BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH

Aku menatap ibu dengan tatapan keras, merasa sedikit kesal. “Bu, ini tidak masalah. Laras sudah berusaha.”

Ibu masih terlihat kecewa, namun dia tidak melanjutkan kata-katanya. Aku tahu dia ingin banyak hal dari Laras, tapi kenyataannya, bukan hal mudah bagi Laras untuk memenuhi semua ekspektasi dalam waktu singkat.

Aku menoleh ke Laras yang berdiri di samping meja, wajahnya tampak cemas. Aku mengangguk kecil, memberi isyarat bahwa ini sudah cukup, dan menyuruhnya duduk. Aku ingin mendukungnya, walaupun di dalam hati, aku merasa tidak nyaman dengan situasi ini.

Mungkin, aku juga harus belajar untuk lebih sabar dan tidak terlalu menuntut.

Setelah selesai makan, suasana terasa sedikit lebih tenang meskipun masih ada ketegangan di udara. Ayah dan ibu kembali berbicara, seolah-olah mereka sudah memutuskan segalanya untukku dan Laras.

"Laras, mulai sekarang kamu harus tinggal di sini,” kata ayah dengan tegas, tatapannya serius. “Sebagai istri, kamu harus melayani Reza sebagai suami. Ini sudah keputusan yang harus kamu terima.”

Aku bisa merasakan ada sesuatu yang berat di perutku mendengar kata-kata ayah. Seolah-olah semua keputusan sudah dibuat tanpa mempertimbangkan perasaan Laras atau aku lebih lanjut.

Ibu pun ikut menambahkan, “Reza, kamu harus segera memberikan Laras anak, terutama anak laki-laki, agar bisa meneruskan garis keluarga kita. Itu hal yang penting. Jangan tunggu lama.”

Aku merasa seperti ada beban besar yang tiba-tiba dijatuhkan di atas pundakku. Sementara aku mengangguk pelan sebagai jawaban, aku tahu bahwa ini bukanlah keputusan yang bisa aku buat dengan mudah. Memang, aku ingin mempunyai anak lagi, tapi aku juga tahu betapa besar tekanan yang diberikan ibu dan ayah kepada kami, apalagi kepada Laras.

Laras hanya diam di sampingku, tampak sedikit cemas dan bingung dengan apa yang sedang dibicarakan. Aku bisa melihatnya menatapku, seolah mencari dukungan, dan aku merasa seakan-akan ini adalah ujian besar untuk kami berdua.

Namun, dengan tekad yang semakin kuat, aku tahu bahwa kami harus menghadapi ini bersama. Aku akan berusaha menjadi suami yang baik untuk Laras, meski tantangan dan harapan dari orang tua semakin terasa berat.

Saat aku membawa Laras ke kamar yang sudah kusiapkan, aku bisa melihat ekspresi herannya. Ini bukan kamar utama yang dulu pernah aku tempati bersama Aisyah, melainkan kamar lain yang lebih kecil. Laras berhenti di ambang pintu, menatapku dengan ragu.

“Kenapa kamarnya di sini?” tanyanya pelan, matanya menatapku penuh tanda tanya.

Aku menghela napas, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Aku pikir ini lebih baik,” jawabku singkat. “Aku ingin kita mulai semuanya dari awal, tanpa bayangan masa lalu.”

Laras tidak langsung menjawab. Aku bisa melihat dia berusaha mencerna jawabanku. Aku tahu ini pasti terasa aneh baginya, tapi aku juga tidak ingin langsung membawanya ke kamar utama. Di sana terlalu banyak kenangan bersama Aisyah, dan aku sendiri belum siap menghadapi itu.

Dia melangkah masuk, melihat sekeliling. Kamar ini memang tidak sebesar kamar utama, tapi cukup nyaman. Aku sudah menyiapkan semuanya, memastikan dia tidak akan merasa diabaikan.

“Aku harap kamu bisa betah di sini,” ucapku akhirnya.

Laras mengangguk pelan, tapi aku tahu ada banyak pertanyaan yang tidak dia lontarkan. Aku pun memilih untuk tidak menjelaskannya lebih jauh. Biarlah waktu yang menjawab semuanya.

Aku menatap Laras yang masih berdiri di ambang pintu, seolah ragu untuk melangkah masuk ke dalam kamar yang sudah kusiapkan. Aku bisa memahami perasaannya, tapi untuk saat ini, aku tidak ingin menjelaskan terlalu banyak.

"Bereskan barang bawaanmu dulu," ucapku sambil melirik koper yang ia bawa. "Setelah itu, istirahatlah. Nanti aku akan membicarakan hal yang lebih penting denganmu."

Laras menatapku sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan. Tanpa banyak bicara, ia mulai membuka kopernya dan mengeluarkan barang-barangnya satu per satu. Aku memperhatikannya sekilas sebelum memutuskan untuk meninggalkannya sendiri.

Aku tahu, ada banyak hal yang harus kami bicarakan. Tentang Aisyah, tentang pernikahan ini, tentang bagaimana kami harus menjalani kehidupan ke depan. Tapi untuk sekarang, aku ingin memberinya waktu untuk menyesuaikan diri dulu.

Saat aku melangkah keluar dari kamar Laras, mataku tanpa sadar tertuju pada pintu kamar yang ditempati Aisyah. Pintu itu tertutup rapat, seolah menjadi batas yang jelas antara aku dan dirinya.

Aku berdiri di sana beberapa detik, menatap pintu itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada keinginan besar untuk mengetuknya, melihat wajah Aisyah, berbicara dengannya, bahkan sekadar mendengar suaranya. Tapi aku sadar, aku sudah bukan siapa-siapa lagi baginya.

Dulu, kamar itu adalah tempat di mana aku dan Aisyah berbagi banyak cerita, tawa, juga pertengkaran. Tapi sekarang, di balik pintu itu, ada seseorang yang telah memutuskan untuk pergi dariku. Seseorang yang tidak lagi ingin melihatku sebagai suaminya.

Aku mengepalkan tangan, mencoba menahan perasaan yang berkecamuk. Aku tahu ini salahku, aku tahu semua yang terjadi adalah akibat dari keputusan yang kuambil sendiri. Tapi tetap saja, kenyataan ini terasa lebih menyakitkan daripada yang kubayangkan.

Dan aku memilih untuk melangkah pergi. Tidak ada gunanya berdiri di sini lebih lama. Aisyah telah memilih jalannya, dan aku harus menerima konsekuensinya. Walaupun sulit, aku harus belajar untuk melepaskan.

Sore itu, aku mengajak Laras ke ruang keluarga. Aku duduk di sofa, sementara Laras duduk di seberangku dengan ekspresi yang masih terlihat canggung. Aku tahu, semua ini terasa tiba-tiba baginya, tapi aku tidak ingin ada kesalahpahaman di antara kami.

"Ada hal penting yang harus kita bicarakan," kataku tegas. "Aku ingin rumah tangga ini berjalan dengan baik, tanpa masalah di kemudian hari. Untuk itu, ada beberapa peraturan yang harus kamu pahami dan patuhi."

Laras menatapku dengan bingung, tapi tetap mengangguk pelan. Aku memberikan sebuah buku catatan dan pena kepadanya. "Ketik atau tulis semua yang aku katakan. Aku ingin kamu benar-benar mengerti dan tidak ada alasan untuk melanggar."

Dia mengambil alat tulis itu dengan ragu. Aku pun mulai menjelaskan, "Pertama, sebagai istriku, kamu harus menghormati orang tuaku, seperti Aisyah dulu. Apa pun yang mereka katakan, kamu harus mendengarkan dan menaatinya."

Laras hanya diam, tapi aku bisa melihat dari ekspresinya bahwa dia tidak nyaman dengan peraturan ini. Aku mengabaikannya dan melanjutkan, "Kedua, kamu tidak boleh membantah keputusanku. Aku kepala rumah tangga, dan segala sesuatu yang aku putuskan harus kamu terima."

Tangannya sedikit gemetar saat menulis, tapi aku tetap melanjutkan, "Ketiga, jangan pernah membandingkan dirimu dengan Aisyah. Aku tidak ingin mendengar perbandingan antara kalian berdua. Kamu adalah kamu, dan dia adalah dia."

Aku berhenti sejenak, menatap Laras yang kini menunduk. "Keempat, aku ingin kamu segera hamil. Ini bukan sekadar keinginan, tapi kebutuhan. Aku ingin memiliki anak laki-laki untuk meneruskan keluargaku."

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

emang dianggap laras mesin produksi pencetak anak laki2

2025-03-21

0

dyah wiryastini

dyah wiryastini

Kalau ga punya anak atau anak nya perempuan dicerai donk

2025-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2 BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3 BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4 BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5 BAB 5 UJIAN RIDHO
6 BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7 BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8 BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9 BAB 9 GUGAT CERAI
10 BAB 10 PERDEBATAN
11 BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12 BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13 BAB 13 PISAH KAMAR
14 BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15 BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16 BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17 BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18 BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19 BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20 BAB 20 HARUS RISEGN
21 BAB 21 MERASA KESEPIAN
22 BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23 BAB 23 DITEKAN MERTUA
24 BAB 24 MULAI RESAH
25 BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26 BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27 BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28 BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29 BAB 29 MULAI LELAH
30 BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31 BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32 BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33 BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34 BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35 BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36 BAB 36 KECEWA LAGI
37 BAB 37 PULANG KE RUMAH
38 BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39 BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40 BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41 BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42 BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43 BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44 BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45 Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46 BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47 BAB 47POV AISYAH
48 BAB 48 HAMIL
49 BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50 BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51 BAB 51 POV AISYAH
52 BAB 52 POV AISYAH
53 BAB 53 POV AISYAH
54 BAB 54 POV AISYAH
55 BAB 55 POV AISYAH
56 BAB 56 POV AISYAH
57 BAB 57 POB AISYAH
58 BAB 51 POV AISYAH 05
59 BAB 52 POV AISYAH 06
60 BAB 53 POV AISYAH 07
61 BAB 54 POV AISYAH 08
62 BAB 55 POV AISYAH 09
63 BAB 56 POV AISYAH 10
64 BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65 BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66 TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67 INGIN MENYERAH
68 ADAM BERUBAH
69 MEMBANGKANG
70 BERTEMU AISYAH
71 MERASA IRI
72 TERLALU DIMANJA
73 MEMILIH MELEPASKAN
74 ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75 BERTEMU SAFIRA
76 PAPAH BARU
77 MULAI DIABAIKAN
78 PENASARAN DENGAN SAFIRA
79 TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80 SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81 INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82 MULAI MENGANGGAP CUCU
83 TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84 TIDAK PEDULI LAGI
85 ADAM KEMBALI
86 PINDAH KOTA
87 PERGI MENJAUH
88 Endang dipoligami
89 TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90 MEMBUAT KEKACAUAN
91 REZA MULAI STERS
92 MENINGGALKAN IBU
93 POV AISYAH
94 RASA TRAUMA SAFIRA
95 WALI NIKAH
96 UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97 SAH MENJADI ISTRI
98 POV REZA
99 MERASA KESEPIAN
100 KARMA ENDANG
101 AKHIR
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2
BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3
BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4
BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5
BAB 5 UJIAN RIDHO
6
BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7
BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8
BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9
BAB 9 GUGAT CERAI
10
BAB 10 PERDEBATAN
11
BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12
BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13
BAB 13 PISAH KAMAR
14
BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15
BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16
BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17
BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18
BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19
BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20
BAB 20 HARUS RISEGN
21
BAB 21 MERASA KESEPIAN
22
BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23
BAB 23 DITEKAN MERTUA
24
BAB 24 MULAI RESAH
25
BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26
BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27
BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28
BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29
BAB 29 MULAI LELAH
30
BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31
BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32
BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33
BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34
BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35
BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36
BAB 36 KECEWA LAGI
37
BAB 37 PULANG KE RUMAH
38
BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39
BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40
BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41
BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42
BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43
BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44
BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45
Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46
BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47
BAB 47POV AISYAH
48
BAB 48 HAMIL
49
BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50
BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51
BAB 51 POV AISYAH
52
BAB 52 POV AISYAH
53
BAB 53 POV AISYAH
54
BAB 54 POV AISYAH
55
BAB 55 POV AISYAH
56
BAB 56 POV AISYAH
57
BAB 57 POB AISYAH
58
BAB 51 POV AISYAH 05
59
BAB 52 POV AISYAH 06
60
BAB 53 POV AISYAH 07
61
BAB 54 POV AISYAH 08
62
BAB 55 POV AISYAH 09
63
BAB 56 POV AISYAH 10
64
BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65
BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66
TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67
INGIN MENYERAH
68
ADAM BERUBAH
69
MEMBANGKANG
70
BERTEMU AISYAH
71
MERASA IRI
72
TERLALU DIMANJA
73
MEMILIH MELEPASKAN
74
ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75
BERTEMU SAFIRA
76
PAPAH BARU
77
MULAI DIABAIKAN
78
PENASARAN DENGAN SAFIRA
79
TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80
SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81
INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82
MULAI MENGANGGAP CUCU
83
TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84
TIDAK PEDULI LAGI
85
ADAM KEMBALI
86
PINDAH KOTA
87
PERGI MENJAUH
88
Endang dipoligami
89
TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90
MEMBUAT KEKACAUAN
91
REZA MULAI STERS
92
MENINGGALKAN IBU
93
POV AISYAH
94
RASA TRAUMA SAFIRA
95
WALI NIKAH
96
UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97
SAH MENJADI ISTRI
98
POV REZA
99
MERASA KESEPIAN
100
KARMA ENDANG
101
AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!