Book 1 – Chapter 4
Dasar - Dasar Sihir
Pelajaran memenuhi jadwal murid-murid, kelas pertama dimulai pukul delapan pagi dan kelas terakhir selesai pukul lima sore. Dua tahun awal akan menjadi dua tahun yang membosankan di Sekolah Sihir Selatan, kebanyakan pelajaran hanya pelajaran teori atau pelajaran-pelajaran membekali pengetahuan mereka untuk menjadi penyihir, belum ada pelajaran yang benar-benar mengajarkan bagaimana cari memakai sihir mereka untuk pertarungan, kelas yang paling mendekati adalah kelas dasar-dasar sihir.
Kelas dasar-dasar sihir di jadwalkan setiap hari sebagai kelas terakhir anak-anak kelas dua asrama Mountain Goat. Kelas yang begitu menyedihkan, hampir seisi kelas tidak bisa menggunakan sihir mereka dengan baik atau setidaknya seperti yang diharapkan. Master Giverna, kepala asrama Red Scorpion, perempuan paruh baya, bermata sipit dan berambut hitam panjang, ia yang ditunjuk sebagai guru kelas dasar-dasar sihir. Giverna berdiri diujung ruangan sembari memegang kipas di tangannya, hanya bisa menggeleng melihat perkembangan murid-muridnya, tetapi ia begitu sabar dan tidak henti-hentinya memberikan penjelasan kepada murid-muridnya, meskipun penjelasan itu sudah diulang mungkin untuk kelima kalinya.
Sudah menjadi kebiasaan kelas dasar-dasar sihir jika murid-muridnya akan cedera setelah berlatih menguasai sihirnya, setiap harinya setelah kelas usai, Giverna selalu menyuruh murid-murid yang terluka untuk menemui Master Rupert untuk diobati, tetapi sepertinya Lexi tidak pernah mendengarkan. Setiap kembali ke asrama, tangannya selalu dipenuhi luka bakar, tetapi ia tidak mau mengobatinya, ia hanya membalutnya dengan perban, rasa sakit sebagai penunjuk sejauh mana dia sudah berlatih, begitulah pikirnya.
Sore itu seperti biasanya Lexi kembali memaksakan sihirnya untuk keluar, berusaha menyambarkan api sebesar mungkin yang ia bisa, luka bakar sudah memenuhi tangannya, dan seperti biasanya, api tidak pernah berkobar dengan besar. Pernah sekali Lexi benar-benar berketad mengeluarkan semua sihirnya, api berkobar cukup besar, tetapi Lexi tidak bisa mengontrolnya dan api itu malah membakar pakaiannya sendiri, api itu baru padam ketika Giverna mengipaskan kipasnya membuat angin bertiup sangat kencang, bahkan sampai-sampai meniup beberapa murid.
Seperti biasa Lexi kembali ke asrama dengan tangan penuh luka bakar, tapi bagaimanapun Lexi adalah penyihir elemen api, api tidak akan menyebabkan luka serius padanya.
“Kau yakin tidak mau mengobati lukamu?” tanya Genta saat mereka sedang mengerjakan tugas di kamar mereka.
“Kalau tidak salah ibuku mengirimkan aku salep” Jojo mengobrak-ngabrik lemarinya, kemudian memberikan sebotol salep kepada Lexi.
“Tapi aku tidak tahu apakah itu bisa untuk luka bakar atau tidak”.
“Tidak perlu, aku memang sengaja tidak mau mengobatinya” Lexi memandangi luka bakar ditangannya.
Tidak beberapa lama pintu kamar mereka dibuka, Bill dan Will masuk kedalam sembari membawa beberapa makanan di tangan mereka.
“Kalian mau? Masih banyak sisa di ruang makan” mereka menawari makanan mereka.
Lexi dan Genta menggeleng, sedangkan Jojo langsung mengambilnya tanpa pikir panjang.
“Oh iya Lexi, apa benar Master Rupert itu ayahmu?” tanya Bill.
“Kami melihatnya sedang ngobrol di ruang makan sama Master Lokar” lanjut Will.
“Yah.. aku tidak peduli, palingan urusan orang dewasa” jawab Lexi yang kepalanya mulai panas melihat tumpukan tugas-tugasnya.
“Tapi akhir-akhir ini Master Rupert selalu datang ke asrama kita untuk ketemu Master Lokar, apa itu masalah nilai-nilai mu?” celetuk Genta
Lexi menggeleng “ayah tidak masalah dengan nilaiku, yah.. aku sedikit dinasehati si”.
“Kau beruntung sekali Master Rupert sangat baik” celetuk Jojo “ayah ku saja marah sekali saat tahu aku masuk asrama Mountain Goat”.
“Setidaknya kau tidak dipulangkan, seharusnya kau berterima kasih pada Master Lokar” celetuk Genta yang matanya tidak terlepas dari bukunya.
“Aku tidak menyalakan Master Lokar, aku menyalahkan ayahku” gumam Jojo yang mulutnya sudah dipenuhi makanan.
Setelah cukup lama mencorat-coret bukunya, Lexi pun sampai pada kebuntuan.
“Genta, cari udara segar yuk” ajak Lexi yang sudah membuka pintu kamar.
“Baiklah” Genta menutup bukunya dan menyusul Lexi keluar kamar.
Di ruang utama asarama Mountain Goat, ruangan yang luas di pusat pondok, tempat yang biasanya mereka pakai sebagai aula makan dan juga berkumpul. Ruang utama sudah sepi malam itu, hanya ada beberapa murid yang masih berkumpul dan juga Master Lokar yang sedang berbincang dengan Percy, mereka tampak berbincang serius sembari sesekali menunjuk surat kabar seakan disitulah topik perbincangan mereka.
“Ada apa ya? Apa Percy kena omel lagi?” celetuk Lexi sembari mencari-cari makanan dimeja.
“Tidak, ekspresi Master Lokar bukan marah.. lebih ke cemas mungkin” jawab Genta yang masih memperhatikan mereka.
Masih asik berbincang, Lokar seperti menyadari ada yang memperhatikannya, ia menengokan wajahnya melihat kearah Lexi dan Genta, terdiam sejenak, baru kemudian tersenyum kearah mereka.
“Aneh.. aku tidak pernah melihat Master Lokar cemas” celetuk Genta.
“Peduli amat, ini karna tugas-tugasnya aku masih disini mengais makanan, kalau engga mah aku udah tidur” jawab Lexi yang makan dengan lahap.
Malam itu akhirnya Lexi tidur dengan tugas yang masih menumpuk, ia merasa otaknya sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkannya. Hingga akhirnya seperti biasa, Lexi bangun telat pagi itu.
Lexi, Genta, dan Jojo berlari memasuki kastil kemudian menaiki tangga koridor menuju lantai lima, masuk kedalam kelas dengan terengah-engah.
“Maaf Master” kata Genta yang masih mengatur nafasnya.
“Duduklah” kata seorang laki-laki dengan senyum ramah, laki-laki paruh baya, bertubuh cukup gagah, memiliki jenggot panjang bewarna coklat, lalu mamakai sorban dikepalanya dan juga kalung salib menggantung panjang dilehernya, ia adalah Master Gilderoy, guru kelas senjata sihir.
“Baiklah.. kita mulai kelasnya” Gilderoy tersenyum ramah kepada murid-muridnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
㏂.Finnn.we manusia biasa•~^22
jan pake kata celoteh, mls bacany
2021-11-01
1
John Singgih
seperti biasa MC kita selalu tergesa-gesa dan selalu terlambat masuk kelas
2021-06-25
0
Kamaratih
boleh juga
2020-11-17
1