Book 1 – Chapter 19
Putra Sang Putri Api
“Kau tidak apa-apa nak?” Gilderoy menggendong Lexi ke atas tubuh kudanya.
“Pergilah!” perintah Liana yang masih tidak henti-hentinya menyambarkan sihir api.
Lexi ingin menolak dan tetap disana, tetapi tubuhnya sudah begitu lemas, ia bersandar pada pundak Gilderoy yang mulai berlari berbelok ke jalan lainnya.
“Master.. si kembar..” kata Lexi pelan.
“Tenang saja, mereka sudah aman” kata Gilderoy terus berlari menuju kastil.
***
Pintu kastil dibuka, selusin ksatria sihir sudah menunggu disana, mereka membantu Lexi turun dari punggung Gideroy, dan saat itu Lexi melihat Percy yang berdiri tidak jauh dari kerumunan dengan wajah pucat.
Seketika tenaga Lexi seakan pulih, ia langsung mengeluarkan tongkat sihirnya, berlari kearah Percy, Percy tahu apa yang akan terjadi, ia juga mengeluarkan tongkat sihirnya, tetapi sebelum Percy sempat mengayunkannya, Lexi sudah terlebih dahulu menyihir ular api menyambar Percy hingga terjatuh, semua orang terkejut melihat itu.
“Apa yang kau lakukan Lexi?!” Lokar terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya.
“Dia menjual Bill-Will kepada Franc!” teriak Lexi meluapkan emosinya, masih dengan tongkat sihir yang mengacung kearah Percy.
Percy bangkit berdiri “dia bohong!” bermaksud mengayunkan tongkat sihirnya melakukan serangan balik, tetapi Lexi sudah terlebih dahulu mengayunkan tongkat sihirnya menyambarkan ular api tepat ke wajah Percy dan membakarnya, Percy pun berteriak kesakitan dan melompat kedalam danau.
Lexi bermaksud mengejar Percy, tetapi Gilderoy yang sudah kembali ke wujud manusia memeluknya dari belakang menahan “tahan dirimu Lexi, tahan dirimu”. Lexi pun tidak memberontak, seakan tenaga dalam dirinya kembali hilang, terduduk di tanah, masih dalam pelukan Gilderoy.
Tidak beberapa lama pintu kastil kembali terbuka, Lexi memalingkan wajahnya, ayahnya yang dipenuhi luka-luka berjalan sembari menggendong Liana yang tidak sadarkan diri. Rupert membaringkan Liana di tanah, kemudian berlutut disampingnya dan memeluknya, airmata mulai membanjiri wajah Rupert, setika Rupert seakan berteriak tanpa mengeluarkan suara, Lexi mengerti apa yang baru saja terjadi.
***
Hujan mengguyur kota Arsenal.
“*Liana, akan selalu dikenang sebagai salah satu penyihir api terhebat abad ini*” tulis batu nisan itu.
Lexi berdiri disamping ayahnya yang memengang payung, beberapa tangkai bunga baru saja ditaruhnya di samping batu nisan itu. Lexi mengeluarkan tongkat sihirnya dan bermaksud menaruhnya juga disana.
“Ku rasa Anna ingin kau memilikinya” celetuk Rupert.
Lexi memperhatikan tongkat sihirnya sejenak, lebih tepatnya memperhatikan ukiran di tongkat sihir itu, baru kemudian memasukannya lagi.
“Maaf ayah tidak pernah menceritakan apa-apa soal ini” lanjut Rupert.
Lexi tertunduk “aku mengerti..”. Lexi sedang tidak ingin mengatakan apa-apa, tapi entah alasan apapun itu, ia yakin ayahnya dan Liana pasti punya alasan yang baik, mereka berdua melawan Franc untuk menyelamatkannya, tapi itu semua terjadi hanya karena kecerobohannya, dan ia harus kehilangan perempuan yang ternyata adalah ibunya yang baru dikenal musim dingin kemarin.
***
Rumah tua di pinggir kota Arsenal, rumah tua yang sebelumnya milik Rupert tetapi tidak pernah ditinggalinya selama empat belas tahun belakangan ini. Pintu rumah dibuka, rumah itu sudah rapi.
“Barang-barangmu sudah ditaruh dikamar dilantai dua” kata Rupert mempersilahkan Lexi masuk.
Lexi memandang sekitar “ayah.. apa kita akan kembali ke kastil?”.
Rupert tersenyum, berlutut disamping anaknya itu “sayangnya ayah tidak bisa, ayah kembali bergabung dengan kstaria sihir dan akan memburu Franc, tetapi kau.. kau akan kembali ke kastil untuk tahun ajaran baru”.
Mendengar ia akan kembali ke kastil cukup menenangkan untuk Lexi, tapi ada sebagian dirinya yang ingin ikut bersama ayahnya, memburu Franc. Raut wajah Lexi seakan menjelaskan semuanya.
“Kau masih terlalu kecil, kau bisa bergabung dengan ayah saat sudah tujuh belas tahun” Rupert tersenyum, mengacak-ngacak rambut Lexi “sekarang pergilah ke kamarmu dan istirahat”.
Lexi mengangguk dan menaiki tangga, tetapi saat pertengahan tangga, ia memalingkan wajahnya.
“Ayah.. jika aku bertemu Franc lagi, kali ini aku akan mengalahkannya”.
- End Of Book 1-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
John Singgih
kembali ke sekolah sihir dengan kepedihan tewasnya orang-orang yang dekat dengannya
2021-06-26
0
Kue Keju
terus si Percy gimana. apa dia di hukum.
2021-01-31
1
desahan.co
sudah kutebak Liana ibunya
2020-11-12
1