BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA

Aku menundukkan kepala, tanganku mengepal di atas lutut. Ini bukan hanya tentang Aisyah. Bukan hanya tentang keputusan yang kuambil. Ini tentang bagaimana aku, sebagai seorang ayah, telah menghancurkan kepercayaan anakku sendiri.

Aku pikir, aku bisa mengendalikan semuanya. Aku pikir, aku bisa menjalani ini tanpa melukai siapa pun. Tapi kenyataannya? Aku telah membuat luka yang mungkin tak akan pernah bisa sembuh.

Dan saat ini, aku merasa tidak ada lagi kata-kata yang bisa memperbaiki semuanya.

Saat aku hendak beranjak dari ruang tamu, mataku menangkap sosok Aisyah yang berdiri tak jauh dariku. Tatapannya dingin, penuh penilaian, dan mungkin juga kekecewaan.

Dia melangkah mendekat, lalu tanpa ragu berkata, “Kamu tahu, Reza? Kamu bukan hanya suami yang buruk, tapi juga ayah yang sangat jahat di mata kedua putri kita.”

Aku terdiam, dadaku terasa semakin sesak.

Aisyah melanjutkan dengan suara tajam, “Sampai-sampai Safira, anak kita, bisa mengatakan kalau dia nggak mau menikah nanti. Dia takut bertemu laki-laki seperti kamu. Kamu tahu seberapa dalam luka yang kamu berikan padanya?”

Aku menelan ludah, mencoba mencari kata-kata untuk membela diri, tapi tidak ada. Semua yang Aisyah katakan benar.

Aku bukan hanya menyakiti Aisyah. Aku juga menghancurkan kepercayaan anakku sendiri.

Aku menghela napas berat. “Aku nggak pernah bermaksud buat nyakitin mereka, Aisyah…”

Aisyah tertawa sinis. “Nggak pernah bermaksud? Tapi lihat hasilnya, Reza. Safira nggak hanya kehilangan kepercayaannya padamu, tapi juga pada pernikahan. Kamu telah membuat anak kita melihat pernikahan sebagai sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang hanya akan membawa luka.”

Aku meremas tanganku, tak tahu harus berkata apa.

Aisyah menatapku dengan sorot penuh luka sebelum berkata pelan, “Aku harap, suatu hari nanti, kamu benar-benar menyadari seberapa besar kerusakan yang sudah kamu buat dalam hidup anak-anak kita.”

Lalu dia pergi, meninggalkanku sendirian dalam diam, dalam perasaan yang jauh lebih menyakitkan dari apa pun.

Sebelum berbalik meninggalkanku, Aisyah menatapku sekali lagi dengan sorot mata yang tajam dan penuh ketegasan.

“Reza,” suaranya terdengar dingin, tapi juga penuh luka yang dalam. “Jangan pernah salahkan kedua anakku kalau suatu saat mereka bersikap dingin dan nggak peduli sama kamu. Kamu sendiri yang sudah menyakiti mereka.”

Aku hanya bisa diam, menahan napas, merasakan setiap kata yang keluar dari mulutnya menancap ke dalam hatiku.

Aisyah melangkah lebih dekat, lalu menambahkan dengan nada lebih tajam, “Dan satu lagi… Jangan pernah paksa anak-anakku untuk mengakui Laras sebagai ibu sambung mereka. Karena sampai kapan pun, aku nggak akan pernah sudi anak-anakku punya ibu sambung seperti dia.”

Matanya penuh kemarahan, tapi aku juga bisa melihat kepedihan di dalamnya.

Setelah mengucapkan itu, dia berbalik dan pergi, meninggalkanku sendirian dalam kehancuran yang semakin dalam. Aku tahu aku telah membuat pilihan yang aku anggap benar, tapi sekarang… aku mulai mempertanyakan semuanya.

...----------------...

Pagi ini terasa berbeda. Biasanya, setiap kali akan berangkat sekolah, kedua anakku begitu ceria. Mereka selalu berebut untuk bercerita, berbagi hal-hal kecil yang mereka alami, dan senang ketika aku mengantar mereka ke sekolah.

Tapi tidak hari ini.

Hari ini, mereka hanya diam.

Safira dan adiknya bahkan tidak melirikku sedikit pun. Mereka hanya fokus pada sarapan mereka, tidak ada percakapan hangat seperti biasanya. Tidak ada senyum, tidak ada tawa.

Aku mencoba mengajak bicara, “Safira, hari ini ada pelajaran apa di sekolah?”

Tanpa menoleh, dia hanya menjawab singkat, “Nggak tahu.”

Aku menoleh ke adiknya, mencoba mencairkan suasana. “Kamu semangat kan sekolah hari ini?”

Tapi anakku yang kecil hanya mengangguk pelan, lalu kembali menunduk tanpa sepatah kata pun.

Rasanya seperti ada tembok besar yang mereka bangun di antara kami. Tembok yang dulu tidak pernah ada.

Saat aku menawarkan untuk mengantar mereka ke sekolah, Safira hanya menjawab dingin, “Nggak usah, biar Mama aja.”

Hatiku terasa nyeri, tapi aku tidak bisa menyalahkan mereka.

Aku tahu, ini akibat dari keputusanku. Ini adalah luka yang aku sebabkan sendiri.

Dan yang paling menyakitkan adalah… aku tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya.

...****************...

Siang itu, saat aku pulang, aku terkejut melihat mobil Ayah terparkir di depan rumah. Perasaanku langsung tidak enak. Dan benar saja—begitu aku masuk ke dalam, aku menemukan Ayah dan Ibu sudah berdiri di ruang tamu… bersama Laras.

Aku menghela napas berat, berusaha menahan kekesalanku. “Ayah, Ibu… kenapa kalian bawa Laras ke sini tanpa bilang dulu ke aku?”

Ibu menatapku tajam. “Reza, kamu ini bagaimana? Laras sudah jadi istrimu, wajar kalau dia tinggal di rumah suaminya!”

“Tapi aku sudah bilang, aku belum memutuskan soal ini. Aku ingin membicarakannya dulu dengan Aisyah dan anak-anak.”

“Tunggu apa lagi?” potong Ayah dengan nada tegas. “Aisyah sudah minta cerai. Kamu nggak perlu lagi tanya pendapatnya.”

Aku mengepalkan tangan, berusaha menahan emosi. Mereka sama sekali tidak mau mendengarkan. “Ini bukan cuma soal Aisyah, Yah. Ini soal anak-anakku. Kalian lihat sendiri, mereka bahkan nggak mau bicara denganku. Aku nggak mau mereka makin terluka.”

Tapi Ibu hanya mendengus kesal. “Anak-anak itu masih kecil. Mereka nggak tahu apa-apa. Nanti juga mereka terbiasa.”

Aku menoleh ke Laras, berharap dia akan mengatakan sesuatu. Tapi dia hanya diam, berdiri di samping Ibu, tampak ragu dan gelisah.

Aku menarik napas panjang. Aku tahu, apa pun yang kukatakan, Ayah dan Ibu tetap tidak akan peduli. Mereka sudah memutuskan, dan mereka ingin aku menurut.

Dan kini, Laras sudah ada di rumah ini. Entah aku siap atau tidak. Entah anak-anakku bisa menerimanya atau tidak.

Ibu melirik sekeliling rumah, lalu bertanya dengan nada dingin, “Aisyah mana? Suruh dia siapkan makan. Laras baru saja sampai, dan kami bertiga belum makan.”

Aku terdiam. Ada kemarahan yang mendidih di dalam dadaku, tapi aku mencoba menahannya.

Sebelum aku sempat menjawab, tiba-tiba Aisyah muncul dari dapur, menatap Ibu dengan ekspresi datar. “Maaf, Bu. Saya bukan pembantu di rumah ini.”

Ibu langsung mendelik. “Aisyah, kamu itu masih tinggal di rumah ini. Setidaknya hargai tamu yang datang!”

Aisyah tersenyum tipis, tapi senyumnya penuh sarkasme. “Tamu, Bu? Laras itu istri baru anak Ibu, kan? Kalau begitu, dia sudah bukan tamu lagi. Dan maaf, saya tidak punya kewajiban melayani istri baru mas Reza.”

Aku bisa melihat rahang Ibu mengatup erat, jelas tidak terima dengan jawaban Aisyah.

Aku menghela napas dan mencoba menengahi, “Bu, biar aku saja yang siapkan makan. Aisyah nggak perlu.”

Ibu menatapku tajam, lalu mendengus kesal. “Lihat sendiri kan, Reza? Inilah wanita yang selama ini kamu bela. Dia bahkan nggak punya sopan santun sama sekali!”

Aisyah tertawa kecil, lalu melirik ke arah Laras. “Kamu sudah siap hidup di keluarga ini, Laras? Karena sepertinya mulai sekarang, kamu yang akan menggantikan tugasku.”

Setelah mengatakan itu, Aisyah berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan ruang tamu dalam keheningan yang mencekam.

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

kaykanya bnr orangtua reza ini pny penyakit jiwa namanya NPD selalu merasa benar dan selalu merasa apa yg dia katakan adalah titah yg tidak bs dibantah dan reza adalah sosok laki"yg hny pny kelamin laki"tp kelakuan macam perempuan manja yg ngak bs apa"dan ngak pny prinsip ya Allah sumpah aisyah yg waras aja bs depresi klo ttp bertahan syukurlah dia skr sdh bebas

2025-02-25

2

dyah wiryastini

dyah wiryastini

Bersyukur Aisyah lepas dari kel toxic

2025-02-25

0

Machmudah

Machmudah

crazy up Thor.....vote buatmu💪💪💪

2025-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2 BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3 BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4 BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5 BAB 5 UJIAN RIDHO
6 BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7 BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8 BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9 BAB 9 GUGAT CERAI
10 BAB 10 PERDEBATAN
11 BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12 BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13 BAB 13 PISAH KAMAR
14 BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15 BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16 BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17 BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18 BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19 BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20 BAB 20 HARUS RISEGN
21 BAB 21 MERASA KESEPIAN
22 BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23 BAB 23 DITEKAN MERTUA
24 BAB 24 MULAI RESAH
25 BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26 BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27 BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28 BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29 BAB 29 MULAI LELAH
30 BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31 BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32 BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33 BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34 BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35 BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36 BAB 36 KECEWA LAGI
37 BAB 37 PULANG KE RUMAH
38 BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39 BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40 BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41 BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42 BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43 BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44 BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45 Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46 BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47 BAB 47POV AISYAH
48 BAB 48 HAMIL
49 BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50 BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51 BAB 51 POV AISYAH
52 BAB 52 POV AISYAH
53 BAB 53 POV AISYAH
54 BAB 54 POV AISYAH
55 BAB 55 POV AISYAH
56 BAB 56 POV AISYAH
57 BAB 57 POB AISYAH
58 BAB 51 POV AISYAH 05
59 BAB 52 POV AISYAH 06
60 BAB 53 POV AISYAH 07
61 BAB 54 POV AISYAH 08
62 BAB 55 POV AISYAH 09
63 BAB 56 POV AISYAH 10
64 BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65 BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66 TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67 INGIN MENYERAH
68 ADAM BERUBAH
69 MEMBANGKANG
70 BERTEMU AISYAH
71 MERASA IRI
72 TERLALU DIMANJA
73 MEMILIH MELEPASKAN
74 ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75 BERTEMU SAFIRA
76 PAPAH BARU
77 MULAI DIABAIKAN
78 PENASARAN DENGAN SAFIRA
79 TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80 SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81 INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82 MULAI MENGANGGAP CUCU
83 TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84 TIDAK PEDULI LAGI
85 ADAM KEMBALI
86 PINDAH KOTA
87 PERGI MENJAUH
88 Endang dipoligami
89 TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90 MEMBUAT KEKACAUAN
91 REZA MULAI STERS
92 MENINGGALKAN IBU
93 POV AISYAH
94 RASA TRAUMA SAFIRA
95 WALI NIKAH
96 UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97 SAH MENJADI ISTRI
98 POV REZA
99 MERASA KESEPIAN
100 KARMA ENDANG
101 AKHIR
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2
BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3
BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4
BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5
BAB 5 UJIAN RIDHO
6
BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7
BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8
BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9
BAB 9 GUGAT CERAI
10
BAB 10 PERDEBATAN
11
BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12
BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13
BAB 13 PISAH KAMAR
14
BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15
BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16
BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17
BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18
BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19
BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20
BAB 20 HARUS RISEGN
21
BAB 21 MERASA KESEPIAN
22
BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23
BAB 23 DITEKAN MERTUA
24
BAB 24 MULAI RESAH
25
BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26
BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27
BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28
BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29
BAB 29 MULAI LELAH
30
BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31
BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32
BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33
BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34
BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35
BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36
BAB 36 KECEWA LAGI
37
BAB 37 PULANG KE RUMAH
38
BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39
BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40
BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41
BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42
BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43
BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44
BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45
Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46
BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47
BAB 47POV AISYAH
48
BAB 48 HAMIL
49
BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50
BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51
BAB 51 POV AISYAH
52
BAB 52 POV AISYAH
53
BAB 53 POV AISYAH
54
BAB 54 POV AISYAH
55
BAB 55 POV AISYAH
56
BAB 56 POV AISYAH
57
BAB 57 POB AISYAH
58
BAB 51 POV AISYAH 05
59
BAB 52 POV AISYAH 06
60
BAB 53 POV AISYAH 07
61
BAB 54 POV AISYAH 08
62
BAB 55 POV AISYAH 09
63
BAB 56 POV AISYAH 10
64
BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65
BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66
TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67
INGIN MENYERAH
68
ADAM BERUBAH
69
MEMBANGKANG
70
BERTEMU AISYAH
71
MERASA IRI
72
TERLALU DIMANJA
73
MEMILIH MELEPASKAN
74
ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75
BERTEMU SAFIRA
76
PAPAH BARU
77
MULAI DIABAIKAN
78
PENASARAN DENGAN SAFIRA
79
TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80
SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81
INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82
MULAI MENGANGGAP CUCU
83
TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84
TIDAK PEDULI LAGI
85
ADAM KEMBALI
86
PINDAH KOTA
87
PERGI MENJAUH
88
Endang dipoligami
89
TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90
MEMBUAT KEKACAUAN
91
REZA MULAI STERS
92
MENINGGALKAN IBU
93
POV AISYAH
94
RASA TRAUMA SAFIRA
95
WALI NIKAH
96
UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97
SAH MENJADI ISTRI
98
POV REZA
99
MERASA KESEPIAN
100
KARMA ENDANG
101
AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!