Evans Scrith

Hari hari telah berlalu tidak terasa sudah dua minggu lebih Anyer menjabat sebagai istri dari Evans Scrith seorang mafia yang kejam.

Banyak sekali hari hari yang Anyer lalui dengan susah payah untuk menjadi istri yang baik bagi suami nya sebagai pengurus rumah tangga. Apalagi dalam membersihkan rumah sebesar istana ini.

Benar saja sekarang Anyer dan Evans sudah tinggal di rumah yang telah di beli Evans seminggu sebelum mereka pindah.

Iras bahkan memaksa Evans agar tinggal bersama dengan mereka tapi Evans menolak dengan lembut bahwa dia sudah menjadi kepala rumah tangga harus membina kelurga nya , itulah yang selalu di katakan oleh Evans sampai Iras pun paham dengan keadaan anak nya dan mau mengerti. Walaupun sebenar nya sangat berat bagi Iras berjauhan dengan menantu kesayangan nya yang tak lain Anyer.

Waktu tinnggal di apartemen jarak nya masih dekat dengan kediaman keluarga Scrith. Tapi sekarang jarak nya sudah lumayan jauh kurang lebih memakan waktu satu jam.

Rumah itu di beli Evans karena agar jarak dari rumah nya lebih dekat dengan perusahaan nya sekaligus jabatan nya sebagai seorang mafia.Tempat nya lumayan terpencil namun masih ada beberapa penduduk lain nya.

Sedangkan di apartemen nya itu dekat dengan mansion keluarga Scrith. Apartemen itu di beli Evans pada saat dia masih SMA karena kadang dia pulang telat jadi dia berniat untuk membeli apartemen nya sendiri dengan uang nya.

Waktu SMA Evans memang sudah mulai belajar belajar di perusahaan daddy nya yaitu Pram.Hingga saat ini dia telah berhasil mendapat kan segala nya dengan kegigihan dan kerja keras nya dia juga membangun sebuah perusahaan nya sendiri.

Kini perusahaan daddy nya dulu juga sudah di serahkan pada Evans seluruh aset karena hanya Evans lah anak mereka satu satu nya.

Namun tanpa terkecuali salah satu perusahaan keluarga Scrith yang ada di seoul korea di pegang oleh saudara Evans anak dari adik papa nya.

Perusahaan itu di berikan pada saudara nya karena dia sudah sebatang kara. Ayah dan ibu nya mati kecelakaan saat umur nya baru lima tahun.

Hingga kini Pram dan Iras yang membesarkan nya seperti anak mereka sendiri.

****

Hari ini Evans akan pergi ke suatu tempat di mana ada sebuah hal yang harus segera dia tangani. Namun dia harus ke perusahaan terlebih dahulu untuk menghadiri rapat penting nya dengan clien dari luar negeri.

" Aku berangkat, jangan pergi ke mana mana tetap di rumah jika kau butuh sesuatu minta tolong pada pak Ren agar dia mengantar mu! ingat jangan pergi tanpa izin ku" Pesan Evans panjang lebar pada Anyer saat sudah di depan pintu rumah.

" Iya aku akan diam di rumah saja hati hati dan semangat dalam bekerja" Ucap Anyer malu dengan kata kata nya sendiri hingga dia menunduk kan kepala nya.

" Aku akan semangat " Evans mengangkat kepala Anyer hingga wajah mereka sangat dekat saat ini. Senyum Evans terbit dengan sempurna menghiasi wajah tampan nya.

Anyer merasa jantung nya sudah hampir copot saat itu juga , saat Anyer ingin menundukkan kepala nya lagi tiba tiba

cuppp

Evans mengecup bibir merah Anyer yang selalu menggoda nya jika berhadapan dengan Anyer.

Anyer terbelagak kaget dengan perlakuan Evans.Namun dia mencoba agar rileks, dia menggigit bibir bawah nya berusaha menenangkan diri nya.

" Ciuman pertama ku" Gumam Anyer pelan dengan menunduk.

" Terima kasih telah menjaga nya buat ku dan aku orang pertama yang mendapat kan nya" Ucap Evans mengangkat kepala Anyer lagi.

Cuppp

" Aku berangkat " Evans mencium kening Anyer dengan lembut dan berlalu masuk ke mobil lalu pergi bersama Erdo.

Anyer hanya diam saja dari tadi menatap Evans yang tiba tiba mendadak aneh terhadap nya.

Tapi dalam hati, Anyer merasa bahagia sekali karena dia juga pernah berkata bahwa ciuman pertamanya akan dia berikan pada suami nya kelak. Dan hal itu sudah tercapai benar benar pada suami nya yaitu Evans Scrith.