menambal ban yang bocor hingga mengakibatkan harus pulang larut malam.
Didalam kamar tanpa pikir panjang Qinan langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang karena kelelahan hingga Qinan langsung terlelap dari tidurnya.
***
Dipagi hari Qinan harus bangun pagi pagi untuk menyiapkan sarapan dan beres beres. Tetapi saat Qinan keluar dari kamarnya kedua mata Qinan terbelalak melihat meja makan yang sudah tersaji sarapan. Qinan dibuat heran karena biasanya yang menyiapkan sarapan pagi adalah Qinan, begitu juga dengan ruang tamu maupun dapur sudah bersih dan rapih.
Tumben sepagi ini ibu sudah menyajikan sarapan dan semua sudah bersih dan rapih, apakah ini sudah siang, perasaan masih terlalu pagi dan apa dengan semua ini, astaga,,, bukankah semalam ibu mau mengatakan sesuatu denganku, apakah ini ada hubungannya dengan sarapan pagi. Tidak seperti biasanya ibu melakukan ini, sedangkan Meika saja sedang tidur. Gumam Qinan dengan perasaan bingung.
Qinan masuk dapur dan dikagetkan dengan suara ibu Leni.
"Ehem ehem," suara dehem mengagetkan konsentrasi Qinan yang sedang melangkahkan kakinya masuk kedapur.
"Mau apa kamu ke dapur Qinan?" ucap ibu Leni.
"Ibu sudah masak sepagi ini, ada acara bu?" tanya Qinan penasaran.
"Nanti setelah sarapan kamu juga akan mengetahui apa yang akan ibu katakan padamu, sekarang lebih baik kamu mandi dan bersiap siap." Jawab ibu Leni.
"Baik bu, tapi tidak ada sesuatu yang buruk kan bu?" ucap Qinan penuh penasaran.
"Tidak akan terjadi hal yang buruk, justru kabar bahagia untuk kamu dan untuk ibu maupun Meika." Jawab ibu Leni meyakinkan, meski sebenarnya kabar buruk untuk Qinan dan kabar baik untuk Ibu Leni sendiri dan Meika.
Setelah semuanya berada dimeja makan, ibu Leni memberanikan diri untuk bicara dan merayu Qinan.
"Qinan," ucap ibu Leni.
"Iya bu, ada apa?" jawab Qinan lembut.
"Apakah kamu sudah siap untuk menikah?" tanya ibu Leni pura pura lembut.
"Menikah," jawab Qinan kaget.
"Iya menikah, kamu kan sudah dewasa apa kamu tidak punya keinginan menikah," tanya ibu Leni.
"Keinginan pasti ada untuk Qinan bu, tapi Qinan belum selesai kuliah dan juga belum menggapai cita cita Qinan bu," jawab Qinan lesu.
Sepertinya ada sesuatu dari pertanyaan ibu, dan apakah akan ada perjodohan, aaah semoga saja dugaanku salah. Gumam Qinan penuh penaasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Wirda Wati
Semoga ibu Leni...mendapatkan karmanya.
udah ngambil anak asuh ngga bertanggung jawab dijadikan pelayan...
sementara anaknya di ninabobokkan.
2023-01-31
0
Asih Ningsih
iya semua ini authornya yg ngatur ni kan bukan dunia nyata hanya novel n memberi contoh pada kita yg mana baik buruknya yg di ambil hikmahnya.kita nikmati bacanya entar kan tau gimana selanjutnya.
2022-08-09
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
begitulah ibu asuh yang kejam demi uang orang lain jadi korban
2022-05-13
0