Malam yang ditunggu Ferdi pun telah tiba, Qinan yang sedari tadi hanya bengong memikirkan perjodohan yang tidak diinginkannya. Seraya ingin berteriak namun tidak kuasa karena posisi sedang dirumah orang lain, Ferdi yang keluar dari pintu kamar melihat Qinan yang sedang melamun.
"Qinan, kamu sedang ada masalah?" ucap Ferdi mengagetkan.
"Tidak Kak, Qinan hanya sedang memikirkan setelah selesai kuliah mau kerja di mana.." itu saja sih yang sedang Qinan fikirkan." Jawab Qinan bohong.
"Ooooh kakak kira sedang memikirkan sesuatu yang susah untuk dipecahkan, kalau mau bekerja tinggal masuk saja di kantor kakak," ucap Ferdi.
"Terimakasih, kakak selalu menolong Qinan disaat sedang ada masalah,maafkan Qinan jika selalu merepotkan kak Ferdi," jawab Qinan.
"Jangan berlebihan karena kita dilahirkan ke Dunia ini harus saling tolong menolong," tutur Ferdi.
"Malam ini kak Ferdi serius nih mau makan malam bersama sahabat kakak dan juga Qinan," tanya Qinan.
"Kakak kan sudah bilang tadi sore untuk mengajakmu makan malam bersama sahabat kakak dan kamu bersedia, kan?" jawab Ferdi meyakinkan.
"Tapi Qinan malu jika nanti di asingkan," ucap Qinan lesu.
"Kenapa mesti malu dengan sahabat kakak? " sudah lah ayo kita berangkat keburu sahabat kakak pulang karena terlalu lama menunggu kita. Karena tadi kakak sudah bersusah payah untuk membujuknya, jadi kita harus menggunakan kesempatan emas ini dengan baik." Jawab Ferdi meyakinkan.
"Baik lah sekarang giliran Qinan membalas budi kepada kak Ferdi." Ucap Qinan.
Ditepi Danau sahabat Ferdi sedang menunggu lumayan cukup lama, karena ketidaksabarannya sahabat Ferdi ingin beranjak pergi meninggalkan Danau.
"Sebenarnya Ferdi serius apa tidak sih.... perasaan sudah cukup lama aku menunggunya, tetapi kenapa sudah jam segini belum juga sampai," ucap sahabat Ferdi sedikit kesal karena sifatnya yang tidak suka menunggu.
"Sepertinya tuan Ferdi baru sampai," jawab supir.
"Dengan siapa dia kemari, apakah Ferdi sedang mau pamer denganku kalau dia sudah mempunyai pasangan,Ciiih menyebalkan." Gerutu sahabat Ferdi dan didengar oleh supirnya. Sedangkan supirnya hanya senyum senyum melihat ekspresi Tuan nya.
Langkah Ferdi pun semakin dekat dan sahabatnya mulai mengingat siapa yang sedang berjalan beriringan dengan Ferdi. Tiba tiba setelah saling tatap menatap keduanya berteriak, yang satu ketakutan sedangkan yang satu kemarahannya muncul.
"Kamu." ucap sahabat Ferdi.
"Kamu." ucap Qinan.
Keduanya mengatakan sesuatu yang sama dan membuat keduanya salah tingkah, sedangkan Qinan hanya mengumpat dibalik tubuh Ferdi yang tinggi dan macho.
"Kalian berdua sangat cocok dan serasi, yang satu penakut dan yang satunya menakutkan." Ucap Ferdi meledek.
"Apa....?" ucap Qinan dan sahabatnya Ferdi bersamaan.
Sedangkan Ferdi hanya tertawa puas melihat sahabatnya dan Qinan seperti Tommy and Jerry. Fikir Ferdi dengan senyum puasnya.
"Angga... Qinan.... sudah lah jangan berantem, aku sengaja mengajak kalian berdua makan malam bersama agar saling menghibur maupun terhibur. " Ucap Ferdi dengan senyum jailnya.
"Kalian berdua itu sangat serasi dan sangat lah cocok, karena sama sama menyebalkan." Ucap Angga ketus.
Sedangkan Ferdi hanya tersenyum melihat Angga bisa bicara duluan tanpa harus diminta.
Ciiih hanya tersenyum. Gumam Angga.
Setelah itu Angga mendorong kursi roda yang diduduki oleh Angga dan menuju ke tepi Danau. Ferdi yang sengaja mengajak Angga supaya suasa hatinya tidak berkecamuk dan tidak membuatnya minder, Angga pun menurut ajakan Ferdi.
Ferdi, Angga maupun Qinan menikmati makan malam bersama, namun tidak bagi Angga rasa kesalnya dengan Qinan masih melekat diingatannya. Begitu juga dengan Qinan rasa takutnya masih menyelimuti fikirannya, selalu terngiang disetiap ucapan Angga yang membuat hati Qinan masih kesal.
Suasana dibuat sunyi semuanya diam tanpa ada sepatah kata pun dari mereka bertiga, Ferdi akhirnya memecahkan kesunyian diantara mereka berdua Qinan dan Angga.
"Habis ini kita jalan jalan mengitari Danau ini bagaimana?" ucap Ferdi.
"Tidak." ucap Qinan dan Angga serempak.
Ferdi hanya tertawa mendapati jawaban yang sama.
"Kalian kompak sekali, menjawab pertanyaanku saja selalu bersamaan." Goda Ferdi.
"Diam." ucap mereka berdua lagi.
Ferdi sekarang hanya tersenyum menatap Qinan dan Angga, sedangkan Angga dan Qinan dibuat kikuk, lalu Ferdi mendorong kursi roda dan mengajak mereka jalan jalan, Sembari bercerita dan menjahili Qinan dan Angga.
Terlihat diwajah Angga tidak menunjukkan sikap Angkuhnya meski masih terlihat menakutkan jika menatapnya. Setidaknya Ferdi sudah berusaha agar Angga tidak dalam dilema nya karena terlalu setres memikirkan kondisinya saat ini,waktu telah berlalu Angga memintanya untuk segera pulang, Ferdi pun mengiyakan.
"Kamu tidak usah meminta supirmu untuk menjemput, biarkan aku yang mengantarkan mu bagaimana? " Titah Ferdi.
"Tidak perlu fer," aku sudah menghubungi supirku, lebih baik kamu antar wanita ini karena tidak baik seorang wanita pulang larut malam." Jawab Angga datar.
"Baik lah, aku akan menunggu supirmu datang kemari, setelah itu baru aku pulang." Ucap Ferdi.
Setelah supir Angga datang lalu mereka saling berpamitan untuk pulang dan melajukan mobilnya kerumah masing masing.
Qinan telah sampai didepan rumah Ibu Leni. Sedangkan Ferdi langsung pulang karena waktu sudah hampir larut malam. Setelah mobil Ferdi tidak terlihat Qinan pelan pelan melangkahkan kakinya agar tidak terdengar oleh Meika maupun ibu nya, karena takut tersandung Qinan menyalakan lampu ruang tamu dan betapa terkejutnya melihat Baju pengantin tergeletak diatas meja. Kedua bola mata Qinan benar benar terbelalak antara sedih dan bingung, perasaan bahagianya hilang seketika. Ingin berontak namun tidak kuasa, karena semua telah dikendalikan oleh ibu Asuhnya. Qinan tidak mempunyai cara lain selain mengiyakan, meski dengan terpaksa Qinan menuruti kemauan Ibu nya. Qinan menganggap pernikahan yang akan disegerakan untuk balas budi karena mungkin dengan cara ini yang bisa Qinan lakukan.
"Sudah pulang," ucap Ibu Leni mengintimidasi.
"Sudah bu," jawab Qinan singkat.
"Masuk kamar lalu istirahatlah karena dua hari lagi pernikahanmu akan segera dilangsungkan, untuk kuliah dan bekerja distop dulu,dan kamu jangan khawatir setelah menikah kamu masih bisa untuk mebyelesaikan kuliahmu, tetapi soal untuk bekerja kamu harus berhenti karena kamu sudah menjadi istri orang lain dan kamu harus melayani suami kamu." Ucap Ibu Leni.
Tanpa sepatah katapun Qinan masuk kamar dengan tubuh yang lunglai dan menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur dengan perasaannya yang berkecamuk ingin rasanya marah namun tidak kuasa. Qinan hanya menangisi keadaannya yang begitu malang akan perjalanan hidupnya, mimpi yang sudah di dusun dengan rapih kini seakan menjadi robekan robekan yang tidak berguna.
Apakah ini sudah menjadi takdirku dengan mimpi yang penuh kepalsuan, tidak dapatkah aku gapai walau hanya satu mimpi saja yang aku harapkan. Haruskah semuanya menjadi sia sia, satu demi satu mimpiku hilang,dan bahkan tidak ada sisa satupun untukku bermimpi menjadikanku tersenyum. Gumam Qinan dengan perasaan putus asa dan air mata yang berjatuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Lagian kamu Qinan..ngapain ngak kbur keluar dri rumah itu...emosi jg lama" lihat kelakuanmu..baik sih baik tpi sayang diri sendiri ngak kmu lindungi..kabur dri rmh ...cri kos" san
2023-06-10
0
Asih Ningsih
kmu gak harus bls budi Qinan krn selama ini kmu yg bekerja keras n cuma numpangvtidur aja
2022-08-10
0
Milhiyah
Ibu asuh yg kurang ajar.....memanfaatkan anak asuh jadi mesin pencari uang 😰😰😰
2022-07-12
0