Book 1 – Chapter 17
Menghilangnya Si Kembar
Salju-salju di jalan mencair digantikan tumbuhan yang mulai kembali tumbuh, musim dingin telah berakhir, murid-murid kini lebih banyak menghabiskan waktu diluar ruangan menikmati udara hangat.
Tidak ada yang berbeda di kastil, tetapi sepertinya para master dan ksatria sihir yang berjaga tampak cemas, hampir setiap hari surat kabar menuliskan berita tentang orang hilang, beberapa orang tua pun menjadi cemas dan mengirimkan surat kepada sekolah jika mereka ingin menjemput anak mereka pulang.
“Ibuku akan datang beberapa hari lagi” celetuk Jojo saat sedang bersantai di pinggir danau.
“Kakekku juga mengirimkan surat, tetapi ia mengatakan jika lebih aman aku berada di kastil, hanya memintaku lebih berhati-hati” timpal Genta.
“Bagaimana dengan bocah kembar itu?” tanya Lexi.
“Mereka juga akan tetap di kastil” jawab Genta.
“Kenapa si aku disuruh pulang! Aku tidak suka dirumah!” gerutu Jojo.
Tidak beberapa lama Percy datang menghampiri mereka.
“Siapa dari kalian yang akan pulang? Master Lokar memintaku untuk mendata kalian”
“Aku” jawab Jojo masih kesal.
“Yah.. aku tidak menyalahkan orang tua yang menginginkan anak mereka pulang, tapi kurasa tempat paling aman sekarang ya di kastil, mereka tidak mungkin bisa menembus kastil” celetuk Percy.
Mungkin semua murid berpikir begitu, tetapi tidak dengan Lexi, ia tahu jika kastil tidak seaman itu, dan sepertinya ia satu-satunya murid yang mengetahui fakta ini mengingat Aubrey tidak ingat apa-apa tentang kejadian malam itu.
“Oiya, dimana si kembar itu? aku belum menanyai mereka” tanya Percy.
“Palingan sedang main kejar-kejaran, aku sudah tanya ke mereka, mereka tetap di kastil” jawab Genta.
“Ah.. begitu, baiklah aku pergi dulu” Percy beranjak pergi.
Setelah Percy berjalan cukup jauh, barulah Lexi bersuara.
“Sepertinya harus ada yang kuceritakan pada kalian”.
Lexi menceritakan kejadian malam itu saat ia berhadapan dengan Franc dan percakapan singkatnya dengan Anton.
“Jadi malam itu Franc ingin memangsa Aubrey?!” celetuk Jojo dengan wajah yang mulai pucat.
Lexi mengangguk “aku rasa orang-orang hilang yang ditulis surat kabar, mereka dimangsa Franc, dan menurutku Franc lebih suka memangsa anak-anak”.
“Tapi kastil ini kan sudah dijaga lebih ketat, bukan begitu?” tanya Jojo dengan wajah yang semakin pucat.
“Tapi anak-anak terbanyak ada di kastil ini, Franc pasti akan tergoda untuk mencobanya lagi, itulah mengapa Anton berkeliaran di Edinburgh, menunggu anak-anak kastil yang berkunjung ke kota” celetuk Genta dengan teori briliannya.
“Ku rasa para ksatria sihir juga sudah memikirkan hal yang sama semenjak mereka mendengar Anton di Edinburgh, itulah mengapa kita tidak diijinkan mengunjungi kota lagi” timpal Lexi. Wajah Jojo semakin pucat mendengar teori-teori kedua temannya itu.
Perbincangan mereka di pinggir danau harus berakhir dengan tenggelamnya matahari sore, mereka kembali ke kamar, rebahan di kasur adalah hal pertama yang dilakukan Lexi saat memasuki kamar.
“Apa ini?” Genta mengambil secarik kertas diatas tempat tidurnya.
“Kami menyelinap ke Edinburgh, kami akan kembali membawakan kalian segudang permen” tulis pesan ini.
“Bocah *****!” Lexi langsung bangkit berdiri keluar kamar diikuti Genta dan Jojo.
“Apa yang akan kita lakukan?” tanya Jojo.
“Kau dan Genta laporkan ini pada Master Lokar, aku akan langsung ke Edinburgh” jawab Lexi.
“Apa kau sudah gila?! Kita laporkan bersama!” potong Genta.
“Mungkin jika kita selesai melapor si kembar itu sudah jadi hidangan penutup, setidaknya aku bisa mengulur waktu, sudah tidak ada waktu lagi, cepat pergi! Kita bertemu di Edinburgh!” Lexi berlari meninggalkan asrama menuju gerbang depan, sementara Genta dan Jojo berlari menuju kastil.
Lexi berhasil menyelinap keluar dari kastil, hingga tiba-tiba.
“Tunggu!” teriak seorang laki-laki yang ternyata adalah Percy.
“Kau pikir apa yang akan kau lakukan?” tanya Percy.
“Aku tidak bisa menjelaskannya, sudah tidak ada waktu” jawab Lexi putus asa.
“Aku tahu”.
“Kau tahu?” Lexi sedikit melongo.
“Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiri, aku ikut denganmu”
***
Edinburgh begitu sepi, Lexi dan Percy menuju toko kue, si kembar sudah tidak ada disana, mereka pun berjalan menyusuri setiap jalan dan belokan, kota itu begitu gelap, hanya lampu jalan yang menerangi pandangan mereka.
“Wah-wah, untuk apa dua anak kecil berkeliaran malam-malam begini?” seorang laki-laki berjalan dari kegelapan, kemudian mulai terlihat saat ia berdiri tepat dibawah lampu jalan, Anton.
Anton tersenyum “ternyata bocah yang kemarin.. kau suka berurusan dengan maut ya?”.
Lexi mengeluarkan tongkat sihirnya “dimana temanku?”.
Anton kembali tersenyum “kau suka menuduh orang ya?”.
Tanpa pikir panjang Lexi langsung mengayunkan tongkat sihirnya, ular api menyambar Anton, tetapi ditangkis dengan mudah.
Anton kembali tersenyum “dasar tidak sabaran”.
Lexi bermaksud mengayunkan kembali tongkat sihirnya, tetapi tiba-tiba bola air menghantam kepala belakangnya hingga terjatuh, seketika kepalanya menjadi berat. Percy berdiri disampingnya.
“Maafkan aku Lexi, tidak ada dendam pribadi”.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
John Singgih
kayaknya ini perangkap dech...
2021-06-25
0
yolooo
lanjut
2020-09-16
0