penyekapan

Daud membelokkan mobilnya ke sebuah bangunan besar dengan tembok tinggi sebagai pelindung. Pintu gerbang besi yang berderak terbuka tak lama setelah dia membunyikan klakson. Daud memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk yang luas. Dilihatnya dua orang yang berjaga di pos dekat pintu gerbang.

Saat baru sampai di depan pintu rumah yang terbuka, seorang pria menyambutnya.

"Sore bos. Saya sudah membawa kedua orang itu sesuai perintah" ujarnya melapor.

"Dimana?"jawab Daud

"Kamar belakang bos" jawabnya dan Daud langsung berjalan ke arah belakang rumah tersebut begitu mendengar jawaban anak buahnya.

Di ruangan berukuran 4x5 meter dengan toilet di sebelah kiri ruangan serta penerangan yang kurang, duduk dua orang pria di lantai yang tangannya terikat borgol sementara kedua kakinya dibiarkan bebas.

Mereka berdua langsung memicingkan mata untuk melihat secara jelas siapa yang masuk. Meskipun mereka tidak pernah bertemu dan berurusan langsung, tetap saja mereka mengenali siapa yang datang. Murad menggeram kesal. Ya kedua orang tersebut adalah Murad dan Kohar, dua orang yang secara tidak langsung dipekerjakan oleh Lina melalui anteknya.

Mereka berdua ditangkap dan dibawa paksa ke lokasi yang tidak mereka tahu saat sedang berencana makan siang di warteg langganan mereka di sela pencarian terhadap orang bernama Ayumi. Kesialannya bermula dari sehari sebelum penangkapan, Kohar dengan sembrono membahas pekerjaan mereka saat makan siang. Tanpa disadari ada dua orang lain yang bekerja pada Daud yang kebetulan sedang makan disana menyimaknya lalu memutuskan mengikuti mereka sebelum melapor kepada bosnya. Dan dari sanalah awal mula Kohar dan Murad berakhir di sekap orang-orangnya Daud.

Daud duduk di atas kursi kayu yang dibawakan salah satu anak buahnya. Ditatapnya kedua orang tawanannya yang menatap marah. Sudah sehari semalam mereka disekap tanpa tahu alasannya, setidaknya sampai Daud muncul di hadapan mereka berdua.

"Lah Rad, ini orang sodaranya nyonya bos kan? Kenapa malah nangkep kita?" Tanya Kohar bingung. Murad tak menjawab pertanyaan Kohar yang kadang telat mikir dan bodoh ini, dia hanya menatap Daud lekat. Sedikit banyak dia sudah memperkirakan apa yang terjadi, tapi masih bingung bagaimana orang-orang ini tahu apa yang sedang dikerjakannya.

"Katakan padaku siapa yang kalian cari?" tanya Daud tenang. Murad mendengus tapi Kohar dengan bodohnya menjawab

"La cari si Ayumi-ayumi itu. Memang siapa lagi, kan nyonya bos yang suruh masa gak tahu " jawabnya membuat Murad ingin memukul kepalanya. Sementara Daud tersenyum simpul. Rupanya dia tak perlu bersusah payah mendapatkan jawaban.

"Jadi kenapa kamu cari si Ayumi" tanya Daud kali ini menatap Kohar

" Di..."

"Diem Har" Bentak Murad memotong ucapan Kohar yang langsung marah tapi kemudian diam. Dia sadar pasti dia melakukan kesalahan sampai Murad marah membentaknya. Tapi salah dia apa, itu yang jadi pertanyaan dalam otak Murad yang tak terlalu pintar.

Daud tersenyum lebar melihat interaksi keduanya lalu menatap tajam Murad.

"Kalian mencari orang bernama Ayumi dan menyelidiki asetnya Hanif. Aku sudah tahu. Yang kubutuhkan apa hubungan antara keduanya? Tanya Daud

Murad tersenyum sinis sebelum menjawab " Tanya langsung bos Lina"

Salah satu anak buah Daud langsung memukulnya, tapi Murad tidak berteriak sekalipun kepalanya langsung pusing. Malah Kohar yang berteriak kesal dan marah melihat Murad dipukul. Reaksinya ini malah membuat Daud paham harus bagaimana mendapatkan informasi tanpa susah payah. Dengan kode mata dan tangannya, anak buahnya kembali menghajar Murad dengan keras dan tanpa henti.

Kohar marah dan menggulingkan diri lalu menabrakan diri sambil menendang-nendang menggunakan kakinya yang bebas. Sumpah serapahnya keluar. Meskipun Murad sering marah dan mengatainya bodoh, tapi dia adalah satu-satunya orang yang mau menerima Kohar. Mereka berdua sebetulnya sepupu jauh tapi akrab karena kontrakan orang tua mereka bersebelahan. Kohar dibesarkan oleh orang tua brengsek dimana Bapaknya pemabuk dan penjudi, sementara ibunya sering menjual diri dan menjadi kurir narkoba. Kohar sejak kecil sering dipukul sampai babak belur bahkan jarang diberi makan. Andaikan Ibunya Murad tak ada mungkin Kohar dan adik perempuannya sudah mati kelaparan dan cacat sejak kecil. Ayahnya Murad sopir bis yang cukup galak dan ditakuti ayahnya Kohar. Mereka berasal dari kampung yang sama dan Ayahnya Murad adalah jagoan kampung yang terkenal sadis.Tapi sejak menikah dengan ibunya Murad yang merupakan sepupu ibunya Kohar perangainya berubah. Dia mencari pekerjaan yang halal dan menafkahi serta menyayangi anak dan istrinya dengan tulus. Meskipun begitu kegarangannya tetap ditakuti teman lamanya termasuk ayah Kohar. Jika melihat ayahnya Murad datang, Ayahnya Kohar akan langsung berhenti memukulinya dan kabur karena takut.

Suatu hari Ayahnya Murad kecelakaan dan mengakibatkan kakinya pincang permanen. Ibunya mengajaknya pulang kampung untuk bertani dan berkebun menggarap lahan warisan dari orang tuanya. Mereka pergi meninggalkan Murad yang memilih tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai kuli serta tanpa sadar menggantikan ayahnya menjadi pelindung Kohar. adik perempuan Kohar yang masih berusia 11 tahun dibawa ibunya Murad karena memang dialah yang mengurusinya sejak kecil, kedua orang tua Kohar bahkan tak perduli ketika tahu anaknya ikut pergi.

Tiga tahun berselang sejak kepulangan orang tua Murad ke ke kampung halamannya, orang tua Kohar meninggal saling tusuk dengan pisau karena bertengkar. Kohar yang secara fisik kuat hanya bisa diam dan hampir seperti mayat hidup menghadapi kematian orang tuanya. Dan kembali Murad menggantikan ayahnya menjadi penyelamat dengan membawa Kohar tinggal bersama dan kerja dengan dia. Jadi jangan tanya betapa marah dan murkanya Kohar melihat Murad dipukuli anak buah Daud. Yang tak disadari Kohar adalah mereka sengaja melakukannya untuk membuatnya hilang kendali dan mudah dikorek informasi.

Daud memberikan kode untuk anak buahnya supaya berhenti memukuli Murad. Kohar langsung menghampiri Kohar dan hampir menangis melihatnya babak belur. Seumur hidupnya Kohar belum pernah melihat Murad kalah sampai babak belur parah. Murad yang dia kenal adalah jagoan yang mengajarinya cara berkelahi.

"Rad, kamu masih hidup Rad" tanya Kohar panik dan hampir menangis. Murad melihatnya dan menatap Kohar. Tiba-tiba Kohar merasa badannya melayang. Ternyata salah satu anak buah Daud yang berbadan tinggi besar menarik bajunya dan mengangkatnya lalu melemparkan badannya ke hadapan Daud.

Kohar merasakan ngilu di sekujur tubuhnya yang dilempar. Tapi ini pasti tak seberapa sakit dibandingkan dengan Murad yang jauh lebih parah. Dilihatnya Murad di belakang badannya memastikannya masih sadar dan tidak dipukuli lagi. Murad menatap Kohar tapi tak satupun kalimat yang berhasil diucapkan melalui bibir dan mulut ya pecah dan berdarah. Kohar kembali melirik ke arah Daud yang sedang duduk di kursi di depannya.

"Lepaskan kita" Bentak Kohar yang dijawab senyuman Daud.

"Oke..aku akan lepaskan kalian" jawab Daud yang langsung disambut Kohar antusias. "Tapi ceritakan dulu siapa Ayumi. Kenapa Lina mencarinya" perintah Daud

Mata Murad menggelap melihat ke arah Daud, namun pasrah karena Kohar pasti akan langsung bercerita. Sekarang dia hanya harus berpikir keras supaya mereka berdua tetap selamat setelah ini. Baik Daud atau Lina, keduanya sama-sama bajingan kaya tak berperasaan.

"Nyonya bos mencarinya karena dia ada hubungan dengan si Hanif itu. Katanya bos nama dia ada dalam semua surat-surat tanah punya Hanif. Makanya nyonya bos nyuruh kita cari tahu orang bernama Ayumi ada dimana dan siapanya Hanif"

Jawaban Kohar yang disampaikan Kohar dengan bahasa yang lugas dan sederhana membuat Daud kaget. Rupanya istri sepupunya sudah selangkah lebih maju, sampai tahu mengenai hak milik asetnya. Darimana dia tahu dan sejak kapan? Kemungkinan Lina sialan punya kaki tangan yang lebih berguna dibanding dua kroco di hadapannya.

Daud langsung pergi diikuti anak buahnya yang kembali mengurung Murad dan Kohar yang berteriak marah minta dibebaskan.

Di salah satu ruangan, Daud duduk berpikir sementara beberapa anak buahnya tadi berdiri tak jauh darinya menunggu perintah. Setelah cukup lama barulah dia memberi perintah.

"Seto, Bebaskan mereka berdua" perintahnya

"Siap bos. Perlu kami kirim krang untuk mengikuti mereka bos?" ucap Seto yang merupakan pimpinan preman yang disewa Daud

"Tak perlu ,tak ada gunanya. Begitu Lina tahu mereka kita sekap pasti ditendang" ujar Daud memprediksi. "Lebih baik selidiki siapa saja yang jadi kaki tangan Lina yang lain. Terutama yang memasok informasi" perintah Daud. Selama hampir setengah jam Daud tinggal disana sambil memcoba mencari informasi melalui beberapa panggilan. Hasilnya nihil.

Tak selang berapa lama sejak Daud meninggalkan rumah tersebut, pintu gerbang kembali terbuka dan dua sosok babak belur didorong kasar keluar. Ya Kohar dan Murad dibebaskan tanpa diobati dahulu. Kohar menendang pintu pagar dengan kasar saking kesalnya.

"Har...' ujar Murad Pelan tapi didengar

"Ya Rad, sakit ya . Ayo kita obati" ujar Kohar mendekati Murad dan memeriksanya. Murad duduk di atas trotoar, membuka dompet yang dikembalikan utuh beserta ponselnya yang retak namun masih bisa digunakan. Milik Kohar juga dikembalikan dan tak ada yang diambil. Dengan sisa tenaganya Murad membuka aplikasi ojek online di ponselnya, menunjukannya pada Kohar tanpa bicara. Beruntungnya Kohar kali ini paham dan langsung memesan mobil untuk pulang ke rumahnya. 10 menit kemudian mobil yang mereka pesan datang dan mereka beranjak pulang. Kedua penjaga rumah yang melihatnya dari balik celah pagar menggelengkan kepala melihat kepergiannya.

Episodes
1 Kebakaran
2 keluarga Bardi
3 pemakaman
4 Pertemuan
5 Buka waris
6 perselisihan
7 Pertarungan underground
8 Pertarungan Underground II
9 Informan
10 Pewaris Rahasia?
11 Mencari Ayumi
12 Masih mencari Ayumi
13 Menyingkap Tabir
14 Kebocoran informasi
15 penyekapan
16 Persilangan
17 Kotak perhiasan
18 Kado untuk Halima
19 Gosip
20 Mata-mata
21 Pengintaian
22 Pertemuan
23 Rencana perjodohan
24 Penyelidikan
25 Tabir Mela
26 Misi dimulai
27 Permainan Karin
28 Pesona Karin
29 Siapa Nani
30 Mencari sekutu
31 Berbagi rahasia
32 Pemegang rahasia
33 Rencana keluarga Bardi
34 Siapa Ayumi
35 Bertemu Ayumi
36 Menemukan Ayumi
37 Membuka Tabir Ayumi
38 Laporan Bi Inah
39 Pernikahan Adnan dan Julia
40 Double Job
41 Mencari Julia Hanami
42 Julia Hanami Sasmita
43 Pertalian
44 Hadi
45 Membawa Mela
46 Relasi yang terkuak
47 Dibalik pernikahan Hana-Daud
48 Rencana Pengambil Alihan Aset
49 Rencana Karim
50 Dibalik perceraian Hana II
51 Rahasia Daud
52 Dibalik kehamilan Hana
53 Daud kalah langkah
54 Kekalahan Daud
55 Targeting Hanif
56 Rahasia Karin
57 Misi yang terbongkar
58 Pesan rahasia untuk Karin
59 Reaksi cctv bocor
60 Pertemuan dan Peringatan Hadi untuk Nani
61 Fling
62 Pertemuan Hadi dan Hanif
63 Peringatan Hadi
64 Kepindahan Siska dan Ibunya
65 Pembatalan
66 Rahasia Daud terbongkar
67 Rahasia yang tersebar
68 Taktik
69 penjualan saham
70 Pengambil alihan saham
71 Kejutan dari Rania
72 Lobi meja makan
73 Daud korupsi
74 Perebutan Saham
75 Bardi Kehilangan kesemoatan
76 Gebrakan Arsyad dan Lina
77 Pembersihan
78 Perang media dimulai
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Kebakaran
2
keluarga Bardi
3
pemakaman
4
Pertemuan
5
Buka waris
6
perselisihan
7
Pertarungan underground
8
Pertarungan Underground II
9
Informan
10
Pewaris Rahasia?
11
Mencari Ayumi
12
Masih mencari Ayumi
13
Menyingkap Tabir
14
Kebocoran informasi
15
penyekapan
16
Persilangan
17
Kotak perhiasan
18
Kado untuk Halima
19
Gosip
20
Mata-mata
21
Pengintaian
22
Pertemuan
23
Rencana perjodohan
24
Penyelidikan
25
Tabir Mela
26
Misi dimulai
27
Permainan Karin
28
Pesona Karin
29
Siapa Nani
30
Mencari sekutu
31
Berbagi rahasia
32
Pemegang rahasia
33
Rencana keluarga Bardi
34
Siapa Ayumi
35
Bertemu Ayumi
36
Menemukan Ayumi
37
Membuka Tabir Ayumi
38
Laporan Bi Inah
39
Pernikahan Adnan dan Julia
40
Double Job
41
Mencari Julia Hanami
42
Julia Hanami Sasmita
43
Pertalian
44
Hadi
45
Membawa Mela
46
Relasi yang terkuak
47
Dibalik pernikahan Hana-Daud
48
Rencana Pengambil Alihan Aset
49
Rencana Karim
50
Dibalik perceraian Hana II
51
Rahasia Daud
52
Dibalik kehamilan Hana
53
Daud kalah langkah
54
Kekalahan Daud
55
Targeting Hanif
56
Rahasia Karin
57
Misi yang terbongkar
58
Pesan rahasia untuk Karin
59
Reaksi cctv bocor
60
Pertemuan dan Peringatan Hadi untuk Nani
61
Fling
62
Pertemuan Hadi dan Hanif
63
Peringatan Hadi
64
Kepindahan Siska dan Ibunya
65
Pembatalan
66
Rahasia Daud terbongkar
67
Rahasia yang tersebar
68
Taktik
69
penjualan saham
70
Pengambil alihan saham
71
Kejutan dari Rania
72
Lobi meja makan
73
Daud korupsi
74
Perebutan Saham
75
Bardi Kehilangan kesemoatan
76
Gebrakan Arsyad dan Lina
77
Pembersihan
78
Perang media dimulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!