Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?

Aksel yang sudah sedari tadi uring-uringan, tidak tahan. Kemudian menghampiri Dandi dan menonjok pipi Dandi hingga sudut bibir Dandi berdarah. Darah Aksel mendidih, sorot mata yang sangat tajam menunjukkan bahwa ia sudah terlalu emosi melihat kejadian tadi.

Buugh...

“Aksel, kamu apa-apaan siih!” teriak Vivian, ia terkejut atas tindakan yang Aksel lakukan kali ini.

Buugh...

Buugh...

Buugh...

Pukulan terus Aksel layangkan ke Dandi, Dandi hanya bisa menangkis dan meringis kesakitan menahan pukulan itu.

“Cukup Aksel!” teriak Vivian kembali, segera menghampiri keduanya dan melindungi Dandi bertamengkan tubuhnya

Iiiish...

Dandi meringis sambil mengelap sudut bibirnya yang robek itu.

"Dan, lo nggak papa kan, ayo kita ke UKS" tanya Vivian lalu beranjak dari ruangan tersebut menuju UKS.

Aksel memang teramat sangat kesal dan benci melihat pemandangan itu. Terutama Vivian yang sangat kentara membela Dandi yang bukan siapa-siapa baginya, begitulah pikiran Aksel saat ini.

Greep… (tangan Vivian ditahan oleh Aksel)

“Ck… Kamu apa-apaan sih sayang, jangan bawa dia, biarin aja dia begitu…”ucapnya lirih menatap Vivian.

“Lepasin apaan sih lo? Ini semua gara-gara lo, lo emang gila. Nyesal gue sudah menaruh hati pada lo selama ini.” ujar Vivian dan melepaskan genggaman tersebut.

Degh…

Kata-kata yang dilontarkan oleh Vivian saat itu, bagai luka tak berdarah menghantam relung hati Aksel saat ini. Genggaman tangan tadi memang sudah terlepas, akan tetapi Aksel masih menghalang jalan Vivian yang sedang memapah Dandi. Aksel melihat tersebut berusaha menahan emosi yang kapan saja bisa, membunuh pria tersebut.

“Ngapain lagi? Minggir lo.” Ucap Vivian kembali dan melangkah menuju UKS.

____

Selama kejadian tadi tak sedikit siswa-siswa melihat itu. Mereka sangat penasaran dengan apa yang terjadi, bagaimana tidak. Mereka terlihat seperti adegan cinta segitiga, padahal memang seperti itu, tapi diantaan mereka Vivian masih menyangkal hal ini.

Kisah ketua osis, kapten basket dan primadona sekolah, kini menjadi trending topic di kalangan sekolah termasuk guru-guru mereka. Tapi atas apa yang telah di lakukan oleh Aksel, guru tidak pernah sama sekali menegur atau memberikan sangsi. Sebab Aksel selain posisinya anak pemilik sekolah itu, dia juga murid yang sangat berprestasi. Sangat disayangkan jika, Aksel mendapat masalah yang akan berdampak pada reputasi sekolah.

Di ruang UKS

“Iiish… sakit banget, pelan-pelan Vi…” ujar Dandi meringis, saat Vivian memberi obat ke bibirnya.

“Ups, maaf Dan. Tapi gue usahakan pelan-pelan kok…” jawab Vivian sambil mengoleskan obat tersebut, dengan ekspresi kecut seolah merasakan sakit yang di rasakan oleh Dandi.

Di luar ruangan tersebut, Aksel masih saja mengikuti keduanya. Walaupun hatinya sedang tidak baik-baik saja. Bukan sekali, atau dua kali. Ini berkali-kali Aksel lakukan kesalahan yang sama, yaitu menghakimi orang tanpa bertanya terlebih dahulu. Aksel sama sekali tidak percaya apa yang dikatakan oleh orang lain. Aksel masih berpegang teguh pada egonya. Keras kepala, mau menang sendiri ini adalah julukan yang cocok untuk Aksel.

Tak berselang lama, akhirnya Vivian selesai melakukan tugasnya. Oh ya Vivian juga ketua dari ruangan ini, dia terpilih menjadi pengelola ini oleh guru pembinanya. Vivian pun segera membantu Dandi, dan meminta maaf dengan tulus atas apa yang menimpa Dandi saat ini. Semua gara-gara dia, berapa banyak lagi orang yang harus menjadi korban Aksel seperti ini.

“Dan… maaf atas semua yang menimpa lo. Gue nggak tau harus gimana lagi meminta maaf dari lo. Semua ini gara-gara gue, akibatnya Aksel mengamuk karna cemburu buta…” ucap Vivian lirih sambil menunduk, menangkupkan kedua tangannya.

“Udah nggak usah berlebih kayak gitu, lagian ngapain lo minta maaf. Ini semua gara-gara Aksel brengsek itu, benyok sudah muka gue. Berkurang sedikit kadar ketampanan gue.” ucap Dandi yang penuh gurauan. Bermaksud menghibur Vivian, tapi yang dihibur hanya diam saja.

“Ups, sorry gue terlalu banyak bicara hehe, aww… aduuh…” lanjut Dandi dan masih meringis akibat dia tertawa, menyebabkan ngilu di robekan lukanya.

“Yaudah lo istirahat ya, masalah rapat tadi kita pending dulu sampai lo benar-benar fit lagi. Gue cabut dulu ya, tenang UKS ini aman kok. Byeee” ucap Vivian akhirnya segera meninggalkan Dandi seorang di ruang perawatan itu.

Di luar ruangan, tepatnya di balik pintu Aksel sudah menatap tajam ke Vivian. Segera Aksel menariknya ke ruang olahraga, yang kebetulan kosong hari ini. Ruangan ini diurus oleh Aksel sendiri sebagai ketua dan kapten tim basket mereka.

Ceklek…

Pintu pun Aksel kunci, mereka hanya berdia dan mereka memang butuh privasi.

Vivian yang sedari tadi menahan amarah mulai melontarkan kalimat dengan keras.

“Apa-apaan lo tadi hah!” bentak Vivian sambil menarik paksa tangannya yang ada di genggaman Aksel.

“Maksud kamu apa, apanya?” Aksel sudah menjadi pura-pura amnesia. Tidak mau tau apa yang sudah terjadi.

“Jangan kamu pura-pura bodoh Sel, udah berapa kali gue bilang lo kalo ada masalah tolong bicarakan baik-baik. Bukan main pukul anak orang, lo paham nggak sih bahasa manusia?” amuk Vivian yang sudah kelewat batas.

“Hei… maksud lo apa haa, gue binatang gitu?” Aksel kembali mode buas kembali mendekat dan menyudutkan Vivian diruangan itu.

“Ya intropeksi aja sendiri, lagian ngapain lo dekat-dekat gini sih?” Vivian berusaha mendorong bobot Aksel yang besar itu, tapi tidak bisa.

Greep…

Aksel mengunci tangan Vivian ke atas, Vivian mulai berontak.

“An**g lo ya, gue bilang baik-baik lo yang nggak dengar! Gue dah bilang sebelumnya juga apapun yang terjadi gue ngga mau tau, lo sendiri ambil pilihan itu, jadi lo harus terima apa yang terjadi, tanpa menyesalinya…” ucap Aksel mulai suara beratnya.

Aksel mulai melancarkan aksinya membuka kain yang membungkus tubuh Vivian. Tangan besarnya mulai menari mengiringi alunan melodi yang tidak kedengan musiknya. Vivian sudah berusaha lepas akhirnya pasrah, daripada dia harus menerima yang lebih dari itu.

Iiish (Vivian mulai meringis, air matanya mulai mengalir)

Aksel menikmati semua itu,  memberi pelajaran untuk Vivian dan membuat tanda kepemilikannya di tubuh Vivian.

“An**g lo Aksel!” raung Vivian yang sudah tidak tahan lagi.

Plaak…

Plaak…

Plaak…

Merah-merah sudah pipi dan tubuh Vivian, akibat tamparan dari Aksel

“Apa? sakit ya sayang? lagian lo itu, udah gue larang kenapa masih ngotot sih! hmm?” ucap Aksel yang menyeringai menikmati wajah Vivian yang menahan sakit, sambil mencengkram pipi mulus Vivian sehingga menjadi mengerucut bibirnya itu. Kemudian melahap bibir tersebut dengan kasar.

Hmm…

Hmmh…

Vivian sudah mulai kehabisan nafasnya

Duugh…

Duugh…

Kembali Vivian memukul dada bidang Aksel untuk segera melepaskannya.

Aksel sendiri tidak terganggu, memang itulah tujuannya. Membuat Vivian kehabisan nafas, benar saja Vivian limbung hampir setengah sadar.

Ctaak…

Ctaak…

Pintu mulai dibuka kuncinya dari luar, secepat kilat Aksel bersembunyi dan merapikan penampilan mereka.

Terlihat beberapa murid memasukan logistik olahraga kedalam dan merapikannya. Setelah selesai mereka pun kembali menutup dan mengunci pintu tersebut. Aksel yang sedari tadi membekap Vivian akhirnya melepaskannya.

“Aksel, kali ini lo keterlaluan. Gue nggak bisa memaafkan lo kali ini. Maaf gue nggak bisa berlanjut lebih lama dalam hubungan ini…” putus Vivian final.

Deegh…

Episodes
1 Bab 1-Pacar Red Flag
2 Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3 Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4 Bab 4-Berbohong
5 Bab 5-Tidak baik-baik saja
6 Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7 Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8 Bab 8-Masalah kembali terjadi
9 Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10 Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11 Bab 11-Sedikit Cerita
12 Bab 12-Melarikan Diri
13 Bab 13-Momen Manis
14 Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15 Bab 15-Hari kelulusan
16 Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17 Bab 17-Cerah dan Suram
18 Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19 Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20 Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21 Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22 Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23 Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24 Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25 Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26 Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27 Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28 Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29 Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30 Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31 Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32 Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33 Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34 Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35 Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36 Bab 36- Kai
37 Bab 37- Hidup dengan Damai
38 Bab 38- Young Mom
39 Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40 Bab 40- Seutas benang yang kusut
41 Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42 Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43 Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44 Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45 Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46 Bab 46- Kami menemukanmu
47 Bab 47- Berusaha Keras
48 Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49 Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50 Bab 50- Misterius
51 Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52 Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53 Bab 53-Vincent
54 Bab 54-Rusak
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1-Pacar Red Flag
2
Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3
Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4
Bab 4-Berbohong
5
Bab 5-Tidak baik-baik saja
6
Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7
Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8
Bab 8-Masalah kembali terjadi
9
Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11
Bab 11-Sedikit Cerita
12
Bab 12-Melarikan Diri
13
Bab 13-Momen Manis
14
Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15
Bab 15-Hari kelulusan
16
Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17
Bab 17-Cerah dan Suram
18
Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19
Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20
Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21
Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22
Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23
Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24
Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25
Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26
Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28
Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29
Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30
Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31
Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32
Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33
Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34
Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36
Bab 36- Kai
37
Bab 37- Hidup dengan Damai
38
Bab 38- Young Mom
39
Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40
Bab 40- Seutas benang yang kusut
41
Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42
Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43
Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44
Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45
Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46
Bab 46- Kami menemukanmu
47
Bab 47- Berusaha Keras
48
Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49
Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50
Bab 50- Misterius
51
Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52
Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53
Bab 53-Vincent
54
Bab 54-Rusak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!