Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.

Masik di ruang Olahraga

Selesai mereka membereskan peralatan olahraga mereka, pintu kembali tertutup. Aksel yang sedari tadi membekap Vivian mulai melepaskan Vivian dari cengkramannnya.

Sudah dirasa aman Aksel bergerak kembali membuka pintu tersebut. Sebelum mereka keluar Vivian sedari tadi hanya diam dan penuh kekesalan yang luar biasa, akhirnya buka suara.

“Aksel, kali ini lo keterlaluan. Gue nggak bisa memaafkan lo kali ini. Maaf gue nggak bisa berlanjut lebih lama dalam hubungan ini…” putus Vivian final.

Deegh… Bagai hantaman palu besar mengenai dada Aksel, ia menggeleng lemah dan menggenggam tangan Vivian.

"Apa maksudnya Vi? Yang aku Lakukan semua hanya untukmu Vi, aku takut... Takut kamu pergi meninggalkan aku Vi..." ucap Aksel lemah.

Vivian melepaskan genggaman tersebut, "Dan kamu... kamulah yang membuat aku memutuskan hal ini. Kamu tau setiap yang kamu lakukan itu, membuat aku, aku merasa tercekik tak bisa bernafas seperti biasanya. Selama ini aku tetap bertahan, tapi akhirnya aku menyerah. Menyerah pada hubungan ini. Maaf Aksel kita putus, mari saling melupakan, menjadi teman seperti biasanya. Kita raih cita-cita dahulu, kalo kita berjodoh, kelak kita akan bertemu..." setelah menjelaskan itu, Vivian pergi dari ruangan tersebut.

"Aaaakh... B**g**t apa yang udah lo lakuin Aksel, lo bodoh! Bodoh lo jadi laki-laki!" teriak Aksel menggila setelah punggung Vivian menghilang dari hadapannya.

"Gak... Gak... Gue nggak akan biarkan lo bebas begitu saja Vi.. lo harus ada di genggaman gue, dan tak boleh lepas..." gumam Aksel pelan sembari menggenggam pecahan kaca hingga hancur.

 

Dan benar saja, Aksel memaksa Vivian untuk ikut dengannya.

'flashback off '

Kembali ke kejadian saat ini

Aksel yang sedari tadi diam masih dikuasai bara emosi yang tak terkendali. Ia berusaha meredam emosinya, beranjak menuju kamar mandi untuk mebersihkan diri, membiarkan Vivian di kasur itu dengan keadaan tangan dan kaki masih terikat.

Sepeninggalan Aksel, Vivian mulai bergerak mencoba melepaskan diri. Melihat sekelilingnya, sangat disayangkan tidak ada benda apapun itu yang bisa digunakan untuk memotong pengikat ditangan dan kakinya ini. Tak menyerah begitu saja, Vivian berjalan ke jendela dengan cara melompat.

Sudah berdiri didepan jendela tersebut ternyata sangat tinggi. Ya Aksel bukan memilih kontrakan biasa, tapi kontrakan tersebut adalah sebuah rumah bertingkat dua.

"Duuh... gimana ini aku nggak bisa kabur kalo gini..." gumam Vivian lirih.

Ceklek... Pintu kamar mandipun terbuka, melihat Aksel sudah sedikit tenang dan segar, hanya berbalutkan handuk sebatas pinggangnya.

Glek... Vivian menelan liurnya dengan susah payah, mencoba menetralkan diri. Selain tergoda apalagi tanpa sengaja ia melihat bagian bawah Aksel mengacung kearahnya. Vivian juga takut, sewaktu-waktu Aksel kambuh lagi.

"Sayang... ngapain disini..." Aksel yang sudah berada didekat Vivian, memudian menggendongnya ala bridal style.

"Aaakh..." Vivian kaget hanya bisa menundukkan kepalanya menahan malu. Mengalungkan tangan pun tak bisa, karena masih terikat, begitupun dengan kakinya.

"Kamu duduk disini dulu... kamu haus?" Aksel memang masih dalam mode lembut, inilah yang tidak bisa Vivian tolak pesona Aksel. Vivian masih menundukkan kepala menganggukkan kepala saja.

"kamu lucu dan menggemaskan sekali sayaang... aku jatuh berpuluhan kalipun, aku rela asal kamu tidak memutuskan hubungan kita. Karena kamu sudah memutuskan itu jangan salahkan aku berbuat curang padamu..." gumam Aksel dalam hati. Entah apa yang akan di rencanakan Aksel.

"Baiklah... Aku kedapur dulu, ambilin air minum untukmu" ucap Aksel langsung bergegas ke dapur.

Sepeninggaln Aksel, Vivian merenung kembali"Sebenarnya aku masih mencintaimu, tapi cintamu itu bagai racun menggerogotiku, Aku harap setelah ini kita kembali seperti biasa tanpa status pacaran dan berteman dekat saja. Aku harap kamu berubah sel..." gumam Vivian pelan sembali melihat ke langit-langit kamar Aksel.

Aksel kembali dengan segelas air minum kemudian membuka ikatan pada tangan Vivian. "Nih minumlah..." ucap Aksel dan langsung disambut dan diminum hingga tandas oleh Vivian. "Aah... makasiih..." ucap Vivian pelan. Aksel kembali ke dapur mencuci gelas tersebut, Aksel orang yang suka bersih dan rapi, sudah menjadi kebiasaannya dari dulu.

Rasa ngantuk dan panas mulai menyerang Vivian beberapa menit setelah ditinggal Aksel. "iiish. Kok panas gini siih..." Vivian membuka ikatan kakinya dan berusaha mencari remot ac di kamar tersebut. "ini udah paling dingin... kok aku masih kepanasan ya?" ucap Vivian bingung kembali. "Hoam... Mana ngantuk banget lagi." Vivian kembali ke ranjang, dan berusaha memejamkan matanya, tapi panas mendera masih saja belum terselesaikan. Keringat sudah membanjiri tubuh Vivian saat ini.

Aksel kembali masuk dan segera mengunci pintu kamar tersebut. Menghampiri Vivian yang sudah seperti cacing kepanasan, bajunya sudah compang camping. "Vi... Hei, kamu kenapa?" ucap Aksel kemudian menyentuh kening Vivian. Belum sempat Aksel mengecek kondisi tubuh itu, Vivian sudah menahan tangan tersebut dan meletakkannya di pipinya.

Terasa menyejukkan bagi Vivian. Namun apalah daya panas masih saja menggelora, Vivian tak tahan lagi membuka seragam sekolahnya dihadapan Aksel. Segera Aksel menahan aksi Vivian tersebut. "Stop, apa yang kamu lakukan Vi?" tampak Aksel kepanikan sendiri.

Vivian masih melakukan aksinya, tersisa pakaian pelindung untuk area sensitifnya, Vivian segera meraih tangan Aksel dan mencoba merayu Aksel untuk segera menyalurkan gairahnya "Sentuh Sel, Ak-Aku nggak tahan lagi.... Aahhmm" goda Vivian menahan de$4h4nnya. Aksel sudah diberi lampu hijau, melancarkan aksinya dengan m3r3m4s buah m3l0n milik Vivian "Vi... kamu mancing aku, jangan harap kamu bisa lepas dariku setelah ini..." ucap Aksel yang sudah mulai terpancing.

Vivian hanya mengangguk saja akal sehatnya sudah kabur, mengisakan gairah terpendam yang harus dituntaskan. Pada akhirnya dua sejoli tersebut melakuka. Hal yang tidak seharusnya mereka lakukan, ini menjadi titik awal masalah yang akan dihadapi Vivian di masa depan.

Selesai semua yang terjadi, Vivian tertidur pulas dan Aksel yang masih terjaga sudah berbenah diri, dan sudah memandikan Vivian sebelumnya. Aksel memang suka bersih dan anti dengan kotor. Aksel yang berkutat dengan ponselnya, melohat sekilas ke wajah Vivian yang tampak damai dalam tidurnya. "Seandainya kamu tidak seperti ini Vi... mungkin aku tak akan melakukan hal senekat ini. Percayalah aku sangat mencintai dan menyayangimu vi..." ucap Aksel dalam hati sambil menatap Vivian dengan dalam.

Ketahuilah semua yang terjadi adalah jebakan Aksel yang tidak pernah disadari oleh Vivian, Aksen cemburu buta dan menjebak Vivian yang tak berdaya. Sedangkan Vivian, ia masih mengatakan bahwa dialah bodoh dan tidak menyadari bahwa itu adalah jebakan dari Aksel. Sungguh miris, tapi Vivian yang polos tak menyadari hal tersebut.

Keesokan Paginya, Vivian terbangun dan tertunduk diam...

Terpopuler

Comments

Sierra~✧

Sierra~✧

Hai kak aku mampir,yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊

2025-02-22

3

mur:ciyuah

mur:ciyuah

kasian kamu vi...mazih necil dah kayak gitu...hancur sudah masa depanmu.....

2025-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1-Pacar Red Flag
2 Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3 Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4 Bab 4-Berbohong
5 Bab 5-Tidak baik-baik saja
6 Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7 Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8 Bab 8-Masalah kembali terjadi
9 Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10 Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11 Bab 11-Sedikit Cerita
12 Bab 12-Melarikan Diri
13 Bab 13-Momen Manis
14 Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15 Bab 15-Hari kelulusan
16 Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17 Bab 17-Cerah dan Suram
18 Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19 Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20 Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21 Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22 Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23 Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24 Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25 Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26 Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27 Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28 Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29 Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30 Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31 Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32 Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33 Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34 Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35 Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36 Bab 36- Kai
37 Bab 37- Hidup dengan Damai
38 Bab 38- Young Mom
39 Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40 Bab 40- Seutas benang yang kusut
41 Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42 Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43 Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44 Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45 Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46 Bab 46- Kami menemukanmu
47 Bab 47- Berusaha Keras
48 Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49 Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50 Bab 50- Misterius
51 Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52 Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53 Bab 53-Vincent
54 Bab 54-Rusak
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1-Pacar Red Flag
2
Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3
Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4
Bab 4-Berbohong
5
Bab 5-Tidak baik-baik saja
6
Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7
Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8
Bab 8-Masalah kembali terjadi
9
Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11
Bab 11-Sedikit Cerita
12
Bab 12-Melarikan Diri
13
Bab 13-Momen Manis
14
Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15
Bab 15-Hari kelulusan
16
Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17
Bab 17-Cerah dan Suram
18
Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19
Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20
Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21
Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22
Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23
Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24
Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25
Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26
Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28
Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29
Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30
Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31
Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32
Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33
Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34
Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36
Bab 36- Kai
37
Bab 37- Hidup dengan Damai
38
Bab 38- Young Mom
39
Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40
Bab 40- Seutas benang yang kusut
41
Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42
Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43
Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44
Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45
Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46
Bab 46- Kami menemukanmu
47
Bab 47- Berusaha Keras
48
Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49
Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50
Bab 50- Misterius
51
Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52
Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53
Bab 53-Vincent
54
Bab 54-Rusak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!