Bab 5-Tidak baik-baik saja

"Gila... Gue ngga pernah lihat sosok kak Vivian kayak gitu, dingin bet cuy, ngeri... Dingin banget... Gue sampai hampir nggak bisa bernafas gara dia" ujar salah satu anggota osis bernama Bima yang merupakan adik kelas Vivian. Ia mengeluh tentang perubahan sikap Vivian, bersama Andi teman perjuangannya. Mereka dalam persiapan acara tersebut ditugaskan sebagai tim perlengkapan.

"Iya cuy... Udah ah biarin aja, toh kak Vivian emang galak cuma sekarang agak serem aja. Hahaha" sahut Andi, "hahaha iya juga" balas Bima kembali dan melanjutkan rutinitasnya. Tanpa mereka sadari ada seseorang mendengar pembicaraan mereka dan terdiam.

"Berubah drastis dirimu karna ulahku Vi... Aku memang bodoh, maafkan aku yang tak bisa mengontrol diri maaf... " gumam pemuda itu lirih dalam hati, ya memang benar Aksel masih memantau dari jauh, sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh Vivian.

 

Tiga Minggu Kemudian

Acara Pentas Seni pun digelar, terlihat kesuksesan acara tersebut mendekati kesempurnaan. Walaupun begitu ini semua Vivian tak pernah lewatkan kesalahan sedikitpun, ia tekun dan ambisius bagaimana acara tersebut dengan lancar.

"Wah Vi... kerja bagus, kamu sangat luar biasa dalam mengatur acara ini. Ibu bangga sama kamu." ujar Bu Nina guru yang ditugaskan sebagai pembina dalam acara ini.

"Ahaha, nggak kok Buk. Ini bukan hasil kerja keras Aku aja buk, teman-teman panitia semua ikut berkontribusi. Jadi ya syukurlah acaranya berjalan dengan lancar." ucap Vivian sedikit merendah. Tapi faktanya memang hasil kerja sama lah yang membuat acara ini menjadi begitu teratur.

"Haha, iya juga ya. Tapi kamu memang calon pemimpin yang baik. Ibu suka itu, semoga sukses selalu ya..." ujar Bu Nina sambil menepuk bahu Vivian pelan dan berlalu pergi dari ruangan itu.

Vivian saat ini beristirahat di ruang Osis, karna akhir-akhir ini Vivian tubuhnya serasa lemah, letih, lesu, loyo nggak love u lagi ke Aksel. Kepala Vivian serasa mau pecah saat ini, untuk itu teman-temannya menyarakannya untuk istirahat sejenak. Biarkan semua acara tersebut menjadi tanggungjawab teman-teman yang lainnya.

Vivian menjadi gadis yang dingin, tapi teman-temannya tetap menyayanginya. Bahkan semua juniornya pun menghormati dirinya. Vivian salah satu murid teladan di sekolah ini. Walaupun masih SMP dirinya sudah memiliki bakat dan talenta luar biasa.

"Duuh perasaan gue kok nggak enak ya, ni perut kenapa serasa mual. Mungkin karna gue nggak makan teratur kali ya jadi asam lambung gue naik. Hmm... Tapi kalo disini sendiri bosan juga. Coba gue cek dulu ah acaranya, liat penampilan teman-teman oke juga tuh." Vivian berpikir sejenak dan beranjak keluar dari ruangan tersebut. Menuju ke area acara yang digelar. Ia mengambil posisi di kursi penonton.

"Benar kata gue, teman-teman sekeren ini sayang untuk dilewatkan. Kalo aja gue nggak jadi panitia mungkin gue bisa jadi model disana ya..." gumam Vivian dalam hati sambil memperhatikan murid-murid yang berlenggak-lenggok di atas panggung itu, dengan menampilkan berbagai busana kreatifnya. Vivian iri tidak bisa menjadi peserta, karena passionnya juga ada di modeling. Sebab ia sudah berkonsultasi dengan guru BK(Bimbingan dan Konseling) tentang karir kedepannya. Walaupun begitu, Vivian harus memilih menjadi panitia sebab ia masih menjabat Osis. Sebentar lagi serah terima jabatan kepada calon anggota baru, dan ini merupakan program kerja terakhir bagi periode mereka.

Tak terasa acara pun telah selesai, untuk pemenang dan juara pun sudah dibagikan. Kini hanya tinggal panitia untuk membereskan lokasi acara tersebut karena besok mereka mendapatkan dispensasi libur untuk merehatkan diri. Akhirnya selesai juga, mereka semua berkumpul terlebih dahulu untuk mengadakan evaluasi.

"Oke teman-teman kita ngumpul dulu di Aula ini." ucap Dandi sang ketua Osis menginterupsi. Semua pun berkumpul sesuai arahan tersebut.

"Baik kita langsung saja, tidak perlu berlama-lama karena hari bentar lagi akan malam. Jadi kita cepat saja." Dandi menjeda ucapannya lalu melanjutkannya "Pertama-tama Saya sebagai ketua Osis berterimakasih sebesar-besarnya kepada teman-teman semua yang sudah melancarkan acara ini dengan sukses seperti ini. Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa kita melakukan sebuah acara bersama-sama dengan kekompakan dan inilah hasil yang dapat kita raih." ucap Dandi.

"Selain kita bekerjasama, alangkah baiknya kita memperhatikan kesehatan kita sendiri. Kita boleh sibuk, boleh mengutamakan tanggungjawab. Tapi yang namanya kesehatan tidak bisa kita abaikan. Benar begitu Vivian?" ujar Dandi kembali dan kini diambil alih Vivian.

"Ahaha iya Dan, kita tidak bisa mengabaikan kesehatan kita sendiri. Saya minta maaf atas kecerobohan saya soal kesehatan saya kepada teman-teman semua. Untuk itu di acara mendatang tidak ada kejadian seperti ini. Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan bagaimana dengan Zidan selaku ketua pelaksana acara ini?" Vivian yang sesara di sindir oleh Dandi mengakui kesalahannya, kemudian pembicaraan itu terus berlanjut tanpa adanya ketegangan dan diakhiri dengan pamitan satu sama lain.

"Oke guys, gue cabut dulu jemputan gue dah datang bye.. Semuanya..." Vivian akhirnya berpamitan meninggalkan yang lainnya, yang sedang masih menunggu jemputan mereka masing-masing.

"Bye kak..." ujar para junior Vivian

"Bye Vi..." ujar teman-teman seangkatan Vivian

"Hati-hati dijalan Vi... See U Next Time" dan ucap Dandi sebagai penutup

Mereka saling melambaikan tangan, dan Vivian menghilang dihadapan mereka semua.

 

Sesampainya di rumah Vivian segera bergegas ke kamarnya, untuk mengeluarkan isi perutnya yang sudah ia tahan sejak tadi.

"Huek... Huek... Huek" Vivian meringis dan pucat menahan rasa pahit dilidahnya.

"Kenapa siih, kok bisa aku jadi selemah ini. Apa jangan-jangan..." Tersadar Vivian langsung membuka hpnya untuk mengecek kalender bulanannya.

Deeggh... Bagai sambaran petir, Vivian merasakan tidak beres di tubuhnya. Ia telat datang bulan, segera Vivian bertukar pakaian dan keluar rumah menggunakan motor yang ada dirumahnya. Ia segera menuju ke Apotik.

Sesampainya di apotik

"Cari apa dek?" tanya apoteker tersebut.

"Hmm saya mau beli tes pack mbak" jawab Vivian sedikit malu.

"Oh pasti untuk mamanya ya, sebentar mbak ambilin dulu ya..." apoteker tersebut mengambil barang tersebut, Vivian langsung membayarnya dan langsung menuju rumahnya.

Kebetulan hari ini rumah sedang sepi, tidak ada orang yang akan bertanya dan cerewet pada Vivian. Segera Vivian menuju kekamar mandi untuk mengecek dirinya. Sesuai instruksi Vivian mengikuti langkah-langkah yang ada di kemasannya.

Setelah ditunggu beberapa saat ...

"Ya tuhaan, aku harus bagaimana ini hiks..." tangis Vivian pecah sembari memegang alat yang tadi ia beli, melihat hasilnya Vivian kecewa dan hatinya berkecamuk. Ini awal perubahan kehidupan Vivian secara drastis itu dimulai.

Terpopuler

Comments

mur:ciyuah

mur:ciyuah

kasian kamu vi..

2025-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1-Pacar Red Flag
2 Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3 Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4 Bab 4-Berbohong
5 Bab 5-Tidak baik-baik saja
6 Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7 Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8 Bab 8-Masalah kembali terjadi
9 Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10 Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11 Bab 11-Sedikit Cerita
12 Bab 12-Melarikan Diri
13 Bab 13-Momen Manis
14 Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15 Bab 15-Hari kelulusan
16 Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17 Bab 17-Cerah dan Suram
18 Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19 Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20 Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21 Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22 Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23 Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24 Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25 Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26 Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27 Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28 Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29 Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30 Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31 Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32 Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33 Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34 Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35 Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36 Bab 36- Kai
37 Bab 37- Hidup dengan Damai
38 Bab 38- Young Mom
39 Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40 Bab 40- Seutas benang yang kusut
41 Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42 Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43 Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44 Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45 Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46 Bab 46- Kami menemukanmu
47 Bab 47- Berusaha Keras
48 Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49 Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50 Bab 50- Misterius
51 Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52 Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53 Bab 53-Vincent
54 Bab 54-Rusak
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1-Pacar Red Flag
2
Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3
Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4
Bab 4-Berbohong
5
Bab 5-Tidak baik-baik saja
6
Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7
Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8
Bab 8-Masalah kembali terjadi
9
Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11
Bab 11-Sedikit Cerita
12
Bab 12-Melarikan Diri
13
Bab 13-Momen Manis
14
Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15
Bab 15-Hari kelulusan
16
Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17
Bab 17-Cerah dan Suram
18
Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19
Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20
Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21
Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22
Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23
Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24
Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25
Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26
Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28
Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29
Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30
Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31
Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32
Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33
Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34
Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36
Bab 36- Kai
37
Bab 37- Hidup dengan Damai
38
Bab 38- Young Mom
39
Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40
Bab 40- Seutas benang yang kusut
41
Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42
Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43
Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44
Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45
Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46
Bab 46- Kami menemukanmu
47
Bab 47- Berusaha Keras
48
Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49
Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50
Bab 50- Misterius
51
Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52
Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53
Bab 53-Vincent
54
Bab 54-Rusak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!