BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN

“Aisyah, aku ingin memberitahumu… Laras akan tinggal di sini.”

Kupikir Aisyah akan marah, akan menolak mentah-mentah. Biarpun di rumah ini masih ada hak dia dan juga anak-anak. Tapi ternyata, reaksinya sungguh di luar dugaanku.

Dia hanya menatapku sekilas, lalu kembali duduk dan merapikan piring di hadapannya. “Terserah kamu,” ucapnya datar.

Aku mengernyit. “Maksudmu?”

Aisyah menatapku dengan tatapan kosong. “Aku tidak peduli, Reza. Mau Laras tinggal di sini, mau kamu tidur sekamar dengannya, mau kalian berdua hidup sebagai suami-istri di hadapanku… Aku tidak peduli.”

Aku menelan ludah. Kata-katanya begitu dingin, seolah aku bukan lagi seseorang yang berarti baginya.

“Yang jelas,” lanjutnya, “aku tetap di sini bersama anak-anak sampai masa iddah selesai. Setelah itu, aku akan pergi. Pergi selama-lamanya dari hidupmu.”

Jantungku terasa mencelos mendengar kata-kata itu.

Aku menatapnya, mencoba mencari sedikit keraguan dalam dirinya. Tapi tidak ada. Yang kulihat hanyalah keteguhan hati seorang wanita yang sudah lelah, yang sudah benar-benar siap untuk melepaskan segalanya.

Dan untuk pertama kalinya, aku merasa bahwa perpisahan ini benar-benar nyata.

Aku masih ragu dengan reaksinya. Ini tidak seperti Aisyah yang biasanya. Aku menatapnya dalam-dalam, mencoba membaca isi hatinya.

"Aisyah, aku mau tanya sekali lagi," ujarku, suaraku lebih lembut. "Apa kamu benar-benar tidak keberatan kalau Laras tinggal di sini?"

Dia mengangkat wajahnya, menatapku dengan ekspresi datar. “Itu urusanmu, Reza,” katanya tanpa ragu. “Lagipula, aku sudah bukan istrimu lagi. Untuk apa kamu masih meminta izinku?”

Aku terdiam. Jawabannya begitu tegas, begitu dingin, dan begitu meyakinkan. Seolah-olah aku ini bukan siapa-siapa lagi baginya.

Aisyah bangkit berdiri, merapikan piringnya, lalu berkata sebelum pergi, “Lakukan apa yang kamu mau, aku tidak peduli.”

Aku hanya bisa menatap punggungnya yang menjauh, sementara dadaku terasa semakin sesak. Aku pikir aku siap menghadapi perpisahan ini, tapi entah kenapa, semakin dekat dengan akhirnya, rasanya justru semakin berat.

...****************...

Aku duduk termenung di ruang tamu, pikiranku penuh dengan berbagai hal yang baru saja terjadi. Aku mencoba memahami semuanya, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa keputusan ini benar.

Tiba-tiba, suara langkah kecil terdengar mendekat. Aku mengangkat wajah dan melihat Safira, anak sulungku, berdiri di hadapanku.

Matanya menatapku penuh kebingungan dan kesedihan. “Ayah…” suaranya lirih. “Apa benar Ayah punya wanita lain? Apa benar Ayah menikah lagi?”

Jantungku mencelos. Aku tidak menyangka akan menghadapi pertanyaan ini secepat ini. Aku ragu untuk menjawabnya, tapi aku tahu aku tidak bisa berbohong padanya.

Aku menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri sebelum berkata, “Iya, Nak… Ayah memang menikah lagi.”

Mata Safira langsung berkaca-kaca. “Kenapa, Yah?” tanyanya dengan suara bergetar. “Kenapa Ayah tega melakukan itu sama Mama?”

Aku terdiam. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Bagaimana aku bisa menjelaskan sesuatu yang bahkan aku sendiri masih berusaha meyakininya?

Aku menghela napas berat. Aku tahu aku tidak bisa menghindari ini. Pada akhirnya, aku hanya bisa meminta maaf.

“Maaf, Safira,” ucapku lirih.

Dia masih menatapku dengan mata yang mulai basah. Aku ingin menghindari pembicaraan ini, ingin melindunginya dari kenyataan yang mungkin terlalu sulit untuk dia pahami. Tapi aku tidak bisa. Apalagi Laras akan tinggal di sini. Cepat atau lambat, Safira dan adik-adiknya akan tahu segalanya.

Aku mengusap wajahku, lalu mencoba menjelaskan dengan suara pelan, “Nak, Ayah nggak pernah ingin menyakiti Mama… atau kalian.”

“Tapi Ayah menikah lagi,” potongnya, suaranya penuh luka. “Kalau Ayah nggak mau nyakitin Mama, kenapa Ayah lakukan itu?”

Aku terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Kadang… ada keputusan yang Ayah ambil, bukan karena Ayah ingin menyakiti siapa pun. Tapi karena keadaan membuatnya seperti ini.”

Safira menggeleng pelan, air matanya jatuh. “Jadi keadaan juga yang bikin Mama sedih? Yang bikin Mama mau pergi dari rumah ini?”

Aku tersentak. Kata-katanya begitu sederhana, tapi menghantamku dengan keras.

Aku ingin berkata sesuatu, ingin membela diriku sendiri, tapi entah kenapa aku tidak bisa. Karena di dalam hati, aku tahu, aku memang telah menyakiti mereka.

"Kalau begitu, Safira tidak mau menikah," lanjutnya secara tiba-tiba membuatku terpaku.

"Ma... Maksud, Safira ap?"

"Kalau aku sudah dewasa nanti," kata Safira pelan, dengan suara yang penuh kesedihan, "Aku nggak akan menikah, Yah. Aku takut nanti aku ketemu laki-laki yang sama kayak Ayah… yang bikin Mama sedih, yang nyakitin Mama."

Aku terpaku mendengar kata-kata Safira. Setiap kalimatnya seolah mengoyak hatiku lebih dalam.

Setiap kata itu terasa seperti pukulan berat yang langsung menghantam dadaku. Aku tak tahu harus berkata apa. Aku merasa seolah-olah aku telah gagal sebagai seorang ayah, sebagai seorang suami.

Aku menatap Safira, matanya yang basah dengan air mata, dan untuk pertama kalinya aku merasa seolah-olah semua yang telah kulakukan, semua keputusan yang kuambil, tidak hanya menghancurkan hubunganku dengan Aisyah, tapi juga merusak hati anak-anakku.

"Aku nggak pernah mau kamu merasa seperti itu, Safira," ucapku terbata. "Ayah… Ayah nggak mau kamu takut sama pernikahan. Ayah tahu, Ayah sudah salah, tapi Ayah… Ayah masih sayang kamu dan adik-adik."

Safira tidak menjawab, hanya menunduk, air matanya terus mengalir.

Kata-katanya menggelayuti pikiranku, dan aku merasa seolah-olah semua yang telah kulakukan telah meninggalkan luka yang begitu dalam, tak hanya pada Aisyah, tapi juga pada anak-anakku. Hancur rasanya mendengar anakku berkata seperti itu.

Safira menggeleng pelan, air matanya masih mengalir. “Kalau pun suatu saat aku menikah dan suamiku seperti Ayah,” suaranya bergetar, tapi penuh tekad, “aku nggak akan ragu untuk ninggalin dia. Aku akan bawa anak-anakku pergi… dan aku nggak akan izinkan mereka ketemu ayahnya.”

Jantungku terasa mencelos.

Aku menatapnya, berharap ada keraguan dalam ucapannya, berharap dia hanya bicara karena sedang emosi. Tapi tidak. Tatapannya penuh luka, tapi juga penuh keyakinan.

“Safira…” suaraku nyaris tak terdengar.

“Aku nggak mau anak-anakku ngerasain apa yang aku rasain, Yah,” lanjutnya. “Aku nggak mau mereka lihat ibunya sedih setiap hari. Aku nggak mau mereka belajar bahwa cinta itu menyakitkan.”

Aku mengusap wajahku dengan lelah. Aku ingin menjelaskan, ingin membela diri, tapi apa pun yang kukatakan saat ini tak akan mengubah bagaimana dia melihatku.

Aku tidak hanya kehilangan Aisyah.

Aku juga kehilangan kepercayaan anakku sendiri.

Dan itu terasa lebih menyakitkan dari apa pun.

Aku ingin mengatakan sesuatu, ingin menjelaskan, ingin menahannya agar tetap di sini dan mendengarkanku. Tapi sebelum aku sempat mengeluarkan satu kata pun, Safira sudah berbalik dan pergi meninggalkanku.

Aku hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh, langkahnya tegas, tapi aku tahu hatinya hancur.

Luka yang ia rasakan… sesakit itukah? Sampai-sampai ia tidak mau menikah jika sudah dewasa nanti? Sampai ia begitu takut akan bertemu dengan laki-laki sepertiku?

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Semoga Aisyah dan anak2nya bisa mendapatkan kebahagiaan setelah disakiti oleh Reza sebagai suami dan sebagai ayah dan semoga si Laras umpama hamil juga dikasihnya anak perempuan jgn pernah Reza dikasih keturunan laki2 jg ibunya Reza mendapatkan karma karena sdh menyakiti cucu2 nya

2025-02-24

0

Machmudah

Machmudah

buat Lara's mandul, Reza gak bisa py anak lg, mama Reza kena karma lbh sakit Dr Aisyah, Aisyah dpt pengganti lbh baik lg, kasarnya Reza itu adlh se-goblok2-nya laki2, sdh byk warning dihatinya msh saja diterjang...
yg keren si othor nya

2025-02-24

0

Innara Maulida

Innara Maulida

bodoh kmu Reza,apa y kata2 buat kamu mungkin boneka kuyang kamu,,wahhhh seru kaya nya ka ohtor kalo nanti ada kisah anak nya Reza..

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2 BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3 BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4 BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5 BAB 5 UJIAN RIDHO
6 BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7 BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8 BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9 BAB 9 GUGAT CERAI
10 BAB 10 PERDEBATAN
11 BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12 BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13 BAB 13 PISAH KAMAR
14 BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15 BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16 BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17 BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18 BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19 BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20 BAB 20 HARUS RISEGN
21 BAB 21 MERASA KESEPIAN
22 BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23 BAB 23 DITEKAN MERTUA
24 BAB 24 MULAI RESAH
25 BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26 BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27 BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28 BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29 BAB 29 MULAI LELAH
30 BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31 BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32 BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33 BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34 BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35 BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36 BAB 36 KECEWA LAGI
37 BAB 37 PULANG KE RUMAH
38 BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39 BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40 BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41 BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42 BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43 BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44 BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45 Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46 BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47 BAB 47POV AISYAH
48 BAB 48 HAMIL
49 BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50 BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51 BAB 51 POV AISYAH
52 BAB 52 POV AISYAH
53 BAB 53 POV AISYAH
54 BAB 54 POV AISYAH
55 BAB 55 POV AISYAH
56 BAB 56 POV AISYAH
57 BAB 57 POB AISYAH
58 BAB 51 POV AISYAH 05
59 BAB 52 POV AISYAH 06
60 BAB 53 POV AISYAH 07
61 BAB 54 POV AISYAH 08
62 BAB 55 POV AISYAH 09
63 BAB 56 POV AISYAH 10
64 BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65 BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66 TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67 INGIN MENYERAH
68 ADAM BERUBAH
69 MEMBANGKANG
70 BERTEMU AISYAH
71 MERASA IRI
72 TERLALU DIMANJA
73 MEMILIH MELEPASKAN
74 ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75 BERTEMU SAFIRA
76 PAPAH BARU
77 MULAI DIABAIKAN
78 PENASARAN DENGAN SAFIRA
79 TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80 SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81 INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82 MULAI MENGANGGAP CUCU
83 TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84 TIDAK PEDULI LAGI
85 ADAM KEMBALI
86 PINDAH KOTA
87 PERGI MENJAUH
88 Endang dipoligami
89 TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90 MEMBUAT KEKACAUAN
91 REZA MULAI STERS
92 MENINGGALKAN IBU
93 POV AISYAH
94 RASA TRAUMA SAFIRA
95 WALI NIKAH
96 UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97 SAH MENJADI ISTRI
98 POV REZA
99 MERASA KESEPIAN
100 KARMA ENDANG
101 AKHIR
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2
BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3
BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4
BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5
BAB 5 UJIAN RIDHO
6
BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7
BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8
BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9
BAB 9 GUGAT CERAI
10
BAB 10 PERDEBATAN
11
BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12
BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13
BAB 13 PISAH KAMAR
14
BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15
BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16
BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17
BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18
BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19
BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20
BAB 20 HARUS RISEGN
21
BAB 21 MERASA KESEPIAN
22
BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23
BAB 23 DITEKAN MERTUA
24
BAB 24 MULAI RESAH
25
BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26
BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27
BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28
BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29
BAB 29 MULAI LELAH
30
BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31
BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32
BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33
BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34
BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35
BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36
BAB 36 KECEWA LAGI
37
BAB 37 PULANG KE RUMAH
38
BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39
BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40
BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41
BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42
BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43
BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44
BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45
Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46
BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47
BAB 47POV AISYAH
48
BAB 48 HAMIL
49
BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50
BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51
BAB 51 POV AISYAH
52
BAB 52 POV AISYAH
53
BAB 53 POV AISYAH
54
BAB 54 POV AISYAH
55
BAB 55 POV AISYAH
56
BAB 56 POV AISYAH
57
BAB 57 POB AISYAH
58
BAB 51 POV AISYAH 05
59
BAB 52 POV AISYAH 06
60
BAB 53 POV AISYAH 07
61
BAB 54 POV AISYAH 08
62
BAB 55 POV AISYAH 09
63
BAB 56 POV AISYAH 10
64
BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65
BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66
TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67
INGIN MENYERAH
68
ADAM BERUBAH
69
MEMBANGKANG
70
BERTEMU AISYAH
71
MERASA IRI
72
TERLALU DIMANJA
73
MEMILIH MELEPASKAN
74
ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75
BERTEMU SAFIRA
76
PAPAH BARU
77
MULAI DIABAIKAN
78
PENASARAN DENGAN SAFIRA
79
TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80
SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81
INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82
MULAI MENGANGGAP CUCU
83
TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84
TIDAK PEDULI LAGI
85
ADAM KEMBALI
86
PINDAH KOTA
87
PERGI MENJAUH
88
Endang dipoligami
89
TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90
MEMBUAT KEKACAUAN
91
REZA MULAI STERS
92
MENINGGALKAN IBU
93
POV AISYAH
94
RASA TRAUMA SAFIRA
95
WALI NIKAH
96
UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97
SAH MENJADI ISTRI
98
POV REZA
99
MERASA KESEPIAN
100
KARMA ENDANG
101
AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!