Pertemuan

Flashback

Tiga bulan sebelum terjadinya kebakaran di kediaman Hana, saat itu membawa bayi Kinan untuk kontrol ke dsa tanpa sengaja bertemu dengan Hanif.

Hanif adalah anak sepupu ayahnya alias pamannya Hana yang juga sudah meninggal. Saat kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan Hanif sedang bersekolah di ponpes modern yang berada di Jawa timur. ketika Almarhum ayahnya Hana berencana membawanya ke Jakarta Hanif menolak. Dia memilih tetap melanjutkan sekolahnya di pondok pesantren tersebut. Selain terlanjur nyaman, Hanif merasa tinggal bersama sepupu ayahnya tersebut akan membuatnya selalu teringat almarhum ayahnya karena kemiripan mereka sekalipun mereka hanya sepupu. Apalagi sebagai anak tunggal yang tumbuh bersama mereka sangat akrab sehingga gestur dan pola pikir mereka mirip.

Pada akhirnya almarhum Pak Gazali menyetujuinya. Hanif hanya akan menemui keluarganya itu saat lebaran dan liburan. Hana yang saat itu masih SD selalu senang jika kakak sepupunya itu datang. Selain ada teman bermain, Hanif sering mengajarkan Hana berbagai macam trik. Dari mulai martial art, komputer sampai hal-hal remeh namun luar biasa bagi si kecil Hana. Hubungan mereka tetap dekat dan akrab meskipun makin jarang bertemu, terutama setelah Hanif mendapatkan beasiswa kuliah di Al-Azhar dan lanjut ke UK. Uniknya Hana dan Hanif lebih sering berhubungan melalui email. Hal ini karena saat Kecil Hana hanya diizinkan menggunakan handphone dengan waktu terbatas, tapi laptop bebas. Akhirnya email menjadi sarana komunikasi utama dan terus berlanjut sampai saat ini. Karena jarang bertemu dan tidak tinggal bersama hanya sedikit yang tahu keberadaan Hanif. Bahkan kerabat almarhumah Julia ibunya Hana pun tidak semua akrab dan mengenalnya.

Pertemuan tak sengaja di rumah sakit ini pun adalah pertemuan mereka setalah Pak Gazali meninggal dua tahun sebelumnya. Hanif pulang ke Indonesia dan mendampingi Hana selama hampir tiga bulan sebelum kembali ke UK. Bahkan saat Hana menikah terpaksa menggunakan wali hakim karena Hanif tidak bisa pulang dikarenakan sakit dan tidak mendapatkan izin dari dokter. Dan karena kesibukan mereka berdua terutama setelah Hana menikah tak lama setelah sang ayah meninggal komunikasi keduanya menjadi jarang, bahkan hampir tidak pernah dilakukan. Lalu tiba-tiba saja Hana bertemu Hanif di rumah sakit. Meskipun senang tapi Hana merasa marah dan diabaikan.

"kenapa kakak tidak menghubungi dan menemuiku. Apa kakak sudah lupa punya adik" cecar Hana sesaat setelah mereka berpelukan melepas kangen.

"lihat ini keponakanmu sudah lahir, kakak bahkan melewatkan pernikahanku" Hana menunjukan bayi Kinanti yang sedang lelap di gendongannya.

Hanif mengusap kepala Kinanti dengan sayang namun pelan, takut membangunkannya.

"kakak memang sengaja belum menemui kamu Han, Tapi ternyata kita ketemu disini. Tak mungkin kakak menghindar"

"kenapa Kak, apa Hana melakukan kesalahan" tanya Hana sedih sekaligus penasaran

"Tidak Hana, kakak akan jelaskan nanti. Tidak disini dan bukan sekarang. ' lalu Hanif mengambil Handphonenya untuk melakukan panggilan ke nomor Hana. " itu nomor Kakak, kamu simpan ya." ucap Hanif. Sementara Hana langsung membuka Hp dan menyimpan nomor Hanif.

"Lalu kapan kita bertemu lagi?"

"tunggu, kakak tinggal dimana sekarang, dan sebenernya sejak kapan kakak pulang. Kenapa tidak tinggal di apartemen saja" Hana memberondong Hanif dengan pertanyaan yang harusnya ditanyakan sejak awal.

"kakak tinggal di apartemen kok, tapi bukan yang dibelikan om Gazali, masih satu gedung bahkan di lantai yang sama"

"baiklah, aku hubungi kakak nanti supaya kita bisa melepas kangen lama" ucap Hana pasrah. Selain itu ada banyak hal yang ingin Hana ceritakan. Tapi yang terpenting justru Hana ingin bermanja dan mendapatkan kekuatan serta perlindungan dari Hanif.

Hanif menepuk pundak Hana penuh sayang. Dalam hatinya dia ingin sekali belama-lama melepas kangen dengan satu-satunya keluarga sedarah yang dia punya. Tapi untuk sementara Hanif harus menahannya.

"kita akan sering bertemu dan berkumpul. Tapi kakak minta kamu jangan cerita kesiapapun kakak sudah disini. Dan jangan tanya alasannya kenapa" Hanif langsung menjelaskan melihat Hana hampir menyela ucapannya.

Hana bingung tapi memilih mengiyakan dan menyimpan pertanyaan dan rasa penasarannya untuk nanti. Dia cukup mengenal kakaknya dan yakin selalu ada alasan jelas dari setiap hal yang dilakukkannya

"sekarang pulanglah, nanti kakak hubungi kamu" ucap Hanif. Hanan mengangguk lalu mereka berpelukan lagi sebelum akhirnya Hana beranjak pergi dan masuk ke dalam mobil yang diparkir sopirnya tak jauh dari pintu rumah sakit. Hana pergi membawa sejuta pertanyaan. Kenapa Hanif bersikap penuh teka teki.

****

Wangi lavender tercium begitu Hana membuka apartemen miliknya yang lama tidak dia datangi. Meskipun begitu seminggu 2 kali apartemen ini rutin dibersihkan oleh Nani, keponakan Bi Inah yang masih kuliah. Nani melakukan pekerjaan sampingan ini untuk membantu membiayai dirinya dan kebutuhan kuliahnya yang tidak sedikit. Meskipun mendapatkan beasiswa dan juga rutin mendapatkan uang bulanan dari paman dan bibinya, Nani tidak mau berpangku tangan. Dan saat Hana tahu Nani mencari kerja sampingan sambil kuliah dia memintanya untuk mermbersihkan dan merawat apartmen. Cukup 2 kali seminggu dengan gaji 3 juta rupiah perbulan. Nani tentu saja menerimanya. Bahkan Nani bisa datang sampai empat kali seminggu untuk bersih-bersih. Hanya butuh sekitar 2 sampai 3 jam setiap datang, dengan upah yang sangat manusiawi dan cukup. Tentu saja Nani tidak mau menyia-nyiakan kebaikan majikannya dan majikan paman bibi nya tersebut.

Kinan yang sudah kenyang minum asi dan mengantuk langsung Hana tempatkan pada crib yang ada di kamar. Saat berniat mengambil minum, Hana melihat pesan yang ditempel di kulkas

..."Kak, Nani buatkan bakmi goreng dan ada nasi serta empal yang bisa kakak hangankan di microwave. Selamat menikmati"...

Hana tersenyum membaca pesan tersebut dan membuka kulkas. Makanan yang dibuat Nani ada dalam container kaca menunggu dihangatkan. sepertinya dia bisa menginap tanpa kelaparan.

Beranjak ke sofa dan membuka laptop, Hana langsung membuka file dan tenggelam dalam pekerjaannya sampai notifikasi pesan masuk berbunyi. Hana langsung membuka dan mendapati pesan dari Hanif yang menyebutkan sedang perjalanan menuju apartemen. Hanif meminta Hana untuk datang ke unit tepat di sebrang unit Hana dan menyebutkan security code pintu apartemennya.

Hana kembali meneruskan pekerjaan setelah membaca pesan dan menhapusnya. Tentu saja setelah mengingat juga deretan angka yang diinfokan Hanif. Masih ada waktu sebelum Hanif sampai.

Dengan menggendong Kinan yang mengoceh riang Hana membuka pintu apartemen milik Hanif. Aroma khas kayu tercium begitu Hana masuk, mengedarkan matanya Hana melihat dominasi warna kayu dan Abu mendominasi, mulai dari furniture hingga lantai yang dipijaknya. Hana tersenyum, benar-benar khas apartemen laki-laki.

"Sayang kamu main disini dulu ya" ucap Hanan menggelar kain selimut tebal yang dibawanya di

atas karpet dekat sofa. Ditidurkannya Kinan yang masih sibuk menatap kesana kemari seakan ingin mengeksplorasi tempat yang baru didatanginya. Lalu Hana membuka tas besarnya dan memasang mainan yang bisa digapai Kinan untuk menemaninya. Sementara Hana duduk di sofa dan mengirimkan pesan pada Hanif.

10 menit sejak kedatangan Hana, Hanif masuk bersama seorang pria sebayanya.

"ini Darwin, dia temanku sejak di pondok meskipun bukan anak pondok 100%, papamu juga mengenalnya. Dia bisa dibilang anak asuh papa" ucap Hanif mengenalkan pria yang bersamanya. "kamu bisa percaya padanya seperti kakak" lanjut Hanif. Hana tersenyum meskipun sedikit kaget karena baru tahu fakta tersbut lalu mengulurkan tangannya pada Darwin yang disambut ragu. Darwin terlihat canggung karena memang dia orangnya sakit kaku.

"duh ponakan om kenapa tidur dibawah sih" ujarnya menunduk menjawil tangan Kinan. Hanif tak berani memegang mukanya karena belum membersihkan diri dari luar.

"lucu banget Han, pengen kugendong tapi belum mandi. Sana kamu pindahin ke kamar itu saja, ada crib dan mainan bayi disana" Hanif menunjuk ke salah satu kamar dari 2 kamar disana.

Hana langsung menggendong Kinan dan mengikuti ucapan kakaknya. " kamu sudah siap banget kak sampai ada crib segala" ucapnya sambil jalan. "wow" takjub Hana melihat kamar itu disulap menjadi kamar bayi.

Hanif langsung masuk ke kamar satu lagi, sementara Darwin dilihatnya masuk ke pintu di belakang dapur.

Tak lama mereka berdua menyusul Hana duduk di sofa dengan badan segar habis mandi dan ganti pakaian. Rupanya ada kamar lain di belakang dapur yang bisa digunakan Darwin. Mungkin kamar ART harusnya.

"apa kamu tinggal disini juga Bang Darwin?" tanya Hanan. Darwin menggeleng. "kontrakanku hanya 10 menit dari sini" jawab Darwin

" Win kamu kasih kontakmu sama Hana" ujar Hanif disambut Hana yang langsung menyerahkan ponselnya pada Darwin yang langsung menyambutnya dengan mengetikan nomornya di hp Hana

"kenapa aku tidak pernah tahu dan ketemu sama bang Darwin ya selama ini. Papa dan mama juga tidak pernah cerita" Hana mengungkapkan keheranannya.

"Om Gazali lupa mungkin, tapi Darwin tidak mungkin lupa. Dulu aku satu smp dengan dia tapi dia gak mondok karena memang rumahnya dekat pondok. Om Gazali mengenalnya karena sering bertemu saat menengok aku ke pondok. Eh akhirnya dia juga jadi anak asuh papamu Han padahal bukan orang kere" jelas Hanif. Darwin tersenyum mendengar ucapan Hanif mengingat kebaikan Pak Gazali dan Bu Julia orang tua Hana

"lalu kenapa kakak pulang tanpa mengabariku?" ucap Hana tajam tak sabar lagi.

Hanif menghela nafas "kakak pulang tepat saat kamu dibawa ke rumah sakit untuk melahirkan. dari airport kakak kangsung ke rumah sakit aaat tahu kamu dibawa kesana. kakak melihatmu jalan mondar mandir menunggu Kinan lahir sampai akhirnya kamu harus operasi. Kaka juga menunggui kamu saat kamu berjuang di ruang operasi, bahkan kakaklah yang mengadzani Kinan pertama kali. Bi Inah dan mang Burhan bisa mengkonfirmasinya" ucap Hanif emosional mengingat peristiwa tersebut. Hana bahkan sudah berkaca-kaca. Tak pernah tahu kalau kakaknya ada disana, menungguinya di moment krusial hidupnya. Bahkan mengadzani anaknya. Hanan tak mampu berkata-kata.

"Bi Inah dan mang Burhan kakak larang untuk kasih tahu kamu, dan untungnya mereka nurut. Kakak masih emosi kalau mengingat saat itu. Untung saja kakak tidak telat datang. Entah bagaimana kalau sampai Darwin telat memberi tahu kakak"

Kali ini Hana cukup terkejut. Tapi Hanif tidak memberikan celah untuk Hana bertanya karena kemudian dia melanjutkan penjelasannya.

Darwin sudah di Jakarta sejak 10 bulan lalu dan kakak minta bantuannya untuk mengawasimu. Jadi seminggu sebelum kamu melahirkan itu dia melaporkan apa yang terjadi padamu, dan kakak lamgsung bersiap pulang. Sengaja kakak pulang lebih awal dari HPL mu yang masih 1 minggu itu agar ada jeda waktu. Ternyata saat kakak di Heathrow Darwin

mengatakan kamu dibawa ke rumah sakit. Kakak bersyukur saat itu sudah menuju perjalan ke Indonesia, tapi sepanjang perjalanan itu rasanya seabad dan kakak tidak tenang. Darwin mengawasimu sampai akhirnya kakak datang dan kamu belum melahirkan" jelas Hanif panjang lebar dan tampak emosional.

Air mata Hani sudah tumpah, mendengar penjelasan Hanif membuat emosinya campur aduk karena mengingat semua peristiwa tersebut.

"berarti kakak sudah tahu semua yang terjadi pada Hana meskipun belum satupun keluarga Bardi yang tahu" ucap Hana pelan memastikan.

" tentu saja, Darwin yang membantu memastikan semua lancar. Pak Roby juga sudah kakak hubungi untuk melindungimu dan Kinan.

Darwin sudah lama mengawasimu dan karena semua hal itu kakak pulang diam-diam. Tapi sepertinya kakak tetap harus mendengarnya semua cerita darimu supaya lengkap"

Hana menghela nafas, lalu pelan-pelan dia menceritakan semua kisahnya tanpa ada satupun yang tertinggal dan ditutupi.

Episodes
1 Kebakaran
2 keluarga Bardi
3 pemakaman
4 Pertemuan
5 Buka waris
6 perselisihan
7 Pertarungan underground
8 Pertarungan Underground II
9 Informan
10 Pewaris Rahasia?
11 Mencari Ayumi
12 Masih mencari Ayumi
13 Menyingkap Tabir
14 Kebocoran informasi
15 penyekapan
16 Persilangan
17 Kotak perhiasan
18 Kado untuk Halima
19 Gosip
20 Mata-mata
21 Pengintaian
22 Pertemuan
23 Rencana perjodohan
24 Penyelidikan
25 Tabir Mela
26 Misi dimulai
27 Permainan Karin
28 Pesona Karin
29 Siapa Nani
30 Mencari sekutu
31 Berbagi rahasia
32 Pemegang rahasia
33 Rencana keluarga Bardi
34 Siapa Ayumi
35 Bertemu Ayumi
36 Menemukan Ayumi
37 Membuka Tabir Ayumi
38 Laporan Bi Inah
39 Pernikahan Adnan dan Julia
40 Double Job
41 Mencari Julia Hanami
42 Julia Hanami Sasmita
43 Pertalian
44 Hadi
45 Membawa Mela
46 Relasi yang terkuak
47 Dibalik pernikahan Hana-Daud
48 Rencana Pengambil Alihan Aset
49 Rencana Karim
50 Dibalik perceraian Hana II
51 Rahasia Daud
52 Dibalik kehamilan Hana
53 Daud kalah langkah
54 Kekalahan Daud
55 Targeting Hanif
56 Rahasia Karin
57 Misi yang terbongkar
58 Pesan rahasia untuk Karin
59 Reaksi cctv bocor
60 Pertemuan dan Peringatan Hadi untuk Nani
61 Fling
62 Pertemuan Hadi dan Hanif
63 Peringatan Hadi
64 Kepindahan Siska dan Ibunya
65 Pembatalan
66 Rahasia Daud terbongkar
67 Rahasia yang tersebar
68 Taktik
69 penjualan saham
70 Pengambil alihan saham
71 Kejutan dari Rania
72 Lobi meja makan
73 Daud korupsi
74 Perebutan Saham
75 Bardi Kehilangan kesemoatan
76 Gebrakan Arsyad dan Lina
77 Pembersihan
78 Perang media dimulai
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Kebakaran
2
keluarga Bardi
3
pemakaman
4
Pertemuan
5
Buka waris
6
perselisihan
7
Pertarungan underground
8
Pertarungan Underground II
9
Informan
10
Pewaris Rahasia?
11
Mencari Ayumi
12
Masih mencari Ayumi
13
Menyingkap Tabir
14
Kebocoran informasi
15
penyekapan
16
Persilangan
17
Kotak perhiasan
18
Kado untuk Halima
19
Gosip
20
Mata-mata
21
Pengintaian
22
Pertemuan
23
Rencana perjodohan
24
Penyelidikan
25
Tabir Mela
26
Misi dimulai
27
Permainan Karin
28
Pesona Karin
29
Siapa Nani
30
Mencari sekutu
31
Berbagi rahasia
32
Pemegang rahasia
33
Rencana keluarga Bardi
34
Siapa Ayumi
35
Bertemu Ayumi
36
Menemukan Ayumi
37
Membuka Tabir Ayumi
38
Laporan Bi Inah
39
Pernikahan Adnan dan Julia
40
Double Job
41
Mencari Julia Hanami
42
Julia Hanami Sasmita
43
Pertalian
44
Hadi
45
Membawa Mela
46
Relasi yang terkuak
47
Dibalik pernikahan Hana-Daud
48
Rencana Pengambil Alihan Aset
49
Rencana Karim
50
Dibalik perceraian Hana II
51
Rahasia Daud
52
Dibalik kehamilan Hana
53
Daud kalah langkah
54
Kekalahan Daud
55
Targeting Hanif
56
Rahasia Karin
57
Misi yang terbongkar
58
Pesan rahasia untuk Karin
59
Reaksi cctv bocor
60
Pertemuan dan Peringatan Hadi untuk Nani
61
Fling
62
Pertemuan Hadi dan Hanif
63
Peringatan Hadi
64
Kepindahan Siska dan Ibunya
65
Pembatalan
66
Rahasia Daud terbongkar
67
Rahasia yang tersebar
68
Taktik
69
penjualan saham
70
Pengambil alihan saham
71
Kejutan dari Rania
72
Lobi meja makan
73
Daud korupsi
74
Perebutan Saham
75
Bardi Kehilangan kesemoatan
76
Gebrakan Arsyad dan Lina
77
Pembersihan
78
Perang media dimulai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!