Orang Tua Asuh

Sampailah Qinan dirumah orang tua asuh nya. Qinan hanya berdiam diri karena merasa canggung harus memulai dari kosa kata apa yang harus dilontarkan. Rumah yang sederhana tempat Qinan berlabuh.

"Meika.. mama sudah pulang sayang.. sini keluar mama membawa saudara baru untukmu." Ucap mama Meika biasa dipanggil ibu Leni.

Dengan raut wajah tidak suka Meika tanpa menyapa Qinan langsung menghampiri mama nya, seraya Meika adalah anak kesayangan ibunya.

"Ma.. besok meika mau daftar di sekolah favorit, mama ada tabungan, kan?" jawab Meika.

"Ada kok sayang.. tapi kan mahal jika sekolah di Xxx, sekolahan yang lainnya saja ya? kasihan Qinan nanti tidak punya teman jika kalian berbeda sekolahnya." Ucap ibu Leni memohon karena keuangan ibu Leni nipis.

"Terserah mama saja, yang terpenting kebutuhan Meika selalu tersedia." jawab Meika ketus.

"Maafkan Qinan ya bu, jika Qinan membawa beban untuk ibu." Ucap Qinan dengan perasaan tidak enak.

"Tidak Qinan, kamu sudah ibu anggap anak ibu sendiri. Jadi kamu tidak perlu sungkan dirumah ini, kita sudah jadi keluarga." Ucap ibu Leni.

"Terimakasih ya bu, Qinan janji akan membantu ibu untuk mencari tambahan. Agar kakak dan ibu tidak terlalu cape mencari uang." Pungkas Qinan.

"Kamu benar benar anak yang baik Qinan, ibu tidak salah memilihmu untuk menjadi saudara Meika, sekarang sudah malam waktunya istirahat, dan untuk kamar kamu ada disamping kamar Meika." Ucap ibu Leni.

"Iya bu, Qinan istirahat dulu ya bu," jawab Qinan.

Malam yang sunyi perasaan Qinan tidak menentu, Qinan merebahkan tubuhnya di ranjang dan menatap langit langit kamar sembari mengingat masa masa bersama sahabatnya.

Sedang apa Zio dan Tiara, pasti hidup mereka sangatlah nyaman tidak sepertiku harus memulai dari nol dan berusaha sebaik mungkin, sampai kapan aku akan lolos dari zona ini. Aaaah rasanya sudah tidak sabar ingin sekali cepat selesai sekolah dan bisa terjun didunia kerja. Mungkin sudah takdirku harus bersusah payah untuk menggapai sesuatu yang ku impikan. Batin Qinan, yang tidak terasa Qinan terlelap dari tidurnya.

Waktu pun telah berlalu begitu cepat tidak terasa Qinan sudah mau lulus sekolah dan akankah Qinan dapat melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi. Dan

hari hari Qinan setelah pulang sekolah Qinan selalu membantu ibu Leni bekerja ditoko kueh, sedangkan Meika duduk manis sambil memainkan ponselnya. Karena Meika menganggap Qinan adalah pelayan di rumahnya, Meika tidak pernah menganggap Qinan sebagai saudaranya. Tetapi Qinan tetap berbuat baik dengan Meika dan selalu menuruti kemauan Meika.

"Ibu, apakah Qinan diizinkan untuk pergi ke panti ibu Reni, Qinan sangat merindukan suasana panti bu," ucap Qinan memohon.

"Pergilah, jika kamu merindukan, dan jangan sampai kamu mengatakan sesuatu yang buruk tentang kehidupanmu dirumah ibu, karena ibu tidak suka berdebat dengan orang lain." Pungkas ibu Leni.

Qinan hanya mengangguk untuk mengisyaratkan bahwa dirinya nurut.

Qinan pun datang ke panti dan menemui ibu Reni, karena Qinan sangat merindukan masa masa penuh bahagia meski tak bersanding dengan kedua orangtua, namun perasaan anak panti tetaplah harus tegar dan kuat,meski sebenarnya sangatlah rapuh.

"Selamat pagi bu," sapa Qinan lembut.

"Selamat pagi juga nak Qinan, bagaimana kabarmu hari ini, apakah jauh lebih baik dari sebelumnya?" jawab ibu Reni dan balik bertanya.

"Kabar Qinan sangatlah baik bu, dan kabar ibu sendiri bagaimana?" jawab Qinan.

"Kabar ibu juga Sangatlah baik nak, oh ya kenapa kamu datang selalu lebih awal Qinan. Apakah kamu tidak merindukan sahabat sahabatmu nak,Zio selalu kecewa dan lesu jika datang kemari dan kamu nya tidak datang. Sedangkan Tiara juga sama selalu bermuka masam jika terlalu lama menunggumu, kenapa kamu tidak datang pada waktu yang pernah kamu janjikan Nak?" Ucap ibu Reni.

"Maafkan Qinan bu, jika selama ini Qinan menghindar dari mereka, Qinan malu bu, karena kita bertiga hanya Qinan yang bernasib kurang baik. Qinan janji jika Qinan sudah sukses Qinan akan datang kemari tepat sesuai yang pernah dijanjikan bu,untuk saat ini Qinan masih takut." Jawab Qinan dengan perasaan sedih.

"Jika itu yang terbaik atas keputusanmu, maka ibu mendukungmu." ucap ibu Reni.

Waktu pun sudah sore Qinan berpamitan untuk pulang. Sesampainya di rumah Qinan mendapatkan kertas berserakan di atas meja, Qinan penasaran dengan kertas tersebut dan Qinan sedikit mempunyai rasa keinginan namun terhalang.

Sepertinya Meika akan melanjutkan kuliahnya, sedangkan aku bagaimana? apakah aku juga diizinkan untuk kuliah, tetapi rasanya tidak mungkin. Bahkan Ibu tidak mempunyai tabungan yang cukup. Setelah lulus sekolah nanti aku akan mendaftar pekerjaan agar aku bisa kuliah. Gumam Qinan.

Tiba tiba kedua bola mata Qinan terbelalak melihat secarik kertas yang bertuliskan pendaftaran melalui jalur prestasi. Seketika itu juga perasaan Qinan menjadi tenang, dan membaca dengan seksama.

Semoga aku bisa diterima melalui jalur prestasi, kapan lagi coba, kalau bukan saat ini, dan aku akan mencoba mendatangi kampus Xxx siapa tahu aku diterima. Gumam Qinan dengan senyum senyum.

"Ngapain kamu baca brosur brosur itu, tidak akan bisa kamu masuk di kampus yang elit, yang ada pingsan deh kamu. Kampus Xxx isinya orang berduit kalau modelnya seperti kamu mana bisa." Ledek Meika namun Qinan tetap optimis untuk bisa diterima dikampus Xxx.

"Kita lihat saja nanti siapa yang berduit dan siapa yang tidak berduit, karena kita tidak bisa memvonis seseorang dengan keterbatasannya, bukankah setiap orang memiliki kelebihan masing masing. Dan yang menentukan diterimanya atau tidaknya sih tergantung nasib baik berpihak dengan siapa." Jawab Qinan dengan penuh percaya diri.

"Beraninya kamu melawan ku sekarang ya, mentang mentang sudah selesai sekolah lantas dengan seenaknya sendiri untuk berbuat sesuka hatimu." Pungkas Meika dengan emosi yang tinggi. Namun Qinan tidak memperdulikan ucapan dari Meika.

"Kalian berdua terdengar berisik, sedang merebutkan apa kalian?" tanya ibu Leni.

"Ini loh Ma.. Qinan ingin mendaftar ke Universitas Xxx, kampus yang elit itu loh Ma, mana mungkin Qinan bisa diterima menjadi mahasiswi disana." Ucap Meika mengejek.

"Kamu mau daftar di kampus Xxx Qinan? lupakan saja mimpimu, lebih baik kamu cari kerjaan agar kebutuhan kita tercukupi, biar Meika saja yang kuliah. Nanti kalau ada sisa baru kamu mendaftar tahun depan." Ucap ibu Leni.

"Tapi Bu.. Qinan akan mencoba mendaftar dengan kemampuan Qinan, dan Qinan juga akan mencari pekerjaan untuk anak pelajar seperti Qinan.Agar Qinan kuliah tidak membebani ibu, tapi jika memang pekerjaan tidak bisa Qinan dapatkan, maka Qinan akan mengundurkan diri dari kampus." Ucap Qinan dengan percaya diri.

Terserah kamu saja, tapi ingat ibu tidak akan membiayai kuliah kamu. Jika ada apa apa ibu tidak akan tanggung jawab. Karena itu, Ibu mau fokus kepada Meika, karena Meika satu satunya anak ibu darah daging ibu sendiri.

"Tidak apa apa kok bu, Qinan tidak merasa iri karena Qinan tau batasannya. Qinan sudah diizinkan tinggal bersama ibu saja sudah sangat bersyukur." Ucap Qinan.

"Baguslah jika kamu menyadari siapa dirimu yang sebenarnya, ingat kamu disini hanya numpang." Ucap Meika sadis.

"Aku tau diri kok Meika, bersabarlah aku akan balas jasa kalian ketika aku sukses nanti." Jawab Qinan.

Dirumah Wilyam.

Zio sibuk mengemasi barang barang untuk pergi ke Amerika, Zio harus menyelesaikan pendidikannya di Amerika. Sebelum Zio berangkat, Zio pun meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi ke panti karena ingin meninggalkan pesan kepada Qinan.

"Papa.. Zio sudah siap, tapi sebelum Zio berangkat izinkan Zio untuk mendatangi panti, karena Zio ingin menitipkan pesan kepada sahabat Zio. Apakah Papa mengizinkan Zio untuk pergi," ucap Zio seraya memohon.

"Papa mengizinkanmu Nak, dan jangan lama lama disana karena kakak kamu tidak suka menunggu lama." Jawab Ayah Zio.

"Terimakasih ayah," jawab Zio semangat.

Mobil pun memasuki halaman rumah panti,Ibu Reni menyambutnya dengan hangat.

"Nak Zio, ganteng sekali kamu Nak, ibu bangga denganmu. Apa kabarmu?" Sapa ibu Reni.

Zio pun langsung memeluk lembut dan mencium punggung tangan ibu Reni.

"Kabar Zio sangat baik Bu, Zio kemari sekaligus mau pamit untuk pergi keluar Negeri, Zio mau melanjutkan Kuliah di Amerika Bu, doakan Zio ya Bu, semoga Zio berhasil menggapai cita cita Zio.Dan pulang membawa keberhasilan dan mengajak Qinan untuk hidup bersama dengan Zio. Zio nitip pesan ya bu, tolong sampaikan pesan ini untuk Qinan." Ucap Zio.

"Selamat ya Nak, kamu sangat beruntung mempunyai orang tua yang sangat baik dan menyayangimu. Ibu doakan semoga kamu menjadi sukses pulang membawa keberhasilan.Tapi pesan untuk nak Tiara mana Zi," ucap Ibu Reni.

"Pesan untuk Tiara tidak ada bu,karena Zio sering berbagi kabar dengan Tiara ,jadi Zio hanya memberikan pesan untuk Qinan. Jadi Zio pamit ya bu," Ucap Zio semangat.

Hati hati ya Nak.. ucap ibu Reni sambil melambaikan tangannya.

Nasib kamu dan nak Tiara sangatlah baik, beda dengan nak Qinan. Qinan harus berjuang sendiri demi cita citanya, namun Qinan tidak pernah patah semangat. Semoga kalian akan bertemu kembali dengan kebahagiaan yang kalian harapkan.

Maafkan ibu, jika ibu selalu merahasiakan keberadaan nak Qinan karena permintaannya sebelum sukses, Qinan belum siap untuk menemui sahabatnya. Batin Ibu Reni Tidak terasa air mata ibu Reni jatuh membasahi pipi teringat perjalanan Qinan dari bayi yang terbuang hanya mendapat sebuah nama yang tertinggal.

Terpopuler

Comments

Eka Kurnia Sari

Eka Kurnia Sari

papa apa ayah

2023-02-18

0

Wirda Wati

Wirda Wati

kasihan qinan

2023-01-31

0

Aida Pebrian

Aida Pebrian

hidup pas2 an pke acara adopsi ank, , kasian qinan

2022-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 Panti Asuhan
2 Merasa kehilangan sahabat
3 Orang Tua Asuh
4 Pingsan
5 Surat dari Zio
6 Pertama Kerja
7 Kedatangan Tamu
8 Berhenti Bekerja Di Restauran
9 Merasa Tertekan
10 Pekerjaan Baru
11 Di Rumah Ferdi
12 Rencana Tuan Wilyam
13 Rencana Perjodohan
14 Dipaksa Menikah
15 Makan Malam
16 Hari Pernikahan
17 Salah Tingkah
18 Tidak Bersemangat
19 Merasa Curiga
20 Masuk Ke Perusahaan
21 Perubahan Angga
22 Merasa Malu
23 Kedatangan Sahabat
24 Angga mengerjai Qinan
25 Pertemuan#1
26 Pertemuan#2
27 Ketahuan
28 Menginap Di Panti
29 Tumbuh Rasa
30 Di Rumah Sakit
31 Di Klinik
32 Kumpul Bersama Sahabat
33 Kesembuhan Angga
34 Merasa Bahagia
35 Berpamitan Pulang
36 Kepulangan Angga dan Qinan
37 Kepulangan Zio
38 Memberi Kejutan#1
39 Memberi Kejutan#2
40 Memberi Kejutan#3
41 Ferdi Khawatir
42 Pertemuan Zio, Qinan, dan Tiara
43 Qinan Kecelakaan
44 Qinan Membutuhkan Donor Darah
45 Qinan Koma
46 Amarah Tuan Danu
47 Di Kantor Polisi
48 Mendapatkan Informasi
49 Qinan Lupa Ingatan #1
50 Lupa Ingatan#2
51 Angga gelisah
52 Kekesalan Angga
53 Qinan Sudah Pulih
54 Qinan Pulang Dari Rumah Sakit
55 Zio Mengajak Ferdi Menginap Di Panti
56 Ferdi Dan Zio Sudah Sampai Di Panti
57 Zio Bertemu Nara
58 Angga Jatuh Cinta
59 Kebahagiaan Angga dan Qinan
60 Kebersamaan Di Panti
61 Kecelakaan Tuan Danu
62 Terbongkar Setatus Qinan
63 Merasa Kehilangan
64 Kesedihan
65 Kecurigaan
66 Ketegaran Zio
67 Rindu Ibu Asuh
68 Membongkar Masa Lalu
69 Penjelasan Tuan Wilyam
70 Qinan Di Culik
71 Mencari Qinan
72 Merasa Lega
73 Permintaan Qinan
74 Bertemu Teman Lama
75 Kebahagiaan Ferdi
76 Pertemuan Di Rumah Tuan Danu
77 Ferdi Merasa Malu
78 Kepergian Zio, Pernikahan Ferdi, Dan Kelahiran Putera Angga Dan Qinan
79 Pengumuman
80 Pengumuman ke 2
81 #S2 Liburan
82 #S2 Bencana Alam
83 #S2 Pencarian
84 #S2 Terdampar
85 #S2 Kekhawatiran
86 #S2 Perubahan Angga
87 #S2 Pulang Ke Rumah Ibu Romlah
88 #S2 Kedatangan Pak RT
89 #S2 Masuk Rumah Sakit
90 #S2 Harapan Qinan
91 #S2 Qinan Pingsan
92 #S2 Kedatangan Ferdi dan Zio
93 #S2 Amarah Ferdi.
94 #S2 Kecemasan
95 #S2 Angga Sadarkan Diri
96 #S2 Kesembuhan Angga
97 #S2 Permintaan Angga
98 #S2 Jalan jalan
99 #S2 Keseruan Bersama
100 #S2 Kabar Duka
101 #S2 Tertangkap Basah
102 #S2 Pulang
103 #S2 Mengejutkan
104 #S2 Kebahagiaan Keluarga Danuarta
105 #S2 Meminta Pendapat
106 #S2 Menolong
107 #S2 Melaporkan
108 #S2 Di Restauran
109 #S2 Kecemasan Zio
110 #S2 Hari Bahagia #1
111 #S2 Hari bahagia #2
112 #S2 Kedatangan Ibu Reni
113 #S2 Keputusan
114 #S2 Persiapan Berangkat
115 #S2 Kepergian Zio dan Kelahiran Putra Ferdi
116 #S2 Kelahiran putri pertama Zio
117 Awal Mula
118 Makan Bersama
119 Berkunjung
120 Pertama masuk Kantor
121 Bertemu
122 Pertemuan
123 Kabar dari Kampung
124 Sampai Di Kampung
125 Ganan dan Maura
126 Permintaan
127 Pernikahan
128 Dirawat
129 Pemakaman
130 Merasa bingung
131 Laporan
132 Ditinggal pulang
133 Di Toko
134 Makan satu piring
135 Ke Gunung
136 Bertemu
137 Mempermalukan
138 Meninggalkan Kampung
139 Pulang Ke Rumah
140 Berangkat Ke Kota
141 Di Restoran
142 Pertemuan
143 Berdiam diri
144 Salah Tingkah
145 Dikejutkan
146 Rasa Malu
147 Dikerjain
148 Penasaran
149 Terbongkar
150 Ungkapan
151 Bertemu Kakek
152 Maura menerima permintaan Ganan
153 Kabar Duka
154 Pertemuan
155 Mencari Ide
156 Malam spesial
157 Tidak Disangka
158 Pertemuan
159 Jebakan
160 Kepergok
161 Ketahuan
162 Dikejutkan
163 Menjadi Sekretaris
164 Kumpul Bersama
165 Kejutan
166 Bercerita
167 Terkejut
168 Jatuh Sakit
169 Geram
170 Bertemu dengan Gadis
171 Bertemu Teman Kerja
172 Memilih Jawaban
173 Di Mall
174 Seperti Tommy and Jerry
175 Tertukar
176 Berangkat Ke Bandara
177 Sampai Di Korea Selatan
178 Sampai Di Hotel
179 Mencari Makanan
180 Ungkapan Rasa
181 Akan perasaan
182 Merasa senang
183 Mendaftar Pekerjaan
184 Perasaan Cemas Dan Khawatir
185 Kaget
186 Merasa Sakit Hati
187 Penasaran
188 Kedinginan
189 Perasaan Zeil
190 Penyesalan
191 Ungkapan
192 Menunggu Jadwal Penerbangan
193 Sudah Sampai Di Negeri Formosa
194 Bertemu Sahabat
195 Pertemuan Yang Bahagia
196 Menginap
197 Kecemasan Tirta
198 Perawatan
199 Pertemuan Terakhir
200 Sudah Sampai
201 Penasaran
202 Diluar Dugaan
203 Bersiap siap
204 Berangkat Ke Acara Pernikahan
205 Perasaan Cemas
206 Hari pernikahan #1
207 Hari Pernikahan #2
208 Hari Pernikahan #3
209 Ijab Qobul
210 Amarah Ganan
211 Tidak Disangka
212 Ketahuan
213 Merasa Canggung
214 Salah tingkah
215 Jalan Jalan Pagi
216 Meminta Izin
217 Bersiap siap untuk pulang
218 Perasaan yang sangat lega
219 Semakin Gugup
220 Merasa Bahagia
221 Rencana Liburan
222 Ketahuan
223 Menyesal
224 Meminta Maaf
225 Kebersamaan
226 Menginap
227 Di Ruang Rapat
228 Makan Siang Bersama
229 Khawatir
230 Permintaan kedua orang tua
231 Kejutan dihari pernikahan
232 Ingin Segera Berdamai
233 Tidak Berdaya
234 Masa Lalu
235 Permintaan yang menyulitkan
236 Perubahan
237 Mencari ide
238 Bau Tidak Enak
239 Periksa Kandungan
240 Mendekati Resepsi Pernikahan
241 Keluar Malam
242 Bertemu gadis kecil
243 Permintaan pergi ke gunung
244 Tergoda dengan buah duren
245 Memanjat Pohon Durian
246 Diperhatikan
247 Zeil dan Alfan yang gelisah
248 Kebahagiaan Alfan dan Zeil
249 Zeil yang gugup
250 Malam yang bahagia untuk Zeil dan Alfan
251 Ketahuan
252 Perubahan istri Tirta
253 Pergi ke rumah sakit untuk periksa
254 Merasa pusing
255 Siap siap untuk pulang
256 Panik akan berita yang didapatkan
257 Curiga
258 Bertemu seseorang
259 Terkejut
260 Pertemuan yang menegangkan
261 Merasa lega
262 Kumpul bersama
263 Akhir dari sebuah kisah
264 PENGUMUMAN
265 Bonus chapter #1
266 Bonus Chapter#2
267 Bonus Chapter#3
268 Bonus Chapter #4
269 Bonus Chapter#5
270 Bonus Chapter#6
271 PENGUMUMAN
272 Bonus Chapter #7
273 Bonus Chapter#8
274 Bonus Chapter#9
275 Bonus Chapter#10
276 Bonus Chapter#11
277 Bonus Chapter #12
278 Bonus Chapter#13
279 Bonus Chapter #14
280 Bonus Chapter #15
281 Bonus Chapter #16
282 Pengumuman
283 PENGUMUMAN
284 PENGUMUMAN
285 PENGUMUMAN
286 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 286 Episodes

1
Panti Asuhan
2
Merasa kehilangan sahabat
3
Orang Tua Asuh
4
Pingsan
5
Surat dari Zio
6
Pertama Kerja
7
Kedatangan Tamu
8
Berhenti Bekerja Di Restauran
9
Merasa Tertekan
10
Pekerjaan Baru
11
Di Rumah Ferdi
12
Rencana Tuan Wilyam
13
Rencana Perjodohan
14
Dipaksa Menikah
15
Makan Malam
16
Hari Pernikahan
17
Salah Tingkah
18
Tidak Bersemangat
19
Merasa Curiga
20
Masuk Ke Perusahaan
21
Perubahan Angga
22
Merasa Malu
23
Kedatangan Sahabat
24
Angga mengerjai Qinan
25
Pertemuan#1
26
Pertemuan#2
27
Ketahuan
28
Menginap Di Panti
29
Tumbuh Rasa
30
Di Rumah Sakit
31
Di Klinik
32
Kumpul Bersama Sahabat
33
Kesembuhan Angga
34
Merasa Bahagia
35
Berpamitan Pulang
36
Kepulangan Angga dan Qinan
37
Kepulangan Zio
38
Memberi Kejutan#1
39
Memberi Kejutan#2
40
Memberi Kejutan#3
41
Ferdi Khawatir
42
Pertemuan Zio, Qinan, dan Tiara
43
Qinan Kecelakaan
44
Qinan Membutuhkan Donor Darah
45
Qinan Koma
46
Amarah Tuan Danu
47
Di Kantor Polisi
48
Mendapatkan Informasi
49
Qinan Lupa Ingatan #1
50
Lupa Ingatan#2
51
Angga gelisah
52
Kekesalan Angga
53
Qinan Sudah Pulih
54
Qinan Pulang Dari Rumah Sakit
55
Zio Mengajak Ferdi Menginap Di Panti
56
Ferdi Dan Zio Sudah Sampai Di Panti
57
Zio Bertemu Nara
58
Angga Jatuh Cinta
59
Kebahagiaan Angga dan Qinan
60
Kebersamaan Di Panti
61
Kecelakaan Tuan Danu
62
Terbongkar Setatus Qinan
63
Merasa Kehilangan
64
Kesedihan
65
Kecurigaan
66
Ketegaran Zio
67
Rindu Ibu Asuh
68
Membongkar Masa Lalu
69
Penjelasan Tuan Wilyam
70
Qinan Di Culik
71
Mencari Qinan
72
Merasa Lega
73
Permintaan Qinan
74
Bertemu Teman Lama
75
Kebahagiaan Ferdi
76
Pertemuan Di Rumah Tuan Danu
77
Ferdi Merasa Malu
78
Kepergian Zio, Pernikahan Ferdi, Dan Kelahiran Putera Angga Dan Qinan
79
Pengumuman
80
Pengumuman ke 2
81
#S2 Liburan
82
#S2 Bencana Alam
83
#S2 Pencarian
84
#S2 Terdampar
85
#S2 Kekhawatiran
86
#S2 Perubahan Angga
87
#S2 Pulang Ke Rumah Ibu Romlah
88
#S2 Kedatangan Pak RT
89
#S2 Masuk Rumah Sakit
90
#S2 Harapan Qinan
91
#S2 Qinan Pingsan
92
#S2 Kedatangan Ferdi dan Zio
93
#S2 Amarah Ferdi.
94
#S2 Kecemasan
95
#S2 Angga Sadarkan Diri
96
#S2 Kesembuhan Angga
97
#S2 Permintaan Angga
98
#S2 Jalan jalan
99
#S2 Keseruan Bersama
100
#S2 Kabar Duka
101
#S2 Tertangkap Basah
102
#S2 Pulang
103
#S2 Mengejutkan
104
#S2 Kebahagiaan Keluarga Danuarta
105
#S2 Meminta Pendapat
106
#S2 Menolong
107
#S2 Melaporkan
108
#S2 Di Restauran
109
#S2 Kecemasan Zio
110
#S2 Hari Bahagia #1
111
#S2 Hari bahagia #2
112
#S2 Kedatangan Ibu Reni
113
#S2 Keputusan
114
#S2 Persiapan Berangkat
115
#S2 Kepergian Zio dan Kelahiran Putra Ferdi
116
#S2 Kelahiran putri pertama Zio
117
Awal Mula
118
Makan Bersama
119
Berkunjung
120
Pertama masuk Kantor
121
Bertemu
122
Pertemuan
123
Kabar dari Kampung
124
Sampai Di Kampung
125
Ganan dan Maura
126
Permintaan
127
Pernikahan
128
Dirawat
129
Pemakaman
130
Merasa bingung
131
Laporan
132
Ditinggal pulang
133
Di Toko
134
Makan satu piring
135
Ke Gunung
136
Bertemu
137
Mempermalukan
138
Meninggalkan Kampung
139
Pulang Ke Rumah
140
Berangkat Ke Kota
141
Di Restoran
142
Pertemuan
143
Berdiam diri
144
Salah Tingkah
145
Dikejutkan
146
Rasa Malu
147
Dikerjain
148
Penasaran
149
Terbongkar
150
Ungkapan
151
Bertemu Kakek
152
Maura menerima permintaan Ganan
153
Kabar Duka
154
Pertemuan
155
Mencari Ide
156
Malam spesial
157
Tidak Disangka
158
Pertemuan
159
Jebakan
160
Kepergok
161
Ketahuan
162
Dikejutkan
163
Menjadi Sekretaris
164
Kumpul Bersama
165
Kejutan
166
Bercerita
167
Terkejut
168
Jatuh Sakit
169
Geram
170
Bertemu dengan Gadis
171
Bertemu Teman Kerja
172
Memilih Jawaban
173
Di Mall
174
Seperti Tommy and Jerry
175
Tertukar
176
Berangkat Ke Bandara
177
Sampai Di Korea Selatan
178
Sampai Di Hotel
179
Mencari Makanan
180
Ungkapan Rasa
181
Akan perasaan
182
Merasa senang
183
Mendaftar Pekerjaan
184
Perasaan Cemas Dan Khawatir
185
Kaget
186
Merasa Sakit Hati
187
Penasaran
188
Kedinginan
189
Perasaan Zeil
190
Penyesalan
191
Ungkapan
192
Menunggu Jadwal Penerbangan
193
Sudah Sampai Di Negeri Formosa
194
Bertemu Sahabat
195
Pertemuan Yang Bahagia
196
Menginap
197
Kecemasan Tirta
198
Perawatan
199
Pertemuan Terakhir
200
Sudah Sampai
201
Penasaran
202
Diluar Dugaan
203
Bersiap siap
204
Berangkat Ke Acara Pernikahan
205
Perasaan Cemas
206
Hari pernikahan #1
207
Hari Pernikahan #2
208
Hari Pernikahan #3
209
Ijab Qobul
210
Amarah Ganan
211
Tidak Disangka
212
Ketahuan
213
Merasa Canggung
214
Salah tingkah
215
Jalan Jalan Pagi
216
Meminta Izin
217
Bersiap siap untuk pulang
218
Perasaan yang sangat lega
219
Semakin Gugup
220
Merasa Bahagia
221
Rencana Liburan
222
Ketahuan
223
Menyesal
224
Meminta Maaf
225
Kebersamaan
226
Menginap
227
Di Ruang Rapat
228
Makan Siang Bersama
229
Khawatir
230
Permintaan kedua orang tua
231
Kejutan dihari pernikahan
232
Ingin Segera Berdamai
233
Tidak Berdaya
234
Masa Lalu
235
Permintaan yang menyulitkan
236
Perubahan
237
Mencari ide
238
Bau Tidak Enak
239
Periksa Kandungan
240
Mendekati Resepsi Pernikahan
241
Keluar Malam
242
Bertemu gadis kecil
243
Permintaan pergi ke gunung
244
Tergoda dengan buah duren
245
Memanjat Pohon Durian
246
Diperhatikan
247
Zeil dan Alfan yang gelisah
248
Kebahagiaan Alfan dan Zeil
249
Zeil yang gugup
250
Malam yang bahagia untuk Zeil dan Alfan
251
Ketahuan
252
Perubahan istri Tirta
253
Pergi ke rumah sakit untuk periksa
254
Merasa pusing
255
Siap siap untuk pulang
256
Panik akan berita yang didapatkan
257
Curiga
258
Bertemu seseorang
259
Terkejut
260
Pertemuan yang menegangkan
261
Merasa lega
262
Kumpul bersama
263
Akhir dari sebuah kisah
264
PENGUMUMAN
265
Bonus chapter #1
266
Bonus Chapter#2
267
Bonus Chapter#3
268
Bonus Chapter #4
269
Bonus Chapter#5
270
Bonus Chapter#6
271
PENGUMUMAN
272
Bonus Chapter #7
273
Bonus Chapter#8
274
Bonus Chapter#9
275
Bonus Chapter#10
276
Bonus Chapter#11
277
Bonus Chapter #12
278
Bonus Chapter#13
279
Bonus Chapter #14
280
Bonus Chapter #15
281
Bonus Chapter #16
282
Pengumuman
283
PENGUMUMAN
284
PENGUMUMAN
285
PENGUMUMAN
286
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!