BAB 11 MENCOBA MENAHAN

Aku menghela napas panjang. “Aisyah hanya menyampaikan apa yang dia rasakan. Kalau orang-orang membicarakan kita, itu karena keputusan kita sendiri, bukan karena Aisyah.”

Ibu menatapku tajam. "Jadi sekarang kamu membela dia?! Setelah apa yang dia lakukan di pesta pernikahanmu?!"

Aku menggeleng. "Aku tidak membela siapa-siapa. Tapi… aku merasa ada yang salah. Kenapa kita sampai di titik ini?"

Laras yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Bu, Yah… aku lelah. Aku ke kamar dulu.”

Aku melihat wajahnya yang kusut, matanya yang memerah. Dia juga pasti tertekan dengan semua ini.

Saat aku ingin menyusulnya, ibu menarik lenganku. "Kamu jangan sampai berubah pikiran, Reza. Kamu sudah menikah dengan Laras, dia istrimu sekarang! Jangan sampai kamu menyesal!"

Aku terdiam. Menyesal? Kenapa kata itu begitu menghantuiku sejak tadi? Kenapa aku merasa kosong di hari yang seharusnya menjadi kebahagiaanku?

......................

Malam itu, setelah pulang dari rumah orang tuaku, aku duduk di ruang tamu, menunggu Aisyah pulang. Perasaanku campur aduk—aku merasa bersalah, kecewa, dan takut kehilangan. Aku harus bicara dengannya. Aku harus mencoba memperbaiki semuanya.

Waktu terus berjalan, jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi Aisyah belum juga datang. Aku mencoba menghubunginya, tapi seperti sebelumnya, pesan-pesanku hanya centang satu.

Tak lama kemudian, suara mesin mobil terdengar dari luar. Aku segera berdiri, membuka pintu, dan melihat Aisyah turun dari mobil bersama anak-anak. Tapi berbeda dari biasanya, kali ini dia tidak sendiri. Ayah dan ibunya ikut turun, wajah mereka terlihat tegas.

Aku menelan ludah, berusaha menata kata-kata yang ingin aku ucapkan.

"Aisyah… kita perlu bicara."

Aisyah menatapku sekilas, lalu menghela napas. "Aku lelah, Reza. Besok saja."

"Tidak bisa besok, Aisyah. Aku ingin kita bicara sekarang. Aku tidak ingin kita bercerai," kataku dengan suara penuh harap.

Ayah Aisyah tiba-tiba maju selangkah, menatapku tajam. "Reza, kamu masih mau mempertahankan rumah tangga ini setelah apa yang kamu lakukan?"

Aku terdiam. "Aku… aku sadar aku salah. Tapi aku ingin memperbaikinya. Aku ingin kita tetap bersama."

Aisyah tersenyum tipis, tapi bukan senyum yang hangat seperti dulu. "Reza, kamu bilang ingin mempertahankan rumah tangga kita. Tapi pertanyaannya, rumah tangga yang mana? Yang sudah kamu bagi dengan wanita lain?"

Aku tertegun. Hatiku terasa semakin berat.

"Aku sudah mengizinkanmu menikah lagi, bukan? Aku tidak melarang, tidak menghalangi. Tapi aku juga punya hak atas kebahagiaanku sendiri, Reza," lanjutnya.

"Aisyah, aku mencintaimu…" ucapku lirih.

Aisyah tertawa kecil, tapi terdengar pahit. "Cinta? Cinta seperti apa, Reza? Cinta yang tetap memilih menyakiti meski tahu aku akan terluka?"

Aku tidak bisa menjawab.

Aisyah menoleh pada orang tuanya. "Aku akan membereskan barang-barangku malam ini. Besok pagi aku akan pergi."

Hatiku mencelos. "Aisyah, jangan lakukan ini… Kumohon."

Dia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca, tapi tetap teguh. "Reza, kalau kamu benar-benar mencintaiku, lepaskan aku. Jangan buat aku lebih menderita dari ini."

Aku mencoba maju untuk menahan tangan Aisyah, tapi sebelum aku sempat menyentuhnya, ayahnya langsung berdiri di hadapanku. Tatapan matanya tajam, penuh dengan kekecewaan.

"Jangan coba-coba menahan anakku, Reza," suaranya berat dan tegas. "Kamu sudah memilih jalanmu sendiri. Sekarang, biarkan dia memilih jalannya."

"Iya, Nak," ibunya menimpali. "Kami sudah melihat cukup banyak. Selama lima belas tahun Aisyah menjadi istrimu, dia selalu patuh, selalu menghormatimu, bahkan menghormati kedua orang tuamu lebih dari dirinya sendiri. Tapi apa yang kamu berikan sebagai balasan? Kamu biarkan dia tersakiti demi ambisi yang bahkan bukan keinginanmu sendiri."

Aku menggeleng panik. "Bukan begitu, Bu… Aku… Aku tidak ingin kehilangan Aisyah."

Ayahnya mendengus sinis. "Kalau tidak mau kehilangan, kenapa kamu memilih untuk menikah lagi? Jangan pura-pura menyesal sekarang, Reza. Laki-laki harus tegas, harus punya pendirian. Tapi kamu? Kamu bahkan tidak bisa memimpin rumah tanggamu sendiri tanpa diatur oleh orang tuamu!"

Aku menunduk, tidak bisa membantah. Kata-kata itu menusukku dalam-dalam.

"Aku hanya ingin semuanya tetap utuh," kataku lirih. "Aku kira Aisyah akan tetap bertahan, seperti dulu… seperti biasanya…"

Aisyah menatapku dengan mata yang begitu dalam, penuh luka yang selama ini mungkin sengaja tidak aku lihat.

"Kamu pikir aku tidak akan pergi, ya, Reza?" katanya pelan, tapi menusuk. "Kamu pikir aku akan terus menerima, terus bertahan meski hatiku dihancurkan berulang kali?"

Aku membuka mulut, tapi tak ada kata yang keluar.

"Aku bukan wanita yang sempurna, Reza. Tapi aku tahu satu hal—aku pantas mendapatkan lebih dari ini," lanjutnya. "Dan sekarang, aku memilih untuk pergi."

Aku merasakan dadaku semakin sesak. "Aisyah… Aku mohon…"

"Tidak ada yang perlu dimohon lagi," kata ayahnya, kini dengan suara yang lebih dingin. "Mulai sekarang, urus hidupmu sendiri, dan biarkan anakku hidup dengan tenang."

Setelah itu, tanpa menoleh lagi, Aisyah melangkah masuk ke dalam rumah untuk membereskan barang-barangnya.

Walaupun mertua sudah melarangku untuk menyusul Aisyah ke dalam kamar. Tapi tetap saja Aku ingin berbicara dengan Aisyah dan akhirnya Ibu Aisyah pun mengizinkannya.

"Biarkan dia bicara dengan Aisyah, Pak," ucapnya pelan. "Sebentar lagi mereka akan berpisah secara resmi. Setidaknya, beri mereka kesempatan terakhir untuk berbicara sebagai suami istri."

Aku menatap ibu Aisyah penuh harap. Ayahnya mendengus, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain sebelum akhirnya berjalan pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.

"Terima kasih, Bu," ucapku pelan.

Tanpa menunggu lebih lama, aku langsung melangkah menuju kamar yang selama ini menjadi tempat kami berbagi suka dan duka. Aku mengetuk pintu pelan. "Aisyah…" suaraku bergetar.

Tidak ada jawaban.

Aku menghela napas dan memberanikan diri membuka pintu. Aisyah ada di sana, sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Gerakannya tenang, seolah semua ini sudah ia persiapkan jauh-jauh hari.

"Aisyah… Jangan lakukan ini," ucapku lirih, mencoba mendekatinya.

Dia tidak menghentikan kegiatannya, bahkan tidak menoleh sedikit pun. "Reza, untuk apa kamu ke sini?" suaranya datar, tanpa emosi.

Aku menelan ludah, lalu duduk di tepi ranjang, menatap punggungnya yang terasa begitu jauh. "Aku… Aku ingin kita bicara, Aisyah. Aku tidak ingin semua ini berakhir seperti ini."

Kali ini dia berhenti, menarik napas panjang sebelum berbalik menatapku. "Tidak ingin berakhir seperti ini?" ucapnya, matanya menatapku dalam. "Lalu, kamu ingin aku tetap bertahan? Tetap menjadi istrimu sementara kamu berbagi hidup dengan wanita lain?"

Aku terdiam. Aku tidak tahu harus menjawab apa.

"Aku mencintaimu, Aisyah," kataku akhirnya, penuh dengan rasa putus asa.

Dia tersenyum miris. "Kamu mencintaiku, tapi kamu juga mencintai wanita lain. Kamu mencintaiku, tapi kamu tetap memilih menyakitiku. Kamu mencintaiku, tapi kamu membiarkan orang tuamu menentukan hidup kita."

Aku mencoba meraih tangannya, tapi dia mundur selangkah. "Jangan sentuh aku, Reza. Aku sudah selesai dengan semua ini."

Hatiku terasa begitu sakit. "Aku tahu aku salah, Aisyah… Aku tahu aku sudah menyakitimu. Tapi kumohon… beri aku kesempatan…"

Dia menatapku lama, lalu tersenyum tipis. "Kesempatan?" ucapnya pelan. "Aku sudah memberimu banyak kesempatan, Reza. Aku sudah bertahan selama ini, berharap kamu akan berubah. Tapi nyatanya? Kamu tetap memilih jalan ini."

Matanya mulai berkaca-kaca, tapi dia tetap tegar. "Kamu sudah memilih, Reza. Dan sekarang, aku juga memilih. Aku memilih untuk pergi."

Aku merasakan dadaku semakin sesak. "Aisyah… Aku mohon…"

Tapi dia hanya menggeleng pelan, lalu kembali melanjutkan membereskan barang-barangnya. "Sudah terlambat, Mas."

Terpopuler

Comments

Machmudah

Machmudah

syukak thor sm ceritanya, elegan banget....buat happy ending dgn Aisyah Dan karma buat Reza dkk

2025-02-23

1

Ais

Ais

syukurin jadi lak"kok ngak ada prinsipnya reza ini 🥵🥵🥵

2025-02-23

0

martina melati

martina melati

artiny no hp kamu sdh dblokir, reza

2025-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2 BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3 BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4 BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5 BAB 5 UJIAN RIDHO
6 BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7 BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8 BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9 BAB 9 GUGAT CERAI
10 BAB 10 PERDEBATAN
11 BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12 BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13 BAB 13 PISAH KAMAR
14 BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15 BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16 BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17 BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18 BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19 BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20 BAB 20 HARUS RISEGN
21 BAB 21 MERASA KESEPIAN
22 BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23 BAB 23 DITEKAN MERTUA
24 BAB 24 MULAI RESAH
25 BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26 BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27 BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28 BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29 BAB 29 MULAI LELAH
30 BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31 BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32 BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33 BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34 BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35 BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36 BAB 36 KECEWA LAGI
37 BAB 37 PULANG KE RUMAH
38 BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39 BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40 BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41 BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42 BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43 BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44 BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45 Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46 BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47 BAB 47POV AISYAH
48 BAB 48 HAMIL
49 BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50 BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51 BAB 51 POV AISYAH
52 BAB 52 POV AISYAH
53 BAB 53 POV AISYAH
54 BAB 54 POV AISYAH
55 BAB 55 POV AISYAH
56 BAB 56 POV AISYAH
57 BAB 57 POB AISYAH
58 BAB 51 POV AISYAH 05
59 BAB 52 POV AISYAH 06
60 BAB 53 POV AISYAH 07
61 BAB 54 POV AISYAH 08
62 BAB 55 POV AISYAH 09
63 BAB 56 POV AISYAH 10
64 BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65 BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66 TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67 INGIN MENYERAH
68 ADAM BERUBAH
69 MEMBANGKANG
70 BERTEMU AISYAH
71 MERASA IRI
72 TERLALU DIMANJA
73 MEMILIH MELEPASKAN
74 ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75 BERTEMU SAFIRA
76 PAPAH BARU
77 MULAI DIABAIKAN
78 PENASARAN DENGAN SAFIRA
79 TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80 SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81 INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82 MULAI MENGANGGAP CUCU
83 TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84 TIDAK PEDULI LAGI
85 ADAM KEMBALI
86 PINDAH KOTA
87 PERGI MENJAUH
88 Endang dipoligami
89 TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90 MEMBUAT KEKACAUAN
91 REZA MULAI STERS
92 MENINGGALKAN IBU
93 POV AISYAH
94 RASA TRAUMA SAFIRA
95 WALI NIKAH
96 UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97 SAH MENJADI ISTRI
98 POV REZA
99 MERASA KESEPIAN
100 KARMA ENDANG
101 AKHIR
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1 MEMINTA IZIN MENIKAH LAGI
2
BAB 2 DOSA YANG DISEMBUNYIKAN
3
BAB 3 DESAKAN SEMAKIN KUAT
4
BAB 4 KEMBALINYA AISYAH, TAPI BUKAN YANG SAMA
5
BAB 5 UJIAN RIDHO
6
BAB 6 TIDAK ADA CINTA
7
BAB 7 TANDA TANGAN IZIN MENIKAH
8
BAB 8 SEMAKIN DINGIN
9
BAB 9 GUGAT CERAI
10
BAB 10 PERDEBATAN
11
BAB 11 MENCOBA MENAHAN
12
BAB 12 TUNGGU MASA IDDAH SELESAI
13
BAB 13 PISAH KAMAR
14
BAB 14 TERLALU MENUNTUT
15
BAB 15 LARAS PLIN PLAN
16
BAB 16 KEKECEWAAN SEORANG ANAK PEREMPUAN
17
BAB 17 LARAS TINGGAL BERSAMA
18
BAB 18 TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI AISYAH
19
BAB 19 HARUS MENJADI ISTRI YANG PATUH
20
BAB 20 HARUS RISEGN
21
BAB 21 MERASA KESEPIAN
22
BAB 22 HARUS MENJADI SEORANG ISTRI
23
BAB 23 DITEKAN MERTUA
24
BAB 24 MULAI RESAH
25
BAB 25 AISYAH SERING KELUAR
26
BAB 26 MASA IDDAH SELESAI
27
BAB 27 TERLALU BANYAK ATURAN
28
BAB 28 LARAS MENJASI STERS
29
BAB 29 MULAI LELAH
30
BAB 30 SINDROM 1000 WAJAH
31
BAB 31 MENERIMA KENYATAAN
32
BAB 32 TIDAK MAU MENERIMA TAKDIR
33
BAB 33 APAKAH ITU ANAK REZA?
34
BAB 34 TIDAK MAU MENERIMA CUCU
35
BAB 35 TITIP KE PANTI ASUHAN
36
BAB 36 KECEWA LAGI
37
BAB 37 PULANG KE RUMAH
38
BAB 38 PERGI MENEMUI AISYAH
39
BAB 39 TAK MENDAPAT IZIN BERTEMU
40
BAB 40 PEKERJAAN SEMAKIN BERANTAKAN
41
BAB 41 MASALAH TERUS DATANG
42
BAB 42 MEMBUAT KERICUHAN
43
BAB 43 MENGINCAR HARTA WARISAN
44
BAB 44 BISNIS MULAI HANCUR
45
Bab 45 GENG SOSALITA ENDANG
46
BAB 46 PERSETERUAN MANTU DAN MERTUA
47
BAB 47POV AISYAH
48
BAB 48 HAMIL
49
BAB 49 PULANG KE RUMAH ORANGTUA
50
BAB 50 MENGALAMI TEKANAN EMOSIONAL
51
BAB 51 POV AISYAH
52
BAB 52 POV AISYAH
53
BAB 53 POV AISYAH
54
BAB 54 POV AISYAH
55
BAB 55 POV AISYAH
56
BAB 56 POV AISYAH
57
BAB 57 POB AISYAH
58
BAB 51 POV AISYAH 05
59
BAB 52 POV AISYAH 06
60
BAB 53 POV AISYAH 07
61
BAB 54 POV AISYAH 08
62
BAB 55 POV AISYAH 09
63
BAB 56 POV AISYAH 10
64
BAB 57 IKUT CAMPUR URUS ANAK 05
65
BAB 58 PENYESALAN MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI 06
66
TERLALU DALAM URUSAN ANAK
67
INGIN MENYERAH
68
ADAM BERUBAH
69
MEMBANGKANG
70
BERTEMU AISYAH
71
MERASA IRI
72
TERLALU DIMANJA
73
MEMILIH MELEPASKAN
74
ADAM MASUK RUMAH SAKIT
75
BERTEMU SAFIRA
76
PAPAH BARU
77
MULAI DIABAIKAN
78
PENASARAN DENGAN SAFIRA
79
TIDAK ADA REZA DI HATI SAFIRA
80
SAFIRA ENGGAN BERTEMU AYAHNYA
81
INGIN MENGEMBALIKAN ADAM
82
MULAI MENGANGGAP CUCU
83
TIDAK MAU MENGAKUI SEBAGAI NENEK
84
TIDAK PEDULI LAGI
85
ADAM KEMBALI
86
PINDAH KOTA
87
PERGI MENJAUH
88
Endang dipoligami
89
TIDAK ADA YANG BERPIHAK
90
MEMBUAT KEKACAUAN
91
REZA MULAI STERS
92
MENINGGALKAN IBU
93
POV AISYAH
94
RASA TRAUMA SAFIRA
95
WALI NIKAH
96
UNGKAPAN RASA KECEWA SAFIRA
97
SAH MENJADI ISTRI
98
POV REZA
99
MERASA KESEPIAN
100
KARMA ENDANG
101
AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!