Ferdi dan Angga menikmati hidangan yang sudah Ferdi sajikan, tiba tiba Ferdi teringat dengan Qinan. Ada perasaan yang tidak enak dengan Qinan, Ferdi ingin pamit untuk meninggalkan sahabatnya namun perasaan Ferdi takut jika Angga akan tersinggung. Karena Ferdi menyadari akan karakter Angga sahabatnya yang keras kepala. Fikir Ferdi.
Aku berharap Qinan tidak langsung pulang, kasihan dia pasti sangat kaget melihat sikap Angga yang keras. Sepertinya tadi dia ingin mengatakan sesuatu, karena jika Qinan memanggilku dengan sebutan bos tanpa ada orang lain pasti sedang membutuhkan pertolongan. Semoga saja Angga cepat pulang dan aku bisa menemui Qinan, pasti dia sedang bersedih. Gumam Ferdi dengan raut wajah yang terlihat sedang gelisah.
"Kamu kenapa Fer gelisah gitu, sedang memikirkan seseorang atau..
"Atau memikirkanmu kapan kamu akan segera menikah dan memberiku keponakan yang cantik dan akan ku jadikan permaisuri ku "puas," ucap Ferdi melanjutkan kalimat Angga yang langsung terpotong oleh Ferdi begitu saja, dan membuat Angga tertawa hingga terpingkal pingkal.
"Hahahahaha,, mengerikan sekali hayalan kamu Ferdi," Ucap Angga disertai senyuman yang puas.
"Sudah lah Fer, bisa bisa keriting rambutku jika harus mendengar penuturanmu yang selalu kita buat bahan ejekan." Ucap Angga memincingkan alisnya.
Angga dan Ferdi sudah seperti saudara sendiri, susah senang mereka hadapi bersama.Ferdi sudah tidak mempunyai seorang ibu, begitu juga dengan Angga, tetapi Angga mempunyai seorang adik laki laki meski hanya adik angkat. Namun Angga tetap menyayanginya, beda dengan Ferdi yang sebenarnya mempunyai adik kandung namun telah hilang dan belum dapat ditemukan. Mereka bertahan sendiri karena kedua nya memiliki alasan masing masing, sebenarnya keduanya ingin segera menikah namun perasaan tidak bisa dibohongi jika mereka menutupi perasaannya.
"Ferdi aku pulang dulu, terimakasih untuk hari ini kamu sudah membuatku tertawa puas. Dan sekalian aku mau pamit besok aku mau pergi ke Amerika ada kerjaan yang harus aku tangani, karena adikku masih tahap belajar untuk mempelajari tentang perusahaan. Jadi aku harus ikut turun tangan, aku titip ayahku fer, sering seringlah maen kerumah dan ajaklah ayahmu agar suasana tetap hangat." Ucap Angga.
"Tega kamu ya Angga, mengumpulkan para jomblo dalam satu rumah." Jawab Ferdi dengan dibuat ketus. sedangkan Angga hanya tertawa terpingkal pingkal lagi, karena Angga baru sadar jika ayahnya dan ayah Ferdi begitu juga dengan Ferdi sama sama melajang. Fikir Angga dengan tawanya.
"Tidak masalah nanti jika aku pulang dari Amerika aku pastikan akan membawa bidadari untukmu fer,kamu dirumah jangan resah." Goda Angga.
"Bidadari berbentuk boneka maksud kamu, ciiiih." Jawab Ferdi dibuat ketus.
"Ah sudah lah aku pamit dulu Ferdi, perut ku sudah sakit menahan tawa darimu." Ucap Angga.
"Baik lah Angga, hati hati diperjalanan, semoga kamu pulang membawa keberhasilan." Ucap Ferdi.
Setelah kepergian Angga Ferdi teringat akan Qinan. Ferdi langsung pergi mencari keberadaan Qinan namun Ferdi tidak menemukannya. Disaat Ferdi melihat sosok Qinan mata Ferdi memandanginya dengan perasaan curiga. Pelan pelan Ferdi menghampiri Qinan dan mendengarkan pembicaraan Qinan.
"Rasain kamu Qinan, baru tahu rasa kamu kan, bagaimana rasanya kena amuk oleh sahabat tuan muda.Memangnya enak,, sebentar lagi kamu akan segera dipecat dan tidak ada lagi sainganku untuk mendekati tuan muda disini. Selamat ya akan jadi pengangguran." Ucap salah satu karyawan yang dari dulu yang tidak menyukai Qinan yang tidak lain adalah Heni.
Sedangkan Qinan hanya diam dan pasrah jika keputusan pahit yang akan Qinan dapati. Karena Qinan sadar bahwa Qinan sudah melakukan kesalahan yang fatal, mungkin jika Qinan berhati hati mungkin tidak akan terjadi hal seperti tadi. Fikir Qinan dalam keadaan sedih.
"Ehem ehem, kalian masih mau bertahan disini atau ingin cepat dipecat dari restauran ini." Ucap Ferdi dengan serius, para karyawan lainnya langsung pindah tempat dan langsung menyibukkan diri masing masing, sedangkan Qinan masih dalam diamnya karena sudah pasrah jika harus dipecat.
"Kamu mau dipecat atau minta dipindah bagian perawat orang tua." Ucap Ferdi disamping telinga Qinan, sedangkan Qinan kaget dengan ucapan Ferdi. Qinan langsung berbalik arah dan kedua bola mata Qinan terbelalak yang dihadapannya adalah Ferdi.
"Kak Ferdi," eeeemmm maksud saya tuan,, eemm pak bos." Jawab Qinan dengan gugup.
"Panggil saja semuanya sekalian tukang sayur apa tukang bakso disebut juga." Ucap Ferdi dengan senyum jailnya.
"Kamu sudah saya pecat bekerja di restauran ini. Sekarang posisi kamu bekerja di rumahku merawat ayah ku, karena aku akan beralih sibuk di perusahaan. Jsdi restauran sudah saya serahkan kepada asisten ku, ini alamat yang harus kamu tuju, awas jangan sampai nyasar dirumah pria yang sudah kamu tumpahkan minuman di jas nya."
Ucap Ferdi sambil menakuti.
"Tapi, apa Qinan bisa merawat orang tua, sedangkan Qinan belum terbiasa." Jawab Qinan lesu.
"Tenang ayahku masih bisa beraktifitas seperti biasa hanya saja ayahku kadang pemalas untuk mandi untuk olahraga bahkan makan dan yang lainnya,tidak usah takut dirumah banyak pelayan." Ucap Ferdi.
"Baik," jawab Qinan singkat.
Qinan pergi dan membantu teman temannya menyelesaikan pekerjaan. Qinan masih terbayang bayang akan pekerjaan yang diberikan Ferdi. Ingin menolak tetapi Qinan masih membutuhkan pekerjaan, dengan berat Qinan menerima tawaran dari Ferdi. Dari pada tidak bekerja sama sekali, Qinan harus menerimanya. Fikir Qinan.
Selesai beres beres Qinan menemui sahabatnya yang tidak lain adalah Bela, karena Bela selalu ada untuk Qinan dalam keadaan sedih maupun senang.
"Bela, maafkan aku ya jika aku besok sudah tidak bisa bekerja disini lagi, aku akan pindah tempat. Tapi kita masih bisa untuk berbagi kabar maupun untuk bertemu. Terimakasih ya Bel, selama ini kamu selalu ada waktu untukku disaat aku sedang susah maupun senang, tapi kebanyakan susahnya. Maafkan aku ya Bel," Ucap Qinan sedih.
"Kamu mau pindah kerja dimana Qinan, apa kamu dipecat oleh tuan muda. Tidak adil namanya Qin, sebenarnya kamu jatuh bukan ulah kamu tetapi ada seseorang yang melakukannya. Apa perlu aku mengatakannya kepada tuan muda, agar kamu tidak dipecat. Disini kan banyak CCTV jadi mudah untuk memberikan bukti untuk tuan muda Qin, dan kamu tidak jadi dipecat." Ucap Bela meyakinkan. Namun Qinan tetap dengan keputusan Ferdi yang diberikan.
"Tidak perlu kok Bela, biarlah nanti juga akan ada balasannya. Karena aku dipecat bukan berarti aku kehilangan pekerjaan tetapi justru aku masih mendapatkan pekerjaan, mulai besok aku sudah bisa bekerja dirumah tuan muda. Aku disuruh merawat ayah nya tuan muda, karena tuan muda sudah tidak lagi di restauran ini, tetapi di perusahaannya." Jawab Qinan.
"Apa Qin, yang benar saja kamu, jadi tuan muda sangatlah kaya raya. Tapi kenapa tuan muda berpenampilan tidak menunjukkan bahwa dia seorang pengusaha. Pantas saja kemarin yang kamu siram juga kelihatannya orang besar bukan orang sembarangan. Wah kamu sangat beruntung Qin bisa bekerja dirumah seorang pengusaha besar." Ucap Bela dengan perasaan senang.
"Tapi kamu jangan bilang kepada yang lainnya jika aku bekerja dirumah tuan muda." Ucap Qinan memohon.
"Tenang saja Qinan semua baik baik saja, aman." Ucap Bela meyakinkan.
Pekerjaan Qinan sudah terselesaikan, waktu sudah malam dan menandakan waktunya para karyawan untuk pulang, Qinan pun langsung bersiap siap untuk pulang, sebelum pulang Qinan ingat sesuatu yaitu pesan ibunya. Bahwa Qinan pulang harus membawa uang, sedangkan Qinan lupa untuk meminta gajihnya dulu karena Qinan harus mendapati masalah jadi lupa akan pesan ibunya.
Aduh kenapa aku harus lupa, padahal aku mau minta izin sama kak Ferdi untuk meminta gajihnya dulu, bagaimana nasibku nanti ketika sampai rumah. Pasti akan kudapati hukuman yang menyedihkan. Gumam Qinan dengan perasaan gelisah.
"Qinan," ucap Ferdi menemui Qinan.
"Ada apa kak? " jawab Qinan kaget.
"Ini gajih kamu di restauran." Untuk gajih merawat ayahku setelah kamu lolos dari seleksi. Ucap Ferdi Mengerjai.
"Terimakasih kak, bukannya bulan ini belum ada satu bulan Qinan bekerja lalu kenapa uangnya banyak sekali. Kakak tidak menyogok Qinan kan," Ucap Qinan penasaran.
Tidak Qinan, itu gajih dan pesangon. Karena kamu sudah bekerja sangat lama di restauran kakak. Ucap Ferdi meyakinkan.
"Terimakasih kak, kalau begitu Qinan pamit pulang kak, selamat malam."
Ucap Qinan.
"Hati hati jangan ngebut ngebut naik motornya." Ucap Ferdi menasehati.
"Baik kak, bye bye.." jawab Qinan.
Perasaan Qinan sangat lega, karena akhirnya pulang tidak dengan tangan hampa, justru pulang membawa hoki. Fikir Qinan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
uangnya jgan ksih ke ibuk semua Qinan...pesangonmu disimpen buat tabunganmu...cukup gajimu saja....plis thor jgan bikin emosi ya 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
2023-06-10
0
Asih Ningsih
angga pasti kakaknya zio n bentar lg mereka akan brtemu lg.
2022-08-09
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
kasian Qinan uang gajihnya di hambur hamburkan
2022-05-13
0