Sampailah Qinan dirumah orang tua asuh nya. Qinan hanya berdiam diri karena merasa canggung harus memulai dari kosa kata apa yang harus dilontarkan. Rumah yang sederhana tempat Qinan berlabuh.
"Meika.. mama sudah pulang sayang.. sini keluar mama membawa saudara baru untukmu." Ucap mama Meika biasa dipanggil ibu Leni.
Dengan raut wajah tidak suka Meika tanpa menyapa Qinan langsung menghampiri mama nya, seraya Meika adalah anak kesayangan ibunya.
"Ma.. besok meika mau daftar di sekolah favorit, mama ada tabungan, kan?" jawab Meika.
"Ada kok sayang.. tapi kan mahal jika sekolah di Xxx, sekolahan yang lainnya saja ya? kasihan Qinan nanti tidak punya teman jika kalian berbeda sekolahnya." Ucap ibu Leni memohon karena keuangan ibu Leni nipis.
"Terserah mama saja, yang terpenting kebutuhan Meika selalu tersedia." jawab Meika ketus.
"Maafkan Qinan ya bu, jika Qinan membawa beban untuk ibu." Ucap Qinan dengan perasaan tidak enak.
"Tidak Qinan, kamu sudah ibu anggap anak ibu sendiri. Jadi kamu tidak perlu sungkan dirumah ini, kita sudah jadi keluarga." Ucap ibu Leni.
"Terimakasih ya bu, Qinan janji akan membantu ibu untuk mencari tambahan. Agar kakak dan ibu tidak terlalu cape mencari uang." Pungkas Qinan.
"Kamu benar benar anak yang baik Qinan, ibu tidak salah memilihmu untuk menjadi saudara Meika, sekarang sudah malam waktunya istirahat, dan untuk kamar kamu ada disamping kamar Meika." Ucap ibu Leni.
"Iya bu, Qinan istirahat dulu ya bu," jawab Qinan.
Malam yang sunyi perasaan Qinan tidak menentu, Qinan merebahkan tubuhnya di ranjang dan menatap langit langit kamar sembari mengingat masa masa bersama sahabatnya.
Sedang apa Zio dan Tiara, pasti hidup mereka sangatlah nyaman tidak sepertiku harus memulai dari nol dan berusaha sebaik mungkin, sampai kapan aku akan lolos dari zona ini. Aaaah rasanya sudah tidak sabar ingin sekali cepat selesai sekolah dan bisa terjun didunia kerja. Mungkin sudah takdirku harus bersusah payah untuk menggapai sesuatu yang ku impikan. Batin Qinan, yang tidak terasa Qinan terlelap dari tidurnya.
Waktu pun telah berlalu begitu cepat tidak terasa Qinan sudah mau lulus sekolah dan akankah Qinan dapat melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi. Dan
hari hari Qinan setelah pulang sekolah Qinan selalu membantu ibu Leni bekerja ditoko kueh, sedangkan Meika duduk manis sambil memainkan ponselnya. Karena Meika menganggap Qinan adalah pelayan di rumahnya, Meika tidak pernah menganggap Qinan sebagai saudaranya. Tetapi Qinan tetap berbuat baik dengan Meika dan selalu menuruti kemauan Meika.
"Ibu, apakah Qinan diizinkan untuk pergi ke panti ibu Reni, Qinan sangat merindukan suasana panti bu," ucap Qinan memohon.
"Pergilah, jika kamu merindukan, dan jangan sampai kamu mengatakan sesuatu yang buruk tentang kehidupanmu dirumah ibu, karena ibu tidak suka berdebat dengan orang lain." Pungkas ibu Leni.
Qinan hanya mengangguk untuk mengisyaratkan bahwa dirinya nurut.
Qinan pun datang ke panti dan menemui ibu Reni, karena Qinan sangat merindukan masa masa penuh bahagia meski tak bersanding dengan kedua orangtua, namun perasaan anak panti tetaplah harus tegar dan kuat,meski sebenarnya sangatlah rapuh.
"Selamat pagi bu," sapa Qinan lembut.
"Selamat pagi juga nak Qinan, bagaimana kabarmu hari ini, apakah jauh lebih baik dari sebelumnya?" jawab ibu Reni dan balik bertanya.
"Kabar Qinan sangatlah baik bu, dan kabar ibu sendiri bagaimana?" jawab Qinan.
"Kabar ibu juga Sangatlah baik nak, oh ya kenapa kamu datang selalu lebih awal Qinan. Apakah kamu tidak merindukan sahabat sahabatmu nak,Zio selalu kecewa dan lesu jika datang kemari dan kamu nya tidak datang. Sedangkan Tiara juga sama selalu bermuka masam jika terlalu lama menunggumu, kenapa kamu tidak datang pada waktu yang pernah kamu janjikan Nak?" Ucap ibu Reni.
"Maafkan Qinan bu, jika selama ini Qinan menghindar dari mereka, Qinan malu bu, karena kita bertiga hanya Qinan yang bernasib kurang baik. Qinan janji jika Qinan sudah sukses Qinan akan datang kemari tepat sesuai yang pernah dijanjikan bu,untuk saat ini Qinan masih takut." Jawab Qinan dengan perasaan sedih.
"Jika itu yang terbaik atas keputusanmu, maka ibu mendukungmu." ucap ibu Reni.
Waktu pun sudah sore Qinan berpamitan untuk pulang. Sesampainya di rumah Qinan mendapatkan kertas berserakan di atas meja, Qinan penasaran dengan kertas tersebut dan Qinan sedikit mempunyai rasa keinginan namun terhalang.
Sepertinya Meika akan melanjutkan kuliahnya, sedangkan aku bagaimana? apakah aku juga diizinkan untuk kuliah, tetapi rasanya tidak mungkin. Bahkan Ibu tidak mempunyai tabungan yang cukup. Setelah lulus sekolah nanti aku akan mendaftar pekerjaan agar aku bisa kuliah. Gumam Qinan.
Tiba tiba kedua bola mata Qinan terbelalak melihat secarik kertas yang bertuliskan pendaftaran melalui jalur prestasi. Seketika itu juga perasaan Qinan menjadi tenang, dan membaca dengan seksama.
Semoga aku bisa diterima melalui jalur prestasi, kapan lagi coba, kalau bukan saat ini, dan aku akan mencoba mendatangi kampus Xxx siapa tahu aku diterima. Gumam Qinan dengan senyum senyum.
"Ngapain kamu baca brosur brosur itu, tidak akan bisa kamu masuk di kampus yang elit, yang ada pingsan deh kamu. Kampus Xxx isinya orang berduit kalau modelnya seperti kamu mana bisa." Ledek Meika namun Qinan tetap optimis untuk bisa diterima dikampus Xxx.
"Kita lihat saja nanti siapa yang berduit dan siapa yang tidak berduit, karena kita tidak bisa memvonis seseorang dengan keterbatasannya, bukankah setiap orang memiliki kelebihan masing masing. Dan yang menentukan diterimanya atau tidaknya sih tergantung nasib baik berpihak dengan siapa." Jawab Qinan dengan penuh percaya diri.
"Beraninya kamu melawan ku sekarang ya, mentang mentang sudah selesai sekolah lantas dengan seenaknya sendiri untuk berbuat sesuka hatimu." Pungkas Meika dengan emosi yang tinggi. Namun Qinan tidak memperdulikan ucapan dari Meika.
"Kalian berdua terdengar berisik, sedang merebutkan apa kalian?" tanya ibu Leni.
"Ini loh Ma.. Qinan ingin mendaftar ke Universitas Xxx, kampus yang elit itu loh Ma, mana mungkin Qinan bisa diterima menjadi mahasiswi disana." Ucap Meika mengejek.
"Kamu mau daftar di kampus Xxx Qinan? lupakan saja mimpimu, lebih baik kamu cari kerjaan agar kebutuhan kita tercukupi, biar Meika saja yang kuliah. Nanti kalau ada sisa baru kamu mendaftar tahun depan." Ucap ibu Leni.
"Tapi Bu.. Qinan akan mencoba mendaftar dengan kemampuan Qinan, dan Qinan juga akan mencari pekerjaan untuk anak pelajar seperti Qinan.Agar Qinan kuliah tidak membebani ibu, tapi jika memang pekerjaan tidak bisa Qinan dapatkan, maka Qinan akan mengundurkan diri dari kampus." Ucap Qinan dengan percaya diri.
Terserah kamu saja, tapi ingat ibu tidak akan membiayai kuliah kamu. Jika ada apa apa ibu tidak akan tanggung jawab. Karena itu, Ibu mau fokus kepada Meika, karena Meika satu satunya anak ibu darah daging ibu sendiri.
"Tidak apa apa kok bu, Qinan tidak merasa iri karena Qinan tau batasannya. Qinan sudah diizinkan tinggal bersama ibu saja sudah sangat bersyukur." Ucap Qinan.
"Baguslah jika kamu menyadari siapa dirimu yang sebenarnya, ingat kamu disini hanya numpang." Ucap Meika sadis.
"Aku tau diri kok Meika, bersabarlah aku akan balas jasa kalian ketika aku sukses nanti." Jawab Qinan.
Dirumah Wilyam.
Zio sibuk mengemasi barang barang untuk pergi ke Amerika, Zio harus menyelesaikan pendidikannya di Amerika. Sebelum Zio berangkat, Zio pun meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi ke panti karena ingin meninggalkan pesan kepada Qinan.
"Papa.. Zio sudah siap, tapi sebelum Zio berangkat izinkan Zio untuk mendatangi panti, karena Zio ingin menitipkan pesan kepada sahabat Zio. Apakah Papa mengizinkan Zio untuk pergi," ucap Zio seraya memohon.
"Papa mengizinkanmu Nak, dan jangan lama lama disana karena kakak kamu tidak suka menunggu lama." Jawab Ayah Zio.
"Terimakasih ayah," jawab Zio semangat.
Mobil pun memasuki halaman rumah panti,Ibu Reni menyambutnya dengan hangat.
"Nak Zio, ganteng sekali kamu Nak, ibu bangga denganmu. Apa kabarmu?" Sapa ibu Reni.
Zio pun langsung memeluk lembut dan mencium punggung tangan ibu Reni.
"Kabar Zio sangat baik Bu, Zio kemari sekaligus mau pamit untuk pergi keluar Negeri, Zio mau melanjutkan Kuliah di Amerika Bu, doakan Zio ya Bu, semoga Zio berhasil menggapai cita cita Zio.Dan pulang membawa keberhasilan dan mengajak Qinan untuk hidup bersama dengan Zio. Zio nitip pesan ya bu, tolong sampaikan pesan ini untuk Qinan." Ucap Zio.
"Selamat ya Nak, kamu sangat beruntung mempunyai orang tua yang sangat baik dan menyayangimu. Ibu doakan semoga kamu menjadi sukses pulang membawa keberhasilan.Tapi pesan untuk nak Tiara mana Zi," ucap Ibu Reni.
"Pesan untuk Tiara tidak ada bu,karena Zio sering berbagi kabar dengan Tiara ,jadi Zio hanya memberikan pesan untuk Qinan. Jadi Zio pamit ya bu," Ucap Zio semangat.
Hati hati ya Nak.. ucap ibu Reni sambil melambaikan tangannya.
Nasib kamu dan nak Tiara sangatlah baik, beda dengan nak Qinan. Qinan harus berjuang sendiri demi cita citanya, namun Qinan tidak pernah patah semangat. Semoga kalian akan bertemu kembali dengan kebahagiaan yang kalian harapkan.
Maafkan ibu, jika ibu selalu merahasiakan keberadaan nak Qinan karena permintaannya sebelum sukses, Qinan belum siap untuk menemui sahabatnya. Batin Ibu Reni Tidak terasa air mata ibu Reni jatuh membasahi pipi teringat perjalanan Qinan dari bayi yang terbuang hanya mendapat sebuah nama yang tertinggal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Eka Kurnia Sari
papa apa ayah
2023-02-18
0
Wirda Wati
kasihan qinan
2023-01-31
0
Aida Pebrian
hidup pas2 an pke acara adopsi ank, , kasian qinan
2022-08-11
0