Bab 9-Pertemuan tak sengaja

Keesokan harinya Christian sudah siuman, dirinya cukup lemah tapi kata dokter tidak perlu dikhawatirkan. Christian hanya butuh istirahat maksimal dan mengontrol emosi saja. Vivian hari ini berencana membuat perhitungan dengan Aksel. Ia pamit pada Mariana dan Christian dengan alasan ke sekolah karena ada beberapa hal yang hal ia urus. Sebenarnya ada termasuk menemui Aksel, tapi ia sempat ragu. Tapi kepercayaan dan teguh pendirian Vivian akan berani menemui Aksel.

Di sisi lain.

Seorang pemuda duduk di ruangan gelap dan mencekam. Keadaan pemuda tersebut tidak baik-baik saja. Sejak kehilangan sang pujaan hati, dirinya seperti tidak ada gairah hidup. Cukup memprihatinkan, ditambah dengan keadaan kesehatannya memburuk. Sejak dua bulan yang lalu dirinya selalu mual, muntah kehilangan selera makan dan sensitif dengan bau-bau menyengat. Itu sungguh menyiksakan baginya.

Aksel pemuda itu kini berada dikamarnya. Minggu ini adalah hari-hari dimana semua siswa kelas 3 mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Akhir Sekolah, tapi inilah yang terjadi pada pemuda itu.

Tok...tok...tok... Terdengar ketukan dari balik pintu kamarnya.

"Tuan Muda, ini sarapannya Saya bawakan" pelayan itu sudah masuk mengantarkan makanan untuk Aksel seperti biasanya.

"Pergi! Gue bilang pergi! Buang makanan itu! Gue nggak butuh itu, yang Gue butuh kembalikan Vivian kepelukan Gue!" teriak Aksel dengan mata yang merah tajam menatap pelayan itu. Pelayan itu ketakutan tak berani membantah bahkan langsung keluar begitu saja.

Prang... Bunyi nampan jatuh, alhasil semua makanan itu berserakan dilantai kamar itu.

"Aaaakh.... Kenapa? Kenapa? Kenapa Lo ninggalin Gue Vi... Hiks...Hiks..."teriak Aksel kembali dan diakhiri isakan pilunya.

Wajah Aksel lebih tirus dari 2 bulan yang lalu, tidak ada makanan yang cocok untuknya. Terakhir dirinya dirawat hanya diberikan cairan infus sebagai sumber tenaganya saat ini. Setelah 2 hari dirumah dirinya tak ingin makan makanan apapun.

Orangtuanya pasrah, tidak tau lagi harus melakukan apa. Sebab keduanya tau Aksel yang sangat terobsesi dengan gadis bernama Vivian, yang mereka tau dia salah satu siswa yang berprestasi dan sudah 2 bulan izin mengatakan dirinya sakit. Keduanya sempat curiga bahwa pelakunya adalah Aksel. Tapi setelah mendapatkan informasi terkait kondisi yang terjadi mereka tidak menyalahkan Aksel, itu murni dia sakit. (Jelas-jelas karna ulah anak kalian).

"Pa... Gimana ini? Aksel nggak mau makan, kondisinya semakin memburuk apa sebaiknya kita rehabilitasi saja? Mama nggak tega Pa..."ucap Olivia ibu dari Aksel.

"Nggak! Nggak bakalan Papa izinin! Anak kita tidak gila, kamu tau itukan..."jawab Alexander ayah dari Aksel.

Alexander Maximus seorang paling tersohor di kota ini. Ia merupakan pebisnis yang paling ditakuti oleh lawannya. Alexander sendiri tak segan-segan membunuh dan menyiksa siapa saja yang main-main dengannya.

Salah satu bagian dari bisnisnya adalah Yayasan pendidikan yang salah satunya sekolah tempat Vivian dan Aksel menimba ilmu. Maka dari itu Aksel diberi hak istimewa disekolah tersebut. Murid-murid yang menjadi korban Aksel selama ia masih menjadi pacar Vivian, mereka berikan uang sebagai tebusan sebagai permintaan maaf. Tentunya dengan berbagai ancaman.

Sungguh kejam? benar memang kejam, tidak diragukan lagi bahwa sifat Aksel menurun dari Alexander Ayahnya sendiri.

Di sekolah

Vivian kembali bersekolah, setelah tubuhnya dirasa baik. Tapi semua orang tidak tau bahwa dirinya tengah mengandung. Vivian masih bisa menutupinya untuk kenyamanan bersama. Ia bertekad setelah ujian selesai ia akan menghilang dan melanjutkan hidup baru.

Sesuai tujuan awal Ia akan menemui Aksel, walaupun sebenarnya masa libur untuk mempersiapkan diri. Tapi Vivian datang untuk melengkapi tugas-tugas sekolah yang sempat tertunda, ia menyempurnakan nilai-nilai itu.

"Eh Vi... kamu udah baikan?" ujar Bu Intan wali kelas Vivian.

"Eh... Ud-udah bu..." yang sedikit terkejut karena sedari tadi, Vivian fokus mengerjakan tugas-tugas itu.

"Oh ya Vi... Hmm... kamu kan dulu pernah dekat dengan Aksel. Kamu tau keadaan Aksel nggak sekarang, sebab sejak kamu sakit diapun nggak pernah muncul lagi disekolah. Kira-kira kamu tau nggak? Kata Pak Alex sih anaknya itu lagi sakit..."ucap Bu Intan lagi, untuk memancing gosip. Seperti biasa, baik itu guru maupun murid kalo nggak ada gosip nggak indah rasanya hidupnya.

"Owh... nggak Bu..."jawab Vivian singkat cuek padahal dalam hati bertanya-tanya. (Ah... Ternyata dia nggak sekolah ya, kira-kira kenapa ya? Kalo hanya sekedar bertemu kali ini mungkin nggak bisa sih... Hmm... udah ah bodo amat) pikirnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha fokus pada lembaran-lembaran yang ada dihadapannya.

Tak terasa Vivian selesai juga menyelesaikan tugas-tugas tersebut. (Akhirnya selesai juga, syukurlah... Berarti aku nggak repot-repot lagi datang ke sekolah. Aku datang lagi saat dilaksanakan ujian saja nanti...)ucapnya dalam hati segera membereskan barang-barangnya dan pamit undur diri dari kantor guru tersebut.

Dugh... "Awh... Stt..." suara Vivian meringis tak sengaja menabrak orang didepannya hingga terjatuh.

"Ups sorry, gue nggak sengaja, Lo nggak papa?" ujar seorang pemuda didepannya, sambil mengulurkan tangannya

"Eh... Udah nggak papa kok, makasii ya"Vivian masih merasakan perutnya kram dan menyambut uluran tangan tersebut.

Pemuda tersebut masih melihat dengan seksama wajah Vivian, terlihat sedikit pucat "Lo... Vivian bukan?" tanyanya. "Iya, kalo lo?" jawab Vivian menoleh sedikit mengadahkan kepalanya melihat wajah orang di depannya. Terasa familiar tapi Vivian tidak mengingat nama pemuda tersebut.

"Gue Kai, Lo bisa panggil itu. Tapi lo beneran nggak papa kan?"tanya Kai lagi.

"Iya Gue nggak papa kok, cuma lemes aja dari tadi belum makan Gue."jawab Vivian seadanya.

"Kebetulan Gue mau ke kantin mau bareng nggak? Gue traktir, anggap aja sebagai permintaan maaf Gue ke Lo. Gimana?"ajak Kai pada Vivian. Vivian yang masih trauma menatap aneh ke arah Kai.

Kai yang tak merasa enak sedikit canggung "Eeh... Gue nggak maksud apa-apa, Gue tulus kok. Ayoo..."ucap Kai sambil menarik pelan tangan Vivian, yang ditarik pun hanya bisa terbengong-bengong dan melihat ke arah telinga dan kuduk Kai yang memerah.

(Hihi... Cowok ini lucu juga...) ucap Vivian dalam hati mengikuti langkah Kai.

Di Kantin

"Lo mau pesen apa? Sekalian Gue pesenin Lo duduk disini aja dulu..."tanya Kai mereka sudah duduk disalah satu meja yang ada di kantin tersebut.

"Ehm... Gue mau mie ayam pake bakso aja deh"ucap Vivian cepat dan langsung Kai memesan pesanan mereka berdua.

Tak lama yang dipesen pun datang, Vivian sedari tadi ngiler langsung menambahkan cabe sebanyak-banyaknya. Kai yang menatap ngeri-ngeri sedap, pasalnya itukan sangat pedas lidahnya bisa terbakar jika memakan itu.

"Lo yakin makan itu?"tanya Kai menatap ngeri melihat Vivian bersiap menyantapnya.

Belum sempat masuk ke mulut Vivian menjawab "Yakin lah, lo mau?"Vivian menyodorkan mie ayamnya ke Kai.

"Eeh, nggak usah Lo makan aja, Gue punya sendiri kok. Kita kan mesennya sama"jawab Kai cepat dan memakan mie ayam miliknya.

Terlihat Vivian makan dengan lahapnya, walaupun bercucuran keringat tapi dirinya masih memakannya dengan sangat cepat.

Glek... Kai bisa merasakan betapa pedasnya makanan tersebut.

Setelah beberapa saat kemudian, mereka pun selesai makan dan beranjak dari kantin tersebut.

"Makasih ya, udah traktir Gue. Kapan-kapan Gue juga bakalan traktir Lo. Yaudah itu jemput Gue dah datang, Gue duluan ya Kai"ujar Vivian kemudian menjauh dan ketika kendaraannya melaju Vivian sempat melambaikan tangan ke arahnya, tentu saja Kai membalasnya.

Setelah ditinggal, Kai pun sedikit terdiam entah apa dipikirannya kali ini.

Terpopuler

Comments

Bidak Catur

Bidak Catur

Serem juga papanya Aksel, nggak kebayang Ibunya pasti tersiksa kaya Vivian deh, bahkan bisa jadi lebih parah dari itu...🤔(jidi pinisirin.../Hey/)

2025-02-23

9

Harmoni_ny

Harmoni_ny

Kai sepertinya...

2025-02-23

9

lihat semua
Episodes
1 Bab 1-Pacar Red Flag
2 Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3 Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4 Bab 4-Berbohong
5 Bab 5-Tidak baik-baik saja
6 Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7 Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8 Bab 8-Masalah kembali terjadi
9 Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10 Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11 Bab 11-Sedikit Cerita
12 Bab 12-Melarikan Diri
13 Bab 13-Momen Manis
14 Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15 Bab 15-Hari kelulusan
16 Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17 Bab 17-Cerah dan Suram
18 Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19 Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20 Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21 Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22 Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23 Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24 Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25 Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26 Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27 Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28 Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29 Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30 Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31 Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32 Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33 Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34 Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35 Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36 Bab 36- Kai
37 Bab 37- Hidup dengan Damai
38 Bab 38- Young Mom
39 Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40 Bab 40- Seutas benang yang kusut
41 Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42 Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43 Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44 Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45 Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46 Bab 46- Kami menemukanmu
47 Bab 47- Berusaha Keras
48 Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49 Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50 Bab 50- Misterius
51 Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52 Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53 Bab 53-Vincent
54 Bab 54-Rusak
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1-Pacar Red Flag
2
Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3
Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4
Bab 4-Berbohong
5
Bab 5-Tidak baik-baik saja
6
Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7
Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8
Bab 8-Masalah kembali terjadi
9
Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11
Bab 11-Sedikit Cerita
12
Bab 12-Melarikan Diri
13
Bab 13-Momen Manis
14
Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15
Bab 15-Hari kelulusan
16
Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17
Bab 17-Cerah dan Suram
18
Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19
Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20
Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21
Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22
Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23
Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24
Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25
Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26
Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28
Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29
Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30
Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31
Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32
Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33
Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34
Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36
Bab 36- Kai
37
Bab 37- Hidup dengan Damai
38
Bab 38- Young Mom
39
Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40
Bab 40- Seutas benang yang kusut
41
Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42
Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43
Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44
Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45
Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46
Bab 46- Kami menemukanmu
47
Bab 47- Berusaha Keras
48
Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49
Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50
Bab 50- Misterius
51
Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52
Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53
Bab 53-Vincent
54
Bab 54-Rusak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!