Book 1 – Chapter 18
Pertemuan Kembali Dengan Franc
Lexi mulai sadarkan diri, tetapi kepalanya masih terasa berat, ia terbangun disebuah ruangan gelap dan kotor, cahaya hanya berasal dari luar jendela yang Lexi tahu ia berada di lantai atas, tubuhnya diikat disebuah tiang, dan bukan hanya dia yang diikat ditiang itu, si kembar juga diikat disana.
Di ujung ruangan Anton duduk dengan santainya.
“Ah.. kau sudah bangun bocah sok jago”.
“Dimana Percy?”.
“Anak itu sudah pergi setelah kuberikan bayarannya, membayar murid untuk menyelundupkan murid lainnya keluar kastil, rencana yang hebat bukan?” Anton tersenyum.
“Maafkan kami” gumam Bill.
“Percy yang menyuruh kami membeli permen, kupikir dia senior yang baik” Will tertunduk lesuh.
Tadinya Lexi memang berencana memarahi mereka berdua, tetapi setelah tau dalang dibalik ini, Lexi lebih ingin memukul Percy, bahkan melebihi keinginannya memukul Luca.
Lexi berusaha memutar otaknya, matanya mengawasi sekitar mecari cara melarikan diri, tangannya merogoh-rogoh mencari tongkat sihirnya, tetapi tidak ada, pasti terjatuh di jalan.
“Sebentar lagi tuan akan datang, dia akan senang aku membawakan makan malam seperti yang dia inginkan” celetuk Anton sembari tersenyum lebar.
“Tuanmu itu, kau belum menjawabnya waktu itu, apa tuanmu itu Franc?” tanya Lexi yang langsung membuat Anton terperanjat dari tempat duduknya.
“Jangan kau berani-berani menyebut nama itu sembarangan!”
“Kenapa? kau takut? Dia yang memberi luka diwajahmu itu? iya?” Lexi tidak tahu apa yang dikatakannya, ia hanya mengikuti alur.
“Berani-beraninya kau!” Anton beursaha menenangkan diri “jika bukan untuk makan malam tuan, kau pasti sudah kubunuh bocah sok jago!” Anton beranjak keluar ruangan dan membanting pintunya.
Ini saatnya pikir Lexi, ia memejamkan matanya, berusaha berkonsentrasi mengeluarkan sihir apinya, sejauh ini yang ia tahu ia tidak begitu bagus tanpa tongkat sihir, tetapi sepertinya tidak ada opsi tongkat sihir sekarang.
Perlahan-lahan api mulai menyambar keluar dari tangannya dan membakar tali yang mengikatnya, tidak butuh waktu lama tali itu pun terlepas.
“Silahkan tuan.. saya sudah sediakan makan malam tuan” suara samar-samar terdengar dari balik pintu.
Sudah tidak ada waktu, Lexi membuka jendela, mereka berada cukup tinggi, tetapi tidak ada pilihan lain.
“Lompat! Sekarang!” perintah Lexi dengan berbisik.
Tanpa mempertanyakan atau berpikir dua kali, si kembar melompat keluar bersamaan, kemudian baru Lexi bermaksud menyusul, pintu ruangan itu dibuka.
“Sialan!” teriak Anton.
Tetapi Lexi sudah terlanjur melompat keluar, terjatuh tepat disamping si kembar, langsung bangkit berdiri dan menarik kedua bocah itu berlari berbelok di jalan lainnya tanpa melihat kebelakang sama sekali.
Lexi berlari melewati jalan tepat ia tidak sadarkan diri sebelumnya, tongkat sihirnya masih tergeletak di tengah jalan begitu saja, Lexi langsung mengambilnya.
“Jangan lari bocah!” teriak Anton yang mengejar dibelakang mereka.
Lexi memalingkan badan, mengayunkan tongkat sihirnya, ular api menyambar Anton, lagi-lagi Anton menangkisnya dan mengayunkan tongkat sihirnya membalas serangan, Lexi mengayunkan tongkat sihirnya membuat perisai api menahan bola-bola angin yang disihir Anton. Sementara itu si kembar berdiri gemetar dibelakang Lexi.
“Kalian berdua larilah, kembali ke kastil!” perintah Lexi.
“Tidak!” kata si kembar bersamaan “kami tidak akan meninggalkanmu”.
Lexi berterima kasih, tetapi itu tidak mengurangi bahaya didepan mata, dan dalam sekejap bahaya itu
bertambah, Franc telah muncul diujung jalan.
“Mengurus bocah-bocah saja kau tidak becus Anton”.
“Maafkan.. maafkan saya tuan” Anton sama gemetarnya dengan si kembar.
“Aku akan mengurusmu nanti” Franc melihat kearah Lexi, kemudian tertawa “ah.. aku ingat dirimu bocah”.
Entah mengapa kehadiran Franc benar-benar mencekam, tubuh Lexi mulai gemetar, tetapi tangannya memegang tongkat sihir semakin mantap, mengacungkannya kearah Franc.
Franc masih tertawa “baiklah-baiklah, kita bermain-main dulu bocah” Franc menggumamkan mantra, setika perisai api Lexi menghilang, Lexi terkejut melihat itu, tetapi tidak ada waktu, Franc sudah kembali menggumamkan mantra, seketika sebuah rantai melilit tubuh Lexi, rantai itu begitu panas hingga membuat Lexi terjatuh dan berteriak kesakitan.
“Lari!” perintah Lexi kepada si kembar sembari menahan sakit “lari dan cari bantuan, cepat!”.
Kali ini si kembar menuruti Lexi dan berlari pergi, tetapi Anton tidak membiarkannya begitu saja dan mengejar mereka.
Franc kembali tertawa “sekarang hanya ada kita berdua, bukankah ini jadi lebih seru, siapa namamu bocah?”.
Lexi tidak menjawab, hanya diam berusaha menahan sakit.
“Ku tanya sekali lagi siapa namamu bocah?!” teriak Franc disusul dengan rantai yang semakin kencang mengikat Lexi, Lexi pun berteriak kencang, rantai itu akan meremukan tubuhnya.
Lexi sudah hampir kehilangan kesadarannya, tetapi ia tahu, jika ia pingsan, ia akan menjadi makan malam Franc.
“Lexi!” teriak perempuan dari kejauhan dan sebuah burung api menyambar kearah Franc, disusul seekor serigala hitam besar menerkamnya, dan sebilah pedang memotong rantai yang mengikat Lexi.
Lexi memalingkan wajahnya, Gilderoy disana dengan wujud setengah kuda membantunya berdiri, Liana berdiri tidak jauh sembari terus menyambarkan sihir api kepada Franc, dan serigala hitam besar itu berubah wujud menjadi ayahnya, Rupert.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
John Singgih
bantuan datang tepat waktu
2021-06-25
0
ERBE
boom like Thor
smangat
2020-09-17
2
yolooo
lanjut thor
2020-09-17
2