Setelah sampai di restauran Qinan cepat cepat masuk karena takut terlambat dan mendapatkan sanksi. Qinan langsung menemui pemilik restauran yang tidak lain adalah Ferdi.
"Selamat siang tuan,, maaf jika Qinan datang terlambat. Apakah Qinan sudah diizinkan untuk memulai kerja hari ini tuan?" Sapa Qinan dengan gugup.
"Apa... "Tuan," apa kamu lupa Qin, jangan panggil aku tuan tetapi panggil saja kak Ferdi." Ucap Ferdi.
"Tapi Tuan, mmmm maksud Qinan Kak Ferdi, tapi apa tidak bermasalah jika Qinan memanggil bosnya sebutan kak Ferdi, lalu kalau karyawan lainnya mengetahuinya lalu mengatakan sesuatu yang tidak baik bagaimana? menyedihkan bukan?" Jawab Qinan.
"Tidak ada yang berani mengatakan itu Qin, semua pasti takut dengan kakak. Sudah lah cepat ganti bajumu lalu bergabung dengan yang lainnya, jika kamu ada yang tidak mengerti kamu bisa menanyakan langsung dengan yang lainnya. Kamu paham?" ucap Ferdi.
"Qinan mengerti kak," jawab Qinan dan meninggalkan ruang kerja Ferdi.
Setelah Qinan selesai mengganti pakaiannya Qinan menghampiri salah satu karyawan restauran.
"Hei.. apakah kamu mau berteman denganku. Perkenalkan namaku Qinan, aku karyawan baru disini." Sapa Qinan dengan ramah dengan mengulurkan tangannya , dan karyawan tersebut menerima pertemanan dengan hangat.
"Salam kenal, namaku Bela." jawab Bela dengan ramah dan menerima uluran dari Qinan.
"Semoga kamu betah ya kerja disini, kamu jangan khawatir karyawan disini semuanya baik baik. Jika ada yang tidak kamu mengerti kamu bisa tanyakan langsung padaku atau yang lainnya, yang terpenting kerja disini jangan mencari muka dengan Bos atau bisa dikatakan Tuan muda. Jangan suka mengajak Bos untuk mengobrol atau omongan kosong. Karena Bos tidak menyukainya, jika melanggar bisa dipecat." Ucap Bela serius, Qinan hanya melongo mendengar ucapan Bela.
Tuh kan,,, bagaimana coba, justru aku sudah kenal dan aku dilarang memanggil Tuan, ditambah suruh panggil kakak, kalau ketahuan bagaimana... aaaah menyedihkan. Gumam Qinan bergidik ngeri.
"Kamu melamun Qin," ucap Bela.
"Aaah tidak, aku hanya bahagia bisa diterima kerja disini. karena waktu itu aku susah mencari pekerjaan dan akhirnya aku mendapatkannya." Jawab Qinan bohong.
Waktu begitu cepat dan kini tidak terasa sudah malam, semua karyawan sibuk menyelesaikan pekerjaan nya masing masing, karena pekerjaan sudah beres maka semua karyawan bergegas mengganti pakaiannya untuk segera pulang. Qinan juga bersiap siap untuk pulang, tidak sengaja Qinan berpapasan dengan Bela dan mengajaknya untuk keluar bareng. Setelah sampai didepan restauran perasaan Qinan pun cemas, karena takut sudah tidak ada angkot yang melaju sampai depan rumah Qinan.
"Qinan.. pulang bareng aku yuk.. kita kan searah nanti kamu ku antar pulang bagaimana?" ajak Bela membujuk.
"Aku pulang naik angkot saja Bel, karena aku mau membeli sesuatu untuk ibu, jadi kamu pulang duluan saja nanti aku menyusul." Jawab Qinan bohong.
"Tapi Qin, ini malam loh, angkot sepertinya sepi dan jugaan kamu sendirian. pulang saja yuk Qin," Ucap Bela resah.
"Terimakasih Bela, tapi sepertinya aku tidak bisa pulang bareng kamu, lain kali saja ya Bel, soalnya ini penting banget buat ibuku." Jawab Bela masih tetap bohong.
"Baik lah kamu hati hati, aku pulang duluan ya Qin, jaga diri kamu baik baik." ucap Bela sambil memanaskan motor.
Qinan melambaikan tangan untuk Bela, dan Bela membalasnya. Tanpa disadari sedari tadi ada yang memperhatikan Qinan dan mendekatinya yang tidak lain adalah Ferdi, suara Ferdi mengagetkan Qinan yang sedang mematung memikirkan bagaimana caranya untuk pulang diwaktu malam begini, karena Qinan tidak mempunyai kendaraan, jika tinggal di kost akan tambah sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Fikir Qinan.
"Qinan, Kenapa kamu tidak ikut pulang bersama temanmu, lalu kenapa kamu berbohong. Mobil angkot kalau sudah jam segini mana ada yang lewat, apa kamu mau jalan kaki lagi. Jangan pernah menyia-nyiakan kebaikan seseorang nanti menyesal bagaimana?" ucap Ferdi mengingatkan.
"Qinan tidak ingin merepotkan orang lain kak, kan ada ojek kak jadi Qinan bisa naik ojek." Jawab Qinan untuk menghindari alasannya.
"Kalau kamu diculik dan orang lain tidak tahu jika yang diculik adalah seorang gadis cantik dan pintar seperti kamu, bagaimana?" ucap Ferdi sambil meledek, sedangkan Qinan hanya senyum tipis.
"Sudah ayo pulang bareng kakak, tidak baik gadis cantik sepertimu pulang sendirian, banyak mangsa dijalanan nanti." Ucap Ferdi.
"Terimakasih kak, tapi sepertinya Qinan tidak bisa ikut pulang bareng kak Ferdi, Qinan ingin membeli sesuatu untuk ibu." Jawab Qinan bohong.
"Sudah cepatan masuk mobil, kakak ingin main ke rumah kamu, karena waktu pulang larut malam kakak tidak mampir dan menjelaskan nya kepada ibu kamu. Kakak takut nanti ibu kamu salah paham menilaimu. Jadi cepat masuk," titah Ferdi. Qinan yang sudah tidak punya alasan lagi selain ikut perintah Ferdi.
Di dalam mobil Qinan hanya memandangi luar dari kaca mobil. Qinan selalu terngiang akan surat dari Zio.
"Kamu sedang menghayal atau sedang memikirkan seseorang Qin," ucap Ferdi yang memecahkan kesunyian.
Qinan terperanjat kaget hingga keningnya terbentur kaca mobil.
"Aduh,, kakak bilang apa tadi?" tanya ulang Qinan karena sibuk melamun jadi tidak fokus mendengarkan ucapannya Ferdi.
"Kamu sedang memikirkan siapa?" sampai sampai serius begitu,sedang kepikiran dengan kekasih atau calon suami." Goda Ferdi.
"Kekasih? suami? belum kepikiran kalo itu kak, Qinan masih sibuk menata masa depan Qinan kedepannya. Qinan masih ingin memperjuangkan cita cita dan... tiba tiba kalimat Qinan berhenti, sangat berat untuk mengutarakan teka teki yang ada didalam fikiran Qinan.
"Dan apa?" tanya Ferdi penasaran.
"Dan membahagiakan orangtua yang pastinya kak," ucap Qinan meyakinkan, sebenarnya Qinan ingin mengatakan mencari kebenaran tentang dirinya dan yang jelas mencari keberadaan orang tuanya. Fikir Qinan, namun ucapan itu terhenti karena Qinan tidak ingin berbagi kesedihannya. sedangkan Ferdi hanya senyum senyum.
Terlihat serba kekurangan saja sudah terasa menyedihkan, apalagi jika kak Ferdi mengetahui tentang diriku dari panti asuhan, bayi yang terbuang.Menyedihkan bukan.. sampai saat ini saja aku belum menemui titik terang. Aku harus mulai dari mana, sangat sulit untuk menemukan keberadaan orang tuaku. Mungkin aku sudah ditakdirkan untuk menjadi anak sebatang kara. Gumam Qinan, yang tidak terasa sudah sampai didepan rumahnya.
"Qinan.. kita sudah sampai, apakah kamu sudah selesai untuk melamun," Ucap Ferdi sambil meledek.
"Kita sudah sampai, aaah cepat sekali, aku sampai lupa membelikan sesuatu untuk ibu, duh.. maafkan anakmu ini bu," gerutu Qinan bohong agar Ferdi pun mendengarkannya. Karena dari awal Qinan beralasan mau membeli sesuatu untuk ibunya agar tidak diketahui alasannya.
"Ayo turun, dan bawa barang bareng di bagasi mobil." Titah Ferdi, Qinan bingung barang barang apa yang dimaksud Ferdi.
Ketika Qinan melihat bagasi mobil, Qinan melotot melihat begitu banyak barang bawaan.
"Ini untuk siapa kak?" kakak mau ke panti asuhan?" tanya Qinan penasaran.
"Tidak, ini untuk kamu dan ibu kamu dan saudara kamu jika kamu mempunyai saudara." Pungkas Ferdi.
"Kerja belum ada satu bulan sudah mendapatkan kejutan. Tapi Qinan tidak mau jika gajih Qinan dipotong maupun dimintai imbalan yang lainnya." Ucap Qinan jutek.
"Justru itu jika kamu menolak pemberian kakak maka akan kakak potong gajih kamu." Jawab Ferdi menekan.
"Terserah kakak saja lah, yang penting kakak bahagia." Ucap Qinan jutek.
Didalam rumah Meika dan ibunya mengintip dibalik tirai jendela, mereka berdua melihatnya dengan tatapan sinis.
"Lihat tuh ma, Qinan mengajak lelaki itu ke rumah, sombong sekali Qinan. Paling ujung ujungnya juga dimanfaatkan doang." Gerutu Meika sinis.
"Sudah kita lihat saja nanti, seperti apa lelaki itu." Ucap ibu Leni.
Tok tok tok,,
"Ibu.. Qinan pulang bu," ucap Qinan didepan pintu bersama Ferdi.
Setelah Meika membuka pintu wajah Meika tersipu malu dan kaget, pasalnya Meika mengira Qinan membawa om om kerumah, tidak tahunya pria tampan dan kaya raya.
Aduuuh ganteng banget pria ini, kelihatannya anak pengusaha. Kenapa aku berpenampilan seperti ini, memalukan. seharusnya aku tadi dandan yang cantik, ah sial. Gumam Meika dengan penyesalannya.
Sedangkan ibu Leni tidak kalah kagetnya melihat tubuh Ferdi yang terbilang sangat tampan dan sempurna.
Udah ganteng tajir lagi, wah kesempatan untuk Meika agar bisa menarik perhatian. Gumam ibu Leni.
"Bu kenapa melamun, Qinan boleh masuk, kan?" tanya Qinan heran.
"Tentu saja sayang, ayo kalian berdua masuk, dan duduklah nanti Meika akan membuatkan minuman hangat untuk kalian.Maafkan ibu jika tidak bisa menjemput mu nak,kamu tahu sendiri kan kita tidak punya kendaraan." Ucap ibu Leni merendahkan diri, padahal hanya untuk mencari perhatian Ferdi.
"Oh ya bu, bos Qinan memberi hadiah untuk ibu dan Meika. Padahal Qinan sudah menolaknya namun pak bos memaksanya." Ucap Qinan sambil melirik kearah Ferdi, sedangkan Ferdi hanya senyum manis yang diperlihatkan.
Akhirnya aku bisa memanggilnya dangan sebutan pak bos. Gumam Qinan dengan senyum yang ditahan.
"Aduh jadi merepotkan. Siapa namamu nak?" ucap ibu Leni. karena Ferdi terlihat masih muda. Jadi ibu Leni canggung mau memanggil tuan atau sebuat apa yang pantas, fikir ibu Leni.
"Namaku Ferdi bu," bibir Ferdi pun berat untuk melanjutkan nama yang sebenarnya, Ferdi merahasiakannya karena kesepakatan dengan orang tuanya agar tidak diketahui identitas yang sebenarnya.
"Oh nak Ferdi toh namanya , terimakasih ya nsk Ferdi atas kebaikanmu dengan nak Qinan." Ucap ibu Leni pura pura malu.
Sedangkan Meika sangat kesal karena melihat keakraban Qinan dan Ferdi, Meika pun langsung masuk kamar dan memainkan ponselnya.
Ferdi yang sedari tadi banyak ngobrol dengan ibu Leni dan Qinan tidak terasa waktu sudah menujukkan waktunya untuk istirahat, karena perasaan yang tidak enak,Ferdi berpamitan untuk pulang karena tidak enak jika bertamu sampai larut malam.Fikir Ferdi.
"Bu.. Ferdi pulang dulu ya, dan kamu Qinan besok jangan lupa berangkat ya?" ucap Ferdi lembut.
"Baik pak bos," ucap Qinan meledek.
Puas kamu panggil aku pak bos, awas saja besok akan aku hukum. Gumam Ferdi, sambil melangkah untuk keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Wirda Wati
pak bos...qinan kayaknya adik kamu
2023-01-31
0
Asih Ningsih
udh kelihatan ibuk asuh Qinan cuma manfaatin doang aku yakin suatu hari Qinan pasti keluar dari rumah itu.
2022-08-09
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
Qinan harus siap dengan hukuman ferdi yang akan di berikan besok 😁😁😁😁
2022-05-13
0