Bab 6-Seakan Dunia runtuh

"Ya tuhaan, aku harus bagaimana ini hiks..." tangis Vivian pecah melihat hasil dari alat tersebut. Menunjukkan garis dua, itu hal yang tak pernah Vivian inginkan selama ia masih sekolah, kini inilah yang terjadi.

"Ak-- Aku tidak mungkin menyembunyikan hal ini, bagaimana cara aku mengatakannya pada Papa dan Mama. Mereka pasti kecewa sama Aku. Hiks..." ucapnya lirih diiringi tangis pilu.

Vivian tak ingin larut dalam kesedihannya ia yakin ini cara tuhan membuatnya harus tetap kuat. "Oke... Baiklah aku akan akui semuanya kepada Papa dan Mama. Mau itu Papa dan Mama mau ngusir aku sekalipun Aku akan terima, Aku ikhlas..." ucapnya penuh tekad sembari menghembuskan nafas, berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Keesokan Harinya

Ting... Ting... Denting antara piring dan sendok terdengar dari dapur mereka, tampak keluarga harmonis itu menikmati sarapannya dengan hikmat. Namun ditengah-tengah hikmatnya itu, Vivian seperti tidak nyaman dan segera berlari ke wastafel dekat dapur tersebut. Ia mengeluarkan isi perut yang tak enak tersebut.

"Pa... Kenapa anak kita pa?" ucap Mariana bertanya pada sang suami, yang bertanya kondisi Vivian dengan prihatin. Karena mereka tidak dapat melihat kondisi Vivian sekarang, mereka tetap melanjutkan makannya. Namun sang Ibu khawatir, akhirnya menghampiri Vivian ke dapur. Namun tak dapat diduga-duga....

"Pa... Papa kesini pa... Vivi... Vivian anak kita Pa... Hiks...." Bu Mariana teriak histeris sambil memeluk tubuh Vivian yang tergeletak dilantai. Vivian tak kuat lagi menahan bobot badannya, akhirnya pingsan.

Dengan tergesa-gesa Pal Christian pun mengusul keduanya alhasil Pak Christian pun tidak kalah kaget dengan penampakan disana. "Ya Tuhan... Nak... bangun Nak... Ini Papa..." Pak Christian menepuk-nepuk pipi Vivian, dan melakukan upaya supaya Vivian cepat sadar. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

"Ya udah kita kerumah Ma" ucap Pak Christian dan dianggukkan oleh Bu Mariana. Akhirnya mereka semua berangkat menuju ke rumah sakit terdekat.

Dalam Perjalanan

Mobil berjalan dikendarai oleh Pak Christian sendiri. Bu Mariana masih menangis histeris dan melakukan upaya supaya putrinya itu siuman. "Ya tuhan Nak... bangun... Jangan bikin Papa dan Mama khawatir nak... Kalo kamu sakit kenapa nggak bilang-bilang ke Mama dan Papa nak... Huhuhu..." raungan Bu Mariana terdengar sangat pilu. Begitulah keduanya sangat menyayangi Vivian.

Sesampai di rumah sakit "Dok.. Suster... Tolong putri saya, dia tidak sadarkan diri!" ujar Pak Christian dengan berteriak. Penangan dilakukan cepat melalui UGD. Vivian langsung ditangani dengan sigap.

"Bapak dan Ibu tunggu diluar kami akan segera memeriksa keadaan anak Bapak dan Ibu..." ucap salah satu suster yang menanganinya dan dituruti keduanya. Mereka menunggu kabar dari hasil pemeriksaan Vivian didalam.

"Pa... Semoga Vivian baik-baik aja ya Pa..."ucap Mariana berlinang air mata. "Iya Ma... Anak kita baik-baik aja..."jawab Christian menguatkan sang istri. Tak berselang lama Dokter pun keluar dan Vivian sudah ditangani dan dibawa ke rawat inap.

"Orang tua dari saudari Vivian?"panggil sang dokter. "Saya dok..."jawab Christian cepat. "Baik, Bapak silahkan ikut ke ruangan saya..."ucap dokter tersebut dan berjalan keruangannya. "Ma kamu temani Vivian ya... Papa ikut dokter sebentar" ucap Christian sembari mengikuti langkah dokter tersebut. Mariana juga mengikuti Vivian yang dibawa ke ruang rawat inap.

Ruang Dokter

"Baik pak, perkenalkan saya Dokter Farhan."ucap dokter Farhan sembari berjabat tangan dengan Pak Christian. "Silahkan duduk pak"ucap dokter Farhan kembali untuk mempersilahkan pak Christian.

"Sebenarnya ada apa dengan Putri saya Dok?" tidak sabaran Pak Christian memulai percakapan. Dokter Farhan hanya menghela nafas panjang. "Kondisi Putri Bapak sebenarnya sangat rentan. Apa bapak tau bahwa Putri Bapak hamil?" ujar Dokter Farhan yang tak pernah diduga oleh Pak Christian.

Deeeggh.... Dada Pak Christian terasa seperti dihantam batu yang besar.

"Ap- apa maksud Dokter?"ucap Christian lirih sembari memegangi dadanya. "Maaf pak, apa bapak baik-baik saja?"dokter Farhan yang sedari tadi diam memperhatikan Pak Christian dengan raut wajah yang menyembunyikan sakitnya. "Ti- tidak Dok, Saya baik-baik saja... Lanjutkan penjelasan anda terkait Putri saya" ucap Christian kembali dengan menghela nafas panjang.

"Baik pak kalau begitu, sebenarnya putri bapak sedang hamil muda. Di usianya sekarang sangat rentan sekali dan bahkan bisa mengancam nyawanya. Usianya tidak cukup matang untuk kehamilan yang ia rasakan saat ini. Beruntung bapak dengan cepat membawa putri bapak ke Rumah Sakit. Jika tidak... entah apa lagi yang terjadi pak. Putri bapak sedang mengalami guncangan emosional dan stres akut, mungkin karena kehamilan ini pak, saya paham situasi putri bapak saat ini. Putri bapak sangat lemah saat ini, jadi saya minta bapak sebagai orang tua harus bisa menjaga kestabilan emosi anak bapak. Agar hal yang tidak diinginkan bisa kita hindari..." penjelasan Dokter Farhan yang cukup panjang, sebentar terjeda. "Saya juga sudah merujuk anak bapak ke dokter Obgyn, untuk mengetahui kondisi anak Bapak lebih lanjut. Saya harap Bapak bisa menerima rezeki yang di titipkan tuhan untuk anak bapak. Baiklah itu saja yang bisa saya sampaikan pak. Marii..."

Usai dari ruangan dokter Farhan, Christian diam membisu hatinya berkecamuk. Antara marah, sedih, takut dan juga kecewa yang bercampur menjadi satu. Disatu sisi Vivian adalah putri yang sangat ia sayangi dan ia banggakan dan di sisi lain ia tidka bisa membenarkan kenakalan yang telah Putrinya lakukan, sehingga menyebabkan hal seperti ini. Inilah yang tidak ia inginkan. Ia cukup overprotektif kepaada sang Putri tapi masih saja bisa kecolongan.

"Ya tuhaan... Apa dosa yang pernah saya lakukan sehingga engkau memberikan saya cobaan seperti ini...." Christian duduk di lorong rumah sakit itu sambil menenangkan dirinya. Dunia terasa runtuh, dirinya sangat rapuh saat ink. Dadanya serasa sakit, penyakit lamanya kambuh kembali, tapi ia harus kuat dan mencoba mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Ia harus menunggu penjelasan dari Vivian nanti.

Setelah dirasa cukup tenang Christian segera menelpon sang istri.

"Halo Ma... Papa udah selesai bicara dengan dokter, ruangan Vivian ada dimana ya Ma?"tanya Christian pada sang Istri.

"Ya Pa... Ruangan Vivian ada di ruang Anggrek No ×× dekat kamar Melati" jawab sang Istri.

"Oke ma... Papa segera datang kesana. Tunggu ya Ma..." setelah itu Pak Christian mematikan ponselnya bergegas ke ruang rawat inap Vivian.

Ruangan perawatan Vivian

Terlihat Vivian masih damai dalam tidurnya dan tangannya dialiri infus untuk menguatan tubuhnya. Vivian sekarang ini tidak baik-baik saja untuk itulah dirinya masih terlelap karena efek bius yang diberikan dokter tadi, supaya mempercepat pemulihan Vivian.

"Gimana Pa? Apa penjelasan dokter tentang Vivian Pa? Penyakit apa yang Vivian derita Pa?" rentetan pertanyaan yang dilontarkan Mariana khawatir, sedangkan yang ditanya hanya diam dan tak bisa menyampaikan apapun. Sedari ia datang dirinya hanya bisa memegang dadanya yang sakit dan terus diam dengan mata yang berkaca-kaca.

"Baiklah kalo Papa masih syok, sini biar Mama baca sendiri diagnosis Vivian Pa..."ucap Mariana mengalah, yang ia pikir suaminya sedang menenangkan diri karena syok apa yang terjadi tentang kesehatan putrinya.

Setelah membaca, lembar demi lembar tersebut, membuat Mariana marah dan matanya sangat tajam mengarah ke Vivian yang tertidur sembari bertanya "Pa... Ini nggak mungkin kan?..." tanyanya tak percaya.

Episodes
1 Bab 1-Pacar Red Flag
2 Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3 Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4 Bab 4-Berbohong
5 Bab 5-Tidak baik-baik saja
6 Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7 Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8 Bab 8-Masalah kembali terjadi
9 Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10 Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11 Bab 11-Sedikit Cerita
12 Bab 12-Melarikan Diri
13 Bab 13-Momen Manis
14 Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15 Bab 15-Hari kelulusan
16 Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17 Bab 17-Cerah dan Suram
18 Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19 Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20 Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21 Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22 Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23 Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24 Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25 Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26 Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27 Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28 Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29 Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30 Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31 Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32 Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33 Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34 Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35 Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36 Bab 36- Kai
37 Bab 37- Hidup dengan Damai
38 Bab 38- Young Mom
39 Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40 Bab 40- Seutas benang yang kusut
41 Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42 Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43 Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44 Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45 Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46 Bab 46- Kami menemukanmu
47 Bab 47- Berusaha Keras
48 Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49 Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50 Bab 50- Misterius
51 Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52 Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53 Bab 53-Vincent
54 Bab 54-Rusak
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1-Pacar Red Flag
2
Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?
3
Bab 3-Putus, menyisakan Mimpi buruk.
4
Bab 4-Berbohong
5
Bab 5-Tidak baik-baik saja
6
Bab 6-Seakan Dunia runtuh
7
Bab 7-Menerimanya dengan lapang dada
8
Bab 8-Masalah kembali terjadi
9
Bab 9-Pertemuan tak sengaja
10
Bab 10-Masih seperti bayi kecil
11
Bab 11-Sedikit Cerita
12
Bab 12-Melarikan Diri
13
Bab 13-Momen Manis
14
Bab 14-Ujian Akhir Sekolah
15
Bab 15-Hari kelulusan
16
Bab 16-Menjaga dengan Ketat
17
Bab 17-Cerah dan Suram
18
Bab 18-Kesepakatan yang ditolak
19
Bab 19- Flashback 1 (Keluarga Maximus)
20
Bab 20- Flashback 2 (Keluarga Maximus)
21
Bab 21- Flashback 3 (Keluarga Maximus)
22
Bab 22- Flashback 4 (Keluarga Maximus)
23
Bab 23- Flashback 5 (Keluarga Maximus)Alexander
24
Bab 24- Flashback 6 (Keluarga Maximus)Kejujuran
25
Bab 25- Flashback 7 (Keluarga Maximus)Pergi
26
Bab 26- Flashback 8 (Keluarga Maximus)Hilang
27
Bab 27- Flashback 9 (Keluarga Maximus)Merasa Bersalah
28
Bab 28- Flashback 10 (Keluarga Maximus)Bertemu
29
Bab 29- Flashback 11 (Keluarga Maximus)Membujuk
30
Bab 30- Flashback 12 (Keluarga Maximus)
31
Bab 31- Flashback 13 (Keluarga Maximus)Berkunjung
32
Bab 32- Flashback 14 (Keluarga Maximus)Bunga Terakhir
33
Bab 33- Flashback 15 (Keluarga Maximus)Dingin
34
Bab 34- Flashback 16 (Keluarga Maximus)Lembaran Baru
35
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
36
Bab 36- Kai
37
Bab 37- Hidup dengan Damai
38
Bab 38- Young Mom
39
Bab 39- Mengapa baru muncul sekarang?
40
Bab 40- Seutas benang yang kusut
41
Bab 41- Vivian (Flashback 1)
42
Bab 42- Vivian (Flashback 2)
43
Bab 43- Vivian (Flashback 3)
44
Bab 44- Vivian (Flashback 4)
45
Bab 45- Vivian (Flashback 5)
46
Bab 46- Kami menemukanmu
47
Bab 47- Berusaha Keras
48
Bab 48- Pilar kehidupan mulai goyah
49
Bab 49- Belum Siap Kehilangan
50
Bab 50- Misterius
51
Bab 51- Yang ditakutkan akhirnya terjadi
52
Bab 52- Kerinduan yang Mendalam
53
Bab 53-Vincent
54
Bab 54-Rusak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!