Bab 8-Masalah kembali terjadi

Sore itu Vivian sedang bersantai dihalaman belakang rumahnya, ia duduk di ayunan. Sambil melamun, ia memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Ia harus menjadi ibu muda dan mungkin saja putus sekolah.

Semua terus berputar-putar di kepalanya. Kemudian kejadian-kejadian yang ia alami bersama Aksel terus berputar dikepalanya seperti kaset yang rusak. Hingga seseorang memanggilnya pun tidak ia dengar.

"Vi.." Mariana menepuk pundak Vivian pelan, hingga Vivian terlonjak kaget.

"Astaga... Mama..."Vivian kaget sambil mengelus dadanya karena kaget.

"Kamu itu dipanggilin nggak nyaut, jadi Mama samperin aja kamu. Makanya jangan melamun gak baik, udah hampir gelap yuk masuk ke dalam. Kita makan malam bersama..." Vivian hanya menuruti ibunya saja.

Sehabisnya mereka makan bersama, seperti biasa mereka berbincang dan saling bercerita diruang keluarga. Christian sudah dirasa ini mungkin sudah waktunya ia buka suara akhirnya menanyakan alasan semua ini terjadi pada Vivian.

"Vi..."yang di panggil pun menoleh kearah sumber suara.

"Mungkin ini saatnya kita buka cerita ini, papa harap kamu bisa jujur sama kami, tentang apa yang terjadi sama kamu selama ini..."Christian akhirnya bertanya.

Deegh... Nyeri dan sakit menghantam dadanya itulah yang dirasakan Vivian saat ini. (Akhirnya terbuka kembali) mau tidak mau Vivian jujur kepada keduanya hari ini.

"Baiklah ini saatnya jujur pada Mama dan Papa..." ucapan Vivian sedikit terjeda dengan mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, kemudian ia melanjutkannya.

"Semua bermula saat Aku pacaran dengan Aksel diam-diam tanpa sepengetahuan Papa dan Mama... Aku minta maaf..." dengan lirih Vivian sampaikan.

"Apa! Kamu pacaran juga akhirnya hah... Hebat kamu Vi.. Mama kita kamu dirundung atau apa, ternyata kamu duluan sampah!"tekan Mariana sudah marah mendengar kalimat pertama yang dilontarkan Vivian. Hati Vivian mendengar itu sangat pilu, tapi ia tak ingin melihatkan sisi lemahnya kepada kedua orangtuanya.

"Ma... Tahan dulu emosinya ma, kita dengarkan dulu penjelasan selanjutnya..." sebenarnya Christian sudah marah tapi masih bisa ia kontrol emosinya saat ini.

"Aku pacaran bukan berarti aku menyerahkan diriku semuanya. Aku pacaran hanya ingin merasakan jatuh cinta masa remaja, tapi cinta yang kulabuhkan tersebut pada orang yang salah. Semua sikap baiknya diawal kami pacaran hanya kamuflase belaka. Ternyata dia begitu posesif padaku.... Selain itu banyak korban yang ia perbuat, selama kami menjalin hubungan. Ia tidak memperbolehkan Aku dekat dengan lelaki manapun. Bahkan sekedar melirik saja tidak diperbolehkan, sungguh Aksel sangat gila terhadapku. Pa... Ma..."Penjelasan Vivian sedikit terjeda.

"Hingga saat Aku ingin memutuskan hubunganku dengannya, dengan beraninya dia melakukan kekerasan padaku. Karena aku melawan kehendaknya, aku yang terasa tersiksa dan terikat karenanya tak bisa melawan. Pada akhirnya sekitar dua bulan yang lalu Aksel merenggut kegadisanku. Kesucianku hilang karena cemburu gila padaku. Akhirnya Aku...Akuu..."Vivian sesak nafas tak sanggup lagi melanjutkan penjelasannya.

"Sudah... Sudah cukup Nak... Maafkan Mama yang sudah menghakimi kamu dulu... Kamu tenang... Tarik nafas buang perlahan..." Mariana mencoba menenangkan dan diikuti Vivian, yang awalnya marah menjadi kepanikan luar biasa.

Bruugh... Suara terjatuh disampingnya, siapa lagi kalo bukan Christian jatuh pingsan tak bisa lagi menahan gejolak di dadanya. Mungkin saja penyakit jantungnya kambuh kembali.

"Pa..." "Papa!" teriakan Vivian dan Mariana penuh kepanikan.

"Mang... Tolong bantu saya antarkan Bapak ke Rumah Sakit. Cepat!" teriak Mariana dengan panik.

"Astaga Tuan.... Ba-baik Nyonya..." Mang Tono yang merupakan sopir pribadi dirumah itu, yang hanya diperlukan disaat tertentu saja termasuk perjalanan bisnis. Mang Tono sigap memapah Christian ke arah mobil.

Vivian yang awalnya merasakan trauma seketika hilang dengan kejadian ini. Sekejab Vivian ikut andil membantu sang Ibu yang histeris dan penuh kepanikan tersebut. Kini berbanding terbalik, ialah yang mencoba menenangkan sang Ibu.

Dalam perjalanan Mariana tidak tenang terus menangis histeris, Vivian memang merasa sakit tapi hal lebih penting membawa dirinya agar selalu waras dan sadar.

"Ma... Udah kita doakan papa baik-baik saja ya..."Vivian memeluk sang Ibu erat tak ingin siapapun memisahkan mereka.

Sesampainya di Rumah Sakit, tim medis dengan sigap menangani Christian. Akhirnya berakhir di ruang UGD.

Sembari menunggu kabar mereka selalu merapatkan doa-doa bahwa semuanya akan baik-baik saja.

(Ya tuhan, jangan kau buat kami menderita lagi. Cukup cobaan ini menjadi pembelajaran bagi kami. Jangan kau tambah lagi, kami tidak sanggup lagi) ucap Vivian dalam hati.

Hingga pintu itu terbuka, keluarlah dokter kemudian menjelaskan apa yang terjadi.

"Syukurlah pasien bisa melewati masa kritisnya, ini semua berkat pertolongan pertama yang diberikan pada pasien. Kini pasien bisa dirawat, untuk sementara waktu pasien istirahat total. Akibat guncangan emosi menyebabkan dirinya henti jantung. Efek pasca operasinya, membuat alat bantu di jantungnya menjadi terganggu. Itu saja, nanti yang lainnya saja akan pantau pasien jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi. Permisi..." penjelasan Dokter tersebut dan pamit undur diri.

Terlihat Christian seperti tertidur dira jang pasien, yang didorong oleh perawat ke ruang rawat inapnya. Setelah sampai di ruangan itu, para perawat pamit undur diri meninggalkan semua dalam keadaan baik-baik saja.

"Pa... Bangun... Mama nggak mau Papa seperti ini..."ucap Mariana yang sudah duduk di tepi ranjang sambil memeluk erat tangan suaminya itu.

"Ma... Udah ya, Mama harus istirahat juga. Nanti kalo papa bangun dan Mama sakit gimana? Papa hanya tidur karena efek obat yang diberikan dokter tadi Ma.."ucap Vivian lembut pada sang Ibu.

"In-ini beneran begitukan?"Vivian menggangguk saja. Kemudian menuntun Mariana ke ranjang khusus tamu sebelah ranjang pasien tersebut.

"Mama tidur dulu ya... Kita gantian nanti ya..."Vivian meyakinkan sang Ibu dan beruntung Mariana menurut saja.

Setelah dirasa aman, Vivian mengambil posisi dirinya untuk duduk nyaman. Karena perutnya terasa kram, yang sedari tadi dia sangat sibuk dengan apa yang terjadi saat ini. Vivian mengusap lembut perut sambil berkata dalam hati (Dek... Kamu yang kuat ya, supaya kita bisa meraih masa depan yang cerah) Vivian terus mengusap perutnya hingga kram tersebut reda.

(Aksel, Gue harus buat perhitungan sama lo. Gue pastikan Lo nggak bakalan bisa dapatin Gue dan Lo nggak bakalan tau tentang keberadaan bayi ini. Dia hanya anak Gue!) tekad Vivian penuh dendam. (Tapi apa gue bilang aja ke dia, tapi jika harus nikah sama dia gue nggak mau dan gue nggak mau lagi hidup dengannya. Hidup dengannya sama aja hidup di neraka dunia. Gue bilang ke dia hanya cukup untuk memberikan biaya untuk hidup bayi Gue. Baiklah gue harus coba itu.) setelah berbicara dengan pikirannnya sendiri akhirnya Vivian tertidur disofa yang ada diruangan itu.

Terpopuler

Comments

Zilong Epic Abadi

Zilong Epic Abadi

Wait, kenapa nih kok sampah dibilang Vivian oleh ibunya sendiri ya?

2025-02-22

9

Serenarara

Serenarara

Kelas 3 SMP gw lagi resep nonton film barbie loh. /Shy/

2025-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1-Pacar Red Flag
2 Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3 Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4 Bab 4-Berbohong
5 Bab 5-Tidak baik-baik saja
6 Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7 Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8 Bab 8-Masalah kembali terjadi
9 Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10 Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11 Bab 11-Sedikit Cerita
12 Bab 12-Melarikan Diri
13 Bab 13-Momen Manis
14 Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15 Bab 15-Hari kelulusan
16 Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17 Bab 17-Cerah dan Suram
18 Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19 Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20 Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21 Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22 Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23 Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24 Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25 Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26 Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27 Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28 Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29 Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30 Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31 Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32 Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33 Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34 Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35 Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36 Bab 36- Kai
37 Bab 37- Hidup dengan Damai
38 Bab 38- Young Mom
39 Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40 Bab 40- Seutas benang yang kusut
41 Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42 Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43 Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44 Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45 Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46 Bab 46- Kami menemukanmu
47 Bab 47- Berusaha Keras
48 Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49 Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50 Bab 50- Misterius
51 Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52 Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53 Bab 53-Vincent
54 Bab 54-Rusak
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1-Pacar Red Flag
2
Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3
Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4
Bab 4-Berbohong
5
Bab 5-Tidak baik-baik saja
6
Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7
Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8
Bab 8-Masalah kembali terjadi
9
Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11
Bab 11-Sedikit Cerita
12
Bab 12-Melarikan Diri
13
Bab 13-Momen Manis
14
Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15
Bab 15-Hari kelulusan
16
Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17
Bab 17-Cerah dan Suram
18
Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19
Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20
Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21
Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22
Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23
Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24
Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25
Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26
Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28
Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29
Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30
Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31
Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32
Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33
Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34
Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36
Bab 36- Kai
37
Bab 37- Hidup dengan Damai
38
Bab 38- Young Mom
39
Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40
Bab 40- Seutas benang yang kusut
41
Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42
Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43
Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44
Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45
Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46
Bab 46- Kami menemukanmu
47
Bab 47- Berusaha Keras
48
Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49
Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50
Bab 50- Misterius
51
Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52
Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53
Bab 53-Vincent
54
Bab 54-Rusak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!