Setelah Evans pergi ke perusahaan, Anyer kembali lagi dengan pekerjaan nya yah biasa pengurus rumah tangga. Membersihkan rumah dan banyak kerja yang lain nya juga.
"Huhhhh.... Melelahkan" Anyer menyeka keringat yang membasahi dahi nya. Dengan duduk di sofa besar dalam rumah.
Setelah cukup beristirahat Anyer kembali lagi melakukan ritual pekerjaan rumah nya.
*****
Evans masih duduk di bangku tahta nya alias kursi putar presiden direktur yang menjabat sebagai ceo dalam perusahaan dan sebagai mafia dalam dunia luar .
" Tuan rapat akan segera di mulai" Ucap Erdo saat menerima telfon dari salah satu client mereka.
" Baik persiap kan , tunggu saya 10 menit lagi" Ucap Evans menatap jam di tangan nya. Meletak kan dokumen dokumen di tangan nya.
" Baik tuan akan saya beritahu " Kata Erdo lalu menelfon clien mereka agar menunggu sepuluh menit lagi.
" Ayo Do kita pergi" Evans beranjak pergi dari kursi putar nya lalu di ikuti oleh Erdo di belakang nya.
Mereka memasuki lift khusus orang oranf tertentu. Setelah lift terbuka berjalan menuju ruang rapat.
Evans masuk ke dalam ruang rapat dengan gaya angkuh nya menggunakan tampang dingin milik nya.
" Selamat pagi tuan" Ucap clien Evans saat Evans masuk dan duduk di kursi nya.
" Hmm" Evans hanya membalas dengan deheman saja.
"Baik rapat bisa di mulai" Ucap Erdo saat mendapat isyarat dari Evans.
Rapat antara client pun di mulai dengan banyak hal yang di bicarakan dan saat ini semua hal hal telah selesai di bahas dan untuk kerja sama antara client menunggu persetujuan.
" Terima kasih tuan Evans" salah satu client berjabatan tangan dengan Evans
" Iya pak senang bisa bekerja sama dengan anda " Ucap Evans dingin berlalu pergi dengan Erdo yang selalu mengikuti nya di belakang.
*****
" Do persiapkan semua nya yang harus saya urus hari ini karena saya tidak memiliki banyak waktu" Ucap Evans tegas
" Baik tuan " Ucap Erdo lalu mempersiapkan yang di minta oleh Evans.
*******
Evans dan Erdo sedang berada di sebuah halaman rumah kosong tapi besar. Rumah tersebut tampak sangat menyeramkan sekali bagi yang melihat nya.
Tapi sayang nya tidak akan ada yang melihat rumah itu karena hanya Evans dan orang suruhan nya yang dapat datang ke tempat maut tersebut.
" Apa dia sudah di dalam " Ucap Evans namun masih tetap menatap rumah seram itu nntah apa yang ada di pikiran nya namun senyum licik nya terus terlihat di wajah tampan nya namun bisa membuat orang seperti melihat maut.
" Sudah tuan semua nya sudah dipersiap kan oleh mereka " Ucap Erdo meyakin kan.
" Baik ayo kita masuk" Ajak Evans senyum licik nya masih tetap mengembang di wajahnya.
" Baik tuan" Erdo kembali mengikuti Evans dari belakang.
Evans dan Erdo memasuki rumah yang seram itu tanpa rasa takut apa pun. Karena mereka memang sudah biasa ke tempat sperti itu.
" Tuan semua nya sudah di persiap kan" Ucap salah satu orang suruhan Evans.
" Hmm" Evans hanya membalas dengan deheman nya saja . Mungkin mengirit suara heheh (author).
Evans melangkah lagi dengan tampang dingin nya bersama Erdo menuju sebuah tempat yang telah di tunjukan oleh orang suruhan Erdo.
" Kau di sini ha?" Evans menatap sinis ke arah seseorang di depan nya dengan tatapan membunuh.
******
Allo penasaran gak sih?
Dukung Author yah
Vote donk like juga :)
Salam hangat:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Erni Wijaya
siapa yg udah didalem apa Mak lampir???
2021-08-16
0
uci umami
kasian amat.. masa ga ada pembantu.. orang kaya... wey Evans kasian anyer.. ngerjain semua..rumah segede itu, walau ga tau gedenya kaya apa tuh rumah yah kalau masak mah gpp deh..
2021-08-06
0
gemi kilang
kata2 dan kalimat2 nya kok agak kurang gimanaaaaa gitu lohh
2021-07-15
0