Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada

"Pa... Ini nggak mungkin kan pa?" tanya Mariana tak percaya.

"Ma, tenangkan dirimu. Apa yang kamu baca ini, nanti kita tanyakan langsung ke anak kita setelah dia sadar ya Ma..."Christian segera menenangkan Istrinya dan harus bersabar hingga Vivian siuman.

Beberapa jam setelah itu, Vivian mulai mengerjab-ngerjab kan matanya, menandakan bahwa dirinya telah siuman.

"Aaakh... Aww sttt" terdengar suara serak Vivian yang penahan sakit disekujur tubuhnya. Vivian menoleh ke sekelilingnya, yang tampak tak seperti kamarnya.

"Aku dimana..." (hmm aku ternyata di rumah sakit) sejenak Vivian terdiam, beberapa saat setelahnya Ia tersadar dan kembali murung. Ia teringat bagaimana cara menjelaskan semua ini kepada kedua orangtuanya.

(Pasti Papa dan Mama tau kebenarannya, tapi aku takut mereka semakin membenciku.) gumamnya dalam hati. Ia meraba kembali perutnya yang terasa sedikit lebih kencang dari biasanya. (Aku akan menjagamu, tenang saja. Aku selalu ada untukmu, kamu tak bersalah akan kejadian ini.) seolah menenangkan janin dalam perutnya itu.

Kamar itu tampak kosong hanya Vivian sendirian, mungkin Christian dan Mariana keluar. Tak terasa Vivian yang sedari tadi termenung, dikejutkan oleh kedua Orangtuanya.

"Syukurlah kamu sudah bangun Nak... Kamu ada yang sakit? Mana yang sakit? Masih capek? Yaudah tidur dulu kamu ya Nak..."cerocos sang Ibu yang baru saja datang langsung memeluk sang Putri.

"Benar kata Mamamu Nak, kamu harus istirahat yang banyak. Jangan sering capek ya..."disambung oleh sang Ayah.

Vivian melihat reaksi orangtuanya hanya mengerjab-ngerjab kan matanya, seolah tidak percaya dengan reaksi orangtuanya itu. "Ng-nggak Pa, Ma. Aku nggak papa kok, beneran... " Vivian meyakinkan keduanya. (Sebenarnya Papa dan Mama tau nggak ya kondisiku?)

Christian yang tau putrinya sedang bingung dengan reaksi mereka menatap sang Putri iba, sebenarnya ia ingin sekali bertanya tapi sang Putri baru saja siuman. Ia takut akan semakin mengguncang mental anaknya dan kembali drop lagi. Ada yang tersirat dari balik wajah Vivian yang lebih banyak melamun akhir-akhir ini. Pasti ada suatu yang besar yang masih ditutup rapat oleh anaknya selain tentang kehamilannya itu.

"Nak minum ini dulu ya..." Mariana memberikan air minum ke Vivian, ia menghabiskannya hingga tandas.

"Cerita sama mama, apa yang kamu rasakan saat ini?" tanyanya pada Vivian. Walaupun mereka berdua sering cekcok, tapi Mariana sangat menyayangi Putrinya itu. Sikapnya cerewet dan selalu overprotektif pada sang Putri.

"Nggak papa kok Pa, Ma. Aku udah lebih baik..." Vivian memposisikan tubuhnya dengan nyaman di ranjang itu.

"Yaudah, kamu mau makan? Nih Mama dan Papa belikan tadi kamu buah" ucap Mariana sambil menyodorkan buah yang telah ia kupas kepada Vivian.

"Mm.. Makasih Ma..." tak terasa air mata Vivian lolos begitu saja. Mungkin faktor hormon, juga digelayuti rasa bersalah yang mendalam.

"Ee... Eeh kamu kenapa sayang, jangan sedih dong..."Mariana seketika panik tiba-tiba Vivian menangis.

"Ak-Aku minta maaf pada Mama dan Papa..."Vivian tertunduk.

"Kamu bilang apa sayang, kenapa minta maaf? Hmm..."Christian sedari tadi diam akhirnya mendekat dan mengusap lembut pucuk kepala Vivian.

"Aku... Merasa sangat bersalah pada Mama dan Papa, Aku nggak bisa menjadi anak baik dan yang sangat kalian banggakan. Aku hamil Pa... Ma... Hiks..." Vivian akhirnya jujur dengan terisak mengungkapkan kebenaran itu.

Christian dan Mariana sepakat untuk tidak memperpanjang masalah ini, dan sudah menerima kabar tersebut dengan gembira, berarti sebentar lagi mereka memiliki cucu.

"Wah... Bagus dong, Ma... Sebentar lagi akan ada yang manggil kita Oma dan Opa..."respon Christian yang tidak pernah di duga Vivian sebelumnya. Sangat menyambut kehadiran anaknya itu.

"Beneran sayang? Selamat ya, kamu harus jaga kesehatan, jangan stress dan jaga pola hidup sehat agar nutrisi anak kamu tercukupi ya..."Mariana menyambut dengan hangat dengan menyampaikan beberapa wejangan.

Sesaat Vivian menatap heran respon kedua orang tuanya, biasanya para orang tua sangat membenci apa yang tengah menimpa dirinya. Tapi lihatlah kedua orangtuanya masih saja bersikap lembut dengan kasih sayang padanya. Sungguh Vivian sangat bersyukur saat ini.

"Pa? Ma? Kalian nggak marah ke Aku?"tanya Vivian dengan mata berkaca-kaca.

"Marah? Tentu nggak dong sayang, ngapain marah, inikan rezki yang diberikan oleh tuhan pada kita. Malaikat kecil yang akan menambah warna dalam hidup kita nanti. Udah ya jangan nangis lagi kasihan dedek."Christian menjawab sambil menghapus airmata Vivian yang deras turun itu dengan usapan lembut. Vivian langsung memeluk Christian dengan mengeluarkan tangis pilu yang sedari tadi ia tahan akhirnya pecah.

"Cup... Cup... Cup... Jangan nangis lagi, nggak malu ya sama dedek, masa mau jadi ibu nangis kaya anak TK, tuh lihat ingusnya dah meleber tuh... Hehe"Christian mencoba menghibur Vivian sembari terkekeh untuk mencairkan suasana.

"Ish... Papa mah jahat."Omel Vivian sambil mendelik.

"Udah dong Pa, kasihan anak kita itu. Vi... Kalo ada apa-apa jangan kamu pendam sendiri ya Nak... Bilang langsung aja, ada yang mengganjal atau ada yang mau disampein bilang aja ya sama Papa dan Mama... Kami selalu ada disampingmu Nak..."ucap Mariana sambil mengusap lembut kepala Vivian, dan di balas anggukan oleh Vivian.

"Yaudah, Papa mau temui dokter dulu untuk menanyakan kondisi kamu, kapan kamu bisa pulang ya? Ma jagain Vivian dulu ya..." ucap Christian lembut sambil mengecup kepala Mariana dan Vivian secara bergantian. Dua wanita yang sangat spesial dalam hidupnya.

"Iya Pa, tanpa Papa bilang pun pasti Mama jagain kok, diakan anak aku." jawab Mariana pura-pura mendelik, disahuti kekehan Vivian melihat interaksi keduanya.

Vivian sangat beruntung sekali dan terus bersyukur dibalik kesusahannya saat ini masih ada orangtua yang selalu menguatkan dirinya.

Sepeninggalan Christian, mereka berdua pun menghabiskan waktu dengan obrolan ringan seputar perempuan, yang jarang mereka lakukan dari dulu, ini seperti momen langka bagi mereka berdua.

...****************...

Tidak terasa sudah dua minggu Vivian berada dirumah sakit untuk pemulihan, akhirnya dibolehkan pulang. Kedaan Vivian saat ini benar-benar fit, begitu juga dengan kondisi kehamilannya yang sudah 6 minggu dalam keadaan sehat. Dokter juga menyarankan Vivian diawasi semaksimal mungkin sewaktu-waktu bisa drop kembali.

Suasana damai dan tentram bagi keluarga kecil itu. Namun bagaimana dengan kebenaran yang akan disampaikan oleh Vivian nantinya. Vivian masih belum mengatakan, apa yang terjadi dan penyebab semua hal yang ia alami saat ini. Vivian masih diam dan menutup rapat kesakitannya itu.

Sebenarnya bisa saja Christian mencari tahu akar permasalahannya tapi ia lebih memilih diam dan menunggu Putrinya terbuka dan jujur pada dirinya dan Mariana.

Terpopuler

Comments

Serenarara

Serenarara

Aksel mau tanggung jawab nggak ya?

2025-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1-Pacar Red Flag
2 Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3 Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4 Bab 4-Berbohong
5 Bab 5-Tidak baik-baik saja
6 Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7 Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8 Bab 8-Masalah kembali terjadi
9 Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10 Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11 Bab 11-Sedikit Cerita
12 Bab 12-Melarikan Diri
13 Bab 13-Momen Manis
14 Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15 Bab 15-Hari kelulusan
16 Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17 Bab 17-Cerah dan Suram
18 Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19 Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20 Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21 Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22 Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23 Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24 Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25 Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26 Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27 Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28 Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29 Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30 Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31 Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32 Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33 Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34 Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35 Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36 Bab 36- Kai
37 Bab 37- Hidup dengan Damai
38 Bab 38- Young Mom
39 Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40 Bab 40- Seutas benang yang kusut
41 Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42 Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43 Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44 Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45 Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46 Bab 46- Kami menemukanmu
47 Bab 47- Berusaha Keras
48 Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49 Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50 Bab 50- Misterius
51 Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52 Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53 Bab 53-Vincent
54 Bab 54-Rusak
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1-Pacar Red Flag
2
Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3
Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4
Bab 4-Berbohong
5
Bab 5-Tidak baik-baik saja
6
Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7
Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8
Bab 8-Masalah kembali terjadi
9
Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11
Bab 11-Sedikit Cerita
12
Bab 12-Melarikan Diri
13
Bab 13-Momen Manis
14
Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15
Bab 15-Hari kelulusan
16
Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17
Bab 17-Cerah dan Suram
18
Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19
Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20
Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21
Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22
Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23
Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24
Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25
Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26
Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28
Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29
Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30
Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31
Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32
Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33
Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34
Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36
Bab 36- Kai
37
Bab 37- Hidup dengan Damai
38
Bab 38- Young Mom
39
Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40
Bab 40- Seutas benang yang kusut
41
Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42
Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43
Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44
Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45
Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46
Bab 46- Kami menemukanmu
47
Bab 47- Berusaha Keras
48
Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49
Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50
Bab 50- Misterius
51
Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52
Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53
Bab 53-Vincent
54
Bab 54-Rusak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!